Sanksi Administrasi yang dapat diterapkan terhadap pelanggaran di
bidang pajak meliputi: 1.Sanksi bagi Wajib Pajak atau Penanggung Pajak a) Bunga meliputi 1) Bunga Pembayaran Bunga pembayaran dikenakan kepada Wajib Pajak atau Penanggung Pajak karena Wajib Pajak atau Penanggung Pajak melakukan pembayaran pajak tidak pada waktunya dan dilakukan sendiri tanpa diterbitkannya surat tagihan (dengan Surat Setoran Pajak). Dalam hal ini ,WP yang bersangkutan belum ditagih oleh fiskus. Bunga pembayaran antara lain meliputi: Bunga yang dikenakan karena adanya pembetulan SPT Bunga yang dikenakan karena adanya angsuran /penundaan pembayaran pajak. Bunga yang dikenakan karena adanya keterlambatan dalam pembayaran pajak pada tanggal jatuh tempo yang ditentukan. Bunga yang dikenakan karena adanya selisih antara jumlah pajak yang sebenarnya terutang dengan jumlah pajak sementara b) Bunga Penagihan Bunga karena pembayaran pajak yang ditagih melalui surat tagihan berupa STP (Surat Tagihan Pajak) tidak dilakukan dalam batas waktu pembayaran.Bunga penagihan pada umumnya ditagih melalui STP.Sesuai Ketentuan Pasal 9 ayat (1) UU Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.Besarnya 2%/bulan. c) Bunga Ketetapan
Bunga yang dimasukkan dalam SKPKB ( Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar) sebagai tambahan terhadap pokok pajak. Bunga ketetapan umumnya ditagih melalui SKPKB. Sesuai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Dalam hal ini terdapat keadaan di mana berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain,masih ada jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar . Besarnya bunga tersebut juga 2 % /bulan. b. Kenaikan 50% dan 100% (Ps. 8 ayat (4)&(5) DJP belum mrenerbitkan SKP atas SPT yang mengakibatkan: 1. Pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau 2. Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil ;atau 3. Jumlah modal menjadi lebih besar ;atau 4. Jumlah modal menjadi lebih besar. Kenaikan 50% x KB akibat: Pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT WP yang diterbitkan SKPKB karena tidak ,menyampaikan SPT dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan telah ditegur secara tertulis yang dinyatakan dalam Surat Teguran. Kenaikan 100% x KB akibat : Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap permohonan restitusi WP ,DJP menerbitkan SKPKB (Ps.17c ayat (5) di KUP) Pajak terutang berdasarkan SKPKBT (PS.15 ayat (2) UU KUP WP yang diterbitkan SKPKB karena WP yang seharusnya memotong atau memungut Pajak Penghasilan tidak atau kurang memotong/memungut atau tidak atau kurang menyetorkan pajak yang sudah dipotong/dipungut
WP untuk PPN&PPnBM yang diterbitkan SKPKB tidak
seharusnya mengompensasikan selisih LB atau tidak seharusnya dikenakan tarif 0%( Ps. 13 ayat (1) &(3) Denda Rp50.000 jika WP tidak menyampaikan SPT masa, Rp100.000 jika WP tidak menyampaikan SPT tahunan . 200% Jika tidak menyampaikan SPT dengan maksud menghindari tuntutn pidana Sanksi bagi Pihak ke-3 Denda Rp 7.500.000 untuk setiap pelanggaran bagi PPAT( Pejabat Pembuat Akta Tanah)/Notaris dan Pejabat Lelang Negara yang melanggar ketentuan Pasal 24 ayat (1) dan (2) UU tentang BPHTB. Notaris dikenakan denda bila telah melakukan penandatangan akta pemindahan hak atas tanah dan/atau bangunan, padahal WP Belum menyerahkan SSP sebagai bukti telah membayar BPHTB . Sementara itu,untuk pejabat Lelang Negara dikenakan denda bila telah melakukan penandatanganan risalah lelang perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan padahal WP belum menyerahkan SSP sebagai bukti telah membayar PHTB. Denda Rp250.000 bagi PPAT/Notaris yang tidak memberikan laporan bulanan atas pembuatan akta perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan.PPAT/Notaris untuk membuat laporan pembuatan akta selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.
Sanksi bagi Aparatur Pemerintah
Penegakkan hukum administrasi yang dikenakan terhadap aparat pemerintah berkaitan bahwa aparat pemerintah dalam jajaran DJP,DJBC,serta jajaran Pemerintah Daerah juga bagian dari
pegawai negeri yang terikat oleh ketentuan disiplin
pegawai.Peraturan disiplin pegawai Perputaran Pemerintah No.30 tahun 1980.