Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Proyek

Manajemen Proyek
Manajemen adalah usaha manusia untuk mencapai tujuan dengan cara yang
paling efektif dan efisien. Usaha yang dimaksud adalah bagian dari proses
manajemen yaitu suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berurutan
atau kronologis. Rangkaian kegiatan dimaksud secara umum yaitu mulai dari
penetapan tujuan (goal setting), perencanaan (planning) pengorganisasian
(organizing) pelaksanaan (actuating) dan pengawasan/pengendalian
(controlling). Sedangkan yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha yang
mempunyai awal dan akhir dan dijalankan untuk memenuhi tujuan yang sudah ditetapkan dalam
biaya, jadwal dan sasaran kualitas. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk
melakukan perencanaan, pengorganiasian, pengarahan dan pengendalian
atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai
tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula.
Menurut Schwalbe (2006), setiap proyek akan dibatasi dengan ruang lingkup
(scope), waktu (time) dan biaya (cost). Batasan-batasan ini seringkali
digunakan ke dalam manajemen proyek sebagai tiga batasan utama.
Untuk

menghasilkan

proyek

yang

berhasil,

seorang

manajer

proyek

harus

mempertimbangkan yang pertama ruang lingkup pekerjaan apa yang akan dilakukan sebagai
bagian dari proyek tersebut, serta produk dan layanan atau hasil apa yang diinginkan oleh
pelanggan (sponsor) yang dapat dihasilkan dalam suatu proyek. Yang kedua waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. Yang ketiga adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu proyek
Setiap proyek memiliki tujuan khusus, didalam proses pencapaian tujuan tersebut ada tiga
constraint yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan Trade-off Triangle atau Triple Constraint.
Triple constraint adalah usaha pencapaian tujuan yang berdasarkan tiga batasan, yaitu :
1. Tepat biaya.
Proyek harus dikerjakan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran, baik biaya tiap
item pekerjaan, biaya tiap periode pelaksanaan maupun biaya total sampai akhir
proyek.

2. Tepat waktu.
Proyek harus dikerjakan dengan waktu sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek
(schedule) yang telah direncanakan yang ditunjukan dalam bentuk prestasi pekerjaan
(work progress).
3. Tepat mutu.
Mutu produk atau disebut sebagai kinerja (performance), harus memenuhi spesifikasi
dan kriteria dalam taraf yang disyaratkan oleh pemilik.
Ketiganya tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggaraan proyek yang sering
diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Manajemen proyek dikatakan baik jika sasaran tersebut
tercapai.
Didalam suatu proyek memerlukan suatu penjadwalan (scheduling) adalah pengalokasian
waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan
suatu proyek hingga tercapai optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang
ada. Secara proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti perkembangan proyek dengan
berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu dilakukan untuk
mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi sumber daya dan penetapan
durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek.
Secara umum penjadwalan proyek mempunyai manfaat-manfaat seperti berikut :
1. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai batas-batas waktu
untuk mulai dan akhir dari masing-masing pekerjaan
2. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
3. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek dapat
selesai sebelum waktu yang ditetapkan.
4. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.
Dengan memperkirakan waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan
merupakan bagian yang paling sulit, untuk itu butuh pengalaman dalam
memperkirakan waktu yang diperlukan. Penjadwalan kegiatan tersebut dapat
menggunakan :

1. Gantt Charts
Gantt charts menyediakan format standar yang digunakan untuk
menampilkan informasi mengenai schedule (jadwal) dari suatu
proyek yang akan dilaksanakan dan kesesuaian waktu yang
digunakan untuk langkah start dan finish dalam bentuk calendar
format. Gantt charts terkadang ditampilkan dengan bentuk bagan
yang berisi batangan yang di mulai dengan start dari suatu
aktivitas dan tanggal berakhir dari aktivitas tersebut dengan
sebuah batangan yang horisontal. (Schwalbe, 2006).

2. Diagram PERT (Program Evaluation and Review Techniques)


Suatu program (proyek) diwakili dengan jaringan simpul dan tanda
panah yang kemudian dievaluasi untuk menentukan kegiatankegiatan terpenting, meningkatkan jadwal yang diperlukan dan
merevisi kemajuan-kemajuan saat proyek telah dijalankan. Diagram
PERT lebih baik dari Gantt, karena :
Mudah mengidentifikasi tingkat perioritas
Mudah mengindentifikasi jalur kritis dan kegiatan-kegiatan
kritis
Mudah menentukan waktu kendur.

3.

Kurva

Menurut Djojowirono (2005), kurva S adalah pengembangan dari


diagram balok yang dapat mengetahui persentase (%) pekerjaan
yang harus dicapai pada waktu tertentu. Kurva S ini sangat efektif
untuk mengevaluasi dan mengendalikan waktu dan biaya proyek.
Hasil realisasi dari pekerjaan pada suatu waktu dapat dibandingkan
dengan kurva rencana. Kurva S dapat memperlihatkan beberapa

segi

yang

berkaitan

baik

rencana

kerja

atau

pelaksanaan

kegiatannya. Dengan membandingkan kurva S realisasi dengan


kurva S rencana, penyimpangan yang terjadi dapat segera terlihat
jelas. Oleh karena itu, kurva S mampu menampilkan secara visual
penyimpangan yang terjadi dan pembuatannya relatif cepat dan
mudah, maka metode pengendalian dengan kurva S dipakai secara
luas dalam pelaksanaan proyek. Kurva S dapat memperlihatkan
beberapa segi yang berkaitan baik rencana kerja atau pelaksanaan
kegiatannya

Anda mungkin juga menyukai