Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROFESIOALISME GURU

KELOMPOK IV
RAHMATULLAH
RAMDAYANTI
ISMAIL

PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


2016
|1

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 3
PEMBAHASAN...
5
PENUTUP....
13

|2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan,
sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang
yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia
membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal
tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan mampu
mencetak generasi bangsa yang pintar dan bermoral.
Sebagaimana telah dimaklumi bahwa dalam lingkup pendidikan yang terkecil yaitu
sekolah, guru memegang peranan yang amat penting dan strategis. Kelancaran proses seluruh
kegiatan pendidikan terutama sekolah, sepenuhnya berada dalam tanggung jawab para guru.
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen merupakan tuntutan
dari pentingnya keberadaan guru dan dosen sebagai pendidik yang harus dihargai kerja dan
pengabdiannya untuk mencerdaskan bangsa. Di samping itu, Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sitem Pendidikan Nasional yang mensyaratkan bahwa untuk menjamin
perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan relevansi, serta tata pemerintahan
yang baik dan akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global perlu dilakukan pemberdayaan dan
peningkatan mutu guru secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
Guru adalah seseorang pemimpin yang harus mengatur, mengawasi dan mengelola
seluruh kegiatan proses pembelajaran di sekolah yang menjadi lingkup tanggung jawabnya,
serta merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Sudah
selayaknya seorang guru itu diberikan kesejahteraan berupa sertifikasi. Dapat dipahami
bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah
memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa guru yang professional merupakan salah
satu indikator penting dari sekolah berkualitas. Guru yang professional akan sangat
membantu proses pencapaian visi misi sekolah. Mengingat strategisnya peran yang dimiliki
oleh seorang guru, usaha-usaha untuk mengenali dan mengembangkan profesionalisme guru
menjadi sangat penting untuk dilakukan.
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru ?
Bagaimana peran guru professional dalam proses pembelajaran ?
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru ?
Apa saja syarat- syarat menjadi guru profesionalisme ?
|3

1.2.5

Apa saja upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru

|4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Profesionalisme Guru
Ahmad Tafsir Mendefisinikan bahwa profesionalisme adalah paham yang
mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang
professional. Istilah professional aslinya adalah kata sifat dari kata
profession (pekerjaan)yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan.
Sebagai kata benda, professional lebih berarti orang yang melaksanakan
sebuah profesi dengan menggunakan profesi sebagai mata pencarian (Mc.
Leod,1989). Dalam kamus bahasa Indonesia edisi kedua (1991), guru
diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencariannya) mengajar.
Dalam bahasa arab disebut Mualim dalam bahasa inggris teacher
memiliki arti sederhana yakni A person whose occupation is teaching
others (Mc. Leod,1989) artinya seseorang yang pekerjaannya mengajar
orang lain.
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan
kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata
pencaharian. Adapun guru yang professional itu sendiri adalah guru yang
berkualitas, berkompeten dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan
prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar siswa yang
nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik.
Secara sederhana pekerjaan yang bersifat professional adalah
pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara kusus
disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang
karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan yang lainnya.
Profesionalisme yang berdasarkan keterbukaan dan kebijakan terhadap ideide pembaharuan itulah yang akan mampu melestarikan eksitensi sekolah.

2.2 Peran Guru Professional Dalam Proses

Pembelajaran
|5

Guru yang professional dituntut harus mampu berperan selaku


manajer yang baik yang didalamnya harus mampu melangsungkan seluruh
tahap-tahap aktivitas dan proses pembelajaran dengan material yang baik
sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat diraih dengan hasil
yang memuaskan.
Peran guru professional atau tenaga kependidikan adalah :
a) Tenaga kependidikan sebagai pendidik dan pengajar yakni
tenaga kependidikan yang harus memiliki kestabilan emosi, ingin
memajukan peserta didik, bersifat realitis, bersikap jujur dan
terbuka, peka terhadap perkembangan terutama inovasi
pendidikan.
b) Tenaga kependidikan sebagai anggota masyarakat, untuk itu
harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang
hubungan antar manusia dan sebagai anggota masyarakat harus
memiliki keterampilan membina kelompok, keterampilan bekerja
sama.
c) Tenaga kependidikan perlu memiliki kepribadian menguasai ilmu
kepemimpinan menguasai prinsip hubungan manusia, teknik
berkomunikasi serta menguasai berbagai aspek kegiatan
organisasi yang ada disekolah.
d) Tenaga kependidikan sebagai pengelola proses belajar mengajar
yakni tenaga kependidikan yang harus mampu dan menguasai
berbagai metode mengajar dan harus mampu menguasai situasi
belajar mengajar didalam kelas maupun diluar kelas.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Guru

Profesional

Secara garis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi guru professional


antara lain sebagai berikut:
a) Status Akademik
Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang bersifat profesi. Secara
sederhana pekerjaan yang bersifat profesi adalah pekerjaan yang
hanya dilakukan oleh mereka yang secara khusus dsisiapkan untuk itu
dan bukan pekerjaan lainnya.
|6

Untuk menciptakan tenaga-tenaga professional tersebut pada


dasarnya disekolah dibina dan dikembangkan dari berbagai segi
diantaranya:
1. Segi toritis yaitu dilembaga atau sekolah-sekolah keguruan
yang membina dan menciptakan tenaga-tenaga
professional ini diberikan ilmu-ilmu pengetahuan selain
ilmu pengetahuan yang harus disampaikan kepada anak
didik, juga diberikan ilmu-ilmu pengetahuan khusus untuk
menunjang keprofesionalannya sebagai guru yang berupa
ilmu mendidik, ilmu jiwa dan sebagainya.
2. Segi praktis yaitu secara praktis dapat diartikan dengan
berdasarkan praktek adalah cara melakukan apa yang
tersebut dalam teori (W.J.S. Porwadarminta 1999:99)
b) Pengalaman Belajar
Dalam menghadapi anak didik tidaklah mudah untuk
mengorganisir mereka, dan hal tersebut banyak menjadi
keluhan, serta banyak pula dijumpai guru yang mengeluh karena
sulit untuk menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang
menyenangkan. Hal tersebut dikarenakan guru kurang mampu
untuk menguasai dan menyesuaikan diri terhadap proses belajar
mengajar yang berlangsung.
c) Mencintai profesi sebagai guru
Rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa cinta
akan mendorong individu untuk melakukan sesuatu sebagai
usaha dan pengorbanan. Seseorang yang melakukan sesuatu
dengan tanpa adanya rasa cinta biasanya orang yang keadaanya
dalam paksaan orang lain, maka dalam melaksanankan haknya
itu dengan merasa terpaksa. Dalam melakukan sesuatu akan
lebih berhasil apabila disertai dengan adanya rasa cinta terhadap
apa yang dilakukannya itu.
d) Berkepribadian
Secara bahasa kepribadian adalah keseluruhan sifat-sifat
yang merupakan watak-watak seseorang. Dalam proses belajar
mengajar kepribadian seorang guru ikut serta menentukan watak
kepada siswanya. Dalam proses belajar kepribadian seorang
guru sangat menentukan terhadap pembentukan kepribadian
siswa untuk menanamkan akhlak yang baik sebagai umat
manusia.
Guru sebagai pelaksana proses pendidikan, perlu memiliki
keahlian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karenanya
keberhasilan proses belajar mengajar sangat tergantung kepada
bagaimana guru mengajar. Agar guru dapat melaksanakan
tugasnya dengan efektif dan efisien, maka guru perlu memiliki
|7

kompetensi yang dapat menunjang tugasnya, yang disebut


kompetensi guru profesional. Kompetensi tersebut antara lain
sebagaid berikut :
1. Kompetensi Pribadi
Adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Sub
kompetensi dalam kompetensi kepribadian melliputi :
a) Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak
sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi guru, dan
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan
norma.
b) Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian
dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru.
c) Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang
didasarkan pada kemanfatan peserta didik, sekolah dan
masyarakat dan menunjukan keterbukaan dalam berfikir
dan bertindak.
d) Kepribadian yang berwibawa meliputi memilii perilaku
yang berpengaruh positif terhadap peserta didik memiliki
perilaku yang disegani.
e) Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi
bertindak sesuai norma religious (imtaq, jujur, ikhlas, suka
menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani peserta
didik.
2. Kompetensi Profesional
Adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum
mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan tehadap struktur dan
metodologi keilmuannya. Sub kompetensi dalam kompetensi
professional adalah:
a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan
bai filosofi dan psikologis
b) Mengerti dan dapat menerapkan teodi belhar sesuaii
dengan tingkat perkembangan perilaku peserta didik
c) Mampu menangani mata pelajaran atau bidan studi yang
ditugaskan kepadanya
d) Mengerti dan dapat menerapkann metode mengajar yang
sesuai
e) Mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media
serta fasilitas yang lain

