Anda di halaman 1dari 2

Prinsip dasar Titrasi

Prinsip dasar titrasi sangatlah sederhana. Titrasi didasarkan pada suatu reaksi yang
diperoleh dengan cara menambahkan (mereaksikan) sejumlah volume tertentu
(biasanya dari buret) larutan standar (yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
pasti) yang diperlukan untuk bereaksi secara sempurna dengan larutan yang belum
diketahui konsentrasinya. Untuk mengetahui bahwa reaksi berlangsung sempurna,
maka digunakan larutan indikator yang ditambahkan ke dalam larutan yang dititrasi
(m)A + (m)B >

Hasil

Reaksi
Keterangan:

(m)= Jumlah Mol


A = Larutan Standar (Penitrasi )
B = Larutan yang dititrasi

Dalam reaksi tersebut salah satu larutan ( larutan standar ) konsentrasi dan pH-nya
telah diketahui. Saat ekuivalen mol titran sama dengan mol analitnya begitu pula
mol ekuivalennya juga berlaku sama, dengan demikian secara stoikiometri dapat
ditentukan konsentrasi larutan kedua.
pengertian
Titrasi alkalimetri adalah suatu proses titrasi untuk penentuan konsentrasi suatu
asam dengan menggunakan larutan basa sebagai standar. Reaksi yang terjadi pada
prinsipnya adalah reaksi netralisasi. reaksi netralisasi yaitu suatu reaksi yang
memiliki pH = 7.
Asidi Alkalimetri bisa masuk kedalam reaksi netralisasi karena terdapat reaksi
hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa.
Hasil dari netraisasi berupa air. Netralisasi biasa dikatakan sebagai reaksi antara
donor proton ( asam ) dengan penerima proton ( basa ).
H+ + OH H2O
Apa yang dimaksud dengan larutan standar primer?
Suatu larutan dapat digunakan sebagai larutan standar bila memenuhi persyaratan.
Persayratan agar menjadi larutan Standart sebagai berikut : - mempunyai
kemurnian yang tinggi - mempunyai rumus molekul yang pasti - tidak bersifat
higroskopis dan mudah ditimbang - larutannya harus bersifat stabil - mempunyai
berat ekivalen (BE) yang tinggi. Suatu larutan yang memenuhi persyaratan tersebut
diatas disebut larutan standar primer (Wiryawan, 2007).
Apa yang dimaksud dengan larutan standar sekunder?
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh
dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer. Metode yang digunakan
adalah titrimetri. Contoh: AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2. Zat yang dapat digunakan
untuk larutan baku sekunder Larutan standart sekunder memiliki karakteristik

seperti : Tidak mudah diperoleh dalam bentuk murni ataupun dalam keadaan yang
diketahui kemurniannya, Zatnya tidak mudah dikeringkan, higrokopis, menyerap
uap air, menyerap CO2 pada waktu penimbangan, Derajat kemurnian lebih rendah
daripada larutan baku primer, Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil
kesalahan penimbangan, Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan, Larutan
baku dapat dibuat dengan cara penimbangan zatnya lalu dilarutkan dalam sejumlah
pelarut(air). Larutan baku ini sangat bergantung pada jenis zat yang
ditimbangnya/dibuat.

Anda mungkin juga menyukai