Anda di halaman 1dari 18

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara

mekanik, fisik dan kimiawi.


1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Di dalam sterilisai secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu saringan
yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga
mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk
sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
Jika terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan
tinggi akan mengalami perubahan atau penguraian, maka sterlisasi yang
digunakan adalah dengan cara mekanik, misalnya dengan saringan.
Didalam mikrobiologi penyaringan secara fisik paling banyak digunakan
adalah dalam penggunaan filter khusus misalntya filter berkefeld, filter
chamberland, dan filter seitz. Jenis filter yang dipakai tergantung pada
tujuan penyaringan dan benda yang akan disaring.
Penyaringan dapat dilakukan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui
suatu bahan penyaring yang memilki pori-pori cukup kecil untuk menahan
mikroorganisme

dengan

ukuran

tertentu.

Saringan

akan

tercemar

sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan steril. Alat saring
tertentu

juga

mempergunakan

bahan

yang

dapat

mengabsorbsi

mikroorganisme. Saringan yang umum dipakai tidak dapat menahan virus.


Oleh karena itu, sehabis penyaringan medium masih harus dipanasi dalam
otoklaf. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka
tehadap panas seperti serum,enzim,toksin kuman,ekstrak sel,dsb.
Menyaring cairan
Hal dapat dilakukan dengan berbagai filter seperti saringan Seitz, yang
menggunakan saringan asbestos sebagai alat penyaringannya; saringan
berkefeld, yang mempergunakan filter yang terbuat dari tanah diatom;
saringan chamberland, yang mempergunakan filter yang terbuat dari
porselen; dan fritted glass filter, yang mempergunakan filter yang terbuat
dari serbuk gelas. Saringan asbes lebih mudah dan lebih murah daripada
saringan porselen. Saringan asbes dapat dibuang setelah dipakai,
sedangkan saringan porselen terlalu mahal bila dibuang, tetapi terlalu
sulit untuk dibersihkan.

Menyaring udara
Untuk menjaga suatu alat yang sudah steril agar tidak tercemar oleh
mikroba atau untuk menjaga agar suatu biakan kuman tidak tercemar
oleh kuman yang lain, maka alat-alat tersebut harus ditutup denagn
kapas, karena kapas mudah ditembus udara tetapi dapat menahan
mikroorganisme. Harus dijaga agar kapas tidak menjadi basah, oleh
karena kapas yang basah memungkinkan kuman menembus kedalam.
Untuk mencegah pencemaran oleh kuman-kuman udara pada waktu
menuang perbenihan, dapat dipergunakan suatu alat yang disebut
laminar flow bench dimana udara yang masuk kedalamnya disaring
terlebih dahulu dengan suatu saringan khusus. Saringan ini ada batas
waktu pemakaiannya dan harus diganti dengan yang baru apabila sudah
tidak berfungsi lagi.
2. Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180 0C. Sterilisasi
panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior
Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi
Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan
antara lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan
menguap seperti halnya alkohol. Umumnya isopropil alkohol 70-90%

adalah yang termurah namun merupakan antiseptik yang sangat efisien


dan efektif. Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya
disinfeksinya. Dengan atau iodium, isopropil tidak efektif terhadap spora.
Solusi terbaik untuk membunuh spora adalah campuran formaldehid
dengan alkohol, tetapi solusi ini terlalu toksik untuk dipakai sebagai
antiseptik.
Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada
tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan
bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan kepekaan kulit sangat
bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain
yaitu

halogen

(senyawa

klorin,

iodium),

alkohol,fenol,hidrogen

feroksida,zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosanalin, detergen,


logam berat (hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll.
Berbagai

prosedur

umum

kerja

dalam

mikrobiologi

yang

membutuhkan teknik
Desinfeksi meja kerja
a. Singkirkan semua barang yang tidak diperlukan dari meja dan ruang
kerja
b. Semprotkan meja kerja denga alkohol 70 % beberapa kali hingga
merata
c. Kemudian semprotkan lagi alkohol pada tlapak tangan
d. Letakkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan pada meja kerja dan
semprotkan kembali alkohol pada semua peralatan.
e. Setelah itu diamkan beberapa saat dan kembali semprotkan alkohol ke
seluruh permukaan tangan ketika hendak mulai bekerja.
f. Letakkan pembakar spiritus lalu biarkan.
Memindahkan Biakan secara Aseptis
a. Persiapkam alat dan bahan seperti spirirtus,jarum inokulum(jarum
ose),rak tabung dan dua buah tabung tertutup yang berisi biakan
bakteri/virus.

b. Bakarlah ujung hingga pangkal jarum inokulum dengan pembakar


spirirtus.
c. Buka tutup kedua tabung dan bakar mulut kedua buah tabung tersebut
dengan pembakar spiritus agar kontaminan mati.
d. Ambil satu ulasan pada tabung pertama dengan jarum inokulum
kemudian masukkan jarum tadi pada tabung kedua dengan teknik spread
zig-zag.
e. Bakar kembali mulut tabing agar kontamina pada proses transfer mati.
f. Tutup kembali tabung tersebut, dan bakar ujung jarum inokulum untuk
memebunuh sisa bakteri yang ada.

Memindahkan Biakan dari Cawan


a. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Bakar mulut cawan bagian tepi dengan memutarnya di atas api, serta
pijarkan jarum inokulum dan di dinginkan.
c. Buka mulut cawan yang berisi biakan koloni dan ambil koloni
tunggalnya dengan menempelkan jarum inokulum loop.
d. Kemudian tanamkan kembali koloni yang sudah diambil tadi pada
media yang baru dengan teknik spread kontinyu.
e. Panaskan kembali mulut cawan dan tutup rapat serta panaskanjarum
inokulum yang telah digunakan.
Memindahkan Cairan dengan pipet
a. Persiapkan alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.
b. Lepaskan bungkus pipat dan panaskan ujung pipet pada pembakar
spiritus. (Usahakan daerah ujung pipet berdekatan dengan api).
c. Ambil dua buah tabung dan buka tutpnya untuk dipanaskan bagian
ujung mulut tabung.
d. Pipet cairan pada tabung pertama dengan menekan tombol S pada
filter dengan volume tertentu. Kemudian pindahkan ke tabung lainnya dan
keluarkan cairan tersebut dengan menekan E pada filter.

e. Setelah itu bakar kedua mulut tabung tadi dan tutup kembali dengan
rapat.

Menuangkan Media
a. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b.

Panaskan

mulut

erlenmeyer

yang

berisi

media

pertumuhan

mikroorganisme.
c. Tuangkan media dalam erlemneyer ke cawan petri yang berisi biakan
murni.
d. Ratakan dengan menggoyangkan cawan.

Prinsip cara kerja autoklaf


Autoklaf adalah alat untuk memsterilkan berbagai macam alat & bahan
yang menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 1210C.

Cara Penggunaan :
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam
autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah
air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari
terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir,
maka tutup harus dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan
dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada
suhu 121oC.
5.

Tunggu

kompartemen

samapai
autoklaf

air
dan

mendidih
terdesak

sehingga
keluar

uapnya

dari

klep

memenuhi
pengaman.

Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai


selesai. Penghitungan waktu 15 dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan
(jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep
pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang
disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel
dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media
digunakan suhu 1210C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15
menit. Alasan digunakan suhu 121 0C atau 249,8

F adalah karena air

mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk


tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih
pada suhu 1000C, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian
sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu
1210C.

Ingat

kejadian

ini

hanya

berlaku

untuk

sea

level,

jika

dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan


tekanan

perlu

disetting

ulang.

Misalnya

autoklaf

diletakkan

pada

ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya
tercapai suhu 1210C untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan
akan mati jika dididihkan pada suhu 121 0C dan tekanan 15 psi selama 15
menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan
akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi
autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air,
katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik.
Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi
dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses
sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun
perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum
tekanan mencapai 0 psi.

Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat


digunakan mikroba pengguji yang bersifat termofilik dan memiliki
endospora yaitu Bacillus stearothermophillus, lazimnya mikroba ini
tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore strip ini
dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisai lalu
ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka menunjukkan
autoklaf telah bekerja dengan baik.
Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah
:
- Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim
- Paelarut organik, seperti fenol
- Buffer engan kandungan detergen, seperti SDS
Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi
coklat) dan hancurnya substrat dapat dilakukan pencegahan sebagai
berikut :
- Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau
senyawa fosfat
- Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau
senyawa garam mineral lain.
- Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar
- Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf
- Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0
Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum dari total volumenya,
sisa ruang dibirkan kosong. Jika mensterilkan media 1L yang ditampung
pada erlenmeyer 2L maka sterilisasi diatur dengan waktu 30 menit.
Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi)
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yagn
mudah rusak jika terkena panas atu mudah menguap (volatile). Cairan
yang disterilisasi dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya

sentrifugasi atau pompa vakum) yang berpori dengan diameter yang


cukup kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan
metode ini.
Tyndalisasi
Konsep

kerja

metode

ini

merip

dengan

mengukus.

Bahan

yang

mengandung air dan tidak tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat
disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang disterilkan dengan
suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan
pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis.
Cara kerja :
Bahan dimasukkan kedalam erlenmeyer atau botol dan ditutup rapat
dengan sumbat atau aluminium foil.
Erlenmeyer/botol lalu dimasukkan kedalam alat sterilisasi (alat standar
menggunakan Arnold Steam Sterilizen atau dandang).
Nyalakan sumber panas dan tunggu hingga termometer menunjukkan
suhu 1000C kemudian hitung waktu mundur hingga 30 menit (uap panas
yang terbentuk akan mematikan mikroba).
Setelah selesai alat sterilisasi dimatikan dan bahan yang steril
dikeluarkan.
Setelah 24 jam, bahan tersebut di sterilkan lagi dengan cara yang sama,
sedang waktu ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan spora atau sel
vegetatif yang belum mati untuk tumbuh sehingga mudah dibunuh.
Sterilisasi dengan udara panas (Dry heat sterilization)
Sterilisasi dengan metode ini biasanya digunakan untuk peralatan gelas
seperti cawan petri, pipet ukur dan labu erlenmyer. Alat gelas yang
disterilisasi dengan udara panas tidak akan timbul kondensasi sehingga
tidak ada tetes air (embun) didalam alat gelas.
Bungkus alat-alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil
Atur pengatur suhu oven menjadi 1800C dan alat disterilkan selama 2-3
jam.

Prinsip kerja Biological Saferty Cabinet


Biological Safety Cabinet merupakan kabinet kerja yang sterilkan untuk
kerja mikrobiologi. BSC memiliki suatu pengatur aliran udara yang
menciptakan aliran udara kotor (dimungkinkan ada kontaminan) untuk
disaring dan diresirkulasi melalui filter.
BSC juga disebut biosafety hood, dan juga dikenal dengan Laminar flow
hood atau Class II vertical flow cabinet yang menyediakan alat filtrasi dan
aliran udara yang bersirkulasi didalam ruang kerja. Aliran udara diatur
untuk menghambat udara luar masuk dan udara di dalam keluar, untuk
mencegah kontaminasi dari luar dan pencemaran bakteri dari ruang BSC.
Udara yang keluar disaring melewati penyaring sehingga sel-sel yang
berbahaya tidak lepas keluar ke ruangan lain.
Berbagai kelas Biological Safety Cabinet.
BSC yang dimiliki Lab mikrobiologi merupakan BSC kelas II yang memiliki
konfigurasi udara seperti gambar disamping ini. Udara yang berasal dari
luar kabinet akan langsung terserap masuk kesaluran bawah yang
bergabung

dengan

udara

dari

meja

kerja

yang

dimungkinkan

mengandung bakteri yang digunakan untuk kerja. Udara dari meja kerja
disedot dari depan meja kerja. Kemudian udara kotor ini disaring oleh
penyaring HEPA dan disirkulasikan keluar kabinet atau kembali lagi ke
meja kerja sebagai udara bersih

PRAKTIKUM I
A. JUDUL
Sterilisasi dengan Pembakaran
B. TUJUAN
Setelah mempelajari laporan ini mahasiswa dapat mengetahui cara sterilisasi
berbagai alat dengan pembakaran.
C. DASAR TEORI
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas,
filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur,
gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan
pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan
metode ini. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam
keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher
ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan
api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.
D. ALAT DAN BAHAN
1. Jarum ose
2. Tabung reaksi
3. Lampu Bunsen

4. Korek api
5. Media padat dalam cawan Petri
E. LANGKAH KERJA
1. Menyalakan lampu Bunsen dan mengatur nyala apinya secara maksimal.
2. Untuk sterilisasi jarum ose. Mengambil jarum ose kemudian melakukan
pembakaran dengan api Bunsen mulai dari bagian pangkal kawat ose secara
perlahan menuju ke ujung kawat jarum ose. Pembakaran jarum ose dilakukan
sampai kawatnya merah membara. Jarum ose yang dibakar dibiarkan dingin,
selanjutnya siap digunakan untuk mengambil/ menginokulasi mikrobia.
3. Untuk sterilisasi mulut tabung reaksi. Membuka sumbat kapas kemudian
melewatkan mulut tabung pada api. Hal ini dilakukan sebelum dan setelah
mengambil/menginokulasi biakan. Menutup kembali mulut tabung dengan kapas.
4. Untuk sterilisasi cawan petri. Sebelum cawan petri dibuka untuk diinokulasi
maupun cawan petri ditutup setelah diinokulasi, tepi cawan dilewatkan di api
Bunsen.
F. HASIL PENGAMATAN
Alat yang digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. Pada saat penggunaan alat
ini sudah dalam keadaan steril.
G. PEMBAHASAN
Sterilisasi dan penyiapan media adalah salah satu proses yang sangat penting
dalam penelitian tentang mikroorganisme. Sebab kedua factor ini adalah kunci
utama kesuksesan dalam tahap pengamatan. Kita ketahui bahwa dialam
semesta ini banyak sekali bertebaran mikroorganisme, mereka hampir terdapat
disemua tempat. Tidak heran jika kita bisa terkontaminasi dimana saja,
meskipun kita menganggap tempat tersebut sudah steril.
Dalam proses praktikum sebelum kita menuju kepersiapan media, maka yang
harus kita lakukan lebih dahulu adalah sterilisasi. Sterilisasi ini berlaku dimana
saja terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan mikroorganisme. Dalam
pelaksanaan operasi dalam dunia kedokteran, semua alat yang akan digunakan
disterilisasi terlebih dahulu. Tujuanya agar alat-alat tersebut benar-benar steril
dan bersih dari mikroorganisme yang membahayakan, terutama bagi pasien
yang akan dioperasi.
Sterilisasi yang kita lakukan dalam pengamatan ini ditujukan agar alat-alat

tersebut steril dari mikroorganisme lain yang akan menjadi kontaminan bagi
mikroba yang akan kita tumbuhkan. Sterilisasi yang kita lakukan adalah
sterilisasi dengan pembakaran. Sterilisasi ini selain bertujuan untuk menjaga
mutu kebersihan dan pengamatan dilaboratorium juga bertujuan untuk menjaga
agar mikroba yang akan kita amati adalah benar-benar mikroba yang kita
inginkan.
Masalah yang sering kita hadapi dalam laboratorium adalah tingkat kesterilan
alat-alat yang akan digunakan, bahkan yang lebih parah lagi adalah alat yang
akan digunakan untuk mensterilkan benda-benda tersebut juga malah tidak
berfungsi dengan baik. Sehingga dalam hal ini akan memacu tingkat kegagalan
dalam pengamatan.
Seperti yang telah dikemukakan diatas tadi bahwa sterilisasi yang dipakai pada
praktikum ini adalah sterilisasi dengan pembakaran dengan tujuan mengetahui
cara sterilisasi berbagai alat dengan pembakaran. Pada praktikum ini terlebih
dahulu yang di lakukan adalah menyalakan lampu Bunsen dan mengatur nyala
api secara maksimal. Kemudian setelah itu, ambil jarum ose yang telah tersediah
kemudian lakukan pembakaran dengan api Bunsen mulai dari bagian pangkal
kawat ose secara parlahan menuju ke ujung kawat jarum ose. Pembakaran ini
dilakukan sampai jarum osenya merah membara. Setelah itu dinginkan jarum
ose, selanjutnya jarum ose siap di gunakan untuk mengambil / menginokulasi
bakteri. Tujuan untuk mendinginkan jarum ose yaitu agar mikroba yang kita
ambil tidak mati dengan jarum ose yang panas. Sehingga itu di perlukan jarum
ose yang sudah dingin. Kemudian untuk mensterilisasi mulut tabung reaksi, buka
sumbat kapas kemudian lewatkan mulut tabung pada api. Hal ini dilakukan
sebelum dan setelah mengambil / menginokulasikan biakan. Kemudian tutup
kembali mulut tabung dengan kapas. Kemudian untuk sterilisasi cawan petrik,
sebelum cawan Petri dibuka untuk diinokulasi maupun cawan petrin ditutup
setelah inokulasi, tepi cawan dilewatkan di api bunsen. Keberhasilan dalam
pengamatan mikroba ini sangat bergantung pada bagaimana kita mensterilakan
alat, dan bagaimana komposisi media yang kita buat. Sebab komposisi media
juga menentukan tingkat keberhasilan mikroba tersebut tumbuh dalam media.
Sehingga kedua hal ini harus benar-benar diperhatikan ketika kita akan
membiakkan mikroba didalam laboratorium, sebab jika terkontaminasi sedikit
saja, maka kemungkinan gagal akan angat besar.
Tehnik pembakaran langsung merupakan tehnik sterilisasi yang tercepat dan 100
% efektif. Kelemahan tehnik ini terbatas penggunaannya. Caranya adalah

dengan membakar peralatan sampai pijar. Proses ini di laboratorium untuk


mensterilkan alat penamaan bakteri ( ose, tugal ), mulut tabung reaksi sewaktu
membuat kultur, dan lain-lain. Prosedur ini sangat efektif membunuh bentuk
spora maupun toksin yang dihasilkan oleh bakteri.
Peralatan laboratorium yang dapat disterilkan dengan cara pembakaran
langsung hanya alat-alat yang terbuat dari logam dan kaca. Pembakaran
langsung dapat juga dilakukan terhadap bangakai binatang percobaan yang
telah mati. Tehnik ini ini dapat digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan
terbuat dari karet, plastik, kertas, dan media mikrobiologis.
H. KESIMPULAN
Metode sterilisasi yaitu :
Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi
sampai kering. Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga
menyebabkan mikrobanya mati.
- Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen, tidak
cocok untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata. Suhu yang
digunakan 500-600oC dalam waktu beberapa detik, untuk alat logam sampai
berpijar.
I. JAWABAN PERTANYAAN
1. Mengapa semua alat di atas harus dilewatkan pada api Bunsen?
Jawaban :
sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan pembebasan tiap benda atau substansi
dari semua kehidupan dalam bentuk apapun.
Semua alat yang digunakan pada saat akan melakukan sterilisasi harus
dilewatkan pada api bunsen, agar alat yang akan dipakai dalam keadaan steril.
Prosedur ini sangat efektif membunuh bentuk spora maupun toksin yang
dihasilkan oleh bakteri.
J. DAFTAR PUSTAKA
Lay. B. W. 1994. Analisis Mikrobiologi da Laboraorium. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Muhiddin, 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Laboratorium Biologi FMIPA

Universitas Haluoleo. Kendari


Pelczar, Michael J. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta
Waluyo. 2005. Mikrobiologi Umum. UMPress. Malang
Wesley & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar jilid I. Erlangga. Jakarta

Pasteurisasi

louis-pasteur
Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan
membunuh organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang,
dan khamir. Proses ini diberi nama atas penemunya Louis Pasteur seorang
ilmuwan Perancis. Tes pasteurisasi pertama diselesaikan oleh Pasteur dan
Claude Bernard pada 20 April 1862.
Tidak seperti sterilisasi, pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk membunuh
seluruh mikroorganisme di makanan. Bandingkan dengan appertisasi yang
diciptakan oleh Nicolas Appert. Pasteurisasi bertjujuan untuk mencapai
pengurangan log dalam jumlah organisme, mengurangi jumlah mereka
sehingga tidak lagi bisa menyebabkan penyakit (dengan syarat produk
yang telah dipasteurisasi didinginkan dan digunakan sebelum tanggal
kedaluwarsa). Sterilisasi skala komersial makanan masih belum umum,
karena dia memengaruhi rasa dan kualitas dari produk.
Produk yang bisa dipasteurisasi
susu
anggur
bir
jus buah
cider (sari buah apel)
madu
telur
minuman olah raga
makanan kaleng

Pendahuluan
Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena
mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti
protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat dibutuhkan
oleh

manusia.

Nilai

gizinya

yang

tinggi

juga

menyebabkan

susu

merupakan medium yang sangat disukai oleh mikrooganisme untuk


pertumbuhan dan perkembangannya sehingga dalam waktu yang sangat
singkat susu menjadi tidak layak dikonsumsi bila tidak ditangani secara
benar.
Mikroorganisme yang berkembang didalam susu selain menyebabkan
susu menjadi rusak juga membahayakan kesehatan masyarakat sebagai
konsumen akhir. Disamping itu penanganan susu yang benar juga dapat
menyebabkan daya simpan susu menjadi singkat, harga jual murah yang
pada akhirnya juga akan mempengaruhi pendapatan peternak sebagai
produsen susu.
Kerusakan pada susu disebabkan oleh terbentuknya asam laktat sebagai
hasil fermentasi laktosa oleh koli. Fermentasi oleh bakteri ini akan
menyebabkan aroma susu menjadi berubah dan tidak disukai oleh
konsumen. Untuk meminimalkan kontaminasi oleh mikroorganisme dan
menghambat pertumbuhan bakteri pada susu agar dapat disimpan lebih
lama

maka

penanganan

sesudah

pemerahan

hendaknya

menjadi

perhatian utama peternak.


Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencegah kerusakan pada
susu adalah dengan cara pemanasan (pasteurisasi) baik dengan suhu
tinggi maupun suhu rendah yang dapat diterapkan pada peternak.
Dengan pemanasan ini diharapkan akan dapat membunuh bakteri
patogen yang membahayakan kesehatan manusia dan meminimalisasi
perkembangan bakteri lain, baik selama pemanasan maupun pada saat
penyimpanan.
Proses pengolahan susu bertujuan untuk memperoleh susu yang beraneka
ragam,

berkualitas

tinggi,

berkadar

gizi

tinggi,

tahan

simpan,

mempermudah pemasaran dan transportasi, sekaligus meningkatkan nilai

tukar dan daya guna bahan mentahnya. Proses pengolahan susu selalu
berkembang sejalan dengan berkembangnya ilmu dibidang tekologi
pangan. Dengan demikian semakin lama akan semakin banyak jenis
produk

susu

merupakan

yang

dikenal.

Hal

yang

sangat

langkah

ini

sangat

tepat

menggembirakan

untuk

mengimbangi

dan
laju

permintaan pasar.
Banyak jenis bahan makanan yang dapat dibuat dari bahan baku susu.
Antara lain jenis produk susu yang sudah dikenal dikalangan masyarakat
adalah es krim, susu bubuk, susu kental, mentega, yoghurt yang
dihasilkan melalui proses homogenisasi, sterilisasi, pasteurisasi dan
fermentasi.
Penyebaran produksi susu akan lebih mempercepat perbaikan gizi
masyarakat. Telah tersedianya listrik hingga pelosok desa akan menopang
penggunaan pengolahan susu pasteurisasi. Teknologi pengolahan susu
yang telah dikenal rakyat seperti pengolahan dadih dan danke di
Sumatera

Barat

dan

Sulawesi

Selatan

dapat

mempercepat

dan

merupakan cikal bakal diversifikasi penggunaan susu.


Diversifikasi air susu sapi ini bisa dikelola secara home industry maupun
secara besar-besaran, dan sudah barang tentu untuk yang kedua ini
diperlukan peralatan yang serba praktis dan modern, agar diperoleh hasil
yang maksimal. Tetapi untuk keperluan keluarga kecil cukup dengan alat
sederhana yang alat-alatnya bisa diperoleh disekeliling kita dengan harga
murah, seperti diperlukannya es batu dan beberapa kotak dari aluminium
yang berfungsi sebagai tempatnya.
Susu Pasteurisasi
Produk olahan ini adalah susu yang telah mengalami proses pasteurisasi.
Proses pasteurisasi termasuk proses pemanasan yang dapat didefenisikan
sebagai berikut: pasteurisasi adalah proses pemanasan setiap komponen
(partikel) dalam susu pada suhu 62 oC selama 30 menit, atau pemanasan
pada suhu 72oC selama 15 detik, yang segera diikuti dengan proses
pendinginan.
Ada 2 macam cara pasteurisasi yaitu:

1. Pasteurisasi lama (LTLT= Low Temperature Long Time) dengan suhu


62oC- 65oC selama 30 menit
2. Pasteurisasi sekejap (HTST= High Temperature Short Time) dengan
suhu 85oC 95oC selama 1-2 menit
Tujuan Pasteurisasi:
1. Untuk membunuh bakteri pathogen, yaitu bakteri-bakteri yang
berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit pada manusia
(mycobacterium tubercolosis)
2. Untuk membunuh bacteri tertentu yaitu dengan mengatur tingginya
suhu dan lamanya waktu pasteurisasi
3. Untuk mengurangi populasi bakteri dalam bahan susu
4. Untuk mempertinggi atau memperpanjang daya simpan bahan
5. Dapat memberikan atau menimbulkan cita rasa yang lebih menarik
konsumen
6. Pada pasteurisasi susu, proses ini dapat menginaktifkan fosfatase
dan katalase, yaitu enzim-enzim yang membuat susu cepat rusak.
Sumber:

wikipedia

library.usu.ac.id

Anda mungkin juga menyukai