Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN II

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN EMULSI


I.

Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui rancangan formula, memproduksi, dan

mengevaluasi suspensi
II. Landasan Teori
Suspensi adalah yang mengandung bahan obat padat dan bentuk halus dan
tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa (FI III, 1979:32). Suspensi adalah
sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut yang terdispersi dalam fase cair
(FI IV, 1995:17). Suspensi adalah sediaan yang setidaknya mengandung satu
bahan aktif yang tidak terlarut dalam pembawa sehingga dalam pemakaiannya
dibutuhkan pengocokan seelum dosis diberikan (FI IV, 1995:17).
Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan
ditunjukkan untuk pemakaian oral. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan
dengan cara tertentu harus mengandung zat antimikroba yang sesuai untuk
melindungi kontaminasi bakteri, ragi, jamur. Dengan beberapa pertimbangan
penggunaan pengawet antimikroba juga berlaku untuk

suspensi. Sesuai sifat

partikel yang terdapat dalam suspensi dapat mengendap pada dasar wadah bila
didiamkan. Yang sangat penting adalah suspensi harus dikocok baik sebelum
digunakan untuk menjamin distribusi bahan padat yang merata dalam pembawa,
sehingga menjamin keseragaman dan dosis yang tepat. Suspensi harus disimpan
dalam wadah tertutup rapat (FI IV, 1995:18).
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi adalah sebagai
berikut :
1. Ukuran partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang.
Partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu.
Semakin kecil ukuran partikel semakin besar luas penampangnya
(dalam volume sama). Sedangkan semakin besar luas penampangnya,
daya tekan keatas semakin besar, akibatnya memperlambat gerakan
partikelvuntuk mengendap (Syamsuni, 2006:136).
2. Kekentalan (Viskositas)

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi kecepatan aliran cairan


tersebut, semakin kental suatu cairan, kecepatan alirannya semakin
kecil. Kekentalan pada sediaan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar
sediaan mudah dikocok dan dituang (Syamsuni, 2006:137).
3. Jumlah Partikel (Konsentrasi)
Jika dalam suatu ruangan terdapat partikel yang berjumlah besar,
maka partikel akan sulit melakukan gerakan bebas karena sering terjadi
benturan antar partikel tersebut. Oleh karena itu, semakin besar
konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadi endapan
partikel dalam waktu yang singkat (Syamsuni, 2006:137-138).
4. Sifat atau Muatan Partikel
Suatu suspensi kemungkinan besar terdiri atas beberapa macam
campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Ada kemungkinan
terjadi interaksi antar bahan yang menghasilkan sukar larut dalam
cairan tersebut. KArena sifat bahan tersebut merupakan sifat alam,
sehingga tidak memungkinkan untuk mempengaruhinya (Syamsuni,
2006:138).
Adapun beberapa faktor penting dalam formulasi suspensi, yaitu :
a. Derajat kehalusan partikel yang terdispersi
b. Tidak berbentuk garam kompleks yang tidak dapat diabsorbsi di
saluran cerna
c. Tidak berbentuk kristal/hablur
d. Derajat viskositas cairan (Joenoes, 2013:107).

III.

MONOGRAFI BAHAN
1. Amoxicillin (FI III, 1979 : 92)
Sinonim
: Amoxicillin
Pemerian
: Serbuk hablur, putih, tidak berbau, hampir tidak berbau,
rasa pahit

Kelarutan

: Larut dalam 150 bagian air, praktis tidak larut dalam


etanol (95%), dalam kloroform, dalam eter dan dalam

minyak lemak
Khasiat
: Antibiotik
2. Na-CMC (FI III, 1979:401)
Sinonim
: Natrii Carboxymethylcellulosum
Pemerian
: Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning gading, tidak
Kelarutan

berbau atau hampir tidak berbau, higroskopis


: Mudah mendispersi dalam air, membentuk suspensi
koloidal, tidak larut dalam etanol (95%), dalam eter dan

dalam pelarut organik lain.


Khasiat
: Zat tambahan
3. Methyl Paraben (FI III, 1979:378)
Sinonim
: Methylis Parabenum
Pemerian
: Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa
Kelarutan

tebal.
: Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
dalam 2,5 bagian etanol (95%) dan dalam 3 bagian aseton,
mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali
hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol panas dan 40
bagian minyak lemak nabati, panas, jika didinginkan tetap

jernih.
Khasiat
: Zat tambahan, zat pengawet.
4. Etanol (FI III, 1979:65)
Sinonim
: Aethanolum
Pemerian
: Cairan tidak berwarna, jernih mudah menguap dan mudah
bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan eter
Khasiat
: Zat tambahan
5. SL (FI III, 1979:338)
Sinonim
: Saccharum Lactis, Laktos, Lactosum
Pemerian
: Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis
Kelarutan
: Larut dalam 6 bagian air, dalam 1 bagian air mendidih,
sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam
Khasiat
III.

kloroform dan eter


: Zat tambahan

FORMULA EMULSI

R/ Amoxicillin
Na-CMC
Sukrosa
SL
Etanol
Leci Essence
Methyl Paraben
Aquadest

3 gr
200 mg
0,3 gr
7,7 gr
5 ml
q.s
0,06 gr
ad 60 ml

IV.ALAT DAN BAHAN


a. Alat
- Baskom
- Corong alir
- Beker glass 250 ml
- Corong kaca
- Batang pengaduk
- Gelas ukur 100 ml
- Botol kaca
- Mortir
- pH meter
- Pipet tetes
- Stamper
- Tabung reaksi
- Viscometer Brookfile
b. Bahan
- Amoxicillin
- Sukrosa
- Na-CMC
SL
- Etanol
Leci Essence
- Aquadest
Methyl Paraben
V. CARA KERJA
1. Gerus dan campurkan Na-CMC dan Amoxicillin sampai homogen.
2. Gerus dan campur sukrosa, metil paraben, dan SL sampai homogen.
Tambahkan etanol sampai terbentuk massa yang mudah dikepal, sebagai
campuran 1.
3. Ayak campuran 1 menggunakan ayakan no. 16, kemudian keringkan
menggunakan oven selama 30 menit hingga mencapai bobot tetap.
Setelah mencapai bobot tetap, tambahkan Amoxicillin dan NA-CMC,

VI.

campurkan hingga homogen yang merupakan campuran 2


4. Tambahkan perasa, kemudian evaluasi
5. Tambahkan aquadest hingga tanda batas yang ditentukan
6. Kemas dan beri etiket
EVALUASI UJI
1. Uji Pemerian
- Warna
- Rasa
- Bau
2. Uji Sifat Alir Serbuk
- Tuangkan perlahan dalam corong alir melalui dinding corong
- Buka tutup corong dan dibiarkan serbuk mengalir (hindari pengaruh
getar)

- Catat waktu yang dibutuhkan serbuk keluar dari corong


- Lakukan 2 kali replikasi
3. Derajat Flokulasi
- Tuangkan dalam tabung reaksi
- Diamkan sampai terbentuk endapan
- Ukur tinggi endapan yang terbentuk
4. Viskositas
- Ukur viskositas emulsi menggunakan Viskometer Brookfield
- Masukkan emulsi ke dalam beaker glass
- Pasang alat viskometer Brookfield dan masukkan spindle dalam
emulsi
- Pilih pengatur kecepatan, amati jarum penunjuk pada saat konstan
- Catat angka yang ditunjuk jarum, hitung viskositasnya
- Hasil pembacaan dikali faktor pencari
5. pH
- Masukkan dalam beker glass
- Ukur pH nya dengan pH meter
- Catat hasilnya
6. Kebocoran
- Masukkan botol dalam baskom yang berisi air
- Amati apakah botol mengalami kebocoran atau tidak

VII.

HASIL PERCOBAAN
a. Hasil
1. Uji Pemerian
- Warna: Putih
- Rasa : Aroma leci manis
- Bau : Wangi Leci
2. Uji Sifat Alir Serbuk
- Waktu 1
: 1,91 detik
2
: 2,09 detik
100 11,42
=
Perhitungan
:
10
x
114,2
x=
100
x=1,142 detik
Volume Endapan
:
- Vu : Volume endapan = 0
- V0 : Volume mula-mula = 60 ml
Vu 0 ml
F=
=
=0
V 0 60 ml
3. Uji pH
- pH sediaan
:6
4. Uji derajat flokulasi
- Tidak terjadi endapan
5. Uji Viskositas
7 103 6
- 7 mpar
=7 CV
1000
- Kebocoran : Tidak bocor
- Rotar
: 24
Speed
: 30 rpm
Data
: 7 mpa.r
Percent
: 0,7 %

VIII.

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan membuat sediaan berupa suspensi yang

mana suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat padat dan bentuk
halus yang tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa (FI III, 1979). Suspensi
oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cairan dan ditunjukkan untuk pemakaian oral. Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah mampu mengetahui rancangan formulasi, memproduksi dan
mengevaluasi suspensi Amoxicillin.
Pada praktikum kali ini formulasi yang digunakan adalah Amoxicillin 3 g,
Na-CMC 0,2 g, SL 7,7 g, Sukrosa 0,3 g, Etanol 5 ml, Leci Essence q.s, Methyl
paraben 0,06 g, dan Aquadest ad 60 ml. Pada formulasi tersebut, Amoxicillin
sebagai zat aktif dalam sediaan ini, yang memiliki khasiat sebagai Antibiotik.
Amoxicillin dibuat suspensi karena tidak dapat melarut sempurna pada air 60 ml
dan sediaan akan lebih stabil jika dibuat suspensi. Adapun zat tambahan yang
digunakan adalah Na-CMC yang berfungsi sebagai suspending agent untuk
mengurangi gaya tarik menarik antar partikel terdispersi agar tidak mudah
menguap. Golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun
sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan. Dapat juga digunakan sebagai
laksansia dan bahan penghancur.
Methyl paraben digunakan sebagai zat pengawet untuk mengawetkan
lautan agar dapat bertahan lama dan tidak mudah dirusak oleh bakteri. Pelarut
etanol digunakan sebagai pelarut organik pada bahan yang sukar larut. SL
digunakan sebagai bahan tambahan, pemanis dan bahan pengisi dari sediaan
suspensi sedangkan leci essence digunkakan untuk pengaroma dan pemberi warna
pada sediaan tersebut.
Adapun pengujian yang dilakukan pada formula ini adalah : Uji
Organoleptis, uji sifat alir serbuk, uji volume endapan, pengukuran pH, dan uji
kebocoran. Untuk uji organoleptik (pemerian produk) ini meliputi uji warna, bau,
dan rasa dari formula tersebut. Adapun hasil pengujian antara lain : warna yang
terlihat adalah putih, baunya seperti leci dikarenakan memakai pengaroma leci,
dan rasa manis leci. RAsa manis ditimbulkan karena adanya bahan pemanis lain
selain SL yakni adanya sukrosa yang memiliki khasiat sebagai pemanis buatan.

Pengujian sifat alir serbuk (uji granul ) dilakukan sebelum sediaan manjadi
larutan atau masih berbentuk serbuk (granul). Uji sifat alir serbuk dilakukan untuk
mengetahui kecepatan serbuk saat terdispersi kembali. Sebelum uji ini dilakukan,
serbuk terlebih dahulu dimasukkan ke dalam oven untuk mengurangi kadar air
yang ada di dalam serbuk. Daya serbuk yang baik menurut Farmakope Indonesia
adalah 10 detik untuk 100 gram. PAda percobaan kali ini daya alir serbuk
praktikan dianggap baik karena memiliki kecepatan alir 1,91 detik pada replikasi
pertama dan 2,09 detik pada replikasi kedua untuk masing-masing berat serbuk
11,42 g sehingga menandakan bahwa serbuk memerlukan waktu yang cepat untuk
kembali terdispersi.
Pada pengujian volume endapan didapat volume endapan didapati volume
endapan yakni 0. Hal ini dikarenakan tidak terjadinya endapan pada sediaan yang
praktikan buat. Secara teoritis, nilai F=1 atau mendekati 1 menandakan sediaan
termasuk baik karena tidak adanya supernatant jernih pada pendiaman, sedangkan
nilai F yang diperoleh pada percobaan kali ini adalah 0 atau kurang dari 1 yang
menandakan bahwa volume endapan tidak sesuai dengan literatur.
Pada pemeriksaan pH dilakukan untuk menentukan apakah larutan
suspensi tergolong dalam larutan basa atau larutan asam. pH suspensi yang baik
adalah kurang dari 5 dan tidak boleh lebih dari 6,5. Dan pada percobaan kali ini di
dapati hasil pengujian pH sediaan praktikan menunjukkan pH 6 yang berarti
sediaan yang dibuat termasuk sediaan suspensi yang baik, dan suspensi bersifat
asam sehingga cara pemakaiannya dengan cara diminum setelah makan untuk
mencegah irittasi pada lambung. Hal ini dikarenakan Na-CMC yang memiliki pH
5-10 dan bahan lain sehingga pH suspensi menjadi asam.
Pada pengujian viskositas dengan menggunakan Viscometer Brookfile
didapati nilai viskositas sediaan suspensi yang dibuat praktikan pada percobaan
kali bernilai 7 mpa.r yang menandakan bahwa sediaan tersebut memiliki
kepekatan yang cukup baik sesuai dengan literatur yakni 5-7 mpa.r untuk sediaan
suspensi.

IX.

KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dan
bentuk halus yang tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa (FI
2.
3.

III, 1979)
Pengujian suspensi organoleptis :
Warna
: Putih
Bau
: Aroma Leci
Rasa
: Manis leci
Pengujian sifat alir serbuk didapat 1,97 detik pada replikasi I dan 2,09

detik pada replikasi II untuk bobot sediaan 11,42 gram


4. Pengujian Volume Endapan didapat hasil F = 0
5. Uji pemeriksaan pH didapat pH sediaan bernilai 6 (bersifat asam)
- Pengujian Viskositas didapati hasil 7 mpa.r atau 76 CV
6. Pengujian kebocoran wadah sediaan, tidak mengalami kebocoran pada
sediaan suspensi

DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.


Jakarta: Depkes RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta: Depkes RI
Joenoes, Nanizar. 2013. Ars Prescribendi Edisi II. Surabaya : Airlangga
University Press
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai