Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR SOSIOLOGI PERTANIAN

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat, dalam
pelbagai aspek (Green: 1960 dalam Raharjo 1999). Dalam mempelajari sosiologi, yang
menjadi sasaran studinya adalah masyarakat yang di dalamnya menyangkut struktur, proses,
dan perubahan sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sosiologi dikembangkan ke dalam
beberapa bidang studi menurut tempat tinggal atau bidang dimana sekelompok orang yang
secara sadar merupakan kesatuan dan membentuk system hidup bersama. Salah satunya
adalah Sosiologi Pedesaan atau bisa juga disebut sebagai sosiologi Pertanian karena
umumnya masyarakat yang tinggal di desa memiliki mata pencaharian sebagai seorang
petani.
Sosiologi pedesaan merupakan suatu studi yang melukiskan hubungan manusia di
dalam dan antar kelompok yang ada di lingkungan pedesaan (Priyotamtomo:2001) Sosiologi
Pertanian (Agricultural Sociology) sering disamakan dengan sosiologi Pedesaan (Rural
Sociology) namun berlaku jika penduduk desa terutama hidup dari pertanian. Semakin sedikit
kegiatan pertanian di desa tersebut, maka semakin layak sosiologi pedesaan dipisahkan dari
sosiologi pertanian. Sosiologi pedesaan adalah sosiologi tentang struktur dan proses-proses
sosial yang terjadi di pedesaan. Bidang kajian ini menekankan pada masyarakat pedesaan dan
segala dinamikanya yang antara lain menyangkut struktur sosial, proses sosial, mata
pencaharian, pola perilaku, serta berbagai transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Objek sosiologi pedesaan adalah seluruh penduduk di pedesaan yang terus-menerus
atau untuk sementara tinggal di pedesaan. Dengan kata lain, sosiologi pedesaan merupakan
sosiologi pemukiman. Sosiologi ini membahas bagaimana manusia di pedesaan tak peduli
petani atau bukan, hidup dan bergaul dengan sesama mereka,bagaimana hubungan antar
mereka dan dengan penduduk lainnya diatur oleh nilai dan norma dan otoritas apa tindakan
mereka berorientasi, dalam kelompok dan organisasi mana berlangsung kehidupan mereka,
masalah mana yang muncul dan dengan bantuan proses sosial mana hal ini bisa diselesaikan.

Sebaliknya, sosiologi Pertanian adalah adlah sosiologi ekonomi yang membahas


fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian. Ke dalam ilmu ekonomi makro, biasanya
termasuk cabang ekonomi ilmu perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan. Namun
pada sosiologi pertanian, memusatkan hampir seluruh perhatiannya pada petani dan
permasalahn hidupnya. Tema utama sosiologi pertanian adalah undang-undang pertanian,
organisasi sosial pertanian, usaha pertanian, bentuk organisasi pertanian dan masalah sosial
pertanian.
Situasi kehidupan manusia yang tergantung pada pertanian ditentukan terutama oleh
hubungan mereka dengan tanah (tata tanah), oleh hubungan pekerjaan mereka satu dengan
lainnya (tata kerja), dan oleh sistem ekonomi dan masyarakat yang ada di atasmereka (tata
kekuasaan). Keseluruhan tata sosial ini disebut sebagai hukum pertanahan (Agraria Tenure).
Ada dua arus utama dalam sosiologi pertanian; yaitu filosofis sosial dan ilmu
pengetahuan empiris (positivis). Perbedaan utamanya adalah, pengikut aliran sosial-filosofis
berpikir mengenai makna dan tujuan pekerjaan pertanian, membuat penilaian mengenai
berbagai bentuk fenomena dan membuat pernyataan normatif bagaimana manusia hidup dan
mengorganisasikan dirinya. Aliran positivis mempunyai tujuan yang lebih sederhana, para
ahli sosiologi aliran ini ingin melihat berdasarkan kenyataan bagaimana masyarakat yang ada
berfungsi dan bagaimana manusia benar-benar bertindak. Mereka ingin menguji secara
empiris apakah ada hubungan hubungan timbal balik antara berbagai faktor yang diduga
benar-benar ada. Sementara tokoh-tokoh aliran filosofis sosial cenderung meninggalkan
dunia nyata dan membangun ideologi, kaum positivis menghadapi ancaman tenggelam dalam
temuan aktual masing-masing. Sosiologi pertanian mengamati objeknya secara makro dan
mikro. Secara mikro, pusat perhatian sosiologi pertanian adalah usaha pertanian keluarga,
pertanian kolektif, dan sistem sosial usaha pertanian. Secara mikro, pusat perhatian sosiologi
pertanian adalah organisasi sosial pertanian dalam hubungannya dengan masyarakat dan
sistem ekonomi.
Sosiologi pertanian tidak hanya mengamati objeknya, tapi juga mengerti menafsirkan
tindakan (menangkap makna peristiwa sesama manusia) sosial dan melalui tindakan tersebut
menjelaskan penyebab terjadinya dan dampaknya (Max Weber, 1864-1920). Untuk itu,
Weber memperlihatkan dua cara : mengalami kembali secara rasional dengan bantuan logika
dan matematika dan secara emosional. Menurutnya, seorang sosiolog terikat oleh tuntutan

