dengan
ukuran
tertentu.
Saringan
akan
tercemar
sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan steril. Alat saring
tertentu
juga
mempergunakan
bahan
yang
dapat
mengabsorbsi
Menyaring udara
Untuk menjaga suatu alat yang sudah steril agar tidak tercemar oleh
mikroba atau untuk menjaga agar suatu biakan kuman tidak tercemar
oleh kuman yang lain, maka alat-alat tersebut harus ditutup denagn
kapas, karena kapas mudah ditembus udara tetapi dapat menahan
mikroorganisme. Harus dijaga agar kapas tidak menjadi basah, oleh
karena kapas yang basah memungkinkan kuman menembus kedalam.
Untuk mencegah pencemaran oleh kuman-kuman udara pada waktu
menuang perbenihan, dapat dipergunakan suatu alat yang disebut
laminar flow bench dimana udara yang masuk kedalamnya disaring
terlebih dahulu dengan suatu saringan khusus. Saringan ini ada batas
waktu pemakaiannya dan harus diganti dengan yang baru apabila sudah
tidak berfungsi lagi.
2. Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180 0C. Sterilisasi
panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior
Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi
Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan
antara lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan
menguap seperti halnya alkohol. Umumnya isopropil alkohol 70-90%
halogen
(senyawa
klorin,
iodium),
alkohol,fenol,hidrogen
prosedur
umum
kerja
dalam
mikrobiologi
yang
membutuhkan teknik
Desinfeksi meja kerja
a. Singkirkan semua barang yang tidak diperlukan dari meja dan ruang
kerja
b. Semprotkan meja kerja denga alkohol 70 % beberapa kali hingga
merata
c. Kemudian semprotkan lagi alkohol pada tlapak tangan
d. Letakkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan pada meja kerja dan
semprotkan kembali alkohol pada semua peralatan.
e. Setelah itu diamkan beberapa saat dan kembali semprotkan alkohol ke
seluruh permukaan tangan ketika hendak mulai bekerja.
f. Letakkan pembakar spiritus lalu biarkan.
Memindahkan Biakan secara Aseptis
a. Persiapkam alat dan bahan seperti spirirtus,jarum inokulum(jarum
ose),rak tabung dan dua buah tabung tertutup yang berisi biakan
bakteri/virus.
e. Setelah itu bakar kedua mulut tabung tadi dan tutup kembali dengan
rapat.
Menuangkan Media
a. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b.
Panaskan
mulut
erlenmeyer
yang
berisi
media
pertumuhan
mikroorganisme.
c. Tuangkan media dalam erlemneyer ke cawan petri yang berisi biakan
murni.
d. Ratakan dengan menggoyangkan cawan.
Cara Penggunaan :
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam
autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah
air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari
terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir,
maka tutup harus dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan
dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada
suhu 121oC.
5.
Tunggu
kompartemen
samapai
autoklaf
air
dan
mendidih
terdesak
sehingga
keluar
uapnya
dari
klep
memenuhi
pengaman.
Ingat
kejadian
ini
hanya
berlaku
untuk
sea
level,
jika
perlu
disetting
ulang.
Misalnya
autoklaf
diletakkan
pada
ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya
tercapai suhu 1210C untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan
akan mati jika dididihkan pada suhu 121 0C dan tekanan 15 psi selama 15
menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan
akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi
autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air,
katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik.
Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi
dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses
sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun
perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum
tekanan mencapai 0 psi.
kerja
metode
ini
merip
dengan
mengukus.
Bahan
yang
mengandung air dan tidak tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat
disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang disterilkan dengan
suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan
pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis.
Cara kerja :
Bahan dimasukkan kedalam erlenmeyer atau botol dan ditutup rapat
dengan sumbat atau aluminium foil.
Erlenmeyer/botol lalu dimasukkan kedalam alat sterilisasi (alat standar
menggunakan Arnold Steam Sterilizen atau dandang).
Nyalakan sumber panas dan tunggu hingga termometer menunjukkan
suhu 1000C kemudian hitung waktu mundur hingga 30 menit (uap panas
yang terbentuk akan mematikan mikroba).
Setelah selesai alat sterilisasi dimatikan dan bahan yang steril
dikeluarkan.
Setelah 24 jam, bahan tersebut di sterilkan lagi dengan cara yang sama,
sedang waktu ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan spora atau sel
vegetatif yang belum mati untuk tumbuh sehingga mudah dibunuh.
Sterilisasi dengan udara panas (Dry heat sterilization)
Sterilisasi dengan metode ini biasanya digunakan untuk peralatan gelas
seperti cawan petri, pipet ukur dan labu erlenmyer. Alat gelas yang
disterilisasi dengan udara panas tidak akan timbul kondensasi sehingga
tidak ada tetes air (embun) didalam alat gelas.
Bungkus alat-alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil
Atur pengatur suhu oven menjadi 1800C dan alat disterilkan selama 2-3
jam.
dengan
udara
dari
meja
kerja
yang
dimungkinkan
mengandung bakteri yang digunakan untuk kerja. Udara dari meja kerja
disedot dari depan meja kerja. Kemudian udara kotor ini disaring oleh
penyaring HEPA dan disirkulasikan keluar kabinet atau kembali lagi ke
meja kerja sebagai udara bersih
PRAKTIKUM I
A. JUDUL
Sterilisasi dengan Pembakaran
B. TUJUAN
Setelah mempelajari laporan ini mahasiswa dapat mengetahui cara sterilisasi
berbagai alat dengan pembakaran.
C. DASAR TEORI
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas,
filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur,
gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan
pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan
metode ini. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam
keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher
ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan
api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.
D. ALAT DAN BAHAN
1. Jarum ose
2. Tabung reaksi
3. Lampu Bunsen
4. Korek api
5. Media padat dalam cawan Petri
E. LANGKAH KERJA
1. Menyalakan lampu Bunsen dan mengatur nyala apinya secara maksimal.
2. Untuk sterilisasi jarum ose. Mengambil jarum ose kemudian melakukan
pembakaran dengan api Bunsen mulai dari bagian pangkal kawat ose secara
perlahan menuju ke ujung kawat jarum ose. Pembakaran jarum ose dilakukan
sampai kawatnya merah membara. Jarum ose yang dibakar dibiarkan dingin,
selanjutnya siap digunakan untuk mengambil/ menginokulasi mikrobia.
3. Untuk sterilisasi mulut tabung reaksi. Membuka sumbat kapas kemudian
melewatkan mulut tabung pada api. Hal ini dilakukan sebelum dan setelah
mengambil/menginokulasi biakan. Menutup kembali mulut tabung dengan kapas.
4. Untuk sterilisasi cawan petri. Sebelum cawan petri dibuka untuk diinokulasi
maupun cawan petri ditutup setelah diinokulasi, tepi cawan dilewatkan di api
Bunsen.
F. HASIL PENGAMATAN
Alat yang digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. Pada saat penggunaan alat
ini sudah dalam keadaan steril.
G. PEMBAHASAN
Sterilisasi dan penyiapan media adalah salah satu proses yang sangat penting
dalam penelitian tentang mikroorganisme. Sebab kedua factor ini adalah kunci
utama kesuksesan dalam tahap pengamatan. Kita ketahui bahwa dialam
semesta ini banyak sekali bertebaran mikroorganisme, mereka hampir terdapat
disemua tempat. Tidak heran jika kita bisa terkontaminasi dimana saja,
meskipun kita menganggap tempat tersebut sudah steril.
Dalam proses praktikum sebelum kita menuju kepersiapan media, maka yang
harus kita lakukan lebih dahulu adalah sterilisasi. Sterilisasi ini berlaku dimana
saja terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan mikroorganisme. Dalam
pelaksanaan operasi dalam dunia kedokteran, semua alat yang akan digunakan
disterilisasi terlebih dahulu. Tujuanya agar alat-alat tersebut benar-benar steril
dan bersih dari mikroorganisme yang membahayakan, terutama bagi pasien
yang akan dioperasi.
Sterilisasi yang kita lakukan dalam pengamatan ini ditujukan agar alat-alat
tersebut steril dari mikroorganisme lain yang akan menjadi kontaminan bagi
mikroba yang akan kita tumbuhkan. Sterilisasi yang kita lakukan adalah
sterilisasi dengan pembakaran. Sterilisasi ini selain bertujuan untuk menjaga
mutu kebersihan dan pengamatan dilaboratorium juga bertujuan untuk menjaga
agar mikroba yang akan kita amati adalah benar-benar mikroba yang kita
inginkan.
Masalah yang sering kita hadapi dalam laboratorium adalah tingkat kesterilan
alat-alat yang akan digunakan, bahkan yang lebih parah lagi adalah alat yang
akan digunakan untuk mensterilkan benda-benda tersebut juga malah tidak
berfungsi dengan baik. Sehingga dalam hal ini akan memacu tingkat kegagalan
dalam pengamatan.
Seperti yang telah dikemukakan diatas tadi bahwa sterilisasi yang dipakai pada
praktikum ini adalah sterilisasi dengan pembakaran dengan tujuan mengetahui
cara sterilisasi berbagai alat dengan pembakaran. Pada praktikum ini terlebih
dahulu yang di lakukan adalah menyalakan lampu Bunsen dan mengatur nyala
api secara maksimal. Kemudian setelah itu, ambil jarum ose yang telah tersediah
kemudian lakukan pembakaran dengan api Bunsen mulai dari bagian pangkal
kawat ose secara parlahan menuju ke ujung kawat jarum ose. Pembakaran ini
dilakukan sampai jarum osenya merah membara. Setelah itu dinginkan jarum
ose, selanjutnya jarum ose siap di gunakan untuk mengambil / menginokulasi
bakteri. Tujuan untuk mendinginkan jarum ose yaitu agar mikroba yang kita
ambil tidak mati dengan jarum ose yang panas. Sehingga itu di perlukan jarum
ose yang sudah dingin. Kemudian untuk mensterilisasi mulut tabung reaksi, buka
sumbat kapas kemudian lewatkan mulut tabung pada api. Hal ini dilakukan
sebelum dan setelah mengambil / menginokulasikan biakan. Kemudian tutup
kembali mulut tabung dengan kapas. Kemudian untuk sterilisasi cawan petrik,
sebelum cawan Petri dibuka untuk diinokulasi maupun cawan petrin ditutup
setelah inokulasi, tepi cawan dilewatkan di api bunsen. Keberhasilan dalam
pengamatan mikroba ini sangat bergantung pada bagaimana kita mensterilakan
alat, dan bagaimana komposisi media yang kita buat. Sebab komposisi media
juga menentukan tingkat keberhasilan mikroba tersebut tumbuh dalam media.
Sehingga kedua hal ini harus benar-benar diperhatikan ketika kita akan
membiakkan mikroba didalam laboratorium, sebab jika terkontaminasi sedikit
saja, maka kemungkinan gagal akan angat besar.
Tehnik pembakaran langsung merupakan tehnik sterilisasi yang tercepat dan 100
% efektif. Kelemahan tehnik ini terbatas penggunaannya. Caranya adalah
Pasteurisasi
louis-pasteur
Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan
membunuh organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang,
dan khamir. Proses ini diberi nama atas penemunya Louis Pasteur seorang
ilmuwan Perancis. Tes pasteurisasi pertama diselesaikan oleh Pasteur dan
Claude Bernard pada 20 April 1862.
Tidak seperti sterilisasi, pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk membunuh
seluruh mikroorganisme di makanan. Bandingkan dengan appertisasi yang
diciptakan oleh Nicolas Appert. Pasteurisasi bertjujuan untuk mencapai
pengurangan log dalam jumlah organisme, mengurangi jumlah mereka
sehingga tidak lagi bisa menyebabkan penyakit (dengan syarat produk
yang telah dipasteurisasi didinginkan dan digunakan sebelum tanggal
kedaluwarsa). Sterilisasi skala komersial makanan masih belum umum,
karena dia memengaruhi rasa dan kualitas dari produk.
Produk yang bisa dipasteurisasi
susu
anggur
bir
jus buah
cider (sari buah apel)
madu
telur
minuman olah raga
makanan kaleng
Pendahuluan
Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena
mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti
protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat dibutuhkan
oleh
manusia.
Nilai
gizinya
yang
tinggi
juga
menyebabkan
susu
maka
penanganan
sesudah
pemerahan
hendaknya
menjadi
berkualitas
tinggi,
berkadar
gizi
tinggi,
tahan
simpan,
tukar dan daya guna bahan mentahnya. Proses pengolahan susu selalu
berkembang sejalan dengan berkembangnya ilmu dibidang tekologi
pangan. Dengan demikian semakin lama akan semakin banyak jenis
produk
susu
merupakan
yang
dikenal.
Hal
yang
sangat
langkah
ini
sangat
tepat
menggembirakan
untuk
mengimbangi
dan
laju
permintaan pasar.
Banyak jenis bahan makanan yang dapat dibuat dari bahan baku susu.
Antara lain jenis produk susu yang sudah dikenal dikalangan masyarakat
adalah es krim, susu bubuk, susu kental, mentega, yoghurt yang
dihasilkan melalui proses homogenisasi, sterilisasi, pasteurisasi dan
fermentasi.
Penyebaran produksi susu akan lebih mempercepat perbaikan gizi
masyarakat. Telah tersedianya listrik hingga pelosok desa akan menopang
penggunaan pengolahan susu pasteurisasi. Teknologi pengolahan susu
yang telah dikenal rakyat seperti pengolahan dadih dan danke di
Sumatera
Barat
dan
Sulawesi
Selatan
dapat
mempercepat
dan
wikipedia
library.usu.ac.id