|8

f) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program


pengajaran
g) Mampu melaksanakan evaluasi belajar
h) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.

3. Kompetensi Sosial
Kemampuan sosial tenaga kependidikan adalah salah satu
daya atau kemampuan tenaga kependidikan untuk
mempersiapkan perserta didik menjadi anggota masyarakat
yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing
masyarakat dalam menghadapu kehidupan yang akan dating.
Tenaga kepribadian harus mampu berkomunikasi dengan
masyarakat, mampu bergaul dan melayani masyarakat
dengan baik, mampu mendorong dan menunjang kreatifitas
masyarakat, dan menjaga emosi dan perilaku yang tidak baik.
4. Kompetensi Pedagogik
Kemampuan pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sub
kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah:
a) Memahami peserta didik secara mendalam yang
meliputi memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif,
prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal
ajar awal peserta didik.
b) Merancang pembelajaran, termasuk memahami
landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran
yang meliputi memahami landasan pendidikan,
menerapkan teori belajar dan pembelajaran,
menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik pesera didik, kompetensi yang ingin
dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan
pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c) Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
d) Mengembangkan peseta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi
memgasilitasi peserta didik yntuk pengembangan
berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi peserta

|9

didk untuk mengembangkan berbagai potensi non


akademik.

2.4 Syarat Syarat Menjadi Guru Profesional


Dilihat dari tugas dan tanggung jawabnya, tenaga kependidikan
ternyata bahwa untuk menyandang pekerjaan dan jabatan tersebut
tituntut beberapa persyaratan. Menurut Muhammad Ali (1985 : 35)
sebagai berikut :
1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori
ilmu pengetahuan yang mendalam
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai
dengan bidang profesinya.
3. Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4. Adanya kepekaan terhadap dampak masyarakat dari pekerjaan
yang dilaksanakannya.
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dimamika
kehidupannya.

Untuk itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya


untuk memenuhi panggilan tugasnya, baik berupa im-service training
(diklat/penataran) maupun pre service training (pendidikan keguruan
secara formal). Secara khusus, sebagai sebuah profesi keguruan, ada
beberapa kriteria seorang guru. Menurut versi Nasional Education
Association (NEA), guru berarti jabatan yang melibatkan kegiatan
intelektual, menggeluti suati batang tubuh ilmu yang khusus,
memerlukan persiapan professional yang lama, memerlukan latihan
dalam jabatan yang berkesinambungan, menjanjikan karier hidup
dand keanggotaan yang permanen, menentukan standarnya sendiri
lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi, mempunyai
organisasi professional yang kuat dan terjalin erat.
Selain itu sebagaimana dikemukakan oleh tim Pembina kuliah Diktasi
metodik kurikulum UPI (1989 : 9) persyaratan guru adalah :
1. Persyaratan Fisik yaitu kesehatan jasmani
2. Persyaratan psikis yaitu sehat rohaninya serta diharapkan memiliki
bakat dan minat keguruan

| 10

3. Persaratan mental yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap


profesi keguruan mencintai dan mengabdi dedikasi pada tugas
jabatannya.
4. Persaratan moral yaitu sifat susila dan budi pekerti yang luhur
5. Persaratan intelektual atau akedemisi yaitu mengenal pengetahuan
dan keterampilan khusus yang diperoleh dari lembaga pendidikan
guru yang memberi bekal muntuk menunaikan tugas sebagai
pendidik formal dei sekolah
6. Berdasarkan PP nomor 19 tahun 2007 tentang standa nasional
pendidikand, standar tenaga kerja Pendidikan ditetapkan,
pendidikan pada usia dini SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA atau bentuk lain
yang sederajat memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum
Diplomat IV atau sarjana S1, latar belakang pendidikan tinggi di
bidang pendidikan anak usia dini, SD/MI, SMP/MTs, SMA atau yang
sederajat dan kependidikan lain atau psikologi dan sertifikasi profesi
guru.

Guru yang memenuhi persyaratan atau yang professional tentunya


akan dapat menumbuhkan perhatian siswa dalam belajar, sehingga
akan mewujudkan situasi belajar mengajar yang baik. Sebagaimana
Nana Sudjana (2000 : 16) menyatakan : Tanggung jawab dalam
mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntunan dan panggilan
untuk selalu mencintai, menghargai menjaga dan meningkatkan tugas
dan tanggung jawab terhadap profesi. Guru harus sadar bahwa tugas
dan tanggung jawabnya tidak bias dilakukan oleh orang lain kecuali
oleh dirinya sendiri.
Berkenaan dengan hal tersebut diatas sehingga dalam kegiatan belajar
mengajar, guru dituntut dapat melaksanakan tanggung jawabnya
dengan penuh rasa tanggung jawab disertai dngan kasih saying
kepada siswa sehingga dapat menarik perhatian siswa, minat serta
keaktifan dalam belajar mengajar dengan baik dan optimal.

2.5 Upaya-Upaya untuk Meningkatkan


Profesionalisme Guru
Profesionalisme guru merupakan acuan yang sangat penting bagi
peningkatan dunia pendidikan. Banyak cara yang dilakukan untuk
| 11

meningkatkan profesionalsme guru. Jalan yang dapat dilakukan untuk


meningkatkan Profesionalisme guru antara lain:
1. Peningkatan kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat dan
mampu membangun manusia dengan penuh percaya diri, guru
memiliki kesejahteraan yang cukup (gaji yang memadai). Perlu
ditata ulang sistem penggajian guru agar gaji yang diterimanya
setiap bulan dapat mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan
keluarganya dan pendidikan putra-putrinya. Dengan penghasilan
yang mencukupi, tidak perlu guru bersusah payah untuk mencari
nafkah tambahan di luar jam kerjanya. Guru akan lebih konsentrasi
ada profesinya, tanpa harus menghawatirkan kehidupan rumah
tangganya serta khawatir akan pendidikan putra-purtinya. Guru
mempunyai waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri tampil
prima di depan kelas. Jika mungkin, seorang guri dapat
meningkatkan profesinya dengan menulis buku materi pelajaran
yang dapat digunakan diri sendiri untuk mengajar dan membantu
guru-guru lain yang belum mencapai tingkatnya. Hal ini dapar lebih
menyejahterakan kehidupan guru dan akan lebih meningkatkan
status sosial guru. Guru akan lebih dihormati dan dikagumi oleh
anak didiknya. Jika anak didik mengagumi gurunya maka motivasi
belajar siswa akan meningkat dan pendidikan pasti akan lebih
berhasil.
2. Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangat
menyita waktu. Sebaiknya tugas-tugas administrasi yang selama ini
harus dikerjakan seorang guru, dibuat oleh suatu tim di Diknas atau
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang disesuaikan dengan
kondisi daerah dan bersifat fleksibel (bukan harga mati) lalu
disosialisasikan kepada guru melalui sekolah-sekolah. Hal ini dapat
dijadikan sebagai pegangan guru mengajar dalam mengajar dan
membantu guru-guru pemula untuk mengajar tanpa membebani
tugas-tugas rutin guru.
3. Penyelenggaraan pelatihan dan sarana. Salah satu usaha untuk
meningkatkan profesionalitas guru adalah pendalaman materi
pelajaran melalui pelatihan-pelatihan tanpa beban biaya atau
melengkapi sarana dan kesempatan agar guru dapat banyak
membaca buku-buku materi pelajaran yang dibutuhkan guru untuk
memoerdalam pengetahuannya.
4. Pembinaan perilaku kerja. Studi-studi sosiologi sejak zaman Max
Weber di awal abad ke-20 dan penelitian manajemen dua puluh
tahun belakangan bermuara pada satu kesimpulan utama bahwa
keberhasilan pada berbagai wilayah kehidupan ternyata ditentukan
oleh perilaku manusia, terutama perilaku kerja.
5. Penciptaan waktu luang. Waktu luang sudah lama menjadi sebuah
bagian proses pembudayaan. Salah satu tujuan pendidikan klasik
(Yunani-Romawi) adalah menjadikan manusia makin menjadi
| 12

penganggur terhormat, dalam arti semakin memiliki banyak


waktu luang untuk mempertajam intelektualitas dan kepribadian.
6. Memahami tuntutan standar profesi yang ada. Upaya memahami
tuntutan standar profesi yang ada (di Indonesia dan yang berlaku di
dunia) harus ditempatkan sebagai prioritas utama jika guru ktita
ingin meningkatkan profesionalitasmenya. Hal ini didasarkan
kepada beberapa alasan sebagai berikut: Pertama, persaingan
global sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru secara lintas
Negara. Kedua, sebagai professional seorang guru harus mengikuti
tuntutan perkembangan profesi secara global, dan tuntutan
masyarakat yang menghendaki pelayanan yang lebih baik. Cara
satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan
membuka diri yakni mau mendengar dan melihat perkembangan
baru di bidangnya.
7. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang di persyaratkan.
Kemudian upaya mencapao kualifikasi dan kompetensi yang
dipersyaratkan juga tidak kalah pentingnya bagi guru. Dengan
dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang memadai maka guru
memiliki posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang
dibutuhkan.
8. Membangun hubungan kerjawatan yang baik dan luas temasuk
lewat organisasi profesi. Upaya membangun hubungan kerjawatan
yang baik dan luas dapat dilakukan dengan membina jaringan kerja
atau networking. Guru harus berusaha untuk mengetahui aoa yang
telah dilakukan oleh sejawatnya yang sukses.
9. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan
pelayanan bermutu tinggi. Selanjutnya upaya menmbangun etos
kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu
tinggi kepada konstituen merupakan suatu keharusan di zaman
sekarang. Semua bidang dituntut untuk memberikan pelayanan
prima kepada konstituennya yaitu siswa, orangtua dan sekolah.
Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan
publik yang didanai, diandakan, dikontrol oleh dan untuk
kepentingan publik. Oleh karena itu guru harus
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada publik.
10. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam
pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar
senantiasa tidak ketinggalan dalam kemampuannya mengelola
pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan media dan ide-ide baru
bidan teknologi pendidikan seperti media presentasi, computer dan
juga pendekatan-pendekatan baru bidang teknologi pendidikan.

Upaya-upaya guru untuk meningkatkan profesionalismenya tersebut


pada akhirnya memerlukan adanya dukungan dari semua puhak yang
| 13

terkait agar benar-benar terwujud. Pihak-pihak yang harus memberikan


dukungannya tersebut adalah organisasi profesi seperti PGRI,
pemerintah dan juga masyarakat.

BAB III
PENUTUP

| 14

3.1 Simpulan
Manfaat yang diharapkan dari ini adalah memberikan pengetahuan
kepada pembaca tentang profesionalisme guru dan diharapkan kita
akan menjadi calon guru yang professional agar proses belajar
mengajar dikelas menjadi lebih baik lagi. Tidak mudah menjadi guru,
perlu persiapan, latihan permbiasaan dan pendidikan yang cukup.
Itulah sebabnya, salah satu kompetensi guru professional itu harus ada
ijazah guru. Ijazah bukan semata-mata karena alasan formalitas.

DAFTAR RUJUKAN

| 15

- Drs. H. Sugito,M.Si, Pendidikan Sejarah Perjuangan dan Jati Diri PGRI


(Jakarta : YPLP/PPLP PGRI Pusat, 2011).
- http://jasonwalkerpanggabean.blogspot.com/2013/09/makalah-profesi-danprofesionalisme-guru.html
- http://mujarodah.blogspot.com/2013/06/makalah-profesionalisme-guru.html
- http://gurudanprofesionalisme.blogspot.com/2010/05/maknaprofesionalisme-guru.html
- http://www.edyutomo.com/pendidikan/profesionalisme-guru
- http://blog-barabai.blogspot.com/2014/09/makalah-profesionalisme-gurukompetensi.html

| 16

Anda mungkin juga menyukai