Dokumen - Tips - Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dokumen - Tips - Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam
mengelola
pembelajaran dan komitmennya terhadap tugas relatif rendah, dan lambannya staf
tata usaha dalam melayani kebutuhan siswa. Pemandangan seperti ini merupakan
cerminan kurangnya kemampuan kepala sekolah dalam memberdayakan stafnya, di
samping rendahnya etos kerja komunitas sekolah secara keseluruhan.
Tinggi dan rendahnya kemampuan kepala sekolah dalam memberdayakan
stafnya, memiliki kaitan erat dengan pemilihan pola dan gaya kepemimpinan yang
dianut oleh kepala sekolah.
menurut
pengendalian (Rivai, 2003:51). Di sisi lain, ketersediaan tenaga guru yang memiliki
legitimasi guru professional, ketersediaan sarana dan
Bertitik tolak dari uraian tersebut, timbullah permasalahan dalam penelitian ini
apakah gaya kepemimpinan kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru ? Untuk
menjawab permasalahan ini,
ini dimaksudkan
untuk
orang
dalam
lingkungannya,
berintegrasi
dengan
mereka,
gaya kepemimpinan
kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru pada SMP Negeri 8 Banda Aceh,
yaitu dengan cara mengamati secara cermat gaya kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja guru, dan sensitif terhadap subjek yang diteliti serta
mendeskripsikannya secara induktif. Kedua; peneliti bermaksud untuk menganalisis
dan menafsirkan fakta, gejala, dan peristiwa yang berkaitan dengan gaya
kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru, dalam konteks ruang
dan waktu serta situasi yang dialami. Ketiga; bidang kajian penelitian ini berkenaan
dengan suatu proses dan kegiatan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam
peningkatan kinerja guru pada SMP Negeri 8 Banda Aceh.
Sesuai dengan pendekatan yang dilakukan, maka tehnik yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah : (1) observasi; (2) wawancara dan (3) dokumentasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Fatah (2004: 216) tentang teknik pengumpulan data peneltian
kualitatif adalah sebagai berikut:
1. Observasi (pengamatan), yaitu mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Reduksi data, adalah membuat abstraksi dari seluruh data yang diperoleh dari
dilapangan yang sesuai dengan fokus penelitian
2 Pengorganisasian dan pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian,
baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun hasil.
3 Penafsiran data sesuai dengan tujuan penelitian yaitu merakit unsur-unsur data
penelitian serta memberi makna berdasarkan pandangan penelitian untuk
mencapai suatu kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian secara
keseluruhan dan berkesinambungan.
4 Verifikasi data dilakukan untuk menguji atau memeriksa kesimpulan yang
diambil dibandingkan dengan teori-teori yang relevan apakah sudah tepat atau
belum dalam mencapai tujuan penelitian. Seluruh kegiatan analisa data
tersebut dilakukan secara terus-menerus dan saling berhubungan dari awal
sampai akhir tujuan.
Sedangkan yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah sembilan orang,
dengan rincian satu orang kepala sekolah, tiga orang wakil kepala sekolah dan lima
orang guru, dengan mengambil lokasi penelitian pada SMP Negeri 8 Banda Aceh
yang terletak di Jalan Hamzah Fansuri No.1 Kopelma Darussalam.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kontribusi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh.
telaah
mengajar. Hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa sebahagian besar guru
memperlihatkan tingkat kedisiplinan yang tinggi.
Aktivitas dan upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam peningkatan disiplin
guru
meliputi:
mengembangkan
visi
secara
bersama;
mendistribusikan
melakukan
komunikasi persuasif; melakukan aksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang;
melakukan perhatian secara individual;
memberikan
teguran,
nasehat dan
transformasional,
memberikan dukungan moral kepada guru; membantu memaknai tugas guru sebagai
bahagian dari kehidupan; memberikan arahan dan bimbingan terhadap pelaksanaan
tugas guru.
Mengacu
dokumentasi. Hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa aktivitas dan upaya
kepala sekolah dalam peningkatan tanggung jawab guru meliputi:
melakukan
supervisi kelas; memeriksa perangkat pembelajaran RPP dan silabus yang dibuat
guru; membuat kesepakatan terhadap pelaksanaan tugas guru; mentransformasikan
peran kepemimpinan; dan
dokumentasi. Hasil observasi dan wawancara diperoleh aktivitas dan upaya kepala
sekolah dan guru meliputi:
memberdayakan
potensi
guru;
mendorong
tumbuhnya
motif
berprestasi;
sensitif
terhadap
visi secara
bersama;
dalam Pe
membangun komunikasi
persuasif dengan guru dan seluruh komunitas sekolah; memberi perhatian secara
individual; mengembangkan visi dan kultur sekolah.; mentranformasikan peran dan
tanggung jawab; memiliki sikap sensitif terhadap pengembangan organisasi sekolah;
memiliki kemampuan untuk melakukan usaha-usaha rekonnstruksi di sekolah.
Gaya kepemimpinan situasional yang digunakan kepala sekolah terlihat dari
aktivitas kepala sekolah meliputi: menaruh perhatian terhadap guru; memberikan
bimbingan dan arahan serta dukungan emosional;
gaya
mengacu kepada situasi dan iklim sekolah serta karakteristik guru yang dipimpinnya.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Wahyudi (2009:120) sebagai berikut:
Penerapan gaya kepemimpinan sangat ditentukan oleh situasi kerja atau keadaan
anggota/bawahan dan sumber daya pendukung organisasi.
Pemilihan gaya tranformasional, visioner dan situasional oleh kepala sekolah
dalam peningkatan disiplin guru, sangat terkait dengan situasi dan iklim orgasasi serta
karakter guru . Pemilihan gaya transformasional mengisyaratkan bahwa proses
transformasi akan lebih memotivasi dan membentuk sikap disiplin guru .. Pemilihan
gaya transformasional oleh kepala sekolah, tidak lain berupaya
Menyangkut dengan gaya transformasional yang digunakan oleh kepala
sekolah, Mulyasa (2006:59) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan yang dapat
berperan
peningkatan disiplin guru, terlihat dari aktivitas kepala sekolah meliputi: mengatur
sumber daya manusia; menciptakan dan mengartikulasikan
tantangan dan
penentu arah organisasi yang memahami prioritas, menjadi pelatih yang profesional,
serta membimbing personil lainnya kearah profesionalisme kerja yang diharapkan.
Di samping itu pemilihan gaya kepemimpinan situasional yang digunakan oleh
kepala sekolah dalam peningkatan disiplin guru, diperlihatkan oleh aktivitas kepala
sekolah meliuputi: membangun komunikasi dengan mengacu pada perilaku tugas
dan hubungan;
memberikan dorongan
dalam
peningkatan
disiplin
guru,
yakni
gaya
kepemimpinan
demikian, temuan tentang disiplin guru yang tergolonng relatif tinggi, namun masih
ada beberapa orang guru yang memperlihatkan disiplin guru terhadap tugas. Hal ini
mengisyarakan bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah meliputi
gaya kepemimpinan transformasional, visioner dan situasional secara bersama-sama
memberikan konstribusi dalam peningkatan disiplin guru SMP Negeri 8 Banda Aceh.
2. Konstribusi Gaya Ke pemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Komitmen
Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh
Temuan lapangan mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah
yang digunakan dalam
10
perilaku yang melahirkan komitmen itu sendiri. Adapun sikap dan perilaku yang
diperlihatkan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan komitmen guru diantaranya
adalah memperlihatkan unsur yang kharismatik, inspiratif, memiliki rangsangan
intelektual,
kepala
sekolah juga
mengambil resiko yang pada akhirnya akan mampu melahirkan komitmen yang
tinggi pada guru terhadap tugas yang diembannya.
Temuan gaya kepemimpinan situasional yang digunakan kepala sekolah dalam
peningkatan komitmen guru, memberikan makna bahwa komitmen guru terhadap
tugas dapat dibentuk dan ditingkatkan melalui perilaku hubungan yang dibangun
kepala sekolah, dengan cara memberikan dorongan sosio emosional terhadap guru
dalam setiap aspek yang melibatkan guru. Disamping itu komitmen guru terhadap
tugas dapat dibangun melalui perilaku tugas yang diemban oleh guru dengan cara
memberikan arahan dan bimbingan oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas
keseharian guru. Lebih lanjut pemilihan gaya kepemimpinan situasional oleh kepala
sekolah diharapkan mampu membangun komitmen guru dengan mengacu kepada
kematangan melaksanakan tugas.
Temuan gaya kepemimpinan situasional yang digunakan kepala sekolah dalam
membangun komitmen guru, dilakukan dengan cara membangun pemahaman
terhadap visi dan misi serta tujuan sekolah yang ingin dicapai. Di samping itu kepala
sekolah dalam membangun komitmen guru, dengan cara melibatkan guru dalam
tugas tertentu, menciptakan iklim sekolah yang kondusif untuk pelaksaan tugas guru,
11
menjalin dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan guru dan sesama guru,
sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan komitmen terhadap tugas guru.
Temuan ini senada dengan apa yang dungkapkan oleh Wahjosumidjo
(2001:153)
kelompok maupun organisasi di pengaruhi oleh lingkungan kerja dan teman kerja.
Dengan demikian dapatlah dimaknai bahwa gaya kepemimpinan transformasional
dan situasional yang digunakan kepala sekolah memberikan konstribusi
dalam
yakni,
gaya kepemimpinan
sensitivitas
pembinaan,
pengembangan
visi
secara
bersama,
12
sesuatu yang cukup bermakna terhadap gaya kepemimpinan yang digunakan oleh
kepala sekolah . Hal ini ditunjukkan oleh tingginya tanggung jawab guru dalam
melaksanakan tugas kesehariannya. Dengan demikian dapatlah dimaknai bahwa gaya
kepemimpinan transformasional , visioner dan transaksional yang digunakan kepala
sekolah memberikan konstribusi dalam peningkatan tanggung jawab guru SMP
Negeri 8 Banda Aceh.
4. Konstribui Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Motivasi
Kinerja Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh.
Temuan lapangan mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah
yang digunakan dalam peningkatan motivasi, menggunakan dua gaya kepemimpinan
yakni, gaya kepemimpinan transformasonal dan situasional. Kedua gaya ini muncul
diakibatkan oleh aktivitas yang dilakukan oleh kepala sekolah
dalam
upaya
peningkatan motivasi guru. Pemunculan kedua gaya ini juga sangat terkait dengan
kebutuhan guru, situasi dan iklim sekolah dan karaktristik guru itu sebagai bentuk
perilaku yang melahirkan motivasi kerja itu sendiri.Temuan ini dapat dipahami
dengan mencermati sikap dan perilaku kepala sekolah dalam
membentuk dan
persuasif;
menciptakan iklim
sekolah yang kondusif; menjalin dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan
guru dan sesama guru. Temuan ini senada dengan apa yang diungkap oleh Danim
13
(2009:83) adalah sebagai berikut : Dalam rangka peningkatan motivasi kerja guru,
kepala sekolah harus mengembangkan kemampuan bekerjasama dengan guru,
menciptakan iklim kerja yang kondusif, memberikan penghargaan (reward) yang
sesuai dan membangun kerja yang relevan dengan visi dan misi.
5. Konstribusi Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kemampuan
Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh.
Temuan lapangan mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah
yang digunakan dalam peningkatan kemampuan guru,
terhadap guru; kemampuan mengatur sumber daya guru; sensitivitas terhadap guru
dan organisasi; memiliki perhatian secara individual; mengembangkan visi bersama;
mengembangkan kultur sekolah; melakukan kesepakatan kerja baik menyangkut
klasifikasi
sasaran,
standar
kerja,
penugasan
maupun
penghargaan
kerja.
14
penguuasaan kompetensi yang terdapat pada diri guru, baik yang menyangkut
kompetensi
kompetensi guru,
Mulyasa (2006:38)
menjelaskan
guru
yakni
dua
gaya
kepemimpinan
yaitu
gaya
kepemimpinan
transformsional dan gaya kepemimpinan situasional. Hal ini dapat dipahami, bahwa
pemilihan gaya kepemimpinan transformasional dan situasional yang digunakan
kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru SMP Negeri 8 Banda Aceh,
merupakan tuntutan yang harus digunakan kepala sekolah untuk memenuhi
kebutuhan iklim dan budaya organisasi serta tuntutan kinerja guru di SMP Negeri 8
Banda Aceh.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan temuan penelitian yang mengacu pada pembahasan
penelitian, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
(1) Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah dalam peningkatan disiplin
guru,
15
kontribusi dalam peningkatan motivasi kerja guru pada SMP Negeri 8 Banda
Aceh.
(5) Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah dalam peningkatan
kemampuan guru, menggunakan tiga gaya kepemimpinan,
yaitu gaya
16
yang di emban, tanggung jawab, motivasi kerja dan kemampuan personal demi
mencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang optimal.
(3) Kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga Banda Aceh, diharapkan
dapat melakukan supervisi ke sekolah secara terjadwal, baik menyangkut
kinerja guru maupun kinerja kepala sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. dan Suparno. (2009). Manajemen dan
Kepemimpinan
Transformasional Kekepalasekolahan, Visi dan Strategi Sukses Era
Tehnologi, Situasi Krisis, dan Internasionalisasi Pendidikan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Fattah, Nanang. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan
Sekolah. Bandung : Pustaka Bani Quraisy.
Kartanegara, Diana. (2003). Strategi Membangun Eksekutif.
http://www.pln.co.id/fokus/ArtikelTunggal.asp?ArtikelId=268
Tersedia
Komariah, Aan dan Triatna, Cepi. (2005). Visionary Ledhership Menuju Sekolah
Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.
Moleong, Lexy J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Mulyasa, E. ( 2006). Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nasution. S. (2001). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung : Tarsito.
Rivai. (2003). Kepemimpinan Perilaku Organisasi,Jakarta: Grafindo Persada.
Syafaruddin. (2010). Kepemimpinan Pendidikan, Akuntabilitas Pimpinan
Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Jakarta : Quantum Teaching.
Tondok, Marselius Sampe. et al. (2004). Hubungan Antara Persepsi Gaya
Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional dengan Kepuasan
Kerja Karyawan. Jurnal PSYCHE. Vol 1. Hal 35
Wahjosumidjo. (2001). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia..
Wahyudi. (2009). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar
(Learning Organization). Bandung : Alfabeta.