obyektivitas yang ketat, dapat diuji, dapat diperbandingkan dan logis. Karena itu, mengerti
secara rasional lebih cocok baginya daripada mengerti secara emosional.
Sosiologi pertanian dalam dimensi ruang adalah geografi pertanian.
Sosiologi pertanian dalam dimensi waktu adalah sejarah pertanian.
Sosiologi pertanian dalam dimensi normatif adalah hukum agraria.
Sosiologi pertanian dalam dimensi kultural adalah ilmu kebudayaaan.
Sosiologi pertanian dalam dimensi politik adalah politik pertanian.
Sosiologi pertanian dalam dimensi kategori adalah statistik pertanian.
Tokoh-tokoh sosiologi pertanian yang sekarang, ingin lebih daripada sekedar menjadi
pengikut politik pertanian ilmiah. Jika sosiologi pertanian adalah sosiologi khusus, ini berarti
memang ia mempunyai objek sendiri, tetapi selanjutnya memakai metode, pengertian, teori
dan cara pengamatan sosiologi umum. Sosiologi pertanian termasuk sosiologi terapan yang
tertua.Pengertian teoritis yang diperoleh dari penelitian adopsi dan penelitian difusi teknologi
pertanian banyak mendorong kemajuan sosiologi umum dan cabang ilmu yang terdekat
(psikologi sosial,ilmu komunikasi, ilmu ekonomi). Di lain pihak kegiatan sosiolog pertanian
dalam mengacu pada ilmu pengetahuan dasar dan cabang ilmu tetangganyalebih banyak
menerima daripada memberi.
Ilmu pengetahuan pertanian merupakan studi interdisipliner yang mencakup metode
penelitian, permasalahan dan pengamatan berbagai ilmu terhadap sebuah objek penelitian,
yakni pertanian. Tujuannya, menambah pengetahuan dari cabang ilmu pengetahuan yang iut
ambil bagian juga mengaturnya dalam sebuah model keseluruhan yang dapat
menggambarkan, menjelaskan dan memperkirakan fenomena sosial di bidang pertanian.
Hans Rheinwald (1903-68) pencetus ilmu konsultasi pertanian, menjelaskan bahwa
insinyur pertanian tidak langsung berhubungan dengan tanaman dan hewan, dengan produksi
pertanian atau dengan proses pertanian, melainkan dengan lembaga dan manusia yang
menanganinya. Sebagai guru, ia harus menyampaikan pandangan, pengetahuan dan
keterampilan; sebagai penasehat, membantu menemukan dan mencari jalan keluar masalah
mereka; sebagai seorang wartawan dan pimpinan pemasaran, memberikan mereka informasi
dan meyakinkan mereka; sebagai perencana, sukarelawan pembangunan dan pejabat
pemerintah, ia mengubah cara hidup dan struktur sosial; sebagai tenaga pimpinan, ia harus
memimpin para pembantunya dan mendorong mereka menyukai tugasnya.

Penduduk desa mencari penjelasan mengenai proses sosial di pedesaan dan menuntut
prognosis untuk masa depan. Petani mengharapkan dukungan sosiolog pertanian dalam
usahanya menemukan suatu kesadaran baru. Sosiolog pertanian harus memberikan data
mengenai struktur sosial pedesaan, mengenai kecendrungan perkembangan sosial, mengenai
penyakit dalam masyarakat dan keadaan darurat, mengenai harapan dan tuntutan sosial
mereka dalam perencanaan tata ruang.
Sumbangan sosiolog pertanian dalam politik kemasyarakatan memang terbatas.
Mereka tidak dapat menggantikan politikus dalam mengambil keputusan. Tetapi mereka
dapat membantu pengambilan keputusan dengan cara :
-

Menjelaskan defenisi, memberikan batasan objek dan membentuk indikator sosial

Menyusun ajaran mengenai hubungan sesama manusia dan perilaku mereka

Meneliti hukum dan aturan yang mengatur susunan dan fungsi kelompok serta
organisasi sosial

Membandingkan tujuan politik alternatif dan sarananya

Menelanjangi pandangan dan pendapat yang berlaku sebagai ideologi serta


prasangka dan menggantikannya dengan hipotesis, yang telah diuji secara ilmiah

Menghilangkan praduga tentang pengertian yang belum diuji secara ilmiah

Sosiolog pertanian menggali pengetahuannya dari berbagai sumber. Sebagian besar bersandar
pada sosiologi umum dan psikologi sosial. Sumber pandangan sosiologi didapatkan dari
roman, cerita dan kesenian rakyat yang menceritakan lingkungan desa dan perilaku
berdasarkan pengalaman sendiri, yang mencerminkan ketegangan sosial di antara penduduk
desa begitu juga antara desa-kota, industri dan pertanian atau yang membahas perubahan
sosial di desa.
Akhirnya tidak boleh dilupakan hasil penelitian etnologi mengenai masyarakat desa. Dari
sumber itu bisa digali pengetahuan yang penting artinya bagi sosiologi mengenai adat-istiadat
desa, alat dan metode kerja, keluarga dan jenis kelamin. Terutama sekali jika seorang sosiolog
pertanian ingin memperlihatkan alur perkembangan, ia bisa banyak menggunakan risalah
etnografi dari studi terdahulu.

Anda mungkin juga menyukai