Bab IV Hasil Penelitian Ilham
Bab IV Hasil Penelitian Ilham
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Univariate
a. Kecerdasan Emosional
Tingkat kecerdasan emosional perawat dapat dilihat pada Tabel 4.1
di bawah ini:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Kecerdasan Emosional
Kategori
Jumlah
Sedang
6
Tinggi
10
Total
16
Perawat
Berdasarkan
Persentase (%)
37,5
62,5
100,0
50
Jumlah
4
12
16
Prosentase (%)
25,0
75,0
100,0
51
Cerdas
Correlation Coefficient
KInerja
1.000
.745**
.001
16
16
**
1.000
.001
16
16
Sig. (2-tailed)
N
Kinerja
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
.745
52
Tabel 4.5. Tabel SPSS Uji Rank Spearman Antara Stres Kerja
Dengan Kinerja Perawat ICU
Correlations
Stres
Spearman's rho
Stres
Correlation Coefficient
KInerja
1.000
-.655**
Sig. (2-tailed)
N
KInerja
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
.006
16
16
**
1.000
.006
16
16
-.655
3. Multivariate
53
Model Summaryb
Model
.816
.667
.615
.27735
Regression
2.000 2
1.000
Residual
1.000 13
.077
Total
3.000 15
Sig.
13.000
.001a
Standardized
Coefficients
Std. Error
(Constant)
2.000
.614
Kecerdasan
.500
.164
-.500
.240
Stres
Beta
Sig.
3.258
.006
.559
3.047
.009
-.382
-2.082
.058
0,5 X 2
Fhitung
54
B. Pembahasan
1.Kercerdasan emosional
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi yaitu 62,5%
dan kecerdasan emosional sedang berjumlah 37,5%. Tidak ada seorang
pun perawat yang mempunyai kecerdasan emosional rendah. Kecerdasan
emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara
selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi
dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan
perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan
orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif
energi emosi dalam kehidupan sehari-hari (Cooper dan Sawaf cit
Mu`tadin, 2002). Perawat yang mempunyaui kecerdasan emosi yang
55
baik
akan
mudah
menghadapi
pekerjaan
atau
menyelesaikan
pekerjaannya.
Perawat dalam penelitian ini sebagian besar mempunyai kinerja
yang baik, hal ini dapat dilihat dari isian jawaban perawat pada
kuesioner, bahwa 93,8% responden mengatakan semua rekan-rekan
kerjanya dapat dipercaya, 75% responden mengatakan tidak pernah
melihat orang lain iri hati pada ide-ide yang baik yang saya utarakan,
hanya karena mereka tidak menemukannya terlebih dahulu dan
mengatakan buka termasuk orang yang mudah bosan. Kecerdasan
emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai
perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan
tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan
pekerjaan sehari-hari. Tiga unsur kecerdasan emosional terdiri dari:
kecakapan pribadi, kecakapan sosial dan ketrampilan sosial (Mu`tadin,
2002).
Perawat sebagai profesi yang berorientasi kepada pelayanan jasa
memerlukan
suatu
keterampilan
dalam
mengelola
emosinya.
56
memerlukan
penyesuaian (Keliat, 2001). Stres ini dapat dialami pada saat seseorang
menjalankan pekerjaannya, demikian juga perawat dalam menjalankan
fungsi dan pekerjaannya dapat mengalami stres kerja. Stres kerja yang
dialami perawat dapat membantu dalam meningkatkan kinerja dan juga
dapat menyebabkan menurunnya kinerja. Bila tidak ada stres, tantangantantangan kerja tidak ada sehingga prestasi cenderung rendah. Bila stres
menjadi terlalu besar, prestasi kerja akan menurun (Gustian, 2011).
57
58
59
60
hubungan
berbanding
lurus
antara
kecerdasan
61
62
63
64
65
yang
memiliki
kestabilan
emosi
akan
mempunyai
66
C. Keterbatasan Penelitian
1. Sampel : Pemakaian sampel yang terlalu kecil (n=16 dan pengambilan
sampel yang terfokus pada satu rumah sakit saja, memungkinkan hasil
penelitian ini belum dapat digeneralisasikan.
67
kerja
perawat
dengan
kinerja
yang
ditampilkan
tanpa
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat peneliti sampaikan sebagai berikut :
1. Tingkat kecerdasan emosional perawat menunjukkan sebagian besar
responden mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi yaitu 62,5%
dan kecerdasan emosional yang sedang berjumlah 37,5%.
2. Sebagian besar responden mempunyai tingkat stres ringan, yaitu
87,6% dan stres kerja sedang 12,5%.
3. Sebagian besar perawat dalam penelitian ini mempunyai kinerja yang
baik yaitu 75% dari 16 perawat, sedangkan yang mempunyai kinerja
cukup adalah 25%.
4. Ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat di
ICU RSUD Muntilan Kabupaten Magelang dengan signifikansi 0,001.
5. Ada hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat ICU RSUD
Muntilan dengan signifikansi P value 0,006.
6. Analisis multivariat dengan regresi logistik ganda didapatkan,
kecerdasan emosional mempunyai pengaruh lebih besar atau lebih
kuat dalam mempengaruhi peningkatan kinerja perawat dengan nilai t
= 3,047 dan signifikansi yang diperoleh 0,009 dibandingkan dengan
variabel stres kerja.variabel stres kerja mempunyai pengaruh yang
lemah terhadap penurunan kinerja perawat, karena t hitung yang
69
70
71
DAFTAR PUSTAKA
Goleman, Daniel. 2009. Emotional Intelligence kecerdasan Emosional Mengapa
EI lebih penting daripada IQ. Jakarta : Gramedia Pustaka
Daniel Goleman, dkk. 2009. Primal Leaderdhip : Kepemimpinan Berdasarkan
Kecerdasan Emosi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Goleman, Daniel. 2006. Social Intelligence; The New Science of Human
Relationship. New York : Bantam Books
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis, dan instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Cholis, Eko Prasetyo.2005. Skripsi Hubungan Tingkat Kecerdasan Emosional,
Kecerdasan spiritual dan Adversity Quetient dengan Kinerja Perawat
Instalasi Rawat Darurat RS Dr, sardjito Yogyakarta. Yogyakarta : UGM.
Kusumawati, Anastasia Sari. 2007. Skripsi Hubungan Kecerdasan Emosional
dengan Tingkat Stres Kerja Perawat di Instalasi Rawat Darurat RSUP Dr,
Soeradji Tirtonegoro Klaten. Yogyakarta : UGM
Chairulloh, A. W. 2004.Pengembangan model Penilaian Kinerja Pegawai Negeri
Sipil pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas
di Lingkup Pertanian Kabupaten Sampang. Retrieved Juni 15, 2009,
from
http://www.desentralisasi.kesehatan.net/files/detailer4223e2e685232.pdf
Sheehy, B. S. 2009. Emergency nursing : Principles and Practice. Mosby Year
Book
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi V. Rineka Cipta. Jakarta.
Azwar, Saifuddin (2005). Metodologi Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Berry, L. M., Houston, J. P (2002). Psychology at Work. Crown Communication
Inc. Oxford England
72
Cooper, C. L., & Melhursh, A (2002). Occupational Stress and Managers. Journal
of Medicines
Depkas RI (2001). Pedoman Penilaian Kinerja Perawat dan Bidan. Biro
Kepegawaian. Setjen Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
RI. Jakarta.
Dinkes (2005). Pedoman Unit Gawat Darurat. Dinkes Propinsi DIY. Yogyakarta
Hudak, C. M (2010). Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jilid I. Jakarta:
EGC
Looker, T; Gregson, O (2005). Managing Stress: Mengatasi Stres Secara Mandiri.
Baca! Baca Buku, Buku Baik. Yogyakarta.
Potter & Perry (2005). Fundamental of Nursing : Concept, Process and Practice
4th edition. St.Louise, Mosby
PPNI (2006). Standar Praktek Keperawatan Professional. DPP PPNI : Jakarta
Robbins, S.P (2001). Perilaku Organisasi. Edisi Kedelapan. Jilid I. PT
Prehallindo. Jakarta
WHO (2001). Work-Related Stress In Nursing Controlling The Risk To Health.
ILO. Genewa. Akses 22 Oktober 2010
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia : Teori, Aplikasi, dan
Penelitian. Jakarta : Salemba Empat
Schultz & Schultz. 2005. Phsycology and Work Today. Inggris : Prantice Hall.
Stein. 2007. Best Practice Evaluating Performance : how to Appraise, Promote,
and Fire (Best Practice). Collins : Inggris.
Wijaya, Hari. 2005. Tes Inteligensi : Cara Akurat Mengukur Kecerdasan
Intelektual. Andi Publisher : Jakarta.
Weisinger, Hendrie. 2006. Emotional Intelligence at Work. Bhuana Ilmu Populer :
Indonesia
P. Siagian, Sondang, Prof. Dr. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia.Bumi
Aksara: Indonesia.
Rao S., Srikumar. 2006. Are You Ready to Succeed? Pengembangan Diri &
Motivasi. Ufuk Press : Jakarta
73