Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM KIMIA

Nama

: Muhammad Rezeky Ramadhan (H1C114043)

Asisten

: Satrio Ramadhan

(H1C109030)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2015

BAB I
TOTAL SUSPENDED SOLID

1.1 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kuantitatif endapan
dalam sampel (analit) melalui penimbangan.

1.2 Dasar Teori


Dalam analisis kuantitatif selalu memfokuskan pada jumlah atau
kuantitas dari sebuah sampel, pengukuran sampel dapat dilakukan dengan
menghitung berat zat, menghitung volume atau menghitung konsentrasi.
Gravimetri merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui
penghitungan berat zat. Sehingga dalam gravimetri produk harus selalu dalam
bentuk padatan (solid). Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan
dengan tingkat ketelitian yang baik. Umumnya reaksi kimia tidak dalam
ukuran besar seperti kilogram, namun dalam satuan yang lebih kecil seperti
gram dan mili gram. Timbangan yang dipergunakan memiliki ketelitian yang
tinggi atau kepekaan yang tinggi dan disebut dengan neraca analitik atau
analytical balance. Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat paling
tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan gravimetri

lainnya. Kesederhanaan itu jelas kelihatan karena dalam gravimetri jumlah


zat ditentukan dengan menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari
zat-zat lain.
Kemudian metode yang dipilih dalam percobaan ini adalah gravimetri
digunakan metode ini karena pengendapan merupakan teknik yang paling
meluas penggunaannya untuk memisahkan analit dari pengganggunya.
Dengan metode ini pula kandungan endapan yang didapat akan lebih solid
dan tingkat kemurniannya tinggi.
Metode yang digunakan dalam praktikum laboratorium sederhana
biasanya menggunakan penyaringan dan mencuci endapan. endapan yang
disaring dikotori zat-zat yang mudah larut dan harus dihilangkan dengan cara
pencucian endapan. Yang menjadi dasar pencucian adalah sebagai berikut:
1. Dapat melarutkan zat pengotor dengan baik tetapi tidak melarutkan
endapan
2. Dapat mencegah terjadinya peptisasi pada waktu pencucian
3. Dapat menyebabkan pertukaran ion ion yang teradsorpsi diganti dengan
ion-ion yang pada pemanasan bersifat volatil
4. Endapan yang terjadi dapat disaring dengan kertas saring bebas abu
5. Endapan yang terjadi disaring, dicuci, dikeringkan, diabukan, dipijarkan
atau pengovenan sampai mendapat berat yang konstan. Pengeringan
endapan untuk menghilangkan air dan zat yang mudah menguap.
Syarat gravimetri adalah sebagai berikut:

1. Kesempurnaan endapan, zat yang diinginkan dapat mengendap sempurna


(kelarutannya kecil). Hal ini dapat dibantu dengan penambahan pereaksi
berlebih, Ksp kecil dan suhu.
2. Kemurnian endapan dan kemudahan disaring.
3. Susunan endapan harus pasti (stoikiometri).
(Baroroh, 2015)
Sifat sifat kimia dan fisika dari material dalam suspensi, besarnya
ukuran pori saringan, dan jumlah serta keadaan fisik dari material yang
terendap merupakan faktor penting yang mempengaruhi pemisahan zat padat
tersuspensi dan zat padat terlarut. TSS adalah salah satu parameter yang
digunakan untuk pengukuran kualitas air. Pengukuran TSS berdasarkan padat
berat kering partikel yang terperangkap oleh filter, biasanya dengan ukuran
pori tertentu. Keberadaan padatan tersuspensi masih bisa berdampak positif
apabila tidak melebihi toleransi sebaran suspensi baku mutu kualitas perairan
yang ditetapkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, yaitu 70 mg/L.
TDS (Total Dissolved Solid) atau zat terlarut adalah residu yang dapat
melewati saringan, yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zak organik maupun
anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. Umumnya berdasarkan definisi
diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air harus dapat melewati saringan
yang berdiameter 2 micrometer. Pada pemeriksaan TDS kadar maksimum
yang diperbolehkan sesuai dengan Kemenkes RI no.
907/MENKES/SK/VII/2002 adalah 1000 mg/L.

Air murni tidak berwarna, tapi air dialam sering berwarna oleh zat
asing. Air yang warnanya sebagian disebabkan bahan tersuspensi dikatakan
memiliki warna tampak (apparent color). Warna yang disebabkan oleh
padatan terlarut yang tersisa setelah penghilangan bahan tersuspensi dikenal
sebagai warna sesungguhnya (true color). Setelah hubungan dengan puingpuing organik seperti daun, batang pohon, rumput atau kayu, air mengambil
tannin dan asam humus dan berwarna coklat kekuningan. Besi oksida
menyebabkan air kemerahan dan mangan oksida menyebabkan air coklat atau
kehitaman.
Air yang berwarna secara estetis tidak dapat diterima masyarakat.
Kenyataannya, bila diberi pilihan masyarakat cenderung memilih air yang
jernih tidak berwarna. Air yang sangat berwarna tidak cocok untuk mencuci,
mandi, minum, produksi dan pengolahan makanan.Oleh karena itu, untuk
tetap menjaga kualitas air tersebut utamanya padatan terlarut dan padatan
tersuspensi maka diadakanlah percobaan pengukuran Total Dissolved Solid
dengan menggunakan metode elektrikal konduktiviti dan pengukuran Total
Suspended Solid dengan menggunakan metode Gravimetri.
Uji TSS (Total suspended Solid) merupakan suatu cara untuk
menguji kadar total padatan terlarut dalam suatu bahan makanan. Bahan
makanan yang dicuci terlalu lama akan menyebabkan hilangnya
kandungan gizi dalam jumlah banyak, selain itu pemanasan yang terlalu
lama juga dapat menyebabkan hilangnya kandungan gizi dalam bahan

makanan tersebut.Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua


atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat)
terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada
zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Zat Padat Tersuspensi dapat bersifat organis dan inorganis. Zat Padat
Tersuspensi dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara lain zat padat
terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat
bersifat organis dan inorganis. Jumlah padatan tersuspensi dapat dihitung
menggunakan Gravimetri, padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi
sinar matahari ke dalam air sehingga akan mempengaruhi regenerasi oksigen
serta fotosintesis.
Material tersuspensi mempunyai efek yang kurang baik terhadap
kualitas badan air karena dapat menyebabkan menurunkan kejernihan air dan
dapat mempengaruhi kemampuan ikan untuk melihat dan menangkap
makanan serta menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air. Endapan
tersuspensi dapat juga menyumbat insang ikan, mencegah telur berkembang.
Ketika suspended solid tenang di dasar badan air, dapat menyembunyikan
telur dan terjadi pendangkalan pada badan air sehingga memerlukan
pengerukan yang memerlukan biaya operasional tinggi. Kandungan TSS
dalam badan air sering menunjukan konsentrasi yang lebih tinggi pada
bakteri, nutrien, pestisida, logam didalam air.

Sedangkan TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu
zat organic maupun anorganic) yang terdapat pada sebuah larutan. Umumnya
berdasarkan definisi di atas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan)
harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 mikrometer (210-6
meter). Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas
cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang,
proses kimia, dan pembuatan air mineral. Setidaknya, kita dapat mengetahui
air minum mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk
keperluan kimia misalnya pembuatan kosmetika, obat-obatan, dan makanan.
Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air yang
tidak tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 m.
Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut
dalam air, mineral dan garam-garamnya. Penyebab utama terjadinya TDS
adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum dijumpai di perairan.
Sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul sabun, deterjen dan
surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah tangga dan industri
pencucian.
Banyak zat terlarut yang tidak diinginkan dalam air. Mineral, gas, zat
organik yang terlarut mungkin menghasilkan warna, rasa dan bau yang secara
estetis tidak menyenangkan. Beberapa zat kimia mungkin bersifat racun, dan
beberapa zat organik terlarut bersifat karsinogen. Cukup sering, dua atau
lebih zat terlarut khususnya zat terlarut dan anggota golongan halogen akan

bergabung membentuk senyawa yang bersifat lebih dapat diterima daripada


bentuk tunggalnya.
(Anonim, 2015)
Untuk mendapatkan hasil total endapan dapat dipoleh dengan
persamaan sebagai berikut:
...........................................................(persamaan 1.1)

Keterangan :
A = berat sampel yang telah dikerigkan
B = berat kertas saring
V = volume sampel yang digunakan
Tahapan proses pengendapan :
a. pembentukan inti partikel endapan
b. pertumbuhan inti
c. penuaan endapan
Upaya untuk mendapatkan endapan besar adalah laju pertumbuhan inti
laju pembentukan inti Von Weiman (1925) ukuran partikel endapan
berbanding terbalik dengan keadaan lewat jenuh relatif larutan selama proses
pengendapan .
lewat jenuh relatif = ( Q S)/ S

.....................................(persamaan 1.2)

Q = konsentrasi total zat yang terbentuk dengan penambahan pereaksi

S = kelarutan endapan (dalam kesetimbangan)


Kekurangan dalam penyaringan dengan kertas saring :
a. Mudah rusak jika dipakai untuk menyaring larutan yang mengandung
asam atau basa kuat
b. Mudah sobek
c. Menyerap komponen-komponen yang disaring
(baroroh, 2015)

1.3 Alat dan Bahan


Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai
berikut:
1. Labu Erlenmeyer, berfungsi untuk menampung tetesan air sampel yang
disaring.

Gambar 1.1
Labu Erlenmeyer
2. Oven, berfungsi untuk mengeringkan endapan

Gambar 1.2
Oven
3. Timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg,berfungsi untuk menimbang
sampel.

Gambar 1.3
Neraca Analitik

4. Pipet tetes, berfungsi untuk meneteskan sampel supaya volumenya pas.

Gambar 1.4
Pipet Tetes
5. Gelas ukur, berfungsi untuk mengukur volume sampel.

Gambar 1.5
Gelas Ukur

6. Gelas Kimia, berfungsi untuk wadah sampel.

Gambar 1.6
Gelas Kimia
7. Cawan porselin atau cawan gooch, berfungsi untuk wadah penimbang
saringan.

Gambar 1.7
Cawan Porselin

8. Penjepit, berfungsi untuk mengangkat cawan dari oven.

Gambar 1.8
Penjepit
9. Corong, berfungsi sebgai penahan kertas saring.

Gambar 1.9
Corong

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai


berikut:

1. Kertas saring (glass fiber filter), berfungsi untuk menyaring sampel.

Gambar 1.10
Kertas Saring
2. Sampel air lumpur, berfungsi sebgai bahan yang akan diuji.

Gambar 1.11
Sampel

1.4 Prosedur Percobaan


Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
melakukan percobaan:

1. Siapkan semua alat dan bahan praktikum.


2. Tuangkan air suling/air lumpur sebanyak 100 ml menggunakan gelas ukur,
lalu tuangkan pada gelas kimia yang telah disediakan.
3. Siapkan labu erlenmeyerbeserta alat yang telah dipasangkan kertas saring,
kertas saring tersebut ditimbang menggunakan timbangan analitik untuk
mendapatkan massa awal kertas saring.
4. Tuangkan air yang telah diukur tadi kedalam labu erlenmeyer sedikit demi
sedikit hingga pengotor di saringan menempel hingga air habis.
5. Angkat kertas penyaring tersebut dan keringkan dalam oven setidaknya

jam pada suhu 103

C sampai dengan 105

C. Dinginkan dalam

desikator untuk menyeimbangkan suhu dan timbang.


6. Timbang kertas penyaring yang telah dikeringkan dan perhatikan perubahan
pada massa kertas serta hitung perbedaan massa awal kertas penyaring
dengan massa akhir kertas.

1.5 Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1.5.1. Hasil Pengamatan

Berikut ini adalah tabel hasil pengamatan dari percobaan yang


telah dilakukan.
Mass
Massa
N

a
Bahan

Volume

Massa
Akhir

Awal

(A-B)
(A)

Sampe
1

(B)
0,62

0,76

0,09

gr
0,65

gr
1,11

gr
0,46

100 ml
l1
Sampe

2
3

4,6 gr/L
gr
0,66

gr
0,68

gr
0,02

gr
0,66

gr
0,73

gr
0,07

100 ml
l3
Sampe

0,2 gr/L

100 ml
l4
Sampe

0,7 gr/L
gr
0,64

gr
1,49

gr
0,85

gr

gr

gr

100 ml
l5

( ( AB100) x 1000 )
1,4 gr/L

100 ml
l2
Sampe

Mg Tss per liter

8,5 gr/L

1.5.2. Pembahasan
Dalam praktikum pemeriksaan TSS perlu dilakukan persiapan
alat dan bahan. Alat yang digunakan berupa oven, neraca analitik, gelas
kimia, gelas ukur, penjepit, corong kaca,labu erlenmeyer dan cawan
porselen. Dan bahan yang digunakan adalah air sampel dan kertas
saring.
Setelah mempersiapkan alat dan bahan. Timbang kertas saring
dengan menggunakan neraca analitik. Ambil air sampel dengan gelas

ukur sebanyak 100ml dan saring air sampel dengan kertas saring yang
dilipat menyerupai corong. Pindahkan kertas saring ke dalam oven
dengan hati-hati dan kurang lebih 30 menit. Setelah itu ke dalam neraca
analitik dan timbang dengan teliti. Dan hasil pengamatan TSS adalah
0,62 berat awal, 0,76 berat akhir untuk TSS. TSS (Total Suspended
Solid) merupakan residu yang tidak lolos saring, yaitu yang tertahan
oleh saringan.

1.6. Kesimpulan
Dari 5 sampel air yang digunakan diperoleh nilai TSS yang berbeda
yaitu 1,4 gr/L, 4,6 gr/L, 0,2 gr/L, 0,7 gr/L dan 8,5 gr/L. Hal ini dikarenakan
ketidaksempurnaan penyaringan dan sampel yang berbeda. Dari hasil
percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa endapan dalam masingmasing air lumpur berbeda, sehingga total solid suspended dalam sampel per
liter pun diperoleh berbeda tergantung pada partikel partikel yang
mengotori masing - masing sampel. Cara untuk menghitung TSS dalam suatu
sampel dapat dilakukan dengan penyaringan dan pengeringan serta
penimbangan atau disebut juga dengan analisis gravimetri.

Anda mungkin juga menyukai