Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

DISTILASI
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2016

MODUL
PEMBIMBING

: DISTILASI
: Herawati Budiastuti. IR., M.Eng. Sc. Ph.D

Oleh :
Fitri Gina Gunawan 151411008
Moch. Hibatul Aziz 151411018
Nabila Fatin K
151411021
Utari Dewi Shafira 151411031
2 A- D3 Teknik Kimia
Kelompok 3
Tanggal Praktikum

: 22 September 2016

Tanggal Penyerahan

: 23 September 2016

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016

I.

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal dan dapat mengoperasikan alat distilasi fraksionasi sistem
batch
2. Memisahkan campuran biner air dan etanol dengan alat distilasi
3. Dapat membuat kurva kalibrasi antara indeks bias dengan fraksi mol
etanol
4. Memahami perhitungan neraca massa pada distilasi batch sistem
campuran biner
5. Mengukur fraksi distilat (xo) dan residu (xw) dalam hal ini perubahan
konsentrasi terhadap waktu
6. Dapat menghitung etanol yang terdapat dalam sampel diperoleh dengan
persamaan luas Rayleigh

II.

DATA PERCOBAAN
2.1 Umpan
Etanol = 1500 ml
Aquades = 1500 ml
Indeks Bias = 1.3407
Volume = 8.4 ml
2.2 Kondisi Operasi
Suhu pemanas minyak (oil bath) = 90oC (diatur)
Suhu uap (vapor) = 80oC (diatur)
Perbandingan Reflux (R) = 6/3
2.3 Tabel Kurva Kalibrasi
Etanol
(ml)
0
1
2
3
4
5
6
7
8

Aquades
(ml)
10
9
8
7
6
5
4
3
2

Moletano
l
0
0.0172
0.0343
0.0515
0.0686
0.0858
0.103
0.120
0.137

Molaquade
s
0.556
0.5
0.444
0.389
0.333
0.278
0.222
0.167
0.111

Fraksimoletano
l (Xetanol)
0
0.033
0.072
0.12
0.17
0.24
0.32
0.42
0.55

Indeks
Bias
1.332
1.3339
1.3357
1.3375
1.3402
1.3409
1.3411
1.3412
1.3414

9
10

1
0

0.154
0.172

0.056
0

0.73
1

1.3421
1.3430

Tabel 1. TabelKurvaKalibrasi

2.4 Tabel Data Pengamatan

Waktu
(menit
)
0
15
30
45
60
75
90
105
120

Etanol (ml)

Indeks Bias

Resid
u

Distila
t

Resid
u

Distila
t

8.4
10
7.8
15
12.2
14.3
19.6
8.5
9.2

35.8
18
22
28
26
26
19
20

1.3407
1.3405
1.3394
1.3393
1.3392
1.3376
1.3350
1.3340
1.3332

1.3287
1.3328
1.3288
1.3263
1.3274
1.3395
1.3296
1.3302

Fraksimol
XW
(residu
)
0.52
0.490
0.370
0.363
0.346
0.174
0.109
-0.218
-0.3

Tabel 2. Tabel Data Pengamatan

1
XdXw

XD(distilat
)
-0.194
-0.348
-0.779
-1.053
-1.31
0.381
-0.696
-0.622

-1.92
-0.779
-1.393
-0.875
-0.715
-0.674
3.68
-2.09
-3.1

III.

