Anda di halaman 1dari 4

1.

Infeksi : Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon imunologik
dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik

2.

Pencegahan Infeksi : Suatu upaya untuk menurunkan reaksi terjangkit atau terinfeksi
mikroorganisme yang menimbulkan penyakit berbahaya yang hingga kini belum ditemukan
pengobatannya.

3.

Tujuan Pencegahan Infeksi :


Mencegah infeksi umum
Mengurangi terjadinya infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
Memberikan perlindungan terhadap klien dan tenaga kesehatan
Menurunkan resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa.

4.

Prinsip Pencegahan Infeksi : Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
resiko penularan infeksi mikroorganisme dari lingkungan klien dan tenaga kesehatan.

5.

Prinsip Pencegahan Infeksi yang Efektif :


Setiap orang harus dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi
bersifat asimptomatik.
Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.
Peralatan dan benda-benda lain yg telah bersentuhan dengan kulit, harus dianggap
terkontaminasi.
Menerapkan tindakan pencegahan infeksi yg benar dan konsisten

6.

Antisepsis : Usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh


pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya.

7.

Kriteria Pemilihan Antisepsis :


Menghambat mikroorganisme secara luas (gram positif, gram negatif, TB, fungi,
endospora)
Efektivitas
Efek residu (aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan)
Tidak mengakibatkan iritasi kulit
Tidak menyebabkan alergi
Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang

8.

Larutan antiseptik :
Alkohol (60 90 %)
Heksaklorofen (3 %) pHisoHex
Kloroksilenol Dettol
Iodofor (7,5 10 %) Betadine
Yodium tinktur

9.

Asepsis : Semua usaha yang dilakukan dalam mencegah masuknya mikroorganisme ke


dalam tubuh yang mungkin akan menyebabkan infeksi.

atau menghambat

10. Dekontaminasi : Tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan
dapat menangani secara aman benda-benda yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh.
11. Desinfeksi : Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme
penyebab penyakit pada benda-benda mati atau instrumen.
12. Desinfektan : bahan kimia yang membunuh atau menginaktivasi mikroorganisme
13. Contoh larutan desinfektan :
Klorin pemutih 0,5 % untuk dekontaminasi permukaan yang lebar
Klorin 0, 1 % untuk DTT kimia
Glutaraldehida 2 % untuk sterilisasi kimia

14. Desinfeksi Tingkat Tinggi : Suatu proses menghilangkan mikroorganisme kecuali beberapa
endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus, atau penggunaan
desinfektan kimia.
15. Mencuci dan membilas : Suatu proses yang secara fisik menghilangkan semua debu,
kotoran, darah, dan bagian tubuh lain yang tampak pada objek mati dan membuang sejumlah
besar mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau
menangani benda tersebut.
16. Sterilisasi : Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme,
termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau instrumen.
17. Mengapa perlu mencuci tangan :
Penanganan pasien dengan kontak tangan
Kontaminasi flora normal pada pasien pada saat kontak akan menyebabkan perubahan
flora normal menjadi patogen.
18. Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan :
Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air mengalir
Desinfeksi kulit (handyclean)
19. Kapan harus mencuci tangan :
Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Setelah kontak dengan cairan tubuh
Setelah memegang alat yang terkontaminasi
Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien di ruang isolasi
Setelah menggunakan kamar mandi
Sebelum makan dan minum
Pada saat akan tugas dan akhir tugas
20. Cara mencuci tangan yang benar :
Telapak dengan telapak
Telapak kanan di atas punggung tangan kiri & sebaliknya
Telapak dengan telapak dan jari saling terkait
Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci
Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri & sebaliknya
Jari kiri menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak tangan kanan &
sebaliknya
Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar
21. Tujuan memakai sarung tangan : Melindungi tangan dari kontak dengan darah, semua
jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, selaput lendir pasien dan benda
yang terkontaminasi.
22. Jenis sarung tangan :
Sarung tangan steril untuk prosedur yang akan mengakibatkan kontak dengan jaringan
bawah kulit.
Sarung tangan bersih pelindung tubuh.
Sarung tangan rumah tangga untuk DTT.
23. Kapan pemakaian sarung tangan diperlukan :
Ada kemungkinan kontak tangan dg darah atau cairan tubuh lain, membrane mukosa
atau kulit yang terlepas.
Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif.
Menangani bahan-bahan bekas pakai yg telah terkontaminasi permukaan yang tercemar.
Menerapkan Kewaspadaan Transmisi Kontak

24. Hal yang harus diperhatikan pada penggunaan sarung tangan :


Cuci tangan sebelum memakai dan sesudah melepaskan sarung tangan
Gunakan sarung tangan berbeda untuk setiap pasien
Hindari jamahan pada benda-benda lain
Uji kebocoran saat proses pencucian
Teknik memakai dan melepaskan sarung tangan harus dipahami
25. Cara memakai sarung tangan steril yang benar :
Buka pembungkus kemasan bagian luar dengan hati-hati dan menyibakannya kesamping
Pertahankan sarung tangan pada permukaan dalam pembungkus
Dengan ibu jari da dua jari lainnya dari tangan non-dominan, pegang tepi manset sarung
tangan untuk tangan dominan. sentuh hanya pada permukaan dalam sarung tangan
Dengan hati-hati tarik sarung tangan paada tangan dominan. Lebarkan sarung tangan dan
pastikan bahwa sarung tangan tidak menggulung pada pergelangan tangan.pastikan juga
bahwa ibu jari dan jari-jari pada posisi yang tepat
Dengan tangan yang dominan yang telah menggunakan sarung tangan, masukkan jari-jari
dibawah sarung tangan kedua
Dengan hati-hati tarik sarung tagan kedua pada tangan non dominan. Jangan biarkan jarijari dan ibu jari sarung tangan dominan menyentuh bagian tangan nondominan yang
terbuka.
Pastikan jari-jari sudah berada pada sarung tangan dan cakupkan kedua tangan
26. APD : Suatu alat pelindung untuk melindungi pasien & petugas dari mikroorganisme
27. Tujuan pemakaian APD : Melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan
darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir
pasien.
28. APD yang harus digunakan :
Sarung tangan
Masker
Kaca mata/ Pelindung wajah

Baju kerja / Jas lab


Sepatu karet/ bot
Topi / penutup kepala

29. Tujuan menggunakan teknik aseptik : membasmi jumlah mikroorganisme pada


permukaan hidup (kulit dan jaringan) dan benda mati (alat-alat bedahh dan barang-barang
yang lain)
30. Memproses alat bekas pakai :
Dekontaminasi rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
Cuci dan bilas gunakan detergen dan sikat, pakai sarung tangan tebal untuk menjaga
agar tidak terluka oleh benda tajam
Sterilisasi terbagi menjadi 3 :
o Otoklaf / Sterilisasi Uap
Suhu 121oC dengan tekanan 106 kPa
20 menit untuk alat yg tidak terbungkus
30 menit untuk alat yang terbungkus
o Oven / Sterilisasi Panas Kering
170oC selama 1 jam
160oC selama 2 jam untuk alat tajam
o Sterilisasi Kimia
Glutaraldehida 2 - 4 % direndam selama 10 jam
Formaldehid 8 % direndam selama 24 jam
DTT terbagi menjadi 2 :
o Merebus / Mengukus
Rebus / kukus selama 20 menit dalam panic tertutup

o Kimiawi
Rendam dalam larutan desinfektan (klorin 0,1 %, formaldehid 8 %, glutaraldehid 2 %)
selama 20 menit
Dinginkan dan siap digunakan
Peralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi
tingkat tinggi sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka
31. Menangani perlatan tajam dengan aman :
Hati-hati saat melakukan penjahitan agar tidak tertusuk jarum secara tidak sengaja
Jangan menutup kembali, melengkungkan, mematahkan atau melepaskan jarum yang
akan dibuang
Buang benda-benda tajam dalam wadah anti bocor dan segel dengan perekat, jika sudah
dua pertiga penuh wadah benda tajam harus dibakar dalam insenerator
Jika tidak dapat dibakar dalam insinerator maka jarum harus dibilas 3x dengan larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Tutup lagi ujung jarum dengan penutupnya
menggunakan tehnik satu tangan lalu ditanam dalam tanah.
32. Tujuan penanganan sampah / limbah :
Melindungi petugas pembuangan sampah dari perlukaan
Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan
Mencegah penularan infeksi terhadap para petugas kesehatan
Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya
Membuang bahanbahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif) dengan aman
33. Sampah medis :
Tidak terkontaminasi
o Tidak memberikan resiko infeksi
o Contoh : kertas, kardus, botol, wadah plastic yg digunakan di dalam klinik
o Dapat dibuang di tempat sampah umum
Terkontaminasi (Limbah infeksius, patologis, benda tajam)
o Membawa mikroorganisme yang mempunyai potensi menularkan infeksi kepada
orang yang kontak baik tenaga kesehatan maupun masyarakat.
o Contoh : bekas pembalut luka, sampah dari kamar operasi (jaringan, nanah, darah,
kasa, kapas), dari laboratorium (darah, tinja, nanah, dahak), alat-alat tajam (jarum
suntik, pisau)
Tidak infeksius tetapi berbahaya
o Kimia / Farmasi
limbah yang berasal dari obat-obatan / reagent yg kadaluarsa
Contoh : obat-obat kadaluarsa, reagent dan desinfektan yang tidak terpakai dan
kadaluarsa
o Sitotoksik
Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat
sitotoksik
Contoh : obat-obat untuk kemoterapi
o Logam berat
Contoh : air raksa dari thermometer yang pecah, bahan bekas gigi
o Kemasan bertekanan
Berasal dari kegiatan di instalasi kes yg memerlukan gas (gas dlm tabung,
cartridge, kaleng aerosol).
Penggunaan gas dalam kontainer hrs sangat hati2 krn dpt meledak atau bocor.
34. Penggunaan kantong plastic sesuai peruntukkannya :
Infeksius : kuning
Sitotoksik : ungu
Radioaktif : merah
Sampah domestic : hitam
Kimia / Farmasi : cokelat

Anda mungkin juga menyukai