Majas Perbandingan
Majas Perbandingan gaya bahasa berkias yang menyatakan perbandingan untuk
meninggalkan kesan dan juga pengaruh tertentu terhadap pendengar ataupun pembaca. Jika
kita tinjau dari cara mengungkapkan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas :
1) Majas Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan terhadap dua hal yang pada
hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini biasanya ditandai dengan
penggunaan kata bagai, bagaikan, seperti, , seumpama, bak dan laksana.
Contoh :
Contoh:
Ia sangat terpukul dengan kepergian belahan hatinya
Contoh:
Menjalani kehidupan rumah tangga sama halnya seperti kita mengarungi lautan
dengan sebuah bahtera. Terkadang kita akan dibawa menyaksikan keindahan samudra
yang begitu menakjubkan. Namun tak jarang kuatnya ombak akan mengombangambing tubuh kita.
Dunia ibarat tumbuhan hijau yang menyihir setiap mata yang memandang. Indah
dan begitu menakjubkan. Namun lambat laun ia akan menguning, kering dan pada
akhirnya musnah
Contoh:
Badai mengamuk dan memporakporandakan rumah
Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan sore ini.
Contoh:
Ia terkenal sebagai buaya darat ( playboy)
Meminjam uang dari lintah darat bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi
masalah keuangan.
6) Majas Metonimia
Metonimia adalah majas yang memakai ciri atau lebel dari sebuah benda untuk
menggantikan benda tersebut. Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk
benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
Ia berangkat ke rumahku hanya dengan mengenakan Cubitus. (kaus)
Contoh:
Untuk bisa masuk ke pasar malam, perkepala hanya ditarif biaya sekitar Rp.
10.000 saja.
Ayah membeli satu ekor kambing untuk disembelih dan dijadikan gulai.
2) Majas Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
Barcelona mencetak gol kemenangannya pada menit ke 80.
Polri berhasil meringkus kawanan begal yang sering beraksi di daerah Lampung
Utara.
8. Majas Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan
penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai". Simile
hampir sama dengan majas asosiasi, hanya beda-beda tipis saja. Untuk lebih jelas baca saja :
Contoh:
Tubuhnya seperti tiang yang tinggi menjulang.
Dia pemberani bak seekor singa yang tidak pernah gentar dengan musuh sekuat
apapun
B. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah Gaya bahasa atau kata-kata berkias yang menyatakan
pertentangan maksud sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan tujuan untuk
memberikan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar. Macam-macam
Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.
1) Majas Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berantonim atau
berlawanan arti dalam satu kalimat.
Contoh:
Dia kerja siang malam untuk mewujudkan cita-citanya
Perjalanan pulang pergi Jakarta Bogor memakan waktu yang tidak terlalu lama
Pekerjaan kantor tidak pernah menghalangi hobinya untuk naik turun gunung
2) Majas Paradoks
Pengungkapan dengan menyatakan dua hal atau dua situasi yang seolah-olah
bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar. Paradoks juga merupakan opini yang
besebangan dengan kebiasaan yang ada sehingga terkesan aneh dan dapat mencuri perhatian
si pendengar atau pembaca.
Contoh:
Aku merasa kesepian di tengah keramaian
Selalu ada hikmah yang dapat kita petik dari setiap musibah
3) Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah pernyataan yang berlebihan yang melampaui kenyataan
sebenarnya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau mencuri perhatian.
Contoh:
Keringatnya sampai menganak sungai.
Contoh:
Hanya kado kecil ini yang bisa aku berikan.
C. Majas Penegasan
Majas Penegasan ialah gaya bahasa yang mengandung kata kiasan yang dipergunakan untuk
memberikan penegasan. Hal ini diakaukan guna meningkatkan kesan serta pengaruh terhadap
pendengar atau pembaca.Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
1) Majas Pleonasme
Pleonasme adalah penggunaan kata-kata yang sudah mafhum (dimaklumi) sebagai bentuk
penegasan. Pada dasarnya tanpa kata-kata tersebut sebuah kalimat sudah dapat difahami
secara utuh.
