Alat Titrimetri
Adapun alat yang digunakan dalam analisis titrimetri adalah sebagai berikut:
1. Buret
Fungsi buret adalah meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang
memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi.
Erlenmeyer
alat ini digunakan untuk menyimpan dan memanaskan larutan dan menampung filtrate
hasil penyaringan.
3. Statif
Alat ini digunakan untuk menegakkkan corong, buret
BAB III
A. APLIKASI TITRIMETRI
Analisa air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan kadar
suatu zat dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan adalah prinsip
titrasi dan metode yang digunakan adalah metode indikator warna dan secara umum
termasuk ke dalam analisa volumetrik.
Air yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ditemukan dalam
keadaan murni. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu,
baik zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik. Apabila kandungan zat-zat
kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber
bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua makhluk sekitarnya. Kini
dengan adanya pencemaran-pencemaran air oleh pabrik maupun rumah tangga,
kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas air
tersebut menurun. Oleh karena itu, diperlukan analisa air untuk menentukan dan
menghitung zat-zat kimia yang terkandung di dalam air sehingga dapat diketahui air
tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya dikonsumsi maupun sudah tercemar
atau belum (anonim, 2009).
B. Perhitungan titrimetri
Konsentrasi suatu larutan menggunakan rumus :
a. Rumus Molaritas (M)
adalah satuan konsentrasi yang banyak dipergunakan, dan didefinisikan sebagai
banyak mol zat terlarut dalam 1 liter (1000 mL) larutan dengan satuan M.
-Rumus :
adalah satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang
dikandung sebuah larutan. Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam gram
ekivalen dalam satu liter larutan dengan satuan N.
-Rumus :
B. Molalitas (m)
Langkah pertama kita harus mencari gr pelarut, dengan cara gr larutan dikurang dengan
gr zat terlarut. cara untuk mencari gr larutan :
C. Normalitas (N)
Langkah pertama kita harus mencari BE(Berat Ekivalen), dengan cara mr/n, dimana n
adalah tara kimia atau banyaknya muatan asam/basa yang dilarutkan. Contoh HCL
H+ + Cl- (n=1). Jadi larutan H2SO4 memiliki n=2.
Daftar pustaka
Day & Underwood. 1999. Dasar kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
2013. Titrasi
Argentometri(online)(http://katsakane.com)
diakses
pada