Anda di halaman 1dari 39

Makalah Kurikulum 2013

5 November 2014 mudzakirfaizal


MAKALAH
KURIKULUM 2013
(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Psikologi Pendidikan)
Dosen pengampu: Suci Fitriya

Disusun oleh:
Nur Suci Fitriyani

(1403076051)

Rizal Nur Aziz

(1403076057)

Siti Mutiah

(1403076065)

Dewi Karunia Ratna Sari

(1403076066)

Program Studi Tadris Kimia


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IAIN WALISONGO SEMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia belum terlepas dari berbagai macam masalah. Salah satu masalah
pendidikan di negara kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang silih
berganti dan tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul diimplementasikan sesuai dengan
perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
lembaga pendidikan, yaitu sebagai salah satu penentu keberhasilan pendidikan. Perubahan
kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan dan perubahan tersebut dilakukan
dengan didasari pada permasalahan pelaksanaan kurikulum sebelumnya yang dianggap kurang
maksimal baik secara materi maupun sistem pembelajarannya sehingga perlu adanya revitalisasi
kurikulum. Usaha perbaikan kurikulum tersebut mesti dilakukan demi menciptakan perubahan
yang lebih baik untuk sistem pendidikan di indonesia.
Semakin maju suatu bangsa maka semakin maju pula ilmu pengetahuan. Oleh karena itu kini
diperlukan pendidikan dengan kurikulum yang mampu menghasilkan generasi penerus bangsa
yang berakhlakul karimah, berketerampilan, dan berpengetahuan yang luas agar mampu bersaing
di dunia internasional.
1. Rumusan Masalah
2. Bagaimana deskripsi mengenai kurikulum 2013?
3. Apa rasionalperubahan kurikulum 2013?
4. Apa saja karakteristik Kurikulum 2013 ?
5. Apa saja konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ?
6. Bagaimana proses pembelajaran Kurikulum 2013 ?
7. Apa saja metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ?
8. Apa saja model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013?
9. Bagaimana sistem penilaian dalam kurikulum 2013 ?
10. Termasuk dalam perspektif belajar apakah kurikulum 2013 ?
11. Apa kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013 ?

BAB II
PEMBAHASAN
1. Deskripsi kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan berbasia sains
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan dengan tujuan untuk
mempersiapkan lahirnya generasi emas bangsa indonesia, dengan sistem dimana siswa lebih
aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Titik beratnya, kurikulum 2013 ini bertujuan untuk
mendorong peserta didik atau siswa agar lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mempresentasikan apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
meneerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan
penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 lebih menekankan pada ketiga aspek,
yaitu menghasilkan peserta didik berakhlak mulia (afektif), berketerampilan (psikomotorik), dan
berpengetahuan (kognitif) yang berkesinambungan. Sehingga diharapkan agar siswa lebih
kreatif, inovatif dan lebih produktif.
Dalam kurikulum 2013 juga ada strategi pengembangan pendidikan, salah satunya adalah
penambahan jam pelajaran. Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan bahwa
perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberitahu menjadi mencari tahu) dan proses
penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan tambahan jam
pelajaran. Dengan alokasi waktu per jam pelajaran
SD

= 35 menit

SMP

= 40 menit

SMA

= 45 menit

Sedangkan banyak jam pelajaran perminggu yaitu


SD kelas 1

Kelas 4,5,6

= 30 jam

Kelas 2

= 32 jam

Kelas 3

= 34 jam

= 36 jamSMP

= 38 JAM, SMA

= 39 JAM [1]

1. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengenmangan kurikulum berbasis


kompetensiyang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik
tantangan internal maupun tantangan eksternal.
1. Tantangan internal
2. Pemenuhan delapan standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,
standar biaya, standar isi, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.
3. Perkembangan penduduk indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
4. Tantangan eksternal
5. Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan tekhnologi informasi.
6. Kompetensi asa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir
jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negera yang bertanggungjawab, kemampuan
untuk coba mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda dan memiliki
kesiapan untuk belajar.
7. Persepsi masyarakatantara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa
terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
8. Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, dan
kecurangan dalam ujian.
1. Karakteristik Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:
1. a) Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti
(KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD)
mata pelajaran.
2. b) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
3. c) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk
suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS,
SMA/MA, SMK/MAK.

4. d) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah diutamakan


pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah berimbang antara sikap
dan kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
5. e)Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar
yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
dalam Kompetensi Inti.
6. f) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti.
7. g)Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD). Dalam silabus
tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. h) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata
pelajaran dan kelas tersebut.2
1. Konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Menurut Sudjana , pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Menurut Gulo
pembelajaran adalah untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan
belajar. Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses
belajar. Yang dimaksud lingkungan disini adalah ruang belajar, guru, alat peraga, perpustakaan,
laboratorium dan sebagainya yang relefan dengan kegiatan belajar siswa.3
Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu:
1. Pengertian kuantitatif
Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut untuk menguasai ilmu yang
disampaikan kepada siswa, sehingga memberikan hasil optimal.
2. Pengertian institusional
Penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan efisien. Guru harus selalu siap
mengadaptasikan berbagai teknik mengajar.
3. Pengertian kualitatif
Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya menyampaikan materi
pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan efisien.
Kesimpulannya pembelajran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sitem

lingkunagn dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara
efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.4
1. Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 terdapat 2 proses pembelajaran, yaitu
1. Pembelajaran intrakulikuler
Pembelajaran intrakulikuler didsarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut
1. Proses pembelajaran intrakulikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan
mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan dikelas, sekolah dan masyarakat.
2. Proses belajar di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, san
SMK/MAK berdasarkan rencana pelaksanaan pemelajaran yang dikembangkan guru.
3. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menuasai
KD dan KI yang memuaskan
4. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi
5. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental dilaksanakan
berkesinambunganantara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya
6. Proses pembelajaran tidak langsung terjadi pada setiap kegiatan belajar yang terjadi di
kelas, sekolah, rumah dan masyarakat.
7. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui
kegiatan mengamati, menanya, menganalisis, dan mengkomunikasikan.
8. Pembelajaran remidial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai
kompetensi yang masih kurang.
9. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pelajaran remidial untuk memastikan penguasaan
kompetensi pada tingkat memuaskan.
10. Pembelajaran ekstrakulikuler
Pembelajaran ekstrakulikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktifitas yang dirancang
sebagai kegiatan diluar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan
ekstrakulikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Kegiatan ekstrakulikuler wajib dinilai
yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan ntrakulikuler.5
1. Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga
diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan
pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain:
1. Metode ceramah
Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik verbal maupun nonferbal.
2. Metode latihan
Penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu sehingga
diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.
3. Metode tanya jawab
Penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijwab oleh anak didik.
Bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran atau guru
mengajukan pertanyaan dan anak didik menjawab.
3. Metode karya wisata
Metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik ke objek diluar kelas
atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara
langsung.
5. Metode demonstrasi
Metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu benda yang berkaitan
dengan bahan pembelajaran.
6. Metode sosiodrama
Metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan
kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan sosial.
7. Metode bermain peran
Pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak didik dengan cara anak
didik memerankan suatu tokoh, baik tokoh hidup maupun mati. Metode ini mengembangkan
penghayatan, tanggungjawab, dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.
8. Metode diskusi
Metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk
memecahkan masalah secara kelompok.

9. Metode pemberian tugas dan resitasi


Merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa. Resitasi merupakan
metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah
diberikan guru.
1. Metode eksperimen
Pemberian kepada siswa untuk pencobaan.
1. Metode proyek
Membahas materi pembelajaran ditinjau dari sudut pandang lain.
Adapun prinsip dalam pemilihan dalam metode pembelajaran adalah disesuaikan dengan tujuan,
tidak terikat pada suatu alternatif, penggunaannya bersifat kombinasi. Faktor yang menentukan
dipilihnya suatu metode dalam pembelajaran antara lain:
1. Tujuan pembelajaran
2. Tingkat kematangan anak didik
3. Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran
1. Model model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Berdasarkan permendikbud nomor 65 tentang standar proses,
model pembelajaran yang yang diutamakan dalam implementasi kurikulum 2013 adalah
1. Model inquiry learning
Langkah-langkah dalam model inkuiry yaitu:
1. Observasi atau mengamati berbagai fenomena alam.
2. Mengajukan tentang fenomena yang dihadapi
3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban
4. Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan
5. Merumuskan kesimpulan berdasarkan data yang telah dianalisis.
6. Model discovery learning

7. Stimulation (memberi stimulasi)


Guru memberikan stimulan dapat berupa bacaan, gambar, situasi, sesuai dengan materi
pembelajaran.
1. Problem statement (mengidentifikasi masalah)
Peserta didik diharuskan menemukan masalahapasaja yang dihadapi.
1. Data colllecting (mengumpulkan data)
Peserta didik diberi pengalaman mencari dan mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk
menemukan solusi pemecahan masalah.
1. Data processing (mengolah data)
Melatih kemampuan logis dan aplikatif.
1. Verification (memferifikasi)
Mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran hasil pengolahan data serta
mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
1. Generalization (menyimpulkan)
Peserta didik dituntut untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian.
3. Problem based learning
Model ini bertujuan untuk merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai
permasalahan nyata.
Langkah-langkah pembelajaran:
1. Mengorientasi peserta didik pada masalah
2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
3. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
6. Project based learning

Model ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada permasalahan komplek yang
diperlukan peserta didikdalam melakukan investigasi dan memahami pemelajaran melalui
investigasi.
1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek
2. Mendesain perencanaan proyek.
3. Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek.
4. Memonitir kegiatan dan perkembangan proyek.
5. Menguji hasil
6. Mengevaluasi kegiatan7
1. Sistem penilaian dalam kurikulum 2013
1. jenis-jenis Penilaian pada Kurikulum 2013
1. penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan, proses, dan keluaran pembelajaran.
2. penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara
reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. penilaian berbasis portofolio merupakan penilaia yang dilaksanakan untuk menlai
keseluruhan entitas belajar peserta didik
4. ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran
5. ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu KD atau lebih.
6. ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik seelah melaksanakan 8-9 minggu
kegiatan pembelajaran.
7. ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
8. ujian tingkat kompetensi(UTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh
satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.

9. ujian mutu tingkat kompetensi (UMTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
10. ujian nasional merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentuyang dicapai peserta
didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan
11. ujian sekolah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi diluar kompetensi
yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.
2. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang penidikan dasar dan menengah didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut :

Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.

Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana.

Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,pelaksanaan, dan
pelaporannya.

Transparan, beratrti prosedur penilaian,kriteria penilsisn,dan dasar pengambilsn


keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

Menyatu dengan kegiatan pembelajaran,dan berkesinambungan.

Akuntabel, bereti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah


maupun eksternal untuk aspek teknik,prosedur, dan hasilnya.

Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

1. Kelebihan dan Kelemahan kurikulum 2013


2. Kelebihan Kurikulum 2013a) Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat
alamiah karena berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk
mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan kompetensinya masing-masing.
Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung
secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu,
bukan transfer pengetahuan.b) Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi
boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan
pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian
dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.

3. c) Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya
lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan
keterampilan.
4. d) Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan
karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi
pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
5. e) Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota.
Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi
mereka.
6. f) Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui
pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan
profesionalisme secara terus menerus.
2. Kelemahan Kurikulum 2013
3. a) Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam
kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013.
4. b) Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih
diberlakukan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum
berbasia sains yang bertujuan untuk mempersiapkan lahirnya generasi emas bangsa indonesia,
dengan sistem dimana siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Panduan pengembangan RPP-Direktorat Pembinaan SMA
Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2013)
E.Mulyasa, Pengembangan dan Impelemtasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT Remaja Rosdaha

Wikipedia bahasa indonesia , ensiklopedia bebas pada tanggal jumat tanggal 3 oktober 2014
pukul 10.22 WIB
4

Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2013) hal.28
5

Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2013) hal.29-30
6

Ibid. Hal 30

E. Mulyasa, Pengembangan dan Impelemtasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya) hal.164
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan.
Persoalan

itu

memang

tidak

akan

pernah

selesai,

karena

substansi

yang

ditransformasikan selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di


bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat.
Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya
kurikulum yang silih berganti dan terlalu membebani anak tanpa ada arah
pengembangan yang betul-betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang
diinginkan pada kurikulum tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada
perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum
sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi
kurikulum. Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan
berkarakter, yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang
unggul, mampu bersaing di dunia internasional.
Kurikulum

sifatnya

dinamis

karena

selalu

berubah-ubah

sesuai

dengan

perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa,


maka

semakin

pengetahuan

berat

semakin

pula

tantangan

gencar

dilakukan

yang
oleh

dihadapinya.
dunia

Persaingan

internasional,

ilmu

sehingga

Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat
martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan
menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat
dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan
negara-negara maju di dunia.
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan
dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor
determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang
jaman.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah
satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa
kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan
sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia
berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, man-diri; dan (3) warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan
pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
B.
1.
2.
3.
4.
5.

Rumusan Masalah
Apa pentingnya mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013 ?
Bagaimana sistem Evaluasi dalam Kurikulum 2013 ?
Apa saja karakteristik Kurikulum 2013 ?
Bagaimana proses pembelajaran Kurikulum 2013 ?
Apa saja prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ?
6. Bagaimana implikasi Kurikulum 2013 bagi Guru SD/MI ?
7. Apa saja tahap Persiapan Pelaksanaan kurikulum 2013 ?
8. Bagaimana kerangka Kerja Kurikulum 2013 ?

9.

Apa kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013 ?


10.Apa saja konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ?

11. Apa aja metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ?


12. Apa saja model Pembelajaran dalam Kurikulum ?
13. Apa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013
Hal mendasar dari kurikulum 2013, menurut Mulyoto adalah masalah
pendekatan pembelajarannya. Selama ini, pendekatan yang digunakan adalah
materi. Jadi materi di berikan pada anak didik sebanyak-banyaknya sehingga
mereka menguasai materi itu secara maksimal. Bahkan demi penguasaan materi
itu, drilling sudah diberikan sejak awal, jauh sebelum siswa menghadapi ujian
nasional. Dalam pembelajaran seperti ini, tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran
yang dicapai lebih kepada aspek kgnitif dengan menafikan aspek psikomotrik dan
afektif.
Ketiga

aspek

tersebut

sebenarnya

sudahmendapat

penekanan

pada

kurikulum kita selama ini. Pada saat pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK) 2003, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif (yang dikenal dengan
taksonomi Bloom tentang tujuan pendidikan), telah juga menjadi kompetensi
integral yang harus dicapai. Lalu pada saat pemberlakuan Kurikulum 2006, melalui
pendidikan karakter, aspek afektif yang seolah dilupakan para praktisi pendidikan,
digaungkan.
Tapi dalam dataran praksis, hanya aspek kognitif yang dikejar. Penyebabnya
adalah kurikulum tidak dikawal dengan kebijakan yang sinergis, tetapi malah dijegal
dengan kebijakan ujian nasional.
Soal-soal

ujian

nasional

hanya

menguji

pencapaian

aspek

kognitif.

Pencapaian aspek psikomotorik dan afektif tidak bisa diukur dengan menggunakan
tes ini. Padahal tes ini adalah penentu kelulusan. Maka pembelajaran yang terjadi
adalah pembelajaran yang berbasis materi tanpa memedulikan penanaman
keterampilan dan sikap.
Pada kenyataannya, sejak awal siswa-siswa telah dibiasakan menghadapi
soal-soal model ujian nasional. Pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar yang
yang nanti akan diujikan dalam ujian nasional. Bahkan ada pula guru yang
menggunakan soal-soal ujian nasional yang telah diujikan pada tahun sebelumnya
sebagai acuan dalam pembelajaran. Menjelang menghadapi ujian nasional, guru
memberikan pembelajaran ujian nasional pada siswanya. Apapun yang tidak ada
kaitannya dengan ujian nasional ditiadakan.

Berdasarkaan pengalaman selama ini, hal tersebut harus didukung dengan


kebijakan yang konsisten, yaitu sistem avaluasi yang mengukur pencapaian
kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif secara berimbang. Tidak bisa
dipungkiri bahwa ujian nasional harus dihapuskan, sehingga penentu kelulusan
nantinya adalah transkrip nilai yang diperoleh dari nilai rapor tiap semester. Karena
nilai-nilai rapor sebagai hasil evaluasi pembelajaran mengandung ketiga aspek
secara menyeluruh, maka pembelajaran juga akan diberikan seccara benyeluruh
dalam ketiga aspek itu.

Dengan dihapusnya ujian nasional, wewenang mengadakan evaluasi kembali


kepada

guru

sehingga

lengkaplah

kewenangan

guru;

menyusun

rencana

pembelajaran, melaksanakn kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan


evaluasi. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 1[1]
B.

Sistem Evaluasi dalam Kurikulum 2013


Kesalahan fatal dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) selama ini menurut saya adalah
kemunculan kebijakan yang sejatinya tidak konsisten dengan kurikulum-kurikulum
tersebut. Kebijaksanaan yang dimaksud adalah pelaksanaan ujian nasional dengan
standar kelulusannya. Dimana siswa dikatakan berhasil jika ia telah mampu
menembus jarring ujian nasional. Sebuah sekolah dikatakan bermutu apabila
kelulusan siswnya 100% dan banyak siswanya yang mendapatkan nilai 10. Bahkan
untuk tujuan itu, kecurangan sistematis selalu terjadi. Penanaman nilai moral seolah
tak diperhatikan.
Oleh karena itu, jika nantinya Kurikulun 2013 diterapkan dan ditujukan agar guru
memperoleh ruang yang lebih leluasa untuk mengembangkan potensi siswa secara
seimbang dalam tiga aspek, yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.
Kurikulum ini harus dikawal dengan kebijakan yang sinergis. Dan akhirnya siswa
dapat belajar dengan semangat, antusias, tidak bosan dan mampu menyerap nilainilai moral yang terkandung secara tersitat dalam setiap materi. 2[2]

C. Karakteristik Kurikulum 2013


Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:
a)

Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi
Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar
(KD) mata pelajaran.

b)

Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi


dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang
1[1] Mulyoto, Strategi Pembelajaran di Era Kurikulm 2013, (Jakarta: Prestasi Pustaka
Raya, 2013). Hal 114-115
2[2] Ibid. Hal 121

harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran.
c)

Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk
suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk
SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.

d)

Kompetensi

Inti

dan

Kompetensi

Dasar

dijenjang

pendidikan

menengah

diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah


berimbang antara sikap dan kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
e)

Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi


Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi dalam Kompetensi Inti.

f)

Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif saling


memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti.

g)

Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD). Dalam
silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.

h)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk


mata pelajaran dan kelas tersebut.

D. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013


Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-kurikuler
dan pembelajaran ekstra-kurikuler.
1. Pembelajaran intra kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan
mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan
masyarakat.
Pembelajaran didasarkan pada prinsip berikut :
a. Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan
tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK berdasarkan Rencana
b.

Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru.


Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk
menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan
(excepted).

2.

Pembelajaran ekstra-kurikuler
Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas
yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara
rutin setiap minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan
pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstra-kurikuler wajib.
Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang

tak

terpisahkan

dalam

kurikulum.Kegiatan ekstra-kurikulum berfungsi untuk:


a. Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang tidak dapat
b.

dilaksanakan melalui pembelajaran kelas biasa,


Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada kepemimpinan,
hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai ketrampilan hidup.
Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di lingkungan:

a. Sekolah
b. Masyarakat
c. Alam
Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur
pendukung kegiatan intra-kurikuler.

E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013


Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
1.

Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena


mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai
kompetensi. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah
rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik
setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan,
kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu
satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang
dalam rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan
dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.

2.

Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan
kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi
Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang

harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.
Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada
setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas
Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta
Standar Kompetensi satuan pendidikan.
3.

Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum


berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap,
pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam
berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara
khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan
ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata
pelajaran, diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi
horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip
akumulasi dalam pembelajaran.

F.

Implikasi Kurikulum 2013 bagi Guru SD/MI


Dalam implementasi pembelajaran khususnya bagi guru kelas 1 sampai 3 di
sekolah dasar mempunyai implikasi antara lain :
a. Implikasi bagi guru
Kurikulum 2018 memerlukan guru

PPKN yang kreatif baik dalam menyiapkan

kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari


berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh mengigat harus mengintegrasikan
pelajaran IPA dan IPS dalam pembelajarannya.

b. Implikasi bagi siswa

Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya


dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil
ataupun klasikal.

Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif
misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan
pemecahan masalah
c. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media

Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara


individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep
serta

prinsip-prinsip

secara

holistik

dan

otentik.

Oleh

karena

itu,

dalam

pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.

Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya
didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design),
maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by
utilization).

Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran


yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep
yang abstrak.

Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan


buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan
dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat
bahan ajar yang terintegrasi
d. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan
Dalam

pelaksanaan

kegiatan

pembelajaran

tematik

perlu

melakukan

pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut


meliputi:

Ruang perlu ditata disesuaikan dengan topik yang sedang dilaksanakan.

Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan


pembelajaran yang sedang berlangsung

Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet

Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas


maupun di luar kelas

Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan
dimanfaatkan sebagai sumber belajar

Alat, sarana dan sumber

belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan

peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

e.

Implikasi terhadap Pemilihan metode


Sesuai

dengan

karakteristik

pembelajaran

terintegrasi

maka

dalam

pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan


menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab,
demonstrasi, bercakap-cakap.
G. Tahap Persiapan Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran integrasi PPKN , perlu dilakukan beberapa
hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan
kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

1.

Tahap Perencanaan
Pemetaan Kompetensi Inti
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan
yang dilakukan adalah:

a.

Penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator


Melakukan kegiatan penjabaran Kompetensi Inti

dan kompetensi dasar dari

setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

b.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati.
Menentukan tema

1) Cara penentuan tema


Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan
tema yang sesuai.
Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk
menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
2) Prinsip Penentuan tema
Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:

Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:

Dari yang termudah menuju yang sulit

Dari yang sederhana menuju yang kompleks

Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.

Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa

Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk
minat, kebutuhan, dan kemampuannya

3) Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator

Lakukan

identifikasi

dan

analisis

untuk

setiap

Standar

Kompetensi,

Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua
standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.
2.

Menetapkan Jaringan Tema


Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator
dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat

kaitan

antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan
tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.
3.

Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya
dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan
penilaian.

4.

Penyusunan Rencana Pembelajaran


Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari
pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran.
Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi:

a.

Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas,
semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).

b. Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.


c. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi dasar dan indikator.
d. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan
siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk
menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan
pembukaan, inti dan penutup).

e.

Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi


dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.

f.

Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk
menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).

Tahap Pelaksanaaan

1. Tahapan kegiatan
Pelaksanaan

pembelajaran

tematik

setiap

hari

dilakukan

dengan

menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan,


kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah
kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3
jam pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35
menit)
a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan

ini

dilakukan

terutama

untuk

menciptakan

suasana

awal

pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti


proses pembelajaran dengan baik.
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap
ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan
disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita,
kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan berbagai

strategi/metode yang bervariasi dan

dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.


c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut

Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh


kegiatan

akhir/penutup

menyimpulkan/mengungkapkan

yang
hasil

dapat
pembelajaran

dilakukan
yang

telah

adalah
dilakukan,

mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral,


musik/apresiasi musik.

H. Kerangka Kerja Kurikulum 2013


Proses pengembangan kurikulum digambarkan dalam diagram Kerangka Kerja
berikut:

1.

Pengembangan Kurikulum 2013 diawali dengan analisis kebutuhan masyarakat


Indonesia. Analisis kebutuhan tersebut merupakan analisis kesenjangan mengenai
kemampuan yang perlu dimiliki warganegara bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara pada dekade ketiga dan keempat abad ke-21. Adanya tantangan seperti
keterikatan Indonesia dalam perjanjian internasional seperti APEC, WTO, ASEAN
Community, CAFTA. Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa penguasaan soft
skills

perlu

mendapatkan

prioritas

dalam

pengembangkan

kemampuan

warganegara untuk kehidupan masa depan.


2.

Analisis Tujuan Pendidikan Nasional sebagai arah pengembangan kurikulum. Setiap


upaya pengembangan kurikulum haruslah didesain untuk pencapaian tujuan

pendidikan nasional. Kurikulum sebagai jiwa pendidikan (the heart of education)


harus selalu dirancang untuk mencapai kualitas peserta didik dan bangsa yang
dirumuskan dalam tujuan pendidikan. Kajian dari tujuan pendidikan nasional
memberi arah yang juga mengacu kepada pengembangan soft skills yang
berimbang dengan penguasaan hard skills.
3.

Analisis kesiapan peserta didik dilakukan terutama dari kajian psikologi anak dan
psikologi

perkembangan,

tahap-tahap

perkembangan

kemampuan

intelektual

peserta didik serta keterkaitan tingkat kemampuan intelektual peserta didik dengan
jenjang kemampuan kompetensi yang perlu mereka kuasai. Analisis ini diperlukan
agar kompetensi yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013 bersesuaian untuk
menerapkan prinsip belajar. Prinsip belajar mengatakan bahwa proses pembelajaran
dimulai dari kemampuan apa yang sudah dimiliki untuk mencapai kemampuan di
atasnya dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum.
4.

Berdasarkan analisis tersebut maka ditetapkan bahwa perlu pengembangan


Standar Kompetensi Lulusan baru yang menggantikan Standar Kompetensi Lulusan
yang sudah ada. Standar Kompetensi Lulusan Baru di arahkan untuk lebih
memberikan

keseimbangan

antara

aspek

sikap

dengan

pengetahuan

dan

ketrampilan. Walau pun Standar Kompetensi Lulusan bukan kurikulum tetapi


berdasarkan pendekatan pendidikan yang berstandar standar sebagaimana yang
dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional maka pengembangan Standar Kompetensi Lulusan merupakan sesuatu
yang mutlak dilakukan. Sesuai dengan pendekatan berdasarkan standar maka
kurikulum harus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
5.

Analisis berikutnya adalah kajian terhadap desain kurikulum 2006 yang menjadi
dasar dari KTSP dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2005
tentang Standar Isi. Dalam Standar Isi terdapat Kerangka dasar Kurikulum dan
struktur kurikulum. Analisis terhadap dokumen kurikulum tersebut menunjukkan
bahwa desain kurikulum dikembangkan atas dasar pengertian bahwa kurikulum
adalah daftar sejumlah mata pelajaran. Oleh karena itu satu mata pelajaran berdiri
sendiri

dan

tidak

berinteraksi

dengan

mata

pelajaran

lainnya.

Melalui

pengembangan kurikulum yang demikian maka ada masalah yang cukup prinsipiil
yaitu

konten

kurikulum

yang

dikategorikan

sebagai

konten

berkembang

(developmental content) tidak mendapatkan kesempatan untuk dikembangkan


secara baik. Konten kurikulum berkembang seperti nilai, sikap dan ketrampilan
(intelektual dan psikomotorik) memerlukan desain kurikulum yang menempatkan
satu mata pelajaran dalam jaringan keterkaitan horizontal dan vertikal dengan mata
pelajaran lain. Dari hasil analisis tersebut maka dikembangkan desain baru yang
memberikan jaminan keutuhan kurikulum melalui keterkaitan vertikal dan horizontal
konten.
6.

Berdasarkan

rumusan

Standar

Kompetensi

Lulusan

yang

baru

maka

dikembangkanlah Kerangka dasar Kurikulum yang antara lain mencakup Kerangka


Filosofis, Yuridis, dan Konseptual. Landasan filosofis yang dikembangkan adalah
bersifat eklektik yang mampu memberikan dasar bagi pengembangan individu
peserta didik secara utuh yaitu baik dari aspek intelektual, moral, sosial, akademik,
dan kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan kehidupan individu
peserta didik, sebagai anggota masyarakat dan bangsa yang produktif, dan
memiliki

kemampuan

berkontribusi

dalam

meningkatkan

kehidupan

pribadi,

masyarakat, bangsa, dan ummat manusia. Kerangka yuridis kurikulum adalah


berbagai ketetapan hukum yang mendasari setiap upaya pendidikan di Indonesia.
Kerangka konseptual berkenaan dengan model kurikulum berbasis kompetensi yang
dinyatakan

dalam

ketetapan

pada

Undang-undang

Sisdiknas.

Prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum ditetapkan antara lain termasuk penyederhanaan konten


kurikulum, keseimbangan kepentingan nasiional dan daerah, posisi peserta didik
sebgai subjek dalam belajar, pembelajaran aktif yang didasarkan pada model
pembelajaran sains, dan penetapan Kompetensi Inti sebagai unsur pengikat
(organizing element) bagi KD mata pelajaran.
7.

Kegiatan pengembangan berikutnya adalah penetapan struktur kurikulum. Struktur


kurikulum

menggambarkan

kerangka

pelajaran,

pengelompokkannya,

posisi

kurkulum
mata

terdiri

pelajaran,

atas

sejumlah

beban

belajar

mata
mata

pelajaran per minggu dan jumlah beban belajar keseluruhan per minggu.
Berdasarkan prinsip penyederhanaan kurikulum maka jumlah mata pelajaran
dikurangi tetapi jam belajar baik untuk setiap mata pelajaran mau pun untuk
keseluruhan ditambah. Penambahan jam belajar adalah untuk memberikan waktu
yang cukup bagi peserta didik mengembangkan kompetensi ketrampilan dan sikap
melalui proses pembelajaran yang berorientasi pada sains.

8.

Berdasarkan struktur kurikulum yang telah ditetapkan, selanjutnya dirumuskan


Kompetensi Inti setiap kelas yang menjadi pengikat dari berbagai Kompetensi
Dasar. Adanya Kompetensi Inti lebih menjamin terjadinya integrasi Kompetensi
Dasar antarmata pelajaran dan antarkelas. Proses pengembangan Kompetensi
Dasar melibatkan pengembang kurikulum yang terdiri dari guru, dosen, dan para
pakar pendidikan.

9.

Berdasarkan Kompetensi Dasar yang telah direviu dan dinyatakan memenuhi


persyaratan yang telah ditetapkan maka dikembangkan silabus. Pengembangan
silabus dimaksudkan agar ada patokan minimal mengenai kualitas hasil belajar
untuk seluruh Indonesia. Dalam silabus ditetapkan sebagai patokan minimal adalah
indikator yang dikembangkan dari Kompetensi Dasar dan kemudian diramu dalam
Materi Pokok, proses pembelajaran yang dikembangkan dari kegiatan observasi,
menanya,

mengasosiasi,

dan

mengomunikasi.

Keempat

kemampuan

ini

dikembangkan selama dua belas tahun sehingga kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan belajar peserta didik dapat menjadi
kebiasaan-kebiasaan yang memberikan kebiasaan belajar sepanjang hayat. Silabus
tidak membatasi kreativitas dan imaginasi guru dalam mengembangkan proses
pembelajaran karena silabus akan dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi RPP
yang kemudian diterjemahkan dalam proses pembelajaran.
10. Berdasarkan KD dan silabus dikembangkan buku teks peserta didik dan buku
panduan guru. Buku teks peserta didik berisikan konten yang dikembangkan dari KD
sedangkan buku panduan guru terdiri atas komponen konten yang terdapat dalam
buku teks peserta didik dan komponen petunjuk pembelajaran dan penilaian.
Adanya buku teks peerta didik dan guru adalah patokan yang memberikan jaminan
kualitas hasil belajar minimal yang harus dimiliki peserta didk.

I.

Kelebihan dan Kelemahan kurikulum 20133[3]

1. Kelebihan Kurikulum 2013

3[3]E. Mulyasa, Pengembangan dan Impelemtasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT


Remaja Rosdakarya) hal.164

a)

Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual)


karena berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan
berbagai kompetensi sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini
peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara
alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu,
bukan transfer pengetahuan.

b) Kurikulum 2013 yang berbasis karakter


pengembangan

kemampuan-kemampuan

dan kompetensi boleh jadi mendasari


lain.

Penguasaan

pengetahuan

dan

keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam


kehidupan

sehari-hari,

serta

pengembangan

aspek-aspek

kepribadian

dapat

dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.


c)

Ada

bidang-bidang

studi

atau

mata

pelajaran

tertentu

yang

dalam

pengembangannya lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama


yang berkaitan dengan keterampilan.
d) Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan
karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan
budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
e) Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau
kota.

Seringkali

anak

di

desa

cenderung

tidak

diberi

kesempatan

untuk

memaksimalkan potensi mereka.


f) Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui
pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan
profesionalisme secara terus menerus.
2.

Kelemahan Kurikulum 2013

a) Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama
dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013.

b) Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN)
masih diberlakukan.
c)

Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu
pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.

J.

Konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013


Menurut Sudjana , pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan
dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Menurut Gulo pembelajaran adalah untuk menciptakan sistem
lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Menurut Nasution, pembelajaran
sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang
dimaksud lingkungan disini adalah ruang belajar, guru, alat peraga, perpustakaan,
laboratorium dan sebagainya yang relefan dengan kegiatan belajar siswa. 4[4]
Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu:

1.

Pengertian kuantitatif
Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut untuk menguasai

2.

ilmu yang disampaikan kepada siswa, sehingga memberikan hasil optimal.


Pengertian institusional
Penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan efisien. Guru harus selalu

3.

siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar.


Pengertian kualitatif
Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa.

Peran

guru

tidak

hanya

menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas


belajar yang efektif dan efisien. Kesimpulannya pembelajran merupakan suatu
upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu
4[4] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.28

pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sitem lingkunagn dengan berbagai


metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien
serta dengan hasil yang optimal.5[5]

K. Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013


Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran
sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang
dapat digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain:
1. Metode ceramah
Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik verbal
2.

maupun nonverbal.
Metode latihan
Penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu

3.

sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.


Metode tanya jawab
Penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijwab oleh
anak didik. Bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan selama proses

4.

pembelajaran atau guru mengajukan pertanyaan dan anak didik menjawab.


Metode karya wisata
Metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik ke
objek diluar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati

5.

atau mengalami secara langsung.


Metode demonstrasi
Metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu

6.

benda yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.


Metode sosiodrama
Metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk
melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan

7.

sosial.
Metode bermain peran
Pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak didik
dengan cara anak didik memerankan suatu tokoh, baik tokoh hidup maupun mati.
Metode ini mengembangkan penghayatan, tanggungjawab, dan terampil dalam

8.

memaknai materi yang dipelajari.


Metode diskusi
Metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa
diminta untuk memecahkan masalah secara kelompok.
5[5]Ibid

9.

Metode pemberian tugas dan resitasi


Merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa.
Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk
melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru.
10. Metode eksperimen
Pemberian kepada siswa untuk pencobaan.
11. Metode proyek
Membahas materi pembelajaran ditinjau dari sudut pandang lain. 6[6]
Adapun

prinsip

dalam

pemilihan

dalam

metode

pembelajaran

adalah

disesuaikan dengan tujuan, tidak terikat pada suatu alternatif, penggunaannya


bersifat kombinasi. Faktor yang menentukan dipilihnya suatu metode dalam
pembelajaran antara lain:
1.

Tujuan pembelajaran

2.

Tingkat kematangan anak didik

3.

Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran 7[7]

L.

Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013


Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sabagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajran dalam tutorial dan
untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya bukubuku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. 8[8]
Model pembelajaran memiliki empat ciri khusu yang tidak dimiliki oleh strategi,
metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah :

1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta tau pengembangnya.

6[6] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.29-30
7[7] Ibid. Hal 30
8[8] Ibid. Hal 34

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tuuan pembelajran
yang akan dicapai).
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kruteria sebagi berikut :
1.

Sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal :

a.

Apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat ?

b.

Apakah terdapat konsistensi internal ?

2.

Praktis. Aspek kepraktisannya dapat dipenuhi jika :

a.

Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat terapkan.

b.

Kenyataan

menunjukkan

bahwa

apa

yang

dikembangkan

tersebut

dapat

diterapkan.
3.

Efektif. Parameter :

a.

Ahli dan praktisi menyatakan bahwa model tersebut efektif.

b.

Secara operasional, model tersebut memberikan hasil sesuai dengan harapan.


Arends menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan
guru dalam mengajar, yaitu presensi, pengajaran langsung, pengajaran konsep,
pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah dan diskusi kelas. Dalam
mengajarkan

suatu

pokok

bahasan

(materi)

tertentu

harus

dipilih

model

pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 9[9]
M. Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP
9[9] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.35

Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014


pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi
pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan
yang lama. Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP. 10[10]
Berikut ini Persamaan dan Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013
di Tingkat SMA/MA:
1.

Perbedaan
No
1

Kurikulum 2013
SKL

KTSP

(Standar Kompetensi Lulusan) Standar

Isi

ditentukan

terlebih

ditentukan terlebih dahulu, melalui dahulu melaui Permendiknas No 22


Permendikbud No 54 Tahun 2013. Tahun 2006. Setelah itu ditentukan
Setelah itu baru ditentukan Standar SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar melalui Permendiknas No 23 Tahun
Kurikulum, yang dituangkan dalam 2006
Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70
Tahun 2013
2

Aspek

kompetensi

lulusan

ada Lebih

menekankan

pada

aspek

keseimbangan soft skills dan hard pengetahuan


skills

yang

meliputi

aspek

kompetensi sikap, keterampilan, dan


pengetahuan
3

di jenjang SD Tematik Terpadu untuk di jenjang SD Tematik Terpadu untuk


kelas I-VI

kelas I-III

Jumlah jam pelajaran per minggu Jumlah jam pelajaran lebih sedikit
lebih

banyak

pelajaran

lebih

dan

jumlah

sedikit

mata dan jumlah mata pelajaran lebih

dibanding banyak dibanding Kurikulum 2013

KTSP
5

Proses pembelajaran setiap tema di Standar proses dalam pembelajaran

10[10] http://fatkoer.wordpress.com/2013/07/28/perbedaan-kurikulum-2013-dan-ktsp/

jenjang

SD

dan

semua

mata terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan

pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK Konfirmasi


dilakukan dengan pendekatan ilmiah
(saintific approach), yaitu standar
proses dalam pembelajaran terdiri
dari

Mengamati,

Menanya,

Mengolah,

Menyajikan,

Menyimpulkan, dan Mencipta.


6

TIK

(Teknologi

Informasi

Komunikasi) bukan

dan TIK sebagai mata pelajaran.

sebagai

mata

pelajaran, melainkan sebagai media


pembelajaran
7

Standar

penilaian

menggunakan Penilaiannya

lebih

dominan

pada

penilaian otentik, yaitu mengukur aspek pengetahuan


semua

kompetensi

keterampilan,

dan

sikap,

pengetahuan

berdasarkan proses dan hasil.


8

Pramuka menjadi ekstrakuler wajib

Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib

Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X Penjurusan mulai kelas XI


untuk jenjang SMA/MA

10

BK

lebih

menekankan BK

mengembangkan potensi siswa

lebih

pada

menyelesaikan

masalah siswa

Itulah beberpa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun kelihatannya


terdapat perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013 dan KTSP, namun
sebenarnya terdapat kesamaan ESENSI Kurikulum 2013 dan KTSP. Misal pendekatan
ilmiah (Saintific Approach) yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat
pada

siswa.

Siswa

mencari

pengetahuan

bukan

menerima

pengetahuan.

Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan


Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi
masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang

diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatanpendekatan

kurikulum

terdahulu

bila

guru

tidak

paham

dan

tidak

bisa

menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.


2. Persamaan
a) Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks sebagai
butir-butir KD.
b) Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013 sama-sama dibuat
atau dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.
c) Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP.
d) Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada
hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan
menerima pengetahuan.

1. Mulyoto, Strategi Pembelajaran di Era Kurikulm 2013, (Jakarta: Prestasi Pustaka Raya,
2013). Hal 114-115
11
[2] Ibid. Hal 121
12
[3]E. Mulyasa, Pengembangan dan Impelemtasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya) hal.164
13
[4] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2013) hal.28
14
[5]Ibid

11
12
13
14

Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2013) hal.29-30
16
[7] Ibid. Hal 30
17
[8] Ibid. Hal 34
18
[9] Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2013) hal.35
15

[6]

19

[10] http://fatkoer.wordpress.com/2013/07/28/perbedaan-kurikulum-2013-dan-ktsp/

15
16
17
18
19

Anda mungkin juga menyukai