Sphygmomanometer adalah bentuk standard mengenai langkah-langkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi elektromedik dalam melaksanakan pemeliharaan alat Sphygmomanometer. Prosedur ini disusun berdasarkan pada service manual dan petunjuk lain yang terkait dengan urutan kerja Pemantauan fungsi, pembersihan,pelumasan,pengencangan,pengecaklan fungsi kinerja,aspek keselamatan dan penyetalan/adjustment. Kesimpulan hasil pemeliharaan alat baik atau tidak baik. Prosedur pemeliharaan preventif Sphygmomanometer dilakukankan oleh teknisi 1.Agar pemeliharaan alat dapat dilakukan sesuai prosedur yang benar. 2.Alat selalu dalam kondisi siap dan laik pakai,sehingga usia teknis alat dapat tercapai. Suarat keputusan Direktur Utama Rumah sakit Dr. Sardjito tentang tugas dan fungsi IPSRS
Tujuan
Kebijakan
Prasyarat
1.Alat Sphygmomanomater berfungsi
2.SDM tersertifikasi 3.Alat kerja dan alat ukur lengkap 4. Dokumen teknis,protap pemeliharaan,lembar kerja pemeliharaan dan protap pengoperasian tersedia. 5. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia 6. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan
II. Inpeksi Kualitatif (periode 6 bulan) 1. Chassis/Housing Cek kondisi keberihan chassis/housing dan bersihkan bila kotor, kemudian cek apakah ada mur dan baut yang kendor. 2. Dudukan patien monitot/mounted Jika alat dipasang pada stand atau chart,periksa kondisi keimbangannya, sehingga pada saat alat di dorong tidak jatuh,serta periksa baut dudukan atau pengikatnya 3. Roda dan Brakes Cek kondisi fisik roda,pergerakan roda lancar dan mudah di kendalikan. Cek kondisi brake/rem berfungsi baik. 4. Tube/Hose/Bulp Cek kondisi tube,hose dan bulp, tidak retak,tidak terlipat dan tidak bocor. 5.Konektor Cek kondisi konektor berfungsi dengan baik. 5.Filter Cek kondisi filter ganti buila perlu 6.Bleed Valve/Kran Lakukan test dengan membuka Bleed valve kecepatan dapat ditur rata-rata, 2 sampai 3 mmHg/second. Cek bleed valve dapat diatur dengan mudah. 7.Displays/Indicator Cek Meter dan skalla meter mudah dilihat dan mudah dibaca. 8.Zero Pressure setting Cek zero pressure setting. Tanpa menggunakan tekanan pada cuff, aneroid gauge atau mercury level harus terbaca 0 ( 1 mmHg). 9. Labelling Cek Kondisi label,grafik converse bila ada ,kartu intruksi bila ada 10. Cuff Cerk ukuran Cuff apakah sesuai peruntukannya ( contoh Cuff ukuran kecil di gunakan pada area pediatric), Cek kondisi Cuuf harus bersih dan kondisinya baik. 11. Gauge/Columm Cek bahwa jarum penunjuk pada aneroid gauge turun dengan lacar, halus. Pada mercury manometer tabung kaca dan mercry harus bersih, cek mercry naik dan turun lancar, jika tidak lancar menandakan tabung kaca dan filter kotor dan bersihkan. III. Inpeksi Kuantitatif (per 6 bulan) 1.Kebocoran tekanan
Hubungkan /rangkai sphygmomanometer ke
pressure gauge dengan Y conector dan Cylindrical obyek. Lakukan test kebocoran, pompa alat sampai 300 mmHg (sampai skala maksimum) amati penurunan air raksa, penurunan tidak boleh lebih dari 15 mmHg/menit. Ulangi pengukuran sampai 3 kali dan catat hasil pada lembar pengukuran 2. Pressure Accuracy
Lakukan Test Pressure acurary pompa system
sampai 200 mmHg kemudian turunkan tekanan
secara perlahan sampai 0 mmHg amati setiap
penurunan 10 mmHg. Penyimpangan maksimum yang di perbolehkan 3 mmHg. Lakukan test ulang pada tekanan 120 dan 60 mmHg. IV. Pemeliharaan Preventif (per 6 bulan) 1. Bersihkan bagian luar dan tabung mercury jika kotor. 2. Beri pelumas pada roda dan lengan pada wall mounted 3. Ganti filter tabung dan mercury jika kotor.