Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 KALIUM NITRAT
1.1.1 Pengertian Kalium Nitrat

Gambar 1. Kalium Nitrat


Garam nitrat terdapat di Chili terutama dalam bentuk natrium nitrat. Natrium
nitrat bersifat higroskopis. Oleh karena itu, untuk berbagai keperluan natrium nitrat
yang lebih murah itu diubah menjadi garam kalium.
Kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen. Senyawa ini
tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. Sumber kalium nitrat adalah
deposit yang mengkristalisasi dari dinding gua atau mengalir dari bahan organik
yang membusuk.
Kalium nitrat berbentuk padatan putih . Kalium nitrat larut dalam gliserol dan
amoniak,

sedikit

larut

dalam

etanol.

Kristalnya

memiliki

struktur

ortorombik,aragonite.
Kalium Nitrat adalah suatu senyawa garam nitrat dari kalium dengan rumus
molekul KNO3. Garam kalium nitrat dapat dibuat dengan cara mereaksikan kalium

1 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

klorida, KCl yang ditemukan dalam mineral silvit, dengan natrium nitrat NaNO 3. Jika
larutan jenuh dari masing-masing reaksi tersebut saling dicampurkan, maka akan
terbentuk garam natrium klorida, NaCl dan KNO 3 karena larutan NaCl di dalam
pelarut air sangat kecil, maka garam tersebut akan mengalami pengendapan, dan
melalui penyaringan larutan KNO3 dapat dipisahkan dari NaCl, sesuai persamaan
reaksi:
KCl (aq) + NaNO3 (aq) NaCl (s) + KNO3 (aq)
Jika cairan didinginkan, maka KNO3 akan mengendap. Endapan ini
dipisahkan kemudian dimurnikan dengan cara rekristalisasi. Nama umum untuk
KNO3 adalah sendawa, sedangkan untuk NaNO3 disebut sendawa Chili. Kalium nitrat
mengkristal dalam bentuk prisma rombik, tetapi jika larutannya diuapkan maka
perlahan-lahan pada kaca arloji akan mengkristal dalam bentuk rombohedral isomorf
dengan natrium nitrat dan kalsit. KNO3 meleleh pada 336oC dan pada suhu tinggi
menghasilkan oksigen, seperti pada persamaan:
2KNO3 2KNO2 + O2
Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik analisis
kualitatif melibatkan pembentukkan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan
diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan mengkin berupa kristal
(kristalin) atau koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau
pemusingan (centrifuge). Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh
dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi, seperti
suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada komposisi
pelarutnya.

1.1.2

Sumber Kalium Nitrat

2 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

Kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen. Senyawa ini


tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. kalium nitrat Merupakan
komponen bubuk hitam teroksidasi (disuplai oksigen). Sebelum fiksasi industri
nitrogen skala besar (proses Haber), sumber utama Kalium nitrat ialah deposit yang
mengkristalisasikan dari dinding gua atau mengalirkan bahan organik yang
membusuk. Tumpukan kotoran juga sumber umum yang utama: amonia dari
dekomposisi urea dan zat nitrogen lainnya akan melalui oksidasi bakteri untuk
memproduksi nitrat.
1.1.3

Sifat Fisik/Karakteristik
Beberapa sifat fisik dari kalium nitrat (KNO3) antara lain:
Keadaan fisik dan penampilan: Solid. (Padat Kristal padat Granular..)
Bau: berbau
Bobot senyawa : 101,11 sma
Titik lebur: 607 K
Titik didih: terdekomposisi pada suhu 673 K
Densitas
: 2,1 x 103 kg/m3
Struktur kimia : aragonite
Kelarutan
: 38 g dalam 100 g air
Wujud
: padatan putih atau abu-abu kotor
Sedangkan untuk sifat termokimia dari kalium nitrat (KNO3) adalah:
f Ho cair
: -483 kJ/mol
f Ho padat
: -495 kJ/mol

1.1.4

Aplikasi/Manfaat Di Masyarakat

Salah satu penerapan yang paling berguna dari kalium nitrat ialah dalam produksi
asam sendawa, dengan menambahkan asam sulfat yang terkonsentrasi pada larutan
encer kalium nitrat, menghasilkan asam sendawa dan kalium sulfat yang terpisah
melalui distilasi fraksional. Kalium nitrat juga digunakan sebagai pupuk, sebagai
model bahan pembakar rocket, dan dalam beberapa petasan seperti bom asap. Dalam
proses pengawetan makanan, kalium nitrat merupakan komposisi umum untuk
pengasinan daging. Kalium Nitrat juga digunakan dalam produksi pasta gigi untuk
gigi sensitif.

3 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

1.2 KALIUM SIANIDA


1.2.1

Pengertian Kalium Sianida

Gambar 2. Kalium Sianida


Kalium Sianida atau KCN merupakan senyawa anorganik yang beracun.
Berbentuk Kristal, serupa dengan gula dan sangat larut dalam air. KCN mengandung
90% chloride, carbonate, cyanida dari kalium. KCN banyak digunakan dalam
pertambangan emas, sintesis organik, elektroplating, fotografi, aplikasi yang lebih
kecil termasuk perhiasan untuk kimia penyepuhan dan buffing. KCN berbau pahit
seperti almond namun hanya 20% orang yang dapat mencium bau tersebut. Hal ini
digunakan

oleh ahli

entomologi sebagai

agen

pembunuhan

dalam

stoples

mengumpulkan, karena sebagian besar serangga mengalah dalam hitungan detik,


meminimalkan kerusakan yang sangat rapuh bahkan specimen.

1.2.2 Sifat Fisik dan Kimia Kalium Sianida


Bentuk
Warna
Bau
Ambang bau
pH
Titik lebur
Titik didih
Titik nyala
Laju Penguapan

: padat
: putih
: pahit seperti almond
: tidak tersedia
: Ca. 11-12 pada 20 g/l 20 0C
: 634 0C
: 1625 0C pada 1013 hPa
: tidak berlaku
: tidak tersedia

4 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

Tekanan uap
Densitas
Densitas curah
Kelarutan dalam air
1.2.3

: pada 200C tidak berlaku


: 1,55 g/cm3 pada 200C
: Ca.750 kg/m3
: 716 g/l pada 250C

Karakteristik Kalium Sianida


- Explosive
Kalium Sianida tidak tergolong ekplosive karena tidak memiliki nilai
flashpoint. Namun beresiko meledak bila disatukan dengan: Chlorates,
nitrites, nitrat, oksidator kuat, permanganate, anhydrides, merkuri(II)
nitrat, nitrogen triklorida.
Resiko ledakan dan/atau berbentuk gas toksik (menjadi HCN) terdapat

pada bahan berikut:


Air, asam, hydrogen flourida, karbon dioksida
Oxidizing, KCN tergolong sifat oksidator, karena bereaksi tinggi dengan

oxidizing agents. Mudah bereaksi dengan asam.


Flammable, KCN tidak tergolong mudah terbakar, ditunjukan dengan

tidak terdapatnya suhu menyala dan tidak terdapatnya flammable limits.


Toxic, KCN memiliki efek toksikologis yakni:
Toksisitas oral akut
LD50 tikus : 5 mg/kg
Dengan tanda tanda penyerapan cepat
LDLo manusia : 2,86 mg/kg
Toksisitas inhalasi akut
Dengan tanda-tanda iritasi mukosa, mual, muntah, napas tersengal,
pening, tidak sadar, penyerapan
Toksisitas kulit akut
LD50 kelinci : 14,3-33,3 mg/kg
Iritasi mata; pada kelinci, dengan hasil terjadi iritasi mata
Efek sistemik
Paralisa pernapasan, gangguan kardiovaskular, tachycardia

Tabel 1. Tingkat Racun Menurut PP No. 74 Tahun 2001

5 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

Berdasarkan Tabel 1 mengenai tingkat racun, KCN tergolong ke dalam highly


toxic (sangat beracun), berdasarkan LD50 pada tikus.
- Harmful, KCN tergolong berbahaya karena dapat mengakibatkan gejala
dan efek bagi kesehatan jika kontak melalui inhalasi atau oral, di
antaranya iritasi mukosa, mual, muntah, napas tersengal, pening, tidak
sadar, penyerapan. Bahkan dapat merusak efek sistemik berupa Paralisa
pernapasan, gangguan kardiovaskular, tachycardia dan yang paling parah
-

dapat menyebabkan kematian.


Corrosive, KCN tidak memiliki sifat korosif atau non-corrosive dengan

kehadiran kaca.
Irritant, KCN tergolong ke dalam Kategori 1 menurut pemaparannya pada
kulit berdasarkan klasifiasi GHS (artinya fatal bila terkena kulit). Bila

diberi pemaparan terus terusan dapat menyebabkan dermatitis.


Dangerous to the Environtment, KCN termasuk dalam klasifikasi yang
berbahaya bagi lingkungan. Sangat beracun untuk organisme air, dapat

1.2.4

menyebabkan efek merugikan jangka-panjang dalam lingkungan air.


Chronic toxic, KCN tergolong ke dalam Kategori 2 mengenai klasifikasi

Karsinogenik. Bukti mengenai efek karsinogenik masih terbatas.


Aplikasi Kalium Sianida
KCN dalam pertambangan emas:
4 Au + 8 KCN + O2 + 2 H2O 4 K [Au (CN)2] + 4 KOH
Dalam pertambangan emas, KCN dan NaCN larut dalam air garam bentuk
dari logam emas di hadapan udara:
4 Au + 8 KCN + O2 + 2 H2O 4 K [Au (CN)2] + 4 KOH
Sangat sedikit metode alternatif yang ada untuk proses ekstraksi.
KCN dan NaCN terkait secara luas digunakan dalam sintesis organik untuk
persiapan nitril dan asam karboksilat, ilustrasi dalam reaksi von Richter.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun, KCN termasuk dalam kategori B3 yang boleh
dipergunakan. dengan nomor CAS 151-40-80.

6 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

BAB II
SINTESIS SENYAWA
2.1 KALIUM NITRAT
2.1.1

Sintesis
Pembuatan garam kalium nitrat ini di dapatkan dengan mereaksikan larutan

kalium klorida dengan larutan natrium nitrat, yang reaksinya dapat di tuliskan sebagai
berikut :
KCl(s) + NaNO3 (s)

NaCl (aq)+ KNO3 (s)

Dari pencampuran dua buah larutan tersebut di dapatkan garam kalium nitrat
yang berfase padat dan berwarna putih. Sebagian besar garam-garam nitrat bersifat
higroskopis dan mudah larut dalam air. Sehingga ketika kita larutkan dengan air maka
akan seketika akan larut dengan mudah, tetapi kita menggunakan air panas dalam
percobaan ini, agar ion-ion K+ dan NO3- mudah larut terpisah menjadi ion-ionnya.
Pada proses pembuatannya kita mereaksikan antara larutan KCl dengan
NaNO3 dengan komposisi tertentu, dengan melalui pemanasan, didinginkan hingga
Kristal kalium terbentuk dan kemudian disaring. Pada proses ini, teknik reklistalisasi
diperlukan, dimana zat padat sebagai hasil reaksi biasanya bercampur dengan zat
padat lain.
Oleh sebab itu, untuk mendapatkan zat-zat yang kita inginkan, perlu
dimurnikan terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan kelarutan zat
pengotornya. Pada hasil Kristal Kalium Nitrat kita lakukan pemurnian agar

7 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

memperoleh hasil Kristal yang murni, hal ini dilakukan dengan menambahkan sedikit
aquades hingga larutan Kristal kalium nitrat bebas ion klorida. Pemberian aquades ini
berfungsi agar ion klorida yang mungkin masih terdapat dalm Kristal kalium dapat
hilang.
Prinsip dasar dari pembuatan kalium nitrat adalah pemisahan dua garam
berdasarkan perbedaan kelarutannya pada suhu tertentu, terbentuknya Kristal KNO 3
pada suhu rendah dan pemurnian zat berdasarkan rekristalisasi.
Percobaan kali ini menggunakan prinsip pemisahan empat garam berdasarkan
perbedaan kelarutannya pada suhu tertentu, serta dapat terbentuknya kristal KNO 3
pada suhu rendah
Mula- mula sebanyak 15 gram KCl dilarutkan dalam 50 mL air panas dengan
suhu 80C. Karena pada umumnya suatu zat akan lebih cepat melarut dalam pelarut
yang bersuhu tinggi. Dalam larutan air, KCl yang merupakan garam yang berasal dari
asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis. KCl tidak bereaksi dengan air,
dalam larutan air KCl hanya akan terurai menjadi kation dan anionnya. Proses
pelarutan atau ionisasi yang terjadi:
KCl

H 2O

Cl -

Selanjutnya, pada saat yang bersamaan sebanyak 17 gram NaNO 3 dilarutkan


dalam 50 mL air bersuhu 80C pada gelas kimia yang berbeda. NaNO 3 merupakan
garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat sehingga tidak mengalami
hidrolisis. Proses pelarutan atau ionisasi yang terjadi:

NaNO3

H 2O

Na

NO 3

8 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

Suhu air yang digunakan sebesar 80o C karena berdasarkan diagram kelarutan
dan suhu baik KCl maupun KNO 3 kelarutannya akan semakin bertambah jika suhu
dinaikkan. Hal ini terlihat dengan jelas pada grafik kelarutan dan suhu untuk garam
NaCl, KCl, NaNO 3, dan KNO 3.

Tahap berikutnya larutan KCl dan larutan NaNO3 dicampurkan. Dari


pencampuran ini akan menghasilkan KNO3 dan NaCl dengan persamaan reaksi
sebagai berikut :

KCl (aq) + NaNO3 (aq)

NaCl (s) + KNO3 (aq)

9 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

Jika larutan jenuh dari masing-masing larutan tersebut dicampur maka


terbentuk garam Natrium Klorida (NaCl) dan kalium nitrat (KNO3). Selanjutnya
kedua larutan dicampurkan kemudian diuapkan hingga volume larutan yang tersisa
sebanyak 25 mL. Tujuan dilakukan penguapan adalah untuk mengurangi jumlah
kandungan pelarut sehingga larutan menjadi jenuh (konsentrasi KNO3 semakin besar
dan air semakin berkurang). Penguapan dilakukan pada kisaran suhu 80-90C.
Karena kelarutan NaCl dalam pelarut air dalam kondisi panas relatif lebih
kecil daripada kelarutan KNO3 maka NaCl akan mengendap terlebih dahulu dan
harus dipisahkan dari larutan. NaCl kelarutannya akan turun seiring dengan naiknya
suhu pada larutan jenuh, sehingga mudah mengendap pada suhu tinggi. Sedangkan
KNO3 kelarutannya rendah pada suhu rendah atau KNO3 kelarutannya akan semakin
bertambah jika suhu semakin ditingkatkan. Sehingga pemisahan kedua garam ini
dilakukan berdasarkan prinsip perbedaan kelarutan kedua garam pada suhu-suhu
tertentu. Maksudnya adalah salah satu garam tidak dapat larut pada suhu tertentu
sedangkan garam lainnya masih dapat larut pada suhu tersebut.
Ketika larutan telah mencapai volume 20 mL terbentuk endapan berupa
serbuk berwarna putih yang merupakan endapan NaCl yang mengendap terlebih
dahulu. Untuk memisahkan endapan NaCl dari larutan maka dilakukan penyaringan
dalam kondisi larutan panas, karena jika penyaringan dilakukan dalam kondisi larutan
yang telah dingin maka KNO3 akan ikut menempel pada kertas saring dan bercampur
dengan NaCl, karena KNO3 terbentuk pada suhu rendah.
Filtrat hasil penyaringan dipekatkan lagi untuk menguapkan akuades yang
terkandung dalam larutan hingga diperoleh volume larutan 10mL. karena kelarutan
KNO3 rendah pada suhu rendah maka larutan yang telah pekat didinginkan
didiamkan selama 1 malam tujuannya mengendapkan KNO 3 dan agar pembentukan
kristal lebih sempurna yaitu

kristal seperti jarum ( prisma rombik ). Ketika

10 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

pendinginan, larutan harus ditutup dengan alumunium foil karena Kristal yang
terbentuk bersifat higroskopis sehingga sangat mudah bereaksi dengan O2.

2.1.2

Bahan Baku
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan Kalium Nitrat terdiri dari :

aquades

NaNO3

2.1.3

Kertas saring

KCl

ALAT
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan Kalium Nitrat terdiri dari :
1. Gelas kimia 200 mL
: 1 buah
2. Gelas kimia 250 mL
: 1 buah
3. Corong biasa
: 1 buah
4. Termometer
: 1 buah
5. Batang pengaduk
: 2 buah

11 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

6. Neraca analitik
7. Gelas ukur 50 mL
8. Hotplate
9. Pipet tetes
10. Baskom
11. Spatula
12. Kaca arloji

2.1.4

: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah

Flowsheet/Prosedur Kerja

ProsedurKlorida
kerja percobaan
sebagai berikut :
Kristal Kalium
(KCl) Kalium Nitrat adalah Natrium
Nitrat (NaNO3)
ditimbang 17 gram dengan teliti
dilarutkan dengan 50 mL air dengan suhu 80o C dalam
- ditimbang 15 gram dengan teliti
- dilarutkan dengan 50 mL air
dengan suhu 80o C dalam
12
Sintesis Senyawa
Anorganik
Kalium
gelas
kimia 100
mL Nitrat dan Kalium Sianida
Larutan
A

Larutan B

- dicampurkan sambil diaduk


- diuapkan sampai volume larutan
menjadi setengahnya (25 mL)
- disaring dalam keadaan panas
Filtrat

Residu

diuapkan hingga volume menjadi 10 mL


didinginkan hingga terbentuk kristal kalium nitrat
disaring

Residu

Kristal KNO3
Direkristalisasi menggunakan aquades
Dikeringkan
Ditimbang
Dibandingkan dengan bahan dasarnya

% Rendemen = ?
2.1.5 Reaksi Sintesis
1. Kalium nitrat dapat dibuat dengan menggabungkan ammonium nitrat dan
kalium hidroksida.
NH4NO3 (aq) + KOH (aq) NH3 (g) + KNO3 (aq) + H2O (l)

13 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

2. Satu jalur alternatif produksi kalium nitrat tanpa hasil-samping ammonia ialah
untuk menggabungkan ammonium nitrat dan kalium klorida, dengan mudah
diperoleh sebagai garam pengganti bebas natrium.
NH4NO3 (aq) + KCl (aq) NH4Cl (aq) + KNO3 (aq)
3. Kalium nitrat dapat juga diproduksi dengan menetralkan asam nitrat dengan
kalium hidroksida (KOH). Reaksi ini sangat eksotermis.
KOH (aq) + HNO3 KNO3 (aq) + H2O (l)
4. Pada skala industri kalium nitrat dibuat melalui reaksi penggantian ganda
antara natrium nitrat dan kalium klorida.
KCl H 2O K

Cl -

NaNO3

H 2O

Na

NO 3

NaNO3 (aq) + KCl (aq) NaCl (aq) + KNO3 (aq)

2.1.6

Reaksi Terhadap Senyawa/Sifat Kimia


Kalium nitrat memiliki struktur kristal ortorombik pada suhu kamar, yang

mentransformasikan menjadi sistem trigonal pada suhu 129 C. Pada pemanasan


sampai suhu antara 550 dan 790 C di bawah tekanan atmosfer oksigen, ia
melepaskan oksigen dan mencapai suatu kesetimbangan yang bergantung suhu
dengan kalium nitrat:

2 KNO3 2 KNO2 + O2

Kalium nitrat dapat larut sedang dalam air, tetapi kelarutannya meningkat
dengan suhu. Larutan encer hampir netral, menunjukkan pH 6,2 pada 14 C untuk
larutan 10% bubuk komersial. Hal ini tidak terlalu higroskopis, menyerap sekitar

14 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

0,03% air dalam 80% kelembaban relatif lebih dari 50 hari. KNO3 tidak larut dalam
alkohol dan tidak beracun; KNO3 dapat bereaksi eksplosif dengan bahan pereduksi,
tetapi tidak meledak sendiri.
Kalium nitrat Mudah larut dalam air panas. Larut dalam air dingin. Larut
dalam dietil eter. Larut dalam amonia cair, gliserin, dan mutlak alkohol. Kelarutan
dalam air: 1g/2.8 ml air @ 25 C; 13,3 g/100 ml air @ 0 C; 1g/0.5 ml air mendidih.

2.1.7 Identifikasi Ion-Ion


Pengujian kemurnian kristal yang pertama adalah pengujian adanaya ion
nitrat. Setiap kristal yang diperoleh dari setiap perlakuan dilarutkan dalam air
untuk mengionisasi garam menjadi ion-ion penyusunnya. Kedalam setiap larutan
ditambahkan 2 ml larutan jenuh FeSO4 kemudian ditambahkan H2SO4 pekat
sebagai katalis. Jika di dalam larutan terdapat ion NO 3- maka akan terbentuk
cincin ungu [Fe(NO)]2+ menurut persamaan reaksi:
2 NO3- + 4 H2SO4 + 6 FeSO4

Fe2(SO4)3 + 2NO + 4 H2O + SO42-

Fe2(SO4)3

2Fe3+ + 3 SO42-

Fe3+ + e

Fe2+

Fe2+ + NO

[Fe(NO)]2+ (cincin coklat)

Pengujian yang kedua adalah pengujian adanya ion klorida. Setiap kristal
yang diperoleh dari setiap perlakuan dilaritkan sedikit dengan aquades agar dapat
terionisasi menjadi ion-ion penyusunnya. Kemudian ke dalam setiap larutan
ditambahkan HNO3 yang berfungsi untuk mengasamkan, karena dalam suasana
asam, ion Cl akan lebih mudah bereaksi dengan reagen penguji AgNO 3. Jika di
dalam larutan

mengandung Cl- maka akan terbentuk AgCl yang merupakan

endapan putih, menurut persamaan:


Cl-(aq) + AgNO3 (aq)

H+

AgCl (S) + NO3- (aq)

15 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

2.2 KALIUM SIANIDA


2.2.1 Reaksi Sintesis
KCN diproduksi dengan memperlakukan hidrogen sianida dengan hidroksida
kalium,
HCN + KOH KCN + H2O
atau dengan memperlakukan formamida dengan kalium hidroksida:
HCONH2 KCN KOH + + 2H2O

BAB III
DAMPAK DAN PENANGGULANGAN
3.1 KALIUM NITRAT
3.1.1 Dampak

16 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

Potensi Efek Kesehatan Akut


Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan,
inhalasi (iritan paru). kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan luka bakar
pada kulit dan ulserasi. Over-exposure jika terhirup dapat menyebabkan iritasi
pernapasan.

Potensi Efek Kesehatan kronis:


Efek karsinogenik

: Tidak tersedia.

Efek mutagenik
Efek teratogenik

: Tidak tersedia.
: Tidak tersedia.

Substansi mungkin beracun untuk darah, ginjal, sistem saraf pusat (SSP).
Berulang atau berkepanjangan paparan substansi dapat menghasilkan kerusakan
organ sasaran.
Informasi Toksikologi
Rute masuk

: Penghirupan. Proses menelan.

Keracunan untuk Hewan : Toksisitas oral akut (LD50): 1901 mg / kg [Kelinci].


Efek kronis pada Manusia

: Dapat menyebabkan kerusakan pada organ

berikut: darah, ginjal, sistem saraf pusat (SSP).


Efek lainnya pada Manusia

: Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan),

menelan, inhalasi (iritan paru).


Keterangan keracunan hewan`: Tidak tersedia.
Keterangan efek kronis Manusia: Dapat menyebabkan efek reproduksi yang
merugikan berdasarkan data hewan uji. Dapat mempengaruhi materi genetik
(mutagenik)

17 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

Keterangan efek toksik Manusia:


-

Potensi Efek Kesehatan Akut


Kulit: Menyebabkan gangguan pada kulit.
Mata: Menyebabkan gangguan mata
Terhirup: Pernapasan Kalium Nitrat dapat mengiritasi hidung dan tenggorokan
menyebabkan bersin dan batuk. tingkat tinggi dapat mengganggu kemampuan
darah untuk membawa oksigen menyebabkan sakit kepala, pusing dan warna biru
pada

kulit

dan

bibir

(methemoglobinemia),

dan

symtoms

lain

dari

methemoglobinemia (lihat gejala lain di bawah konsumsi). tingkat yang lebih


tinggi dapat menyebabkan kesulitan bernapas, kolaps sirkulasi dan bahkan
kematian.
Tertelan: Menelan jumlah besar dapat menyebabkan gastroenteritis kekerasan
dengan mual, muntah, sakit perut yang parah. Hal ini juga dapat menyebabkan
kolik dan diare. toksisitas akut nitrat terjadi sebagai akibat dari pengurangan
menjadi nitrit. Tindakan nitrit dalam darah untuk mengoksidasi hemoglobin
untuk methemoglobin yang tidak melakukan sebagai pembawa oksigen ke
jaringan menyebabkan Methenoglobinemia. Gejala mungkin termasuk vertigo,
kelemahan otot, sinkop, pulsa tidak teratur, kejang, anoksia, koma, penurunan
tekanan darah, suara menderu di telinga, berdenyut sakit kepala gigih, kesemutan
umum, jantung berdebar-debar, gangguan penglihatan disebabkan oleh
meningkatnya ketegangan intraokular dan tekanan intrakranial, memerah dan
berkeringat kulit, yang kemudian dingin dan sianosis. kolaps sirkulasi dan
kematian dapat terjadi.
-

Potensi kronis
Efek:

18 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

Pemakanan dan Terhirup : Diulang atau berkepanjangan untuk jumlah kecil dapat
mempengaruhi darah, respirasi dan ginjal dan menghasilkan anemia,
Methenoglobinemia dengan sianosis petugas dan anoksia, hiperpnea dan
kemudian dyspnea, dan nefritis.
Stabilitas dan Data Reaktivitas
Stabilitas

: Stabil.

Kondisi ketidakstabilan

: Bahan yang tidak cocok, pembentukan debu

Ketidakcocokan dengan zat

: Reaktif dengan agen mengurangi, bahan

mudah terbakar, bahan organik, logam.


Korosivitas

: Non-korosif di hadapan kaca.

Keterangan tentang Reaktivitas

: Hidroskopis; menjaga wadah tertutup rapat.

Kalium nitrat bereaksi keras ketika dipanaskan dengan sulfida dari kelompok
alkali tanah termasuk barium sulfida dan kalsium sulfida. Juga tidak sesuai
dengan boron, dan logam bubuk halus, kromium nitrida, aluminium, titanium,
anitimony, germanium, seng, zirkonium, kalsium disilicide, sulfida logam,
karbon, sulfur, fosfor, phosphides, natrium phosphinate, natrium tiosulfat, asam
sitrat, timah klorida , natrium asetat, throium karbida.
Keterangan Khusus tentang Bahaya Kebakaran:
Dalam kontak dengan zat mudah teroksidasi, mungkin bereaksi cukup cepat untuk
menyebabkan pengapian, pembakaran kekerasan, atau ledakan. Hal ini
meningkatkan mudah terbakar dari zat yang mudah terbakar. Campuran kalium
nitrat dan kalsium silisida adalah readility sebuah dinyalakan primer dan luka
bakar pada tempurature sangat tinggi. Kontak dari karbida dengan cair kalium
nitrat menyebabkan lampu pijar. Ketika dipanaskan sampai dekomposisi
memancarkan asap sangat beracun.

19 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

Keterangan Khusus tentang Bahaya ledakan:


Campuran kalium nitrat dan meledak trisulfide antimony ketika dipanaskan.
Ketika phosphide tembaga dicampur dengan potasium nitrat dan dipanaskan,
meledak. Campuran germanium nitrat dan kalium meledak nitrat ketika
dipanaskan. Campuran kalium nitrat, belerang, trisulfide arsenik dikenal sebagai
formulasi piroteknik. Ketika titanium dipanaskan dengan kalium nitrat, ledakan
terjadi. Campuran kalium nitrat dan titanium meledak disulfida ketika dipanaskan.
Ketika kalium nitrat dicampur dengan boron, laminac, dan trichloroethylene
ledakan dapat terjadi. seng bubuk dan kalium meledak jika dipanaskan. bentuk
disulfida arsenik campuran yang dapat meledak bila dicampur dengan potasium
nitrat. Arang (bubuk karbon) dan kalium nitrat membuat campuran piroteknik.
Hubungi di 290 C menyebabkan pembakaran avigorous dan meledak campuran
pada pemanasan. Campuran kalium nitrat dan natrium asetat dapat menyebabkan
ledakan. Campuran kalium nitrat dan natrium hipofosfit merupakan ledakan kuat.
Campuran kalium nitrat dengan natrium phosphinate dan natrium tiosulfat yang
eksplosif.

3.1.2 MSDS Penanggulangan


PENANGANAN :
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera
siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :

20 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin
dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas,
beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
PERINGATAN:
Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke
mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari
bantuan medis segera.
Tertelan:
Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban
yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang
atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

21 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

PENYIMPANAN
Kewaspadaan

: Jauhkan dari panas, sumber api dan bahan yang mudah

terbakar. Jangan ditelan. Kenakan pakaian pelindung. Ventilasi harus memadai,


memakai alat pernapasan yang sesuai. Jika tertelan, segera dapatkan saran medis
dan tunjukkan wadah atau label. Hindari kontak dengan kulit dan mata. Jauhkan
dari incompatibles seperti mengurangi agen, bahan mudah terbakar, bahan
organik, logam.
Penyimpanan

: Hidroskopis. Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di

tempat yang sejuk, berventilasi baik. Terpisah dari asam, alkali, mengurangi agen
dan mudah terbakar. Lihat NFPA 43A, Kode untuk Penyimpanan Cair dan Padat
Oksidator.
PENGONTROLAN PEMAPARAN / PERLINDUNGAN PRIBADI
Rekayasa Kontrol: Gunakan ruang proses, ventilasi pembuangan lokal, atau
kontrol teknik lainnya untuk menjaga kadar udara di bawah direkomendasikan
batas yang diperbolehkan. Jika operasi pengguna menghasilkan debu, asap atau
kabut, gunakan ventilasi untuk menjaga paparan kontaminan udara di bawah
batas yang diperbolehkan.
Perlindungan pribadi

: Kacamata Splash. Jas laboratorium. Debu respirator.

Pastikan untuk menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau setara.


Sarung tangan.
Perlindungan pribadi dalam Kasus Tumpahan Besar: Kacamata Splash. Setelan
penuh. Debu respirator. Boots. Sarung tangan. Sebuah alat bernafas mandiri
harus digunakan untuk menghindari inhalasi produk. Pakaian pelindung yang
disarankan mungkin tidak cukup; berkonsultasi dengan spesialis sebelum
penanganan ini.
3.2 KALIUM SIANIDA

22 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

3.2.1

Pelabelan Kalium Sianida


1. Label versi US-DOT
Kalium Sianida masuk dalam klasifikasi kelas 6.1, merupakan bahan
beracun dan menular, yang diketahui toksik pada manusia.
2. Label versi NFPA
National Fire Protection Association mengembangkan label berwarna
dengan kode, untuk mengindikasikan bahaya bahan kimia terhadap
kesehatan, flammabilitas, dan reaktivitas. Berikut Label NFPA untuk Kalium
Sianida:

Sumber : http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927707
a. Bahaya terhadap kesehatan
Kategori 3 (serius), artinya mempunyai karakter yang dapat menyebabkan
luka atau kerusakan pada paparan yang singkat walau dilakukan pengobatan,
dan/atau diketahui mempunyai efek karsinogen, mutagen, atau teratogen
pada binatang.
b. Bahaya terhadap timbulnya kebakaran
Kategori 0 (minimal), artinya tidak terbakar, tidak menyebabkan flash point,
tidak terbakar di udara bila terpapar pada 815,5 C selama 5 menit
c. Bahaya terhadap adanya air
kategori 0, artinya minimal; bahan tergolong stabil, dan tidak reaktif
terhadap air
d. Tidak terdapat bahaya special
3. Label versi GHS

23 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

GHS

atau Global Harmonize System adalah sistem pengklasifikasian

keselamatan

bahan

kimia

yang

dikeluarkan

oleh

United

Nation.

Pengaplikasian GHS di Indonesia mengacu pada peraturan menteri


perindustrian nomor 87/M-IND/PER/9/2009

Pernyataan Bahaya
H300 + H310+H330 : Fatal apabila tertelan, terkena kulit, atau terhirup
H410 : Sangat beracun bagi mahluk dalam air dengan dampak jangka
panjang

24 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

EUH032

: Mengeluarkan gas sangat beracun jika kena asam,

Pernyataan Hati-Hati
P273 : Hindarkan pelepasan ke lingkungan
P280 : Kenakan sarung tangan pelindung/ pakaian pelindung
P302+P352 : Jika terkena kulit, cuci dengan banyak sabun dan air
P304+P340 : Jika terhirup, pindahkan korban ke udara segar dan
baringkan dengan posisi yang nyaman untuk bernafas.

3.2.2

Dampak Kalium Sianida


Dampak Pada Manusia
o Efek kronis
Dapat menyebabkan efek reproduksi, terutama bagi kesuburan wanita
Dapat menyebabkan perubahan genetika
o Efek Toksik
o Potensi Akut
- Kulit: Fatal bila terserap melalu kulit, menyebabkan iritasi pada
kulit bahkan bisa menyebabkan luka bakar bila kulit lembab atau
basah. Bila terserap dengan dosis yang banyak juga dapat
-

menghasilkan gejala seperti pada oral.


Mata: Dapat menyebabkan iritasi mata bahkan bisa menyebabkan

luka bakar.
Pernapasan: Dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan
membrane

mukosa.

Paparan

konsentrasi

tinggi

dapat

mempengaruhi system syaraf pusat


Oral : Bila tertelan dapat menyebabkan iritasi saluran penceranaan
yang parah dengan gejala mual, muntah dan memungkinkan luka
bakar. Dapat menyebabkan jaringan anoxia. Dapat mempengaruhi
system kardiovaskuler, system pernapasan. Gejala keracunan

25 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

sianida dialami dengan ciri cirri mual, muntah, palpitasi,


tachycardia, hipotensi, hipertensi, denyut nadi meningkat, aritmia,
cacat

jantung

konduksi,

hipernea,

sakit

kepala,

pusing,

kebingungan, kecemasan, termor, lemas, kejang-kejang, , cyanosis,


kehilangan memori, insomnia, asidosis metabolik, nafsu makan
yang buruk.
o Potensi Kronis
- Kulit : kontak dengan kulit secara berkala/berulang ulang dapat
-

menyebabkan dermatitis
Oral : eksposur yang lama atau berulang dapat mempengaruhi
ginjal, urinary system, otak, hati, tiroid, juga memiliki efek
yang sama seperti over-exposure akut yaitu menyebabkan

kerusakan paru-paru, pingsan, dan kematian.


Dampak pada Lingkungan
o Berbahaya untuk pasokan air minum
o Membentuk campuran toksik di dalam air, meskipun telah diencerkan.
o Bereaksi dengan air untuk membentuk produk toksik hasil penguraian

3.2.3

Penanggulangan pada Kalium Sianida


Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Setelah menghirup :
o hirup udara segar. Segera panggil dokter. Jika napas terhenti: segera
berikan pernapasan buatan secara mekanik, jika diperlukan berikan
oksigen
o Jika terhirup terlalu lama, evakuasi korban ke tempat yang aman
secepatnya. Longgarkan baju seperti ikat pinggang. Berikan oksigen
Setelah kontak dengan kulit :
o cuci dengan air yang banyak. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi.

Segera panggi ldokter


Setelah kontak pada mata :

26 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

o bilaslah dengan air yang banyak minimal selama 15 menit. Usahakan


memakai air dingin. Segera hubungi dokter mata
Jika tertelan :
o beri air minum (paling banyak 2 gelas). Segera cari anjuran pengobatan.
Hanya dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia dalam satu
jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak sadarkan diri), telan

karbon aktif dan konsultasikan kepada dokter secepatnya.


Pastikan antidote tersedia dimethylaminophenol Cobalt-EDTA sodium
thiosulfate
Tindakan Penanggulangan Kebakaran

Media pemadam yang sesuai


o Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi local

o
o
o

dan lingkungan sekeliling


Zat pemadam kebakaran yang tidak sesuai
Air, karbondioksida
Bahaya spesifik selama memadamkan kebakaran:
Tidak mudah terbakar
Api ambient dapat melepaskan uap yang berbahaya
Kebakaran dapat menyebabkan berevolusi menjadi Hidrogen Sianida

(HCN)
Alat perlindungan khusus bagi petugas pemadam kebakaran
o Jangan berada di zona berbahaya tanpa peralatan pelindung pernapasan.
Untuk menghindari kontak dengan kulit, jaga jarak amandan gunakan
pakaian pelindung yang sesuai
o Cegah air pemadam kebakaran mengkontaminasi air permukaan atau
system air tanah.
Alat Pelindung Diri

Perlindungan pernapasan
Diperlukan ketika debu dihasilkan. Jenis filter yang direkomendasikan:
Filter B-(P3)

27 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

Pelindung tangan
Kontak penuh:
Bahan sarung tangan : karet nitril
Tebal sarung tangan : 0,11 mm
Waktu terobosan
: >480 min
Kontak percikan :
Bahan sarung tangan : karet nitril
Tebal sarung tangan : 0,11 mm
Waktu terobosan
: >480 min
Pelindung mata
Kacamata-pengaman
Langkah-langkah perlindungan
Pakaian pelindung
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi.Gunakan krim pelindung kulit.
Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut. Bekerja di
ruang asam. Jangan menghirup bahan
PENANGANAN, PENYIMPANAN DAN PENGANGKUTAN

Penanganan
o Gunakan selalu sekop yan gkering dan bersih yang terbuat dari logam
atau plastic untuk mengambil bubuk sianida
o Bila hanya sebagian senyawa sianida padat dalam container yang diambil,
maka wadah harus segera ditutp dengan rapat dan jangan biarkan terbuka
o Bila senyawa sianida padat tercecer pada waktu penanganan, harus segera
disapu dan dikembalikan ke wadah. Bila ceceran tersebut menjadi kotor
dan tak dapat digunakan lagi, maka harus segera dimusnahkan dengan
cara khusus. Pastika bahwa ceceran sianida padat tidak kontak dengan
asam, agar tidak menghasilkan gas HCN yang sangat beracun
o Wadah senyawa sianida yang telah kosong harus dibersihkan dengan
menggunakan air dan dikelola dengan baik
o Semua peralatan dan lantai yang telah terkontaminasi oleh senyawa
sianida juga harus diberihkan benar-benar dengan air, kemudian air ini
harus dibebaskan dari racun senyawa sianida padat sebelum dibuang

28 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

o Dilarang makan, minum, merokok, atau menyimpan makanan di ruang


tempat penaganan senyawa sianida padat dan juga selama menangani
senyawa sianida
o Dilarang menangani senyawa sianida apabila seseorang mempunyai luka
yang terbuka di bagian tubuhnya
o Tangan harus dicuci bersih dengan sabun bila perlu mandi dang anti baju
setelah

menagani

senyawa

makanan/minuman
o Wadah senyawa sianida

sianida

harus

atau

dilengkapi

jika

akan

label

mengambil

sesuai

dengan

ketentuanyang berlaku untuk bahan berbahaya beracun


o Gudang senyawa sianida harus dilengkapi dengan papan peringatan yang
bertuliskan Bahan Berbahaya Beracun
Penyimpanan
o Semua senyawa sianida padat harus disimpan dalam wadah yang tertutup
rapat dan terikat kuat pada tutupnya
o Senyawa sianida padat tidak boleh disimpan bersama dengan makanan,
minuman, tembakau, atau segala konsumsi manusia dan juga dengan
asam/garam dan garam asam
o Drum baja yang berisi senyawa sianida padat harus disimpan di tempat
yang kering dan harus dilindungi dari korosi yang disebabkan oleh
kelembaban udara
o Ruang tempat penyimpanan senyawa sianida padat harus berventilasi baik
dan tidak bocor pada waktu hujan.
o Jangan menyimpan senyawa KCN diatas suhu 240C
Pengangkutan
o Pengangkutan dilakukan dengan mobil bak tertutup atau dalam peti
kemas

29 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.1.1 Kalium Nitrat
1. Garam KNO3 dibuat dengan mereaksikan larutan jenuh KCl dengan
larutan jenuh NaNO3, kemudian dilakukan pemanasan dan penyaringan
lalu didinginkan yang kemudian terbentuk kristal.
2. Pembutan garam KNO3 menggunakan prinsip dasar pemisahan dua
garam berdasarkan perbedaan kelarutannya pada suhu tertentu dan
pembentukan kristal KNO3 pada suhu rendah menggunakan metode
kristalisasi

dan

pemurnian

zat

tersebut

menggunakan

prinsip

rekristalisasi.
3. Kristal NaCl berupa kristal putih halus berwarna putih, kristal KNO 3
berbentuk jarum berwarna putih.
4. Adanya ion Cl- pada kristal ditandai dengan terbentuknya endapan putih
AgCl jika direaksikan dengan AgNO3.
5. Adanya ion nitrat pada kristal, membentuk cincin coklat dalam larutannya
jika direaksikan dengan FeSO4 dan dikatalis dengan H2SO4 pekat.
4.1.2 Kalium Sianida
1. Kalium Sianida atau KCN merupakan senyawa anorganik yang beracun.
Berbentuk Kristal, serupa dengan gula dan sangat larut dalam air

30 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

2. KCN diproduksi dengan memperlakukan hