Anda di halaman 1dari 11

SP 0002

B. PEKERJAAN TANAH

SP 0002.1-1

1.

Pengupasan tanah (stripping) Dan Penyebarannya Kembali


1.1.

Sebelum penggalian untuk grading dimulai harus dilakukan


pengupasan tanah permukaan setebal 20 cm.
Hasil kupasan ini apabila dianggap cukup baik untuk lapisan harus
ditimbun ditempat-tempat penimbunan yang ditentukan oleh
Direksi lapangan, untuk ditimbunkan kembali pada daerah rencana
pertanaman.
Apabila Direksi lapangan menilai bahwa lapisan tanah tersebut tidak
memenuhi syarat untuk lapisan humus, maka harus dikeluarkan
dari lapangan .

1.2. Setelah pekerjaan grading selesai seluruhnya dan bentuk permukaan


tanah telah menyerupai rencana, maka tanah permukaan hasil
pengupasan disebar dan diratakan pada keseluruhan permukaan
tanah yang digarap sebagai lapisan terakhir, kecuali pada bagianbagian yang akan dibangun jalan dan bangunan.

SP 0002.2-1

2.

Penggalian Tanah untuk Site Grading


2.1.

Penggalian dilakukan pada bagian-bagian yang lebih tinggi dari


tanah direncanakan.
Hasil-hasil galian diangkut ke tempat-tempat dimana pengurugan.

2.2. Urutan kerja penggalian harus diukur demikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak ataupun
menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24
jam

SP 0002.3-1

3.

Pengupasan Tanah Untuk Site grading


3.1. Tanah yang akan diurug dan tanah urugnya harus bebas dari semua
bahanbahan yang dapat merusak atau dapat mempengaruhi
kemantapan urugan yang akan dilaksanakan.
3.2. Pengurugan tanah untuk halaman yang akan dibangun jalan / plaza/
bangunan tidak perlu dipadatkan dengan mesin ,cukup ditimbras
saja
3.3. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis tidak lebih
dari 20 cm dan langsung dipadatkan.
Setiap kali penghamparan harus mendapat persetujuan dari direksi
lapangan yang mengatakan bahwa lapisan dibawahnya telah
memenuhi syarat kepadatan yang disyaratkan
3.4. Kepadatan yang disyaratkan untuk konstruksi tanah urugan adalah :
3.4.1.
3.4.2.
3.4.3.
3.4.4.
3.5.

Lapisan tanah lebih dari 30 cm dibawah permukaan


subgrade, harus mencapai 90% dari kepadatan (kering)
maksimum
Lapisan tanah kurang dari 30 cm dibawah permukaan
subgrade, harus mencapai 100% dari kepadatan (kering)
maksimum
Tanah dasar tanpa kohesi harus mencapai 100% dari
kepadatan
(kering) maksimum
Tanah dasar berkohesi dengan index plastis kurang dari 25,
harus mencapai 100% dari kepadatan (kering) maksimum

Selama pekerjaan pemadatan berlangsung , kadar air harus dijaga


agar tidak lebih besar dari 2% kadar air optimum.

SP 0002.4-1

4.

Penggalian Tanah Untuk Pondasi

a.

Sebelum penggalian tanah untuk pondasi dimulai harus


dilakukan pengupasan tanah permukaan setebal 20 cm.

b.

Penggalian harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja


pondasi, penampang lereng galian kiri kanan dimiringkan 10
derajat kearah luar pondasi.

c.

Dasar galian harus mencapai tanah keras, apabila ternyata tidak


sesuai dengan rencana gambar pondasi, maka pemborong
diharuskan melapor kepada Direksi Lapangan dan dimintakan
keputusannya.

d.

Jika pada galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan


bagian-bagiantanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini
harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi
dengan pasir urug lapis demi lapis dan apabila dimungkinkan
disiram dengan air tiap lapis sampai jenuh, sehingga mencapai
permukaan yang diinginkan.

SP 0002.5-1

5.

Pengurugan dan Pemadatan Tanah Untuk Pondasi

a.

Pengurugan tanah pondasi dilakukan berdasarkan petunjuk Direksi,


dimana macam pekerjaannya tergantung pada bentuk pondasi
bangunan.

b.

Sebelum dipasang pondasi, galian pondasi dibatasi dengan pasir


urug setebal minimum 10 cm.
Dibawah lantai dilapisi pasir urug setebal 20 cm.

c.

Setelah pasangan pondasi cukup kuat atas ijin Direksi, lubanglubang galian dapat diurug kembali.
Pada bagian dalam bangunan diurug dengan pasir urug, sedangkan
bagian luar bangunan cukup diurug dengan tanah galian.

d.

Pengurugan harus lapis demi lapis, dan bila memungkinkan


disiram dengan air untuk mendapatkan kepadatan atau dengan
cara lain yang disetujui.
Tebal setiap lapis maximum 10 cm.

e.

Tanah bekas galian harus dibuang atau ditimbun diluar bouwplank


dengan penempatan yang cukup rapih.
Tanah antara bouwplank dan galian harus tetap bebas dari
timbunan tanah.

f.

Apabila terjadi kondisi tanah tidak memungkinkan dilaksanakan


pondasi sesuai gambar rencana, maka pemborong wajib
melaporkan hal ini pada Direksi dan pihak Direksi akan
mengambil keputusan.

g.

Pemborong wajib membuat parit-parit buangan air dari galian


pondasi, agar pada saat hujan air tanah tidak menggenangi lobang
galian.

SP 0002.6-1

6.

Tanah urug / Pasir urug

a.

Tanah yang mengandung pasir, dengan kualitas pasir yang lebih


kasar dari pada pasir pasang, dapat menggunakan pasir laut yang
sudah dicuci.

b.

Tanah yang akan diurug dan tanah urugnya harus bebas


dari segala bahan-bahan yang dapat membusuk atau
mempengaruhi
kemantapan
urugan
yang
akan
dilaksanakan

SP 0002.7-1

7.

Perbaikan Tanah

a.

Jika tanah terdiri dari jenis tanah lunak (lempung atau lanau) yang
mempunyai harga pengujian penetrasi standar N < 4, atau tanah
organis yang mempunyai kadar air alamiah sangat tinggi (tanah
gambut) ; juga tanah berpasir yang dalam keadaan lepas maupun
harga N < 10; maka sebelum dilakukan pekerjaan kontruksi harus
dilakukan dahulu perbaikan tanah sehingga di dapat daya dukung
yang memenuhi syarat.

b.

Untuk tanah gambut perlu diadakan pengupasan sedalam + 50 Cm,


baru diberikan terucukan bambu atau dari kayu dengan diameter
10 Cm untuk setiap jarak 30 Cm.

c.

Terucukan harus selalu terendam air tanah.

d.

Untuk lanau atau lempung bisa langsung diberi terucukan dari


bambu atau kayu dengan diameter 10Cm untuk setiap jarak 30
Cm.

e.

Setelah terucukan selesai baru dihamparkan pasir setebal 15Cm,


kemudian diberi lapisan anyaman bambu (gedek)
sebagai perata beban, untuk selanjutnya diberi lapisan tanah urug
diatasnya.

SP 0002.8-1

8.

Pekerjaan Tanah

1.

Pekerjaan penggalian, perataan, pengukuran dan lain-lain (kalau


ada) bagian dari pekerjaan tanah ini.

2.

Untuk galian pondasi-pondasi disesuaikan dengan gambar kecuali


ditentukan lain, menurut keputusan Direksi.

3.

Lobang galian pondasi harus cukup lebar sehingga waktu


mengerjakan pasangan pondasi atau pengecoran beton tidak
terganggu, untuk itu dasar galian harus rata dan bersih dari akarakar pohon dan lain-lain.

4.

Apabila kondisi tanah tidak memungkinkan dilaksanakan pondasi


sesuai gambar rencana, maka pemborong wajib melaporkan hal ini
kepada pengawas Direksi dan pihak Direksi akan memberitahukan
keputusan apa yang akan diambil.

5.

Apabila pada dasar galian terdapat akar-akar atau tanah masih


lunak, maka harus digali sampai memenuhi syarat tanah yang
cukup baik sesuai dengan pertimbangan Direksi.

6.

Pemborong wajib membuat parit-parit pembuangan air dari galian


pondasi, agar pada saat hujan atau air tanah / tinggi tidak
menggenangi lubang galian pondasi.

SP 0002.9-1

9.

Pekerjaan Pencegahan dan Pengendalian Hama Rayap

1. Perawatan tanah untuk pencegahan dan pengendalian hama rayap


harus mempertimbangkan sumur - sumur yang digunakan untuk
konsumsi air oleh populasi setempat, serta tidak merusak tanaman.
2. Produk pestisida yang boleh dipakai adalah produk yang memiliki
nomor pendaftaran legal dari Instansi Pemerintah yang berwenang
dan dikerjakan oleh operator professional berlisensi untuk
pengendalian hama.
3. Produk harus dilengkapi jaminan tertulis yang menyatakan bahwa
pengobatan tanah yang dilakukan dapat mencegah gangguan rayap
tanah.
4. Gunakan produk pestisida konsentrasi emulsi untuk dilarutkan
dengan air, khususnya yang diformulasikan untuk mencegah
gangguan oleh rayap. Oli bahan bakar tidak diijinkan sebagai
pelarut.
5. Untuk menjamin penetrasi ke dalam tanah, pestisida tidak boleh
diaplikasikan pada tanah basah yang berlebihan atau yang telah
mengering atau selama cuaca buruk.
6. Permukaan tanah harus terbebas dari material asing yang dapat
menurunkan keefektifan pengobatan didaerah yang akan
dikerjakan.
7. Dibawah lantai dan diatas struktur bawah, tanah diobati sebelum
lantai beton dikerjakan dengan dosis menyesuaikan spesifikasi
produk.
8. Pekerjaan pengobatan tanah harus diaplikasi ulang pada daerah
daerah yang terganggu oleh penggalian, perataan, pembuatan
landscape atau aktifitas konstruksi lainnya setelah aplikasi.

Anda mungkin juga menyukai