DAFTAR ISI
Daftar Isi...................................................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1
A. Latar belakang
........................................................................................................................
1
B. Rumusan masalah
........................................................................................................................
2
C. Tujuan
........................................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
4
A. Sejarah Konflik yang Terjadi Antara China dan Taiwan
........................................................................................................................
4
B. Dinamika Negara Taiwan dan Konflik Posisi Dengan Negara China
........................................................................................................................
5
BAB III PENUTUP..................................................................................................
10
A. Kesimpulan
........................................................................................................................
10
B. Saran
........................................................................................................................
10
Daftar Rujukan........................................................................................................
11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tampaknya kawasan Asia Timur begitu rentan akan konflik yang terjadi.
Bagaimana tidak, Negara-negara yang berada disana hamper kesemuanya
memiliki perbedaan secara idiologi ataupu latar belakang sejarah yang kelam.
Contoh China dan Jepang yang secara histories mereka terlibat hubungan colonial.
Namun disini akan dibahas mengenai Negara yang rawan konflik dengan Taiwan,
yaitu Republik Rakyat China atau yang dikenal kini Republik Rakyat Tiongkok.
Secara histories Taiwan berdiri atas pemerintahan Cina, namun Setelah
Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan
Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Cina Daratan
dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di
Fujian. Pada 1 Oktober 1949. Setelah perpecahan tersebut Cina dan Taiwan
menjalani hubungan yang kurang baik, terlebih dari sisi idiologi, mereka berbeda,
Taiwan beridiologi Demokrasi dan Cina beridiologi Komunis. Bahkan RRC
menetapkan syarat bahwa negara-negara yang ingin menjalin kerjasama
diplomatik dengannya harus menyetujui klaim Cina terhadap Taiwan dan
memutuskan hubungan resmi dengan pemerintah Republik China.
Dari kedua negara tersebut merupakan konflik internal yang berawal dari
sejarah masing- masing kedaulatan yang diakui oleh dunia internasional termasuk
PBB. Secara umum jika melihat orang cina, maka anggapan pertama kali adalah
bahwa cina itu satu dan tidak ada lain orang cina selain berstatus RRC. Tetapi
berbeda dengan Taiwan. Meskipun secara fisik mereka adalah keturunan cina
tetapi secara ideology sangat berbeda dengan RRC. Bahkan masyarakat Taiwan
selalu berkampanye dengan menggunakan kata Taiwan is not part of china.
Karena perbedaan kedua pandangan ideology tersebut, Taiwan lebih condong
bekerjasama dengan Amerika dan Amerika lebih banyak membantu dalam milter
Taiwan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Konflik yang Terjadi Antara Cina dan Taiwan
Bagi sebagian masyarakat Indonesia sudah mengerti posisi Taiwan sebagai
provinsi , tetapi di kalangan dunia internasional menganggap bahwa status Taiwan
merupakan sebuah negara dan diakui oleh beberapa negara lain. Tetapi secara
deyure, status Taiwan tidaklah diakui di PBB sebagai negara melainkan hanya
sebagai provinsi, sementara secara de facto Taiwan sudah cukup dikatakan
sebagai sebuah negara karena ia mempunyai wilayah, penduduk dan presiden
sebagai pemimpin eksekutif sebagai sebuah negara.
Untuk itu, mari kita cermati baik-baik mengenai sejarah pertamakali
konflik antar Taiwan dengan cina. Dahulu kala, Taiwan merupakan sebuah
kepulauan Formosa yang dikuasai oleh jepang dan jepang mengembalikan
Taiwan kepada Republik cina (sebutan cina daratan) untuk dijadikan hanya
sebatas provinsi pada thaun 1945, ketika jepang kalah di perang dunia ke-2.
Ketika tahun 1949, terjadi perang sipil yang pertarungan antara Partai
Kuomintang (dipimpin oleh Chiang khaishek) dengan Partai Komunis cina (mao
Zedong). Basis dari Kuomintang tentulah nasionalis dan mendapatkan dukungan
dari negara luar seperti Amerika untuk menentang Komunis saat itu. kendatipun
demikian, partai Komunis tetap menang dalam perang sipil tersebut pada tahun
yang sama. Pada tahun yang sama pula (1949) partai komunis memproklamasikan
dirinya sebagai negara cina yang sah, yang hingga kini sering kita sebut Republik
Rakyat Cina (RRC).
Sementara Khaishek berhijrah ke pulau Formosa yang kini disebut Taiwan.
Taiwan dulunya memang sudah memproklamasikan sebagai negara pada tahun
1912 tetapi versi Republik cina (cina lama) dan hanya sebagai provinsi. Kehadiran
khaishek di Taiwan ini mebuat sebuah peradaban baru didalamnya hingga masingmasing (khaishek dan maozedong) menganggap wilayah china adalah bagiannya.
Dan karena khaishek pula yang memunculkan bisa tumbuh nasionalisme
penduduk di Taiwan yang menginginkan memisahkan diri dari RRC. Tetapi
walapun begitu, nama RRC kian membesar dan semakin dikenal di dunia
posisinya yang meskipun secara geografis dekat dengan negara China tetapi
secara diplomatik hubungan negara Taiwan dengan negara China sering
mengalami berbagai permasalahan dan juga konflik. Pemerintahan di negara
Taiwan dan juga warga negaranya merasa bahwa negara Taiwan adalah sebuah
negara yang telah merdeka dan memiliki kedaulatannya sendiri, akan tetapi negara
China justru sebaliknya.
Permasalahan yang terjadi di dalam hubungan antara negara Taiwan dan
juga negara China ini secara garis besar adalah permasalahan yang menyangkut
mengenai posisi dari kedaulatan negaranya masing-masing. Negara Taiwan yang
merasa telah menjadi negara yang telah bebas dan merdeka serta berdiri atas
kedaulatannya sendiri mendapat pertentangan dari
Negara China yang memiliki pendapat bahwa negara Taiwan bukanlah
sebuah negara yang bebesa dan berdiri diatas kedaulatannyasendirikarena negara
Taiwan masihlah menjadi bagian dari wilayah kedaulatan China. Berkali-kali
negara Taiwan menuntut adanya pengakuan eksistensinya sebagai sebuah negara
yang sepenuhnya memiliki kedaulatannya sendiri didalam dunia internasional.
Namun, hingga pada sekitar tahun 1988, hanya terdapat sejumlah 22 negara yang
megakui kedaulatan negara Taiwan. Hal ini juga dipengaruhi pada faktor
menurunnya peran dan partisipasi negara Taiwan didalam hubungan internasional
yang diakibatkan kebijakan isolasionisme yang diberlakukan China yang juga
kemudian membuat Taiwan kehilangan posisinya di kursi PBB. Konflik antara
negara Taiwan dan juga negara China berawal pada tahun 1912 ketika Republik
China berdiri dengan Nanjing sebagai ibukota negaranya, kemudian revolusi pun
terjadi oleh Sun Yat Sen sebagai pemimpin partai Kuomintang yang berusaha
untuk menjatuhkan Dinasti Qing. Partai Kuomintang yang mendeklarasikan diri
sebagai partai nasionalis ini melakukan perlawanan berdasarkan perbedaan
ideologi yang dianut oleh republik China. Namun, dalam perlawanannya partai
kuomintang atau partai nasionalis ini mengalami kekalahan atas partai komunis.
Hingga pada 1 Oktober 1949 pemerintahan Mao Tse Tung mengumumkan
berdirinya Republik Rakyat China yang menggantikan nama Republik China dan
menyatakan Taiwan sebagai sebuah wilayah didalam Republik Rakyat China.
Chiang Kai Shek mundur ke Taiwan dan tidak menyetujui adanya klaim China
atas wilayah Taiwan. Pindahnya kaum partai nasionalis Kuomintang ke Pulau
Formosa di taiwan ini juga telah memunculkan keinginan untuk dapat
mendeklarasikan diri atas kemerdekaan dan kebebasan negara Taiwan atas China.
Namun hal ini menjadi sulit untuk dapat disetujui oleh dunia internasional karena
secara hukum, Taiwan masihlah sebagai salah satu wilayah yang ada di dalam
wilayah kedaulatan negara China.
Pada tahun 1970, posisi negara Taiwan didunia internasional masihlah
cukup kuat. Hal ini juga didasari bahwa Taiwan yang menolak dan memusuhi
konsep komunis Uni Soviet yang diturunkan ke China dan lebih memilih untuk
beraliran anti komunis serta memosisikan diri sebagai sekutu Amerika Serikat.
Hubungan yang penuh konflik antara negara Taiwan dan negara China terus
berlanjut. Taiwan tetap bersikeras untuk tidak bersedia bersatu kembali dengan
negara China yang terus melakukan tekanan atas Taiwan untuk dapat menyetujui
penyatuan China kembali melalui konsep One-China. Taiwan pernah sekali nyaris
menyetujui penyatuan kembali dengan negara China, namun dibatalkan pada
tahun 1988 karena Taiwan lebih memilih memberlakukan demokratisasi di
negaranya dan memisahkan diri kembali dari China. Taiwan juga kemudian
pernah mencoba untuk memberlakukan prinsip demokratisasi sebagai tawaran
untuk dapat menyatukan diri dengan China, namun tawaran mengenai prinsip
demokratisasi ini ditolak oleh China.
Negara China sendiri menginginkan Taiwan untuk menerima konsep
penyatuan diri dengannya dengan didasari pada posisi Taiwan sebagai salah satu
yang menguntungkan terhadap geostrategis China. China yang ingin menjadi
hegemon mengalahkan Amerika Serikat merasa harus lebih kuat dan lebih luas
dari pesaingnya yaitu Amerika Serikat yang sampai sekarang masih dianggap
sebagai kekuatan hegemoni didunia. Dengan bergabungnya kembali Taiwan
sebagai wilayah kedaulatan China, hal ini akan semakin memperkuat dominasi
keturunan China di negara Asia Tenggara untuk dapat membangun kekuatan
ekonomi atas China. China juga akan memiliki kekuatan tambahan untuk dapat
mengklaim Laut Cina Selatan sebagai miliknya. Apabila Laut Cina Selatan benar-
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika kita memaksakan penyatuan konsep negara dengan menyatukan
cina dengan Taiwan dengan menggunakan teori Reunifikasi (penyatuan) ,
adakalanya dapat dibenarkan. Pasalnya kita melihat kembali kepada status
Hongkong dan macau yang mereka dirangkul oleh cina menggunakan satu
negara dua system, dimana Beijing adalah pemerintah pusat sementara
keduanya berhak menganut system demokrasi. Cina selalu memegang perinsip
demikian dengan dalih Taiwan bisa ikut bergabung. Tetapi melihat sejarah
bahwa Taiwan merupakan negara yang berdiri sendiri dan berbeda ideology
maka akan sangat sulit dipertemukan. Hongkong dan Macau memang lebih
cenderung berideology sama dengan china.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca tentang konflik
yang terjadi antara china dan taiwan, serta dapat memberikan keritik dan saran
apa bila terjadi kekelirun dalam penulisannya terhadap makalah ini yang
sifaanya membangun .
10
Daftar Rujukan
Carpenter, Ted Galen. 2005. Americas coming war with China : A collision
course over Taiwan. New York: PALGRAVE MACMILLAN
Hsing, You Tien. 1998. Making Capitalism in China The Tttiwun Connection.
New York: OXFORD UNIVERSITY PRESS
Tsai, Terence. 2002. Corporate environmentalism in China and Taiwan. New
York: PALGRAVE
Weller, Robert P. 2006. Discovering Nature Globalization and Environmental
Culturein China and Taiwan. New York: Cambridge University Press
Su, Tomy. 2015. Era Baru Hubungan China-Taiwan. Dalam
http://www.unisosdem.org. Uni sosial Demokrat. Diakses pada Senin, 27 Februari
2016.
Isharyanto. 2013. Hubungan China-Taiwan, Akankah Berujung Perdamaian?.
Dalam http://ekonomi.kompasiana.com. Diakses pada Senin, 27 Februari 2016.
11