Hasil Percobaan
3.1 Grafik Kurva Kalibrasi

Grafik Kurva Kalibrasi

Indek
s Bias
1.34
1.34
1.34
1.34
1.34
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33

10

Grafik 1. Grafik Kurva Kalibrasi

3.2 Persamaan Kurva Kalibrasi


y = 0.00919x + 1.336
R2 = 0.64
3.3 Indeks Bias Residu Saat Tepat Mendidih dan Indeks Bias Distilat Saat
Tetesan Pertama
Indeks Bias Residu Saat Tepat Mendidih
ND (indeks bias) = 1,3399
Volume = 6.2 ml
Fraksi mol = 0.424
Indeks Bias Distilat Saat Tetesan Pertama
ND (indeks bias) = 1.3389
Volume = 4.8 ml
Fraksi mol = 0.316
3.4 Grafik Data Pengamatan Menggunakan Persamaan Rayleigh

12
Fraksi mol
etanol

Grafik Data Pengamatan


1
XdXw

5
4
3
2
1
0
Xw
0
-1

-2
Xw1

-3
-4

Xw2
Grafik 1. Grafik Data Pengamatan

3.5 Volume Akhir Pada Residu (L2)


0.7791.92 X 0.03
2
Luas I = -0.04
Luas I =

0.7791.393 X 0.12
2
Luas II = -0.13
Luas II =

1.3930.875 X 0.007
2
Luas III = -0.00794
Luas III =

0.8750.715 X 0.017
2
Luas IV = -0.0135
Luas IV =

0.7150.674 X 0.172
2
Luas V = -0.119
Luas V=

10

0.1740.109 X (0.674)
2
Luas VI = -0.022
Luas VI =

0.1740.109 X 3.68
2
Luas VII = 0.1196
Luas VII =

0.2 X 3.68
2
Luas VIII = 0.368
Luas VIII =

0.1 X (2.09)
2
Luas IX = 0.1045
Luas IX =

2.093.1 X (1.01)
2
Luas X = 2.621
Luas X =

Luas Total = 2.881


Persamaan Rayleigh
L1
ln
= Luas Total
L2
L1 = Komposisi awal campuran etanol-air (109.06 mol)
L2 = Komposisi akhir campuran etanol-air pada destilat (mol)
109.06
ln
= 2.881
L2
L2 = 37.85 mol

3.6 Komposisi Rata-Rata dari Total Uap yang Didistilasi (Yav)


L1xw1 = L2 xw2 + (L1 L2)Yav
L1 = Komposisi awal campuran etanol-air (109.06 mol)
L2 = Komposisi akhir campuran etanol-air pada destilat (37.85 mol)
xw1 = Fraksi mol residu awal (0.52)

xw2 = Fraksi mol residu akhir (-0.3)


109.06 mol x 0.52 = [ 37.85 mol x (-0.3) ] + [ (109.06 mol 37.85 mol) x
Yav ]
56.711 mol = (-11.35 mol) + 71.21Yav mol
68.061 mol = 71.21 Yav mol
Yav = 0.956
Maka komposisi uap rata-rata dari total bahan yang didistilasi adalah 0.956.
IV.

PEMBAHASAN

Oleh Nabila Fatin Kamilasari (151411021)


Distilasi merupakan metode pemisahan campuran dalam fasa cair-cair
menjadi komponen penyusunnya berdasarkan perbedaan tekanan uap murni
masing-masing komponen. Pada praktikum kali ini, metode distilasi yang
digunakan adalah distilasi fraksionasi batch. Metode distilasi fraksionasi batch
sama dengan metode distilasi biasa pada umumnya, namun yang membedakan
adalah metode distilasi fraksionasi batch ini menggunakan kolom fraksionasi.
Kolom fraksionasi berfungsi untuk terjadinya kontak antara fasa gas dan fasa cair
yang ada dalam kolom. Isian kolom fraksionasi pada praktikum ini adalah isian
packed. Metode distilasi fraksionasi digunakan untuk campuran yang komponenkomponen penyusunnya memiliki titik didih yang berdekatan.
Campuran yang digunakan pada praktikum ini adalah campuran etanol dengan
air. Menurut literatur, titik didih etanol sebesar 78 oC dan titik didih air adalah
100oC (Wikipedia, 2015). Perbedaan titik didih kedua campuran ini cukup tinggi
yaitu sekitar 22oC. Pemisahan campuran ini dapat dipisahkan dengan metode
distilasi sederhana, namun akan lebih baik pemisahan kedua komponen tersebut
jika dengan metode fraksionasi. Pada saat praktikum, diperoleh titik didih etanol
sesuai dengan literatur yaitu 78oC.
Pembuatan larutan etanol-air dengan perbandingan 10 mL etanol dan 0 mL air,
hingga 0 mL etanol dan 10 mL air digunakan untuk membuat kurva kalibrasi. Tiap
larutan baku yang telah disiapkan diukur indeks biasnya dengan menggunakan
refraktometer. Sehingga akan diperoleh grafik kurva kalibrasi dengan indeks bias
sebagai sumbu y dan fraksi mol etanol sebagai sumbu x. Kurva kalibrasi yang
diperoleh pada praktikum ini adalah y = 0.00919x + 1.336 dengan R2 = 0.64.
Berdasarkan literatur, indeks bias air murni adalah 1.33 dan indeksi bias
etanol 96% adalah 1.36 (Wikipedia, t.t). Pada saat praktikum, besar indeks bias air
murni (10 mL air + 0 mL etanol) sesuai dengan literatur yaitu sebesar 1.332.
Namun, besar indeks bias etanol murni (10 mL etanol + 0 mL air) tidak sesuai
dengan literatur, yaitu sebesar 1.3430. Hal ini dapat disebabkan adanya

kontaminasi larutan etanol sehingga indeks biasnya tidak sesuai dengan literatur.
Karena adanya kemungkinan terkontaminasinya larutan etanol, maka hasil
persamaan garis kurva kalibrasi pun kurang baik. Hal ini ditunjukan dengan R2 =
0.64 dan kemiringan 0.00919, sedangkan hasil dikatakan cukup baik jika R2 diatas
0.95 dan kemiringan mendekati 1.
Pada proses distilasi, kondisi operasi yag diatur yaitu suhu pemanas 90 oC,
suhu kolom bagian atas 80oC, rasi refluks sebesar 6/3, dan waktu operasi selama
120 menit. Suhu pemanas dan suhu kolom diatur diatas titik didih etanol namun
tidak melebihi titik didih air. Pemanas dihasilkan oleh penangas paraffin. Isian
penangas adalah paraffin dengan tujuan karena titik didih paraffin diatas titik didih
air, sehingga tidak ada kemungkinan terjadinya pendidihan isi penangas saat
pemanasan berlangsung. Volume umpan etanol dan air ialah sebesar 1500 ml
etanol + 1500 ml air.
Indeks bias umpan adalah sebesar 1.3407 sehingga berdasarkan hasil
interpolasi indeks bias umpan ke persamaan kurva kalibrasi diperoleh fraksi mol
umpan sebesar 0.52. Indeks bias umpan saat tepat mendidih adalah sebesar 1.3399
sehingga diperoleh fraksi mol nya sebesar 0.424. Dan indeks bias distilat saat tetes
pertama kali ialah sebesar 1.3389 sehingga diperoleh fraksi mol nya sebesar 0.316.
Saat tetesan pertama distilat telah berlangsung, maka dilakukan pengambilan
beberapa ml residu dan distilat setiap 15 menit selama 120 menit. Hasil
menunjukkan nilai indeks bias residu dan distilat tidak stabil/naik-turun.
Sedangkan secara teoritis, indeks bias pada residu semakin lama akan menurun
(mendekati indeks bias air) dan indeks bias pada distilat semakin lama akan naik
(mendekati indeks bias etanol). Karena indeks bias pada residu dan distilat tidak
stabil, maka didapatkan fraksi mol distilat dan fraksi mol residu yang tidak stabil.
Bahkan fraksi mol distilat menunjukkan bilangan negatif (imajiner), dan pada
menit ke-105 dan 120 fraksi mol residu menunjukkan bilangan negatif.
Hal ini terjadi karena campuran etanol dan air dalam umpan berwarna kuning
keruh dan berbau. Ini dapat mengindikasikan adanya kontaminasi dalam umpan.
Secara teoritis, warna dari campuran larutan etanol dan air adalah bening. Karena
adanya kontaminasi, maka hasil pembacaan indeks bias pun tidak akan maksimal.
Selain itu, campuran yang dipakai untuk membuat kurva kalibrasi masih cukup
baik karena berwarna bening, sedangkan campuran yang dipakai sebagai umpan
tidak berwarna bening. Maka akan tidak akurat saat data indeks bias distilat dan
residu dari proses distilasi diinterpolasikan dengan persamaan kurva kalibrasi.
Grafik data percobaan dengan sumbu Y adalah 1/(XD-XW) dan sumbu x adalah
XW menghasilkan hasil yang tidak sesuai dengan literatur. Sehingga pada
praktikum ini, luas total yang dihasilkan sebesar 2.881 dan diperoleh komposisi
akhir campuran etanol-air pada destilat sebesar 37.85 mol dengan menggunakan
persamaan Rayleigh. Lalu komposisi uap rata-rata dari total bahan yang didistilasi

(Yav) adalah sebesar 0.956 dengan menggunakan persamaan neraca massa


komponen.
Kesimpulan
Distilasi adalah pemisahan campuran cair-cair berdasarkan perbedaan
tekanan uap murni.
Nilai konsentrasi distilat dan residu dapat diperoleh dengan memasukan
nilai indeks biasnya ke persamaan kurva kalibrasi.
Nilai indeks bias pada distilat dan residu tidak linear dikarenakan adanya
kontaminan didalam campuran etanol-air pada umpan.
Dengan menggunakan persamaan Rayleigh, diperoleh komposisi akhir
campuran etanol-air pada destilat sebesar 37.85 mol.
Dengan menggunakan persamaan neraca massa komponen diperoleh
komposisi uap rata-rata dari total bahan yang didistilasi (Y av) adalah
sebesar 0.956.
Sifat campuran, jenis kolom, kondisi operasi sangat mempengaruhi hasil
dari proses distilasi.

Daftar Pustaka
Wikipedia. 2015. Etanol. [http://www.wikipedia.com/etanol]. Diunduh pada 23
September 2016.
Wikipedia. t.t. Air. [http://www.wikipedia.com/air]. Diunduh pada 23
September 2016.
Christie J. Geankoplis. 1997. Transport Process and Unit Operation: 3rd Ed.
India: Prentice-Hall.
Ghozali, Mukhtar. 2012. Jobsheet Praktikum: Distilasi Btch Operasi Pada
Tekanan Atmosfer. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung

Pembahasan
Oleh Fitri Gina Gunawan (151411008)
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan distilasi
fraksionasi. Metode distilasi fraksionasi ini menggunakan kolom fraksionasi.
Kolom fraksionasi berfungsi untuk terjadinya kontak antara fasa gas dan fasa

cair yang ada dalam kolom. Isian kolom fraksionasi pada praktikum ini adalah
isian packed. Metode distilasi fraksionasi digunakan untuk campuran yang
komponen-komponen penyusunnya memiliki titik didih yang berdekatan.
Dimana bahan yang digunakan yaitu campuran etanol-air (campuran yang
saling melarutkan). Pemisahan campuran ini dapat dipisahkan dengan metode
distilasi sederhana, namun akan lebih baik jika dengan metode fraksionasi
supaya lebih akurat dan representative. Pada saat praktikum, diperoleh titik
didih etanol sesuai dengan literatur yaitu 78oC.
Pada awal percobaan, campuran etanol dan air ini dipanaskan dalam
labu distilasi pada rangkaian alat distilasi fraksionasi. Suhu pemanasan dijaga
pada 90oC. Hal ini bertujuan agar etanol menguap secara maksimal. Setelah
mencapai titik didihnya yaitu 78oC, etanol akan mulai menguap dan masuk
menuju kolom fraksionasi pada alat. Didalam kolom ini terjadi proses refluks.
Proses refluks ini dilakukan agar pemisahan antara campuran etanol dan air
dapat terjadi dengan baik. Didalam kolom ini juga terdapat katup-katup.
Katup-katup ini berfungsi untuk mengatur lalu lintas uap yang akan masuk
dan keluar kolom sehingga memperpanjang kontak antara cairan dan uap
didalam kolom.
Uap etanol yang telah keluar dari dalam kolom selanjutnya akan
masuk kedalam kondensor dan dikondensasi menjadi cairan yang akan
ditampung pada penampung distilat. Sedangkan fraksi berat yang berupa uap
air akan dikembalikan kedalam labu distilasi. Destilat pertama menetes
sebanyak 4.8 mL dengan fraksi mol 0.316. Cairan ini dapat keluar karena
adanya dorongan dari pompa yaitu pompa refluks dari akumulator ke tray
teratas.
Sebelumnya dilakukan pengujian indeks bias pada campuran etanol
murni dengan aquadest menggunakan perbandingan volume. Dari pengujian
indeks bias dan fraksi mol etanol ini dapat terbentuk kurva kalibrasi. Kurva
kalibrasi ini merupakan standar dari sampel yang dapat digunakan sebagai

pedoman ataupun acuan untuk sampel tersebut. Berdasarkan literatur, indeks


bias air murni adalah 1.33 dan indeks bias etanol 96% adalah 1.36 (Wikipedia,
t.t).
Pada saat praktikum, besar indeks bias air murni sesuai dengan
literatur yaitu sebesar 1.33. Namun, besar indeks bias etanol murni kurang
sesuai dengan literatur, yaitu sebesar 1.343. Hal ini dapat disebabkan adanya
kontaminasi larutan etanol sehingga indeks biasnya tidak sesuai dengan
literatur. Maka hasil persamaan garis kurva kalibrasi pun kurang baik yaitu Y
= 0.00919x + 1.336 dengan y adalah indeks bias dan x adalah fraksi mol
etanol. Fraksi mol destilat dan residu didapat dari interpolasi indeks bias
destilat dan residu pada kurva kalibrasi.
Berdasarkan hasil interpolasi dari kurva kalibrasi, diperoleh fraksi mol
umpan sebesar 0.52, fraksi mol saat tepat mendidih sebesar 0.424 dan fraksi
mol distilat saat tetes pertama sebesar 0.316.
Nilai indeks bias sample yang didapat turun naik (tidak stabil)
sehingga fraksi mol distilat dan residu ada yang bernilai negative. Kurva 1/
(XD-XW) vs Xw yang seharusnya menurun menjadi tidak sesuai (turun naik).
Hal ini terjadi karena campuran etanol dan air dalam feed berwarna kuning
keruh sehingga memungkinkan adanya kontaminasi dalam feed. Berdasarkan
literatur, warna dari campuran larutan etanol dan air adalah bening. Jadi
dengan adanya kontaminasi, maka hasil pembacaan indeks bias destilat dan
residu tidak akan maksimal.
Untuk menghitung jumlah cairan pada akhir proses, digunakan
Wo
persamaan Rayleigh, dimana nilai ln (
) sama dengan luas di bawah
W
kurva antara 1/(XD-XW) vs Xw. Luas di bawah kurva yang diperoleh 2.881;
sedangkan nilai Wo adalah 109.06 mol. Sehingga nilai W (jumlah cairan pada
akhir proses) adalah 37.85 mol. Dari data komposisi mol etanol awal dan mol
etanol akhir dapat dilihat bahwa terjadi penurunan komposisi mol etanol. Hal
ini sesuai dengan teori bahwa komponen yang lebih mudah menguap (etanol)
semakin lama akan menguap kemudian didinginkan di kondesor dan menjadi
fraksi cair di destilat.

Wo XwoW Xw
yaitu komposisi
WoW
distilat rata-rata sebesar 0.956. Komposisi etanol yang berada di destilat lebih
banyak daripada komposisi etanol sebelumnya di umpan, yaitu 0.52. Hal ini
telah sesuai, tetapi etanol-air belum terpisah secara optimal karena komposisi
air di destilat masih banyak.
Dari praktikum didapat yD =

Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Distilasi fraksionasi merupakan proses untuk memisahkan 2 komponen
yang mempunyai perbedaan titik didih yang tidak jauh berbeda dengan
menggunakan kolom fraksionasi.
2.

Kurva kalibrasi antara indeks bias dengan fraksi mol etanol murni
didapatkan persamaan garis Y = 0.00919x + 1.336

3. Fraksi mol feed, destilat dan residu didapat dari interpolasi indeks bias
destilat dan residu pada kurva kalibrasi dalam setiap variasi waktu
yang ditentukan.
4.

Komposisi mol etanol awal (Wo) = 109.06 mol sedangkan komposisi


mol etanol akhir (W) adalah 37.85 mol. Pada destilasi komponen yang
lebih mudah menguap (etanol) akan menguap lebih dulu, kemudian
uap tadi akan mengalami proses pendinginan pada kondensor. Didalam
kondensor akan terjadi proses perubahan fasa, uap akan berubah
menjadi fasa cair yang akan mengalir keluar sebagai distilat.
5. Komposisi destilat rata-rata = 0,956; komposisi etanol awal (umpan) =
0,52; komposisi komponen yang lebih mudah menguap di destilat
akan lebih besar dari komposisinya di umpan.
Daftar Pustaka
Anonim.2009. Modul 2.05 Distilasi. Panduan Pelaksanaan
Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB.
Perrys. Chemical Engineering Handbook. Edisi 3. 1998

Jobsheet Praktikum Satuan Operasi. Distilasi. Jurusan Teknik Kimia


Politeknik Negeri Bandung
Khofifah, Hildha. t.t. Distilasi Fraksionasi.
https://www.scribd.com/mobile/doc/134870037/destilasi-fraksionasi
[22 September 2016]

Pembahasan oleh Utari Dewi Saphira (151411031)


Pada praktikum ini, praktikan melakukan pemisahan campuran etanol-air dengan
alat distilasi fraksionasi skala pilot plan. Pengoperasian alat distilasi dimulai dari
menyalakan kondensor dan memastikan air mengalir dengan lancar melalu selang ke
kolom kondensor. Kemudian, penangas parafin dinyalakan. Setelah itu, unit controller
dinyalakan dan diset sesuai ketentuan jobsheet. Prosedur-prosedur tersebut penting
untuk dilakukan secara sistematis karena berhubungan langsung dengan stabilitas
panas alat dan keamanan selama bekerja. Selanjutnya, selama operasi berlangsung,
lakukan pengendalian terhadap suhu air kondensor (tidak melebihi 15oC dan embun
yang keluar dari permukaan kolom kondensor (tidak menetes ke penangas).
Setiap 15 menit diambil sampel distilat dan feed. Distilat yang dihasilkan
memiliki konsentrasi etanol yang berbeda tiap satuan waktunya. Perbedaan
konsentrasi tersebut dianalisis menggunakan instrumen refraktometer. Semakin lama
proses distilasi berlangsung, maka distilat yang dihasilkan memiliki konsentrasi
etanol yang semakin tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh tingkatan-tingkatan dalam
kolom fraksionasi. Kolom fraksionasi menguapkan feed secara bertahap sehingga
komponen etanol menguap tidak hanya sekali saja, melainkan berkali-kali. Etanol
yang telah diuapkan kemudian dikondensasikan sehingga menjadi cair kembali dan
masuk ke labu penampung distilat. Selain perbedaan konsentrasi etanol di distilat,
terdapat juga perbedaan konsentrasi etanol di feed. Berbeda dengan distilat,
konsentrasi etanol dalam labu feed mengalami penurunan tiap satuan waktu. Proses
refluks pada distilasi fraksionasi menyebabkan setiap uap etanol terpisah dari air
untuk dikondensasi dan air yang tidak menguap kembali lagi mengalir ke labu feed.
Kesimpulan
1. Distilasi fraksionasi sistem batch melakukan pemisahan dengan lebih efektif
karena pemisahan campuran dilakukan dengan penguapan berulang sehingga
distilat yang dihasilkan lebih murni.
2. Konsentrasi etanol di distilat semakin tinggi tiap satuan waktu sementara
konsentrasi etanol di feed semakin rendah.

Daftar Pustaka
Cotton dan Wilkinson.1989. Kimia Dasar. Jakarta: UI-Press.
Luvita, May. 2014. Distilasi Fraksionasi. http://www.ilmu-kimia.com [22
September 2016].

Pembahasan oleh Moch. Hibatul Aziz (151411018)

Setelah melakukan percobaan kemudian dilakukan pengecekan indeks


bias dengan menggunakan refraktometer didapat hasil indeks bias dari distilat
pertama hingga yang percobaan terakhir yaitu, 1,3287; 1,3328; 1,3288; 1,3263;
1,3274; 1,3395; 1,3296; 1,3302. Hasil tersebut diinterpolasikan terhadap kurva
kalibrasi dan didapat hasil fraksi mol etanol yaitu -0,194; -0,348; -0,779; -1,053;
-1,31; -0,381; -0,696; -0,622. Dan indeks bias dari residu yaitu, 1,3407; 1,3405;
1,3394; 1,3393; 1,3392; 1,3376; 1,3350; 1,3340; 1,3332. Hasil tersebut
diinterpolasikan terhadap kurva kalibrasi dan didapat hasil fraksi mol residu yaitu
0,32; 0,49; 0,37; 0,363; 0,346; 0,174; 0,109; -0,28; -0,3. Nilai indeks bias aquades
sebesar 1,333 dan nilai indeks bias etanol murni sebesar 1,34. Fraksi mol distilat
yang didapat bernilai negatif seharusnya fraksi mol bernilai positif, hal ini
dikarenakan adanya pengotor yang menyebabkan refraktometer kurang akurat
membaca indeks bias sehingga ketika diinterpolasikan menjadi bernilai negatif. Dan
juga suhu dari larutan yang akan diuji indeks bias seharusnya bersuhu kisaran 20 oC
meskipun hanya mempengaruhi sedikit namun hal ini dapat menyebabkan kesalahan
dalam pengukuran dengan refraktometer. Pertambahan volume distilat pun
seharusnya semakin lama pertambahannya semakin sedikit karena etanol dalam
reacktor semakin sedikit namun kenyataannya dalam percobaan didapat data yaitu
35,8; 18; 22; 28; 26; 26; 19; 20. Hal ini dikarenakan suhu pendinginan yang tidak
konstant dari air yang mengalir menuju kondensor. Dari kurva kesetimbangan didapat
luas Rayleigh sebesar 2,881 dan didapat volume akhir pada distilat sebesar 37,85 mol
sehingga dapat diperoleh pula komposisi distilat rata-rata sebesar 0,9557.

Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapat XD sebesar -0,194; -0,348; -0,779; -1,053; -1,31;
-0,381; -0,696; -0,622. Dan Xw sebesar 0,32; 0,49; 0,37; 0,363; 0,346; 0,174; 0,109;
-0,28; -0,3.
Dari percobaan didapat luas Rayleigh sebesar 2,881 dan volume akhir distilat
37,85 mol dan komposisi distilat rata-rata sebesar 0,9557.
Daftar Pustaka

www.academia.edu/
www.id.m.wikipedia.org/distilasi
www.id.m.wikipedia.org/refraktometer
www.refraktometer.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai