Anda di halaman 1dari 8

PERTANIAN DI INDONESIA

BAB 1
PENDAHULUAN
DEFINISI PERTANIAN
Pengertian pertanian dalam arti sempit hanya mencakup pertanian sebagai budidaya
penghasil tanaman pangan padahal kalau kita tinjau lebih jauh kegiatan pertanian dapat
menghasilkan tanaman maupun hewan ternak demi pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan
dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit,
metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk,
dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan
efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif
(intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai
agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang
demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan
pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.
Sedangkan pengertian pertanian yang dalam arti luas tidak hanya mencakup
pembudidayaan tanaman saja melainkan membudidayakan serta mengelola dibidang
perternakan seperti merawat dan membudidayakan hewan ternak yang bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan masyarakat banyak seperti: ayam, bebek, angsa. Serta pemanfaatan
hewan yang dapat membantu tugas para petani kegiatan ini merupakan suatu cakupan dalam
bidang pertanian.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam penyajian makalah ini membahas mengenai apa itu sektor pertanian, serta
manfaatnya bagi pembangunan didalam negara.
Perlu kita pelajari bahwa sector pertanian merupakan bagian pokok didalam
kehidupan dimana dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan pemenuhan sandang,
pangan, maupun papan yang harus dipenuhi dan menjadi bagian pokok dalam kehidupan.
Sektor pertanian mampu menjangkau kebutuhan utama manusia yaitu dalam pemenuhan
kebutuhan pangan. Hal ini tidak boleh dianggap mudah karena pada dasarnya dalam sektor

pertanian ini bergantung pemenuhan kebutuhan hidup orang banyak dan berpengaruh sekitar
17,3% penyumbang pemasukan negara pada PDB (Produk Domestik Bruto). Namun pada
kenyataanya seperti yang tidak jarang kita lihat bahwa kehidupan para petani memang sangat
memprihatinkan mulai dari pendanaannya didalam pertanian hingga kehidupanya yang
kurang sejahtera. Disini kita bisa melihat suatu ketimpangan bahwa orang yang berjasa
terkadang dipandang sebelah mata.
Point kedua dalam pengidentifikasian masalah ini adalah mengetahui apa yang
menjadi permasalahan-permaslahan di dalam sector pertanian yang ada di Indonesia sehingga
kita mengetahui apa yang menjadi kendala utama penghambat sektor pertanian agar
menemukan secara bersama-sama pemecahan masalahnya.
1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembelajaran makalah ini adalah agar setiap individu mampu
mengembangkan pendapatnya dalam penemuan solusi yang tepat mengenai kendala yang
terjadi pada sektor pertanian dinegara kita. Serta mampu menciptakan inovasi-inovasi
terbaru dalam pengembangan sarana dalam pertanian sehingga berdaya guna bagi
peningkatan hasil pertanian mulai dari inovasi penciptaan peralatan pertanian maupun bibit
unggul yang dapat bermanfaat terutama disektor pertanian.
Namun yang menjadi point penting dalam makalah ini adalah berusaha untuk mencari
titik temu dalam pemecahan kendala dibidang pertanian terutama yang memiliki kaitan erat
dengan bidang-bidang lainya sehingga dapat di aplikasikan dalam pemecahan kasusnya
sehingga setiap individu mampu mengembangkan pola pikirnya dalam membantu pemerintah
serta dibutuhkannya partisipasi masyarakat dalam setiap problema yang ada secara bersamasama dalam menangani kasus yang ada. Baik pemikiran tersebut yang berguna pada saat
sekarang maupun dimasa depan sehingga menjadikan negara kita mampu bersaing dalam
berbagai bidang terutama bidang pertanian yang memberi sumbangsih terhadap PDB maupun
mengurangi angka pengangguran yang cukup besar.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MANFAAT SEKTOR PERTANIAN
Kegiatan pertanian merupakan mata pencaharian terbesar penduduk didunia termasuk
di Indonesia. Sejarah Indonesia pun tidak terlepas dari sektor pertanian (menghasilkan bahan
baku seperti padi, jagung, sagu, dll) dan perkebunan (menghasilkan buah-buahan) terutama
pada masa kolonial penjajahan Belanda kegiatan pertanian dan perkebunan menjadi penentu
tingkat social dan perekonomian seseorang. Meskipun kegiatan pertanian hanya
menyumbang rata-rata 4% dari PDB (Produk Domestik Bruto) suatu negara namun kegiatan
pertanian ini menjadi penyedia lapangan pekerjaan terbesar bagi setiap negara. Berdasarkan
data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja sekitar
44,3% bagi penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan
domestik bruto.
Kegiatan pertanian ini sangat besar pengaruhnya dalam mengurangi angka
pengangguran di Indonesia sehingga kegiatan pertanian ini tidak dapat diabaikan dan
berpengaruh juga terhadap tumbuh kembangnya setiap negara. Mengingat negara Indonesia
merupakan negara yang subur akan tanah, kaya akan sumber daya alam, sehingga berpotensi
tinggi dalam mengembangkan usaha pertanian. Sudah seharusnya kita mengolah setiap
limpahan sumber daya yang ada dengan semaksimal mungkin dengan memanfaatkan sektor
pertanian dinegara kita yang turut meningkatkan pula sektor pertanian baik secara langsung
maupun tidak langsung membangkitkan sektor-sektor lainya dalam memajukan bangsa. Perlu
kita ketahui mengapa sektor pertanian ini perlu dikembangkan dan dimajukan dinegara kita.
Disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1) Potensi Sumber Daya Yang Sangat Besar dan Beragam
Yang artinya negara Indonesia merupakan wilayah yang terdiri atas beribu-ribu pulau
yang amat subur memiliki letak astronomis 6 LU 11LS dan 94BT 141BT
menandakan bahwa wilayah Indonesia merupakan wilayah yang subur dan beriklim tropis.
Potensi wilayah yang demikian sangat baik kaitannya dalam pengembangan sektor pertanian.
Ini menandakan faktor iklim yang sangat mempengaruhi faktor terbentuk dan tumbuh
suburnya setiap tanaman. Iklim di Indonesia yang cukup dalam memperoleh sinar matahari
sepanjang tahun, mempengaruhi tumbuh suburnya setiap tanaman dengan mudah. Potensi
yang demikian membuat wilayah Indonesia mendapat julukan sebagai Kolam Susu dimana

setiap tangkai maupun bibit yang ditanam diwilayah Indonesia selalu tumbuh subur dan
menghasilkan uang.
Potensi yang demikianlah yang harusnya kita perhatikan dan dimanfaatkan sebaikbaiknya. Meskipun sektor pertanian kelihatannya mudah dan berpengaruh kecil terhadap
PDB (Produk Domestik Bruto) namun disinilah kekayaan yang berlimpah yang dianugerahi
oleh alam kepada negara kita yang perlu dikembangkan dan diolah demi peningkatan
pendapatan perekonomian negara, serta mampu berdaya saing dengan negara-negara lain
sebagai pengekspor bahan baku alam dan menjadi pemenuhan kebutuhan bagi setiap
masyarakatnya.
Bila ditinjau dari segi letak geografis wilayah Indonesia berada pada posisi dua samudra
yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Dan terletak diantara dua benua yaitu Benua Asia
dan Benua Australia. Hal ini menandakan bahwa letak wilayah negara kita berada di sebuah
jalur internasional yaitu sebuah jalur yang strategis dalam menjalankan berbagai sektor yang
seharusnya mampu menjadi daya ikat bagi negara-negara luar terutama dalam bidang
pemasaran barang-barang produksi dalam negeri salah satunya produksi hasil pertanian.
Untuk itu pentingnya bagi kita untuk mengetahui situs-situs opportunity yang tepat dalam
memanfaatkan segala ketersediaan kesempatan yang didepan mata terutama dalam
memasarkan produk-produk pertanian dari dalam negeri sehingga dapat menimbulkan suatu
istilah yang disebut demand yaitu permintaan barang dari negara luar sebagai hasil
pendemonstrasian jenis maupun kualitas barang yang bermutu baik sehingga dipercaya oleh
setiap negara dalam kegiatan bilateral maupun multilateral yang dimulai dari sektor yang
dianggap kecil yaitu pertanian tetapi memberi dampak serta keuntungan yang besar bagi
negara kita.
2) Pangsa Pasar Terhadap Pendapatan Nasional Cukup Besar
Bisa dikatakan tidak banyak orang yang tahu dan paham bahwa sektor pertanian menaruh
keuntungan yang cukup besar pada PDB negara dan banyak yang beranggapan bahwa sektor
pertanian hanya sektor sampingan yang tidak perlu terlalu diperhatikan. Meskipun hanya
memberi 17,3% bagi PDB tiap tahunnya, sektor ini menjadi barang komoditi yang paling
dicari oleh masyarakat karena menjadi kebutuhan primer dalam pemenuhan kebutuhan
pangan yaitu menjadi kebutuhan sehari-hari dan tidak boleh habis stoknya karena bisa
berdampak fatal bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Karena bila terjadi suatu kesalahan
yang tidak terencana penyediaannya atau habis didalam negeri sendiri kita bisa kerepotan

untuk mengimpor dari negara luar. Oleh sebab itu sektor pertanian harus diperhatikan lebih
baik karena menjadi faktor primer dalam pemenuhan kebutuhan dan seharusnya sebagai
negara yang terletak diwilayah tropis kita harus bisa memanfaatkan keadaan alam yang ada
dengan meningkatkan hasil produksi dari sektor pertanian ini karena selain bermanfaat
sebagai pemenuh kebutuhan setiap keluarga bisa menjadi sector yang amat menguntungkan
apabila dibawa kepangsa pasar dan dilihat pada pangsa pasar yang lebih luas.
Bila dilihat dari segi ekonomi sektor pertanian ini mampu menaikan PDB kita dan
membawa keuntungan tentu saja apabila ditingkatkan hasil produksinya dan mencari wilayah
yang dianggap memiliki pangsa pasar yang luas. Tidak perlu melihat secara jauh atau mencari
pangsa pasar kenegara luar. Melihat dari segi kuantitas wilayah Indonesia yang terdiri dari
250 juta jiwa saja sudah menjadi target utama pangsa pasar yang cukup ekonomis dan
menguntungkan bagi kita. Apalagi ditambah bila kita mampu menembus kepasar luar yang
membutuhkan barang-barang hasil pertanian negara kita. Ini merupakan suatu perencaan
yang cukup bagus dalam menembus pasar dunia bahkan bisa meningkatkan pendapatan
negara dari sektor pertanian berkali-kali lipat dari biasanya. Dari pembelajaran inilah kita
bisa menentukan setiap target yang akan ditempuh kedepanya dengan melirik kepada sector
yang dianggap kecil sebenarnya bisa memberi keuntungan yang besar.
Namun bukan semudah membalikan telapak tangan dalam melakukan sutau proses
pencapaian target ini. Di setiap titiknya dibutuhkan suatu perjuangan yang tidak gampang
bisa dikatakan demikian mengapa, karena bila kita melihat kebelakang kita akan mengetahui
seberapa besar kendala-kendala yang menjadi penghambat dalam memajukan sektor
pertanian yang memang membutuhkan kepedulian dari seluruh pihak. Agar pencapaian akan
tujuan tersebut dapat terlaksana.
3) Peranan Petani Dalam Penyediaan Pangan Masyarakat
Peranan petani tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan masyarakat. Mengapa demikian
karena petani menjadi pemasok setiap kebutuhan pangan dari setiap anggota keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan pokoknya sehari-hari. Tanpa adanya petani manusia tentu tidak dapat
memenuhi kebutuhannya bahkan harus mngimpor barang-barang pangan dari luar. Namun
dibeberapa negara besar seperti arab yang sering mengimpor hasil tani kedalam negaranya,
kurang memanfaatkan peranan dari petaninya bukan dikarenakan faktor ketidaksediaan
modal melainkan faktor ketidakmampuann dari segi tanah dan iklim mereka untuk
bercocoktanam, sehingga sektor pertanian kurang berkembang dinegara timur tersebut.

Untuk wilayah Indonesia profesi sebagai petani mampu mengurangi angka pengangguran
yang cukup besar dimana sektor pertanian terbuka secara luas asalkan memiliki modal dan
pengetahuan yang cukup dalam pengelolaaan usaha tani tersebut. Keterkaitan peran para
petani dengan masyarakat bisa disamakan sebagai keterkaitan antara produsen dengan
konsumen. Dimana produsen harus selalu menyediakan setiap saat barang-barang kebutuhan
dari konsumennya. Oleh karena itu terdapat saling ketergantungan antara peran petani dengan
masyarakat dalam pemenuhan setiap kebutuhan masyarakat.
4) Menjadi Basis Pertumbuhan Ekonomi
Sektor pertanian menjadi salah satu dari unsur-unsur yang mengisi pertumbuhan
perekonomian disetiap negara . Di negara arab sekalipun meskipun wilayahy lahanya tidak
memungkinkan untuk melakukan kegiatan bercocok tanam namun sector perekonomian
menjadi salah satu unsur pengisi basis pertumbuhan perekonomian dinegaranya misalnya
dengan membudidayakan tanaman kurma yang nilai komoditinya cukup besar dalam
pengeksporan keseluruh negara termasuk ke Indonesia yang ikut mengimpor komoditi
pertanaian dari Arab. Dengan kata lain sektor pertanian meski hanya menyumbang tidak
sampai dari pendapatan negara tetapi menjadi penopang terhadap pendapatan dari setiap
negara terutama di Indonesia yang tiap tahunya mengekspor biji mete, beras, dan berbagai
bahan pokok lainya dalam pangan menjadi pemasukan devisa negara tiap tahunya.
Menurut laporan BPS, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto terbesar
dalam PDB berdasarkan harga berlaku triwulan I-2010 adalah sektor industri pengolahan
sebesar Rp380,9 triliun, kemudian sektor pertanian Rp239,4 triliun, disusul oleh sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp208,0 triliun. Sementara sektor pertambangan dan
penggalian sebesar Rp168,1 triliun, sektor konstruksi sebesar Rp150,4 triliun, sektor jasa-jasa
sebesar Rp139,2 triliun, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan sebesar Rp107,6
triliun dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp93,4 triliun, serta terakhir sektor
listrik, gas dan air bersih sebesar Rp11,7 triliun.
Dari data BPS tersebut bisa kita definisikan bahwa sector pertanian menempati peringkat
ke-3 setelah sektor industry dalam pendapatan negara tiap tahunya. Melihat dari data BPS
tersebut dapat dikemukakan bahwa sector pertanian merupakan sector yang cukup
menguntungkan dan akan lebih meningkatkan devisa negara apabila ditingkatkan dan
disebarluaskan pangsa pasarnya khususnya dalam pemasaran produk-produk local negara kita
sehingga tidak kalah saing dengan produk-produk luar yang bermunculan saat ini.

Adanya pasar bebas harusnya menjadi tolak ukur bagi pemasaran produk hasil pertanian
di negara kita dengan produk luar yang artinya kita tidak boleh kalah saing terhadap segala
bentuk pola-pola pemasaran yang datangnya dari luar tetapi lebih meningkatkan semangat
dan kinerja dalam dunia persaingan bisnis, politik, dan berbagai bidang lainya karena
kemajuan zaman yang begitu pesat. Kita tidak boleh semakin melemah namun harus tetap
menjaga eksistensi dengan memanfaatkan modal yang kita miliki sebaik-bainya dan
terencana sehingga memiliki nilai jual dan mampu bersaing terhadap negara manapun.
5) Kontribusi Terhadap Kesempatan Kerja
Kalau dilihat pola perubahan kesempatan kerja di pertanian dan industri manufaktur,
pangsa kesempatan kerja dari sektor pertama menunjukkan suatu pertumbuhan tren yang
menurun, sedangkan di sektor kedua meningkat. Perubahan struktur kesempatan kerja ini
sesuai dengan yang di prediksi oleh teori mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi
dari suatu proses pembangunan ekonomi jangka panjang, yaitu bahwa semakin tinggi
pendapatan per kapita, semakin kecil peran dari sektor primer, yakni pertambangan dan
pertanian, dan semakin besar peran dari sektor sekunder, seperti manufaktur dan sektor-sektor
tersier di bidang ekonomi. Namun semakin besar peran tidak langsung dari sektor pertanian,
yakni sebagai pemasok bahan baku bagi sektor industri manufaktur dan sektor-sektor
ekonomi lainnya.
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76
persen (BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen,
dan industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai 2008
untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36 persen, dan
industri pengolahan 1,6 persen.
Sedangkan pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor keuangan, asuransi,
perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor kemasyarakatan, sosial dan jasa pribadi 2,88
persen dan konstruksi 2,74 persen. Berdasarkan data ini, sektor pertanian memang hanya
memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu masih jauh
lebih banyak dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang
pertumbuhannya paling tinggi.
6) Kontribusi Pertanian Terhadap Devisa

Pertanian juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap peningkatan devisa, yaitu
lewat peningkatan ekspor dan atau pengurangan tingkat ketergantungan Negara tersebut
terhadap impor atas komoditi pertanian. Komoditas ekspor pertanian Indonesia cukup
bervariasi mulai dari getah karet, kopi, udang, rempah-rempah, mutiara, hingga berbagai
macam sayur dan buah.
Peran pertanian dalam peningkatan devisa bisa kontradiksi dengan perannya dalam
bentuk kontribusi produk. Kontribusi produk dari sector pertanian terhadap pasar dan industri
domestic bisa tidak besar karena sebagian besar produk pertanian di ekspor atau sebagian
besar kebutuhan pasar dan industri domestic disuplai oleh produk-produk impor. Artinya
peningkatan ekspor pertanian bisa berakibat negative terhadap pasokan pasar dalam negeri,
atau sebaliknya usaha memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri bisa menjadi suatu factor
penghambat bagi pertumbuhan ekspor pertanian. Untuk mengatasinya ada dua hal yang perlu
dilakukan yaitu menambah kapasitas produksi dan meningkatkan daya saing produknya.
Namun bagi banyak Negara agraris, termasuk Indonesia melaksanakan dua pekerjaan ini
tidak mudah terutama karena keterbatasan teknologi, SDM, dan modal.

Anda mungkin juga menyukai