Contoh:
Semua penghuni rusun bergegas turun ke bawah untuk menyelamatkan diri dari
kebakaran.
2) Majas Repetisi
Repetisi adalah majas menggunakan perulangan kata-kata sebagai penegasan. Gaya bahasa
seperti ini banyak kita temukan dalam sajak maupun pidato-pidato motifasi.
Contoh:
Hidup adalah perjuangan, hidup adalah pilihan, hidup adalah realita yang harus
kita hadapi.
Dunia ini adalah fana, dunia ini hanya tempat bersinggah, dunia ini hanya
sementara.
Hiduplah dengan visi, hiduplah dengan misi, hiduplah untuk menggapai prestasi
3) Majas Paralelisme
Paralelisme biasa digunakan untuk menunjukan suatu titik kesamaan kedudukan sesuatu yang
sering dianggap sebagai suatu yang memiliki jarak karena memiliki karakteristik yan berbeda.
Atau dapat juga paralelisme digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan kata yang
diulang ulang untuk menggambarkan makna yang ingin diutarakan sama dengan deskripsi
dari kata yang diulang ulang tersebut.
Pada intinya majas paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah
pengertian
Cinta adalah
kesetiaan
Cinta adalah
rela
berkorban
4) Majas Tautologi
Tautologi merupakan jenis majas penegasan berupa pengulangan sebuah kata atau sinonim
kata.
Contoh:
Bukan, bukan, bukan itu yang aku inginkan (menngulang kata; bukan)
Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara. (mengulang
sinonim rukun)
5) Majas Klimaks
Klimaks adalah jenis majas penegasan yang menyatakan beberapa hal secara bertingkat dari
yang terkecil/terendah
hingga
yang terbesar/tinggi.
Contoh:
Semua pihak mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua merasa bahagia
dengan dibangunnya Masjid Nurul Amal.
Ketua RT, RW, Kepala Desa, Gubernur, bahkan Presiden harus sejajar di mata
hukum.
6) Majas Antiklimaks
Antiklimaks adalah adalah kebalikan majas klimaks. Majas ini menyatakan beberapa hal secara
berturut-turut yang makin lama semakin menurun.
Contoh:
Kepala sekolah, guru, staff sekolah, dan semua siswa SMP N 2 Bangun Rejo
mengikuti upacara bendera.
Produk kami telah tersebar di seluruh daerah mulai provinsi, kota, kecamatan
bahkan desa.
7) Majas Retorik
Retorik adalah majas penegasah yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban.
Tujuan pertanyaan yang dilontarkan tidak lain hanya untuk memberikan penegasan, sindiran,
atau menggugah.
Contoh:
Kamu selalu menghindar ketika aku sedih. Apa ini yang kamu bilang sahabat ?
Negara kita nampak semakin carut-marut. Apa ini yang orang sebut "revolusi
mental"?
D. Majas Sindiran
Susuai namanya majas sindiran ialah gaya bahasa yang mengandung sindiran untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Majas sindirian
dibagi menjadi:
1) Majas Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir
seseorang. Maka tidak heran jika sebagian ahli bahasa ada yang mengelompokkan majas ini ke
dalam majas pertentangan.
Contoh:
Ini baru namana siswa teladan, setiap hari selalu datang jam 10.
Wangi sekali parfum yang kamu pakai, sampai seisi kelas merasa mual.
2) Majas Sinisme
Sebagaimana majas ironi majas sinisme merupakan majas yang digunakan untuk maksud
menyindir. Bedanya, pada majas ironi sindiran diungkapkan secara tidak langsung
menggunakan kata-kata positif. Sedangkan sinisme menyatakan sindiran secara langsung
kepada orang lain dengan kata yang cenderung negatif.
Contoh :
Tingkah lakumu sangat konyol, tidak semestinya muncul dari seorang mahasiswa
sepertimu.
Caramu mengaji tidak mencerminkan jika kamu pernah belajar di pesantren.
3) Majas Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dikatakan jika sarkasme lebih sering digunakan untuk menyakiti orang atau lawan
bicara. Makanya majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh: