Anda di halaman 1dari 3

Pemberian ASI pada bayi dengan kebutuhan khusus

1. Bayi premature
Bagi bayi premature,ASI adalah makanan terbaik. Komposisi ASI
yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan premature (ASI prematur)
berbeda dengan komposisi ASI ibu yang melahirkan cukup bulan (ASI
matur). Sayangnya komposisi ASI premature ini hanya berlangsung
beberapa minggu dan akan berubah menjadi seperti ASI matur. Untuk bayi
dengan masa gestasi > 34 minggu dapat disusukan langsung kepada
ibunya karena reflex menghisap dan menelannya sudah cukup baik.
Komposisi ASI premature akan berubah menjadi ASI matur dalam waktu
3-4 minggu. Namun,pada saat itu gestasi bayi juga sudah cukup bulan
sehingga ASI-nya sesuai dengan kebutuhannya.
Untuk bayi yang pada usia kronologis 4 minggu masa gestasi
belum 37 minggu selain ASI perlu ditambahkan dengan Human Milk
Fortifier atau susu formula untuk bayi premature. Untuk bayi dengan masa
gestasi > 32-34 minggu reflex menelan sudah cukup baik,tetapi reflex
hisapnya belum. ASI perlu diperah dan diberikan dengan
sendok/cangkir/pipet. Untuk bayi dengan masa gestasi < 32 minggu ASI
perah diberikan dengan sonde lambung karena reflex hisap dan menelan
belum baik.
2. Bayi dari ibu dengan TBC paru
Kuman TBC tidak melalui ASI sehingga bayi boleh menyusu ibu.
Ibu perlu diobati secara adekuat dan diajarkan pencegahan penularan ke
bayi dengan menggunakan masker. Bayi tidak langsung diberikan BCG
oleh karena efek proteksinya tidak langsung terbentuk. Walaupun sebagian
obat anti-TBC melalui ASI,kadarnya tidak cukup sehingga bayi tetap
diberikan profilaksis dengan INH dosis penuh. Pengobatan TBC pada ibu
memerlukan waktu paling kurang 6 bulan. Setelah 3 bulan pengobatan
secara adekuat,biasanya ibu sudah tidak menularkan lagi,dan pada bayi
dilakukan uji Mantoux. Bila hasilnya negative,terapi INH dihentikan. Dua
hari kemudian bayi diberi vaksinasi BCG agar kadar INH di dalam darah
sudah sangat rendah sehingga BCG bisa jadi.
3. Bayi dari ibu dengan hepatitis B
Tranmisi virus hepatitis B sekitar 50% apabila ibu tertular secara
akut sebelum,selama atau segera setelah kehamilan. Tranmisi,kalau
terjadi,biasanya adalah selama masa persalinan. HbsAg ditemukan di
dalam ASI,tetapi dokumentasi mengenai tranmisi melalui ASI tidak
banyak. Ibu dengan HbsAg (+) boleh menyusui asalkan bayinya telah
diberikan vaksin hepatitis B bersama dengan immunoglobulin spesifik
HbIg.
4. Bayi dari ibu dengan HIV
Virus HIV memang ditemukan di dalam ASI,tetapi mengpa tidak
semua ibu HIV bayinya juga menderita HIV ? tranmisi HIV dari ibu dan
bayinya adalah 35%. Dua puluh persen waktu antenatal dan intranatal dan
15% melalui ASI. Saat ini setelah ditemukan obat-obatan antiretroviral dan

persalinan melalui bedah sesar,penularan saat antenatal dan intranatal telah


dapat ditekan menjadi 4% tetapi tranmisi melalui ASI tidak dapat ditekan.
Dengan demikian,pemberian ASI dari ibu dengan HIV dilarang dan bayi
diberi pengganti ASI (PASI). Pemberian PASI ini harus memenuhi syarat
AFASS (Accetable,Feasable,Affdable,Sustainable and Save). Sayangnya
di daerah yang miskin PASI yang memenuhi syarat AFASS tadi belum
tentu dapat disediakan. Untuk ini,ada kebijaksanaan bahwa ibu dapat
memberikan ASI tetapi dengan syarat :
- ASI harus diperah,tidak boleh menyusu langsung,karena bila menyusu
langsung ada saja luka pada putting yang menyebabkan penularan lebih
besar
- ASI diberikan secara eksklusif,tidak boleh dicampur dengan
PASI,karena PASI menyebabkan pendarahan kecil pada usus bayi dan
virus di dalam ASI akan lebih mudah diserap
- ASI perah kalu bisa dipasteurisasi,tetapi hal ini tentu sukar dilakukan
karena tidak tersedia alat untuk ini. Sebuah penelitian di Afrika Selatan
membuktikan bahwa apabila wadah ASI perah dimasukkan ke dalam air
yang baru saja selesai mendidih (sudah tidak ada gelembung) selama 15
menit,virus AIDS sudah mati
- ASI eksklusif dianjurkan selama 3-6 bulan saja kemudian pemberian
ASI dihentikan
5. Bayi dari ibu dengan CMV
Bayi yang lahir cukup bulan boleh diberi ASI. Bayi yang lahir
premature tidak dianjurkan mendapat ASI
6. Bayi dari ibu dengan varisela/zoster
Boleh diberi ASI perah apabila tidak ada lesi pada payudara
7. Bayi dari ibu dengan Toksoplasmosis
Tidak dilarang pemberian ASI karena tranmisi melalui ASI belum
ada yang melaporkan
8. Bayi dari ibu dengan Trikomonas vaginalis
Bila dapat diobati local tidak ada kontra indikasi menyusui
9. Bayi dari ibu dengan malaria
Pengobatan dengan obat antimalaria bukan merupakan
kontraindikasi menyusui
10. Bayi dari ibu dengan penyakit infeksi lain
Tidak ada alasan untuk ibu yang sakit infeksi untuk menghentikan
pemberian ASI karena bayi sudah terpapar penyakit tersebut sejak masa
inkubasi. Kecuali itu,ibu membentuk antibody terhadap penyakit yang
dideritanya yang akan disalurkan melalui ASI ke bayinya. Tentu ibu
dianjurkan melaksanakan hal-hal untuk mencegah penularan misalnya
menggunakan masker atau memberikan ASI perah. Mungkin ibu
memerlukan bantuan orang lain untuk merawat bayinya.
Kiat menyusui bagi ibu yang bekerja
1. Persiapkan diri sebelum masuk kerja

2.

3.

4.

5.

Pasca melahirkan anda dapat menyusun jadwal dalam mempersiapkan


pemberian ASI eksklusif meskipun ibu akan disibukkan dengan urusan
kantor ibu. Pada saat masa nifas ibu dapat memberikan kesempatan bayi
ibu untuk mendapat ASI langsung tanpa menggunakan botol susu atau
empeng. Selain itu persiapkan diri ibu dengn melakukan relaksasi selama
10-15 menit sebelum melakukan memerah ASI. Hal terpenting selanjutnya
adalah mencukupi kebutuhan gizi dan menghindari stress sehingga tidak
mengganggu ASI untuk kebutuhan bayi ibu.
Melatih kemampuan memerah ASI
Ibu dapat melatih diri untuk memerah ASI dengan menggunakan tangan
atau pompa manual atau pula menggunakan pompa elektrik. Latihan ini
dapat dilakukan dimulai pada saat ASI keluar pertama kalinya danASI
terasa penuh. Kemudian biasakan untuk menetapkan jadwal memerah
ASI,umunya dilakukan pada saat 3-4 jam yang dibekukan untuk
persediaan mulai ibu bekerja.
Hindari stress saat memulai pekerjaan
Untuk sukses memberi ASI sebaiknya ibu harus memperhatikan asupan
makanankuangkan waktu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
ketika ibu bekerja. Makanan yang bergizi akan menambah kualitas ASI.
Selanjutnya adalah hindari stress karena beban fisik dan mental akan
menghambat ASI sehingga kuantitas terganggu.
Sempatkan waktu untuk menyusui langsung
Sebelum berangkat bekerja luangkan waktu untuk menyusui langsung
pada anak,dengan demikian ikatan batin masih tetap terjalin antara ibu dan
anak meskipun sibuk bekerja. Waktu yang tepat untuk memberikan ASI
langsung pada anak adalah ketika akan berangkat bekerja,pulang bekerja
dan ketika bayi akan tertidur.
Mempersiapkan persediaan ASI perah
Gunakan waktu istirahat untuk memerah ASI sehingga persediaan tidak
akan habis dan menukupi kebutuhan bayi. Siapkan persediaan ASI di
lemari es selama sedang bekerja. Sehingga penting untuk menjadwalkan
waktu memerah ASI yang tepat yaitu 3 jam sekali,siapkan peralatan yang
dibutuhkan untuk memerah ASI ketika sedang berada di kantor.

Anda mungkin juga menyukai