Anda di halaman 1dari 3

Tugas VI : Review Kewirausahaan

Kisah Inspiratif Henky Eko Sriyantono


Owner Bakso Cak Eko

Oleh:
LuqmanSaputra

[ 143112700550008 ]

TeknikFisika

FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS


UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2016/2017

Review kisah inspiratif Henky Eko Sriyantono :

Lahir di Surabaya, pria bernama Henky Eko Sriyantono ini dikenal sebagai pengusaha
bakso malang sekaligus salah satu pelopor bisnis waralaba di Indonesia. Eko pernah berkuliah di
Institut Teknologi Sepuluh November teknik sipil dan berkat pendidikannya dia berhasil menjadi
pegawai salah satu BUMN di Surabaya. Tapi langkah kakinya berhenti, dia membawa hidupnya
ke Jakarta dan bekerja keras menjadi pengusaha. Mimpinya sebagai pebisnis membawa
langkahnya keluar dari perusahaan kontrakor. Eko berkeinginan untuk membuat bisnis,
membuka lapangan pekerjaan. Sebelum sukses seperti sekarang, dia mengerjakan berbagai bisnis
hingga 10 jenis. Mulai dari Multi Level Marketing (MLM) hingga argo bisnis, namun syang,
bisnis tersebut belum menjadi jodohnya.
Kegagalan tak membuat pria yang akrab dipanggil Cak Eko ini merasa trauma atau putus
asa. Kekuatan bernama "The Power of Kepepet," membuatnya tetap bertahan hingga kini.
Dia pernah berbisnis jual beli hand phone bekas, tetapi hanya bertahan 8 bulan. Bisnis
keduanya yaitu MLM dimana dirinya hanya bertahan lima bulan. Kemudian ia kembali
berbisnis, dompet dan tas produksi Tanggulangin, Sidoarjo menjadi pilihannya. Dari bisnis ini, ia
mendapatkan kesuksesan lumayan dimana berhasil menjual hingga mal- mal di Jakarta. Tetapi
karena diharuskan mengikuti sistem konsinyasi, itu menjadi permasalahan karena modal yang
minim. Sistem tersebut membuat pembayaran oleh butik- butik tersebut tidak lancar. Ia juga
kesulitan menjaga arus kas keluar dan masuk. Akhirnya setelah setahun, dia memutuskan untuk
menutup bisnis miliknya dan menarik semua barang dari butik. Gagal berbisnis macam ini tak
membuatnya kapok dan mencari ide- ide bisnis lain. Hingga Eko menemukan bisnis bakso.
Berbagai macam bisnis ia lakoni, hingga saat bisnis ke 11 yang dirintas, dimulai dari nol
tak membuat ia patah arah, dia menemukan ide bisnis di waktu yang tak terduga. Kala itu, tahun
2006, dia melihat kedai bakso di Bandara Soekarno Hatta bagitu ramai dikunjungi oleh
masyarakat. Ia tertarik bisnis serupa dan membulatkan tekatnya membuka warung bakso
Malang, khas Jawa Timur. Bahkan dia berguru langsung ke ahlinya dari Malang hingga
Surabaya. Dia sedang mencari komposisi yang pas.

Dalam tiga bulan dia mencoba mengamati pasar, menawarkan uji coba kepada teman- temannya.
Ia dibantu teman- temannya berhasil mengumpulkan modal Rp.2,5 juta, lalu membuka sebuah
warung di foodcourt di wilayah Bekasi pada Maret 2006. Tujuh bulan berlalu bisnisnya maju
pesat dan mendapatkan untung cukup banyak. Eko memutuskan membuka gerai keduanya di
Tamrin Square di Oktober 2006. Warung bakso itu kemudain diberinya nama Bakso Cak Eko.
"Saya itu menjalankan bisnis dengan modal-modal kecil, tapi frustasi mah pasti pernah,
modal jualan bakso awalnya Rp 2,5 juta. Saya cuma bikin gerobak, numpang di pujasera,bagi
hasilnya 60% untuk saya 40% untuk yang punya tempat," jelasnya. Sebenarnya dia sendiri hobi
memasak sejak SMA, jadi membuat bakso menjadi kesenangan tersendiri. Dia mengaku pernah
berbisnis katering kuliner tetapi gagal karena menunya yang selalu sama dan balik modal yang
lama. Berbeda bakso Malang miliknya lebih kaya rasa dimana tidak monoton aslinya. Ia tau
betul bagaimana bisnis semacam ini. Dia mulai menambahkan olahan siomay dan batagor
ditambah dengan berbagai macam bumbu tambahan. Dia menambahkan bumbu tersebut
membuatnya menjadi bubuk tabur. Ide waralaba itu datang ketika ia menuliskan kisah suksesnya
di berbagai media masa. Dia kemudian ditawari banyak permintaan kerja sama.
Dalam kurun waktu 10 bulan, melalui sistem waralaba, gerainya bisa tumbuh super pesat.
Sekitar 2006 -an, bisnis bakso Cak Eko telah tumbuh memiliki sekitar 120 gerai waralaba. Model
bisnisnya gampang, dimana dia membuka pusat pengolahan diberbagai pusat. Dia telah
membuka 3 tempat produksi, dimana para mitra akan membeli bahan bakunya dari sana.
"Ada 3 tempat produksi, Surabaya untuk menyuplai ke Indonesia Timur, Sidorjo untuk Indonesia
Tengah, dan Jakarta untuk Indonesia Barat. Resep rahasia ada keluarga yang saya percaya untuk
meng-handle di 3 tempat itu jadi karyawan tidak tahu," ucapnya. Kini ia aktif berbagi kisah di
sekolah kewirausahaan bersama Rhenald Khasali. Dia bergabung agar orang lain tidak
mengalami kegagalan 11 kali seperti dirinya.
Menurut Cak Eko ada beberapa hal yang membuat bisnis gagal. Pertama, kita harus
berhati- hati dalam memilih mitra. Kedua, ketidak mampuan kita memisahkan antara uang
pribadi dan uang bisnis. Ketiga adalah jangan tergesa- gesa menaikan harga, karena kita
berbisnis untuk pembeli. Dia juga berpesan jangan tertarik akan iming- iming untung besar,
terutama ketika tidak tau bisnis macam apa dan resikonya. Soal persaingan, dia mengaku perlu
adanya perbedaan di kualitas produk dan inovasi.

Anda mungkin juga menyukai