Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

1.2

Latar Belakang
Ilmu kimia analitik adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahanpemisahan dan
analisis bahan. Analisis bertujuan untuk menentukan susunan bahan, baik secara
kualitatif, kuantitatif, maupun secara struktur. Analisis kimia kuantitatif konvensional
terdiri dari analisis volumetri dan analisis gravimetri.
Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau
komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan
murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan
pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penetuan
secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni
stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti.
Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu mengendapkan Barium Klorida dan menentukan persentasi hasil
dari Barium Sulfat.
2. Praktikan mampu mendalami dan menggunakan hokum stoikiometri dalam reaksi
kimia.
3. Praktikan mampu mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan
endapan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Analisis Gravimetri
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil
reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua
dan paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Metode
gravimetri ditentukan melalui penimbangan langsung massa zat yang dipisahkan dari
zat-zat lain (Hendri, 2015).
Analisis gravimetri adalah suatu teknik yang didasarkan pada pengukuran
massa. Salah satu jenis percobaan analisa gravimetri melibatkan pembentukan, isolasi,
dan penentuan massa suatu endapan. Prosedur ini umumnya diterapkan pada senyawa
ionik (Auliyah, 2012).
2.2 Metode yang Digunakan dalam Analisis Gravimetri
Metode gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan
hasil reaksi pengendapan. Langkah pengukuran pada gravimetri adalah pengukuran
berat. Analit secara fisik dipisahkan dari semua komponen lainnya maupun dengan
solvennya (Fatimah dkk, 2014).
Analisis gravimetri terdiri dari beberapa metode, antara lain: pengendapan,
penguapan atau pembebasan, elektroanalisis, ekstraksi, dan kromatografi. Metode
pengendapan dilakukan dengan cara bahan yang akan ditetapkan diendapkan dari
dalam suatu larutan dalam bentuk yang sedikit dapat larut, sehingga tidak terjadi
kehilangan yang berarti bila endapan dipisahkan dengan menyaringnya dan ditimbang.
Metode penguapan atau pembebasan gas pada dasarnya bergantung pada
penghilangan bahan penyusun (konstituen) yang mudah menguap (atsiri). Metode
elektroanalisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi endapan
logam (Auliyah, 2012).
2.3 Persamaan Kimia Proses Gravimetri
Sebagian besar penetapan-penetapan pada analisis gravimetri menyangkut
perubahan unsur atau radikal yang akan ditetapkan menjadi sebuah senyawaan yang
murni dan stabil, yang dapat dengan mudah diubah menjadi satu bentuk yang mudah
untuk ditimbang. Bobot unsur atau radikal itu kemudian dengan mudah dapat dihitung
dari rumus senyawaanya serta bobot atom unsur-unsur penyusunnya. Ion klorida adalah
salah satu anion anorganik utama yang ditemukan di perairan alami dalam jumlah lebih
banyak daripada anion halogen lainnya (Nurpialawati dkk, 2014).
Suatu reaksi yang sering dipelajari dalam analisa gravimetri karena reaktannya
dapat diperoleh dalam bentuk murni, adalah:
Persamaan ionik totalnya adalah:
Endapan yang terbentuk adalah perak klorida (Auliyah, 2012).
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Analisis Gravimetri
Analisis gravimetri merupakan suatu teknik yang sangat akurat, karena massa
sampel dapat diukur secara akurat. Prosedur ini hanya dapat diterapkan pada reaksi
yang berlangsung sempurna atau memiliki hasil hampir 100%. Kelebihan yang
terpenting dari analisis gravimetri dibandingkan analisis volumetri adalah bahan
penyusun zat telah diisolasi, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu
faktor faktor pengoreksi dapat digunakan. Kekurangan dari metode gravimetri adalah
metode ini umumnya lebih memakan waktu (Auliyah, 2012).
Metode gravimetri dan memberikan hasil yang cukup teliti tetapi kurang cepat.
Metode gravimetri juga mudah dilakukan karena pada dasarnya merupakan analisis

kuantitatif yang bersifat konvensional. Akurasi metode gravimetri cukup akurat,


meskipun metode ini bersifat konvensional (Sigit dkk, 2013).
2.5 Standard Operating Procedures Analisis Gravimetri berdasarkan SNI
SOP Air dan Air Limbah Bagian 3: Cara Uji Padatan Tersuspensi Total (Total
Suspended Solid, TSS) secara Gravimetri (SNI, 2004).
Ruang lingkup
Metode ini digunakan untuk menentukan residu tersuspensi yang terdapat dalam
contoh uji, air dan air limbah, secara gravimetri. Metode ini tidak termasuk penentuan
bahan yang mengapung, padatan yang mudah menguap dan dekomposisi garam mineral.
Prinsip
Contoh uji yang telah homogen disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang.
Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada suhu 103C
sampai dengan 105C. Kenaikan berat saringan mewakili padatan tersuspensi total
(TSS). Jika padatan tersuspensi menghambat saringan dan memperlama penyaringan,
diameter pori-pori saringan perlu diperbesar atau mengurangi volume contoh uji. Untuk
memperoleh estimasi TSS, dihitung perbedaan antara padatan terlarut total dan
padatan total.
Prosedur
a. Lakukan penyaringan dengan peralatan vakum. Basahi saringan dengan sedikit air
suling.
b. Aduk contoh uji dengan pengaduk magnetik untuk memperoleh contoh uji yang lebih homogen.
c. Pipet contoh uji dengan volume tertentu, pada waktu contoh diaduk dengan
pengaduk magnetik.
d. Cuci kertas saring atau saringan dengan 3 x 10 mL air suling, biarkan kering
sempurna, dan lanjutkan penyaringan dengan vakum selama 3 menit agar diperoleh
penyaringan sempurna. Contoh uji dengan padatan terlarut yang tinggi memerlukan
pencucian tambahan.
e. Pindahkan kertas saring secara hati-hati dari peralatan penyaring dan pindahkan ke
wadah timbang aluminium sebagai penyangga. Jika digunakan cawan Gooch pindahkan cawan
dari rangkaian alatnya.
f. Keringkan dalam oven setidaknya selama 1 jam pada suhu 103C sampai dengan 105C,
dinginkan dalam desikator untuk menyeimbangkan suhu dan timbang.
g. Ulangi tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator, dan lakukan
penimbangan sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4%
terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg.
Jaminan dan Pengendalian Mutu
a. Gunakan alat gelas bebas kontaminasi.
b. Gunakan alat ukur yang terkalibrasi.
c. Dikerjakan oleh analis yang kompeten.
d. Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu simpan
maksimum 24 jam.

DAFTAR PUSTAKA

Auliyah, Haqiqotul. 2012. Analisis Kimia. Jurnal. Malang: Universitas Brawijaya.


Badan Standardisasi Nasional. 2004. Air dan air limbah - Bagian 3: Cara Uji Padatan
Tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara Gravimetri. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional.
Fatimah, Ani dkk. 2014. Perancangan Alat Ukur TSS (Total Suspended Solid) Air
Menggunakan Sensor Serat Optik secara Real Time. Jurnal. Padang: Universitas
Andalas.
Hendri. 2015. Uji Analisa TDS dan Konduktivitas pada Air Sumur D3 Teknik Kimia
Universitas Diponegoro dengan Menggunakan Alat Demineralisasi. Laporan Tugas
Akhir. Semarang: Universitas Diponegoro.
Nurpialawati, Ira dkk. 2014. Penentuan Kadar Klorida. Jurnal. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
Sigit dkk. 2013. Modifikasi Metoda ASTM untuk Analisis Uranium dengan Konsentrasi 1 gU/L
Menggunakan Titroprosesor. Jurnal. Padang: Universitas Andalas.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai