PENDAHULUAN
standar WHO 2007, secara nasional prevalensi kurus (menurut IMT/U) pada
anak umur 5-12 tahun adalah 11.2%, terdiri dari 4,0% sangat kurus dan 7,2%
kurus. Prevalensi sangat kurus paling rendah di Bali (2,3%) dan paling tinggi
di Nusa Tenggara Timur (7,8%). Sedangkan masalah gemuk pada anak umur
5-12 tahun yaitu 18,8%, terdiri dari gemuk 10,8% dan sangat gemuk
(obesitas) 8,8%. Prevalensi gemuk terendah di Nusa Tenggara Timur (8,7%)
dan tertinggi di DKI Jakarta (30,1%). Dari hasil tersebut, diketahui bahwa
kejadian gizi kurang dan gizi lebih tidak hanya terjadi di kota-kota kecil, namun
juga di kota-kota besar.
Menurut Kemenkes (2013) berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013
mengenai status gizi
lambung
kosong
dan
kadar
gula
darah
berkurang
jajanan.
Kebiasaan
mengonsumsi
makanan
jajanan
dapat
mempengaruhi asupan makan pada anak karena setelah jajan anak tidak mau
lagi makan nasi di rumah atau hanya makan dalam jumlah sedikit saja
(Moehji, 2003). Selain itu, menurut Kleinman (2002), anak dengan asupan
kalori yang rendah lebih berpotensi tidak masuk sekolah (absen) dan
mengalami masalah psikologis dibandingkan anak dengan asupan makanan
yang
adekuat.
berpengaruh bagi kualitas hidup seseorang, terutama anak-anak pada masamasa pertumbuhan.
Konsumsi gizi sangat mempengaruhi status gizi kesehatan seseorang
yang merupakan modal utama bagi kesehatan individu. Asupan gizi yang
salah
atau
tidak
sesuai
akan
menimbulkan
masalah
kesehatan
(Sulistyoningsih, 2011). Salah satu hal yang mempengaruhi asupan gizi anak
adalah adanya kegiatan pendidikan atau promosi gizi di sekolah. Promosi
kesehatan di lingkungan sekolah sangat efektif karena anak sekolah
merupakan sasaran yang mudah dijangkau sebab terorganisasi dengan baik
serta merupakan kelompok umur yang peka dan mudah menerima
perubahan. Anak sekolah juga berada dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan sehingga mudah untuk dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan
kebiasaan-kebiasaan baik (Lucie, 2005).
Di Indonesia, kegiatan promosi gizi terutama di sekolah masih belum
optimal. Di negara maju, sejak kecil anak-anak telah mendapatkan pendidikan
gizi secara teratur. Melalui pembelajaran di kelas dan program makan siang di
sekolah
(school
lunch),
anak-anak
dididik
supaya
memahami
dan
B. Perumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pemberian food reminder card terhadap pengetahuan,
sikap, dan penerapan pola makan gizi seimbang pada anak SD Negeri
Lempuyangwangi Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian food reminder card terhadap pengetahuan, sikap, dan penerapan
pola makan gizi seimbang pada anak SD Negeri Lempuyangwangi
Yogyakarta. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :
1.
2.
3.
Untuk pengaruh food reminder card terhadap pola makan gizi seimbang
dilihat dari tingkat pemenuhan gizi dibandingkan dengan AKG untuk
energi, karbohidrat, lemak, dan protein.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.
Bagi Peneliti
Sebagai pengetahuan mengenai pengaruh food reminder card terhadap
penerapan pengetahuan, sikap, dan penerapan pola makan gizi
seimbang pada subjek penelitian.
2.
terhadap
bahan
pertimbangan
dan referensi
untuk
menentukan
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang baru dan belum pernah
dilakukan sebelumnya, meskipun ada beberapa penelitian yang serupa
dengan penelitian yang dilakukan. Pada tahun 2011, Saloso meneliti
mengenai pengaruh penggunaan media audio (lagu anak-anak) dan media
anak-anak.
penelitian
quasi
experiment
(eksperimen
semu)
dengan