1. Pengertian
Pneumotoraks merupakan keadaan emergensi yang disebabkan oleh akumulasi udara
dalam rongga pleura, sebagai akibat dari proses penyakit atau cedera. Sedangkan tension
pneumotoraks merupakan medical emergency dimana akumulasi udara dalam rongga pleura
akan bertambah setiap kali bernapas. Peningkatan tekanan intratoraks mengakibatkan
bergesernya organ mediastinum secara masif ke arah berlawanan dari sisi paru yang
mengalami tekanan.
PneumothoraxKeteganganadalahakumulasiudara
pleura.
Kondisi
initerjadi
ketikajaringan
di
yang
bawahtekanan
dalamrongga
terlukamembentukkatup1arah,
pasienmemerlukandiagnosismendesak
danmanajemenlangsung.
2. Anatomi Fisiologi
Kerangka dada yang terdiri dari tulang dan tulang rawan, dibatasi oleh :
1.
2.
3.
4.
Bawah : Diafragma
5.
Sebelah kanan dan kiri rongga toraks terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus
pleuranya. Mediastinum : ruang di dalam rongga dada antara kedua paru-paru. Isinya
meliputi jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar, oesophagus, aorta desendens, duktus
torasika dan vena kava superior, saraf vagus dan frenikus serta sejumlah besar kelenjar limfe
(Pearce, E.C., 1995).
3. Etiologi
Etiologi Tension Pneumotoraks yang paling sering terjadi adalah karena iatrogenik
atau berhubungan dengan trauma. Yaitu, sebagai berikut :
1.
Trauma benda tumpul atau tajam meliputi gangguan salah satu pleura visceral atau
parietal dan sering dengan patah tulang rusuk (patah tulang rusuk tidak menjadi hal
yang penting bagi terjadinya Tension Pneumotoraks).
2.
Pemasangan kateter vena sentral (ke dalam pembuluh darah pusat), biasanya vena
subclavia atau vena jugular interna (salah arah kateter subklavia).
3.
4.
5.
79
4. Pathway
Trauma dada kanankarenabenturankeras
danmendarattengkurap
Resikotinggifrakturiga multiple
Robekanpada pleura viseralisdandinding alveolus
Pergeseran
mediastinum
hipersonor
Hiperekspansicavitas
pleura olehudara
Tekananintrapleuralsemakin
Tekananintrathorakal
Penekananpadapembuluhdarah
(dasarcavumdimasukioleh vena cava )
Distensi vena
jugularis
Alirandarahbalik
Paru2
tidakbisadibantumeng
embang
Colapspadasa
at
inspirasi
ekspirasi
Gangguanve
ntilasi
preload
tekanandara
h (90/50 )
Kadar O2,CO2
Bisingnafasm
elemah
Gerakandindi
ng dada
ygterbatas
Fraktur
costae &
rasa nyeri
afterload
80
Mekanismekompensasipe
an RR(takipneu 50x/
menit)
Pasientida
kkooperat
if
alirandarah
perifer
Wajahdan
bibirkebir
uan
Kulitpucat
, dingin,
keringatdi
ngin
Mekanismekompensasiuntukstabi
lkan CO dengan me
denyutjantung
Resiko
Metabolism tinggi
trauma
anaerob
penghentian
napas
Perfusi
O2jaringan(kare
na cardiac
output)
5. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda dan gejala pada trauma thorak :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
6. Data Fokus
a. Aktivitas / istirahat
Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
b. Sirkulasi
Takikardi, frekuensi tak teratur (disritmia), S3 atau S4 / irama jantung gallop,
nadiapikal (PMI) berpindah oleh adanya penyimpangan mediastinal, tanda homman
(bunyi rendah sehubungan dengan denyutan jantung, menunjukkan udara dalam
mediastinum).
c.
Psikososial
Ketakutan, gelisah.
d. Makanan / cairan
Adanya pemasangan IV vena sentral / infuse tekanan.
81
e.
Nyeri / kenyamanan
Perilaku distraksi, mengerutkan wajah. Nyeri dada unilateral meningkat karena batuk,
timbul tiba-tiba gejala sementara batuk atau regangan, tajam atau nyeri menusuk yang
diperberat oleh napas dalam.
f.
Pernapasan
Pernapasan meningkat/takipnea, peningkatan kerja napas, penggunaan otot aksesori
pernapasan pada dada, ekspirasi abdominal kuat, bunyi napas menurun/ hilang
(auskultasi mengindikasikan bahwa paru tidak mengembang dalam rongga pleura),
fremitus menurun, perkusi dada : hipersonor diatas terisi udara, observasi dan palpasi
dada : gerakan dada tidak sama bila trauma, kulit : pucat, sianosis, berkeringat,
mental: ansietas, gelisah, bingung, pingsan. Kesulitan bernapas, batuk, riwayat bedah
dada / trauma : penyakit paru kronis, inflamasi / infeksi paru (empiema / efusi),
keganasan (mis. Obstruksi tumor).
g. Keamanan
Adanya trauma dada, radiasi / kemoterapi untuk keganasan.
7. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara / cairan pada area pleural; dapat
menunjukan penyimpangan struktur mediastinal.
2.
GDA : variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi, gangguan
mekanik pernapasan dan kemampuan mengkompensasi.
82
2.
3.
Standar pemeriksaan diagnostik (yang hanya bisa dilakukan bila pasien stabil),
adalah : portable x-ray, portable blood examination, portable bronchoscope. Tidak
dibenarkan melakukan pemeriksaan dengan memindahkan pasien dari ruang
emergency.
4.
Penanganan pasien tidak untuk menegakkan diagnosis akan tetapi terutama untuk
menemukan masalah yang mengancam nyawa dan melakukan tindakan
penyelamatan nyawa.
5.
6.
Penanganan pasien trauma toraks sebaiknya dilakukan oleh Tim yang telah
memiliki sertifikasi pelatihan ATLS (Advance Trauma Life Support).
7.
8.
83
diklem.
Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi.
slang tersumbat oleh gangguan darah, slang bengkok atau alat rusak, atau lubang
slang tertutup oleh karena perlekatanan di dinding paru-paru.
7) Perawatan "slang" dan botol WSD/ Bullow drainage.
a)
Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari , diukur berapa cairan yang keluar
kalau ada dicatat.
b) Setiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan cairan dan adanya gelembung
udara yang keluar dari bullow drainage.
c)
f)
Cegah bahaya yang menggangu tekanan negatip dalam rongga dada, misal : slang
terlepas, botol terjatuh karena kesalahan dll.
9. Analisa Data
Data
Etiologi
Data Subyektif :
Klien mengatakan
susah bernafas
Tension pneumothoraks
sekarang
Hiperekspansicavitas pleura
olehudara
Data obyektif :
-
Takipneu
Peningkatan respirasi
Tekanan darah rendah
85
Masalah
Pola
pernafasan
tak efektif
Gangguanventilasi
Data Subyektif :
-
dan
takut
Kadar O2,CO2
terjadi
komplikasi lainnya
takipneu
pasien tidak kooperatif
Data Obyektif :
-
Dispnea, takipnea,
perubahan
kedalaman
pernapasan,
hilangnya suara nafas,
pasien tidak kooperatif.
86
Resiko
tinggi
trauma
penghentia
n napas
Data subyektif :
Klien
meminta
informasi,
berulangnya masalah.
Kurang informasi
Data obyektif :
-Klien Nampak kurang menerima
informasi yang diberikan
perawat,
-mengekspresikan masalah,
Ketidaktahuan
(penyakit dan
perawatannya)
Kurang pengetahuan mengenai
kondisi aturan pengobatan
10. Diagnosa Keperawatan
1. Pola pernafasan tak efektif b/d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara/cairan),
nyeri, ansietas, ditandai dengan dispnea, takipnea, perubahan kedalaman
pernapasan, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal, gangguan pengembangan
dada, sianosis, GDA tak normal.
2. Resiko tinggi trauma penghentian
napas
b/d
kurang
pendidikan
Tujuan dan
Rencana Keperawatan
Intervensi
Rasional
Kriteria Hasil
Tujuan : Setelah Mandiri
- Kesulitan
bernafas
dengan
ventilator
efektif
b/d keperawatan 1 X 24
penurunan
ekspansi
pernapasan
(akumulasi
Kriteria Hasil :
nyeri, ansietas
atau
peningkatan
menggunakan
ventilasi
diduga
catat
udara/cairan,
bila
mekanik,
perubahan
terjadi
komplikasi
tekanan udara.
Menunjukka
n
pola
pernapasan
ada
- Auskultasi bunyi nafas
normal
atau
efektif
dengan
bunyi
nafas
menurun
bunyinya. Evaluasi
dilakukan
rentang normal.
mengetahui
untuk
memberi
tanda/
data
evaluasi perbaikan
gejalahipoksia
pneumothoraks.
- Sokongan
- Kaji
pasien
area
nyeri,
adanya
nyeri
dada
terhadap
dan
otot
abdominal
membuat
batuk
- Evaluasi
pernapasan,
fungsi
pada
catat
dapat
tanda
vital
terjadi
sesak,
dispnea,
terjadinya
atau
sianosis,
perubahan
menunjukkan
tanda vital.
88
perubahan
kecepatan/
pernapasan
pernapasan
terjadinya
dapat
syok
sehubungan
dengan hipoksia /
perdarahan.
- Pengembangan dada
sama
dengan
ekspansi
- Catat
pengembangan
dada
dan
posisi
trakea.
paru.
tension
pneumotoraks.
- Tak
adanya
gelembung
udara
dapat
- Bila dipasang selang
dada
pada
ekspansi
paru
evaluasi
lengkap
(normal)
ketidaknormalan atau
kontinuitas
komplikasi.
gelembung
pasien,
menunjukkan
botol
penampung.
- Mengidentifikasi
kesalahan
posisi
selang endotrakeal,
mempengaruhi
Kolaborasi
inflamasi paru.
- Kaji hasil foto thoraks. - Mengkaji
status
pertukaran gas dan
- Awasi hasil Gas Darah.
ventilasi
- Untuk menurunkan
kerja
- Berikan
tambahan
oksigen
sesuai
indikasi.
- Pemasangan WSD
89
nafas
dan
menghilangkan
distres
respirasi
dan sianosis.
- Mengeluarkan
udaran atau darah
yang
masuk
ke
rongga
pleura
sehingga
"mechanis
of
breathing"
tetap
baik.
2. Resiko
tinggi Tujuan :
Mandiri
trauma
Setelah
penghentian
asuhan keperawatan
napas
kurang
trauma
pendidikan
dicegah.
berbaring
dapat
egahan
atau
- Mencari
drainase
bantuan
untuk
dada
mengetahui
informasi
tentang
memberikan
keyakinan
untuk menghindari
bahaya fisik.
- Untuk
bekerja
komplikasi.
- Memberi perawatan
dan
terlepasnya
bagaimana system
dengan pasien.
mencegah
lingkungan
atau
selang.
menarik selang.
resiko
obstruksi drainase
menghindari
- Menurunkan
untuk
menurunkan
ansietas pasien.
Intervensi
tepat
- Identifikasi perubahan
atau
situasi
harus
yang
dilaporkan
waktu
dapat
mencegah
komplikasi serius.
pada perawat.
bila
memburuk karena
mempengaruhi
atau tercabut.
fungsi pernafasan
dan
memerlukan
intervensi darurat.
Tujuan
3.
Kurang
pengetahuan
mengenai
kondisi aturan
pengobatan
dilakukan
keperawatan
jam
klien
Setelah Mandiri
asuhan - Kaji patologi masalah
1X24
dan
keluarga
dapat
mengerti
tentang
90
individu.
- Memberikan
pengetahuan dasar
untuk pemahaman
kondisi
dan
dinamik
pentingnya
kondisi
b/d kurang
menerima
kesehatan
intervensi
klien.
Kriteria Hasil :
terapeutik.
- Untuk menurunkan
- Identifikasi
informasi.
potensial
kemungkinan terjadi
- Pasien
dapat
komplikasi
mengidentifikasi
komplikasi.
jangka
panjang.
- Kaji
ulang
praktik
- Mempertahankan
evaluasi medik
kesehatan
meningkatkan
penyembuhan.
dan
- Kaji ulang tanda /
menunjukkan
perubahan
gejala
pola
- Berulangnya
yang
memerlukan evaluasi
menimbulkan
dispnea,
masalah baru
umum
distres
pernapasan lanjut.
pneumotoraks
memerlukan
intervensi
untuk
medik
mencegah/
menurunkan
potensial
komplikasi.
4.
Inefektif
Tujuan
Jalan -
Jelaskan
klien -
pengetahuan yang
bersihan jalan
napas lancar/normal
tentang
kegunaan
diharapkan
napas
Kriteria hasil :
membantu
dan
mengembangkan
berhubungan Menunjukkan
batuk
mengapa
akan
dengan
yang efektif.
terdapat
kepatuhan
peningkatan
penumpukan sekret
terhadap rencana
sekresi sekret
penumpukan
di sal. pernapasan.
teraupetik.
dan penurunan
sekret
Ajarkan
batuk sekunder
pernapasan.
Klien nyaman.
akibat nyeri
di
sal.
tentang
klien metode
yang
dan keletihan.
pengontrolan
91
tepat
klien
terkontrol adalah
melelahkan
tidak
dan
efektif,
batuk.
menyebabkan
frustasi.
Memungkinkan
saat
ekspansi
setegak
paru
lebih luas.
mungkin.
-
lakukan pernapasan
diafragma.
Pernapasan
diafragma
menurunkan
frekuensi
napas
dan meningkatkan
-
Tahan
napas
ventilasi alveolar.
selama 3 - 5 detik
kemudian
secara
e.
perlahan-lahan,
keluarkan sebanyak
mungkin
-
melalui
sekresi
mulut.
sekret.
Lakukan napas ke
dua,
tahan
dan
- pengkajian ini
membantu
mengevaluasi
kuat.
-
Meningkatkan
paru
keefektifan
upaya
batuk klien.
klien batuk.
g.
Sekresi kental
sulit
untuk
mukus,
untuk
menurunkan atelektasis.
viskositas sekresi :
mempertahankan h.
hidrasi
Untuk
yang menghindari
adekuat;
pengentalan
meningkatkan
sekret
masukan
dari
atau
mosa
bila
tidak
kontraindikasi.
- Dorong atau berikan
perawatan mulut yang
baik setelah batuk.
i. -
Hiegene
mulut
yang
baik
meningkatkan
rasa
-
Kolaborasi
dengan
kesejahteraan dan
tim
kesehatan lain :
ii.
Dengan dokter,
radiologi
dan
fisioterapi.
Pemberian
expectoran
pemberianantib
iotika.
fisioterapi
dada.
mencegah
bau
mulut
-
Expextorant
untuk
memudahkan
mengeluarkan
lendir
dan
menevaluasi
perbaikan
kondisi klien atas
pengembangan
i.
parunya.
93
5.
Perubahan
Tujuan : Nyeri
kenyamanan : berkurang/hilang.
Kriteria hasil :
Nyeri akut
- Nyeri berkurang/
berhubungan
dapat diadaptasi.
- Dapat
dengan
trauma
mengindentifikasi
jaringan dan
aktivitas yang
reflek spasme
meningkatkan/me
otot sekunder.
- Jelaskan
dan
bantu - pendekatan
dengan
klien
dengan
menggunakan
tindakan
pereda
relaksasi
dan
nyeri
nonfarmakologi
nonfarmakologi dan
lainnya
non invasif.
menunjukkan
telah
keefektifan dalam
nurunkan nyeri.
- Ajarkan Relaksasi :
- Pasien tidak gelisah.
Tehnik-tehnik untuk
ketegangan
otot
relaksasi masase.
metode
distraksi
darah,
kebutuhan O2 oleh
jaringan
akan
terpenuhi,
menurunkan
- Ajarkan
peredaran
sehingga
menurunkan
juga
mengurangi nyeri.
- Akan melancarkan
selama
sehingga
mengurangi
nyerinya.
- Mengalihkan
perhatian nyerinya
ke
nyeri akut.
akan
hal-hal
yang
menyenangkan.
- Berikan
kesempatan - Istirahat
akan
merelaksasi semua
terasa
jaringan sehingga
nyeri
dan
akan
nyaman;
misal
meningkatkan
waktu
tidur,
kenyamanan.
belakangnya
dipasang
kecil.
- Tingkatkan
pengetahuan
94
bantal
- Pengetahuan
akan
yang
dirasakan
membantu
tentang:
sebab
sebabnyeri,
dan
mengurangi
nyerinya.
Dan
menghubungkan
dapat
membantu
mengembangkan
akan berlangsung.
kepatuhan
terhadap
klien
rencana
teraupetik.
- Kolaborasi
dokter,
analgetik.
lintasan
nyeri,
sehingga
nyeri
akan berkurang.
- Pengkajian
optimal
- Observasi
tingkat
setelah
pemberian
obat
analgetik
untuk
mengkaji
setiap 1 - 2 jam
tindakan
perawatan selama 1
- 2 hari.
95
akan
memberikan
perawat data yang
obyektif
untuk
mencegah
kemungkinan
komplikasi
dan
melakukan
efektivitasnya. Serta
setelah
yang
intervensi
tepat.
yang
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito , L.J (2000).DiagnosaKeperawatan.Jakarta :EGC.
Depkes. RI.
:Pusdiknakes
(2001).PerawatanPasien
yang
MerupakanKasus-KasusBedah.Jakarta
96
97
98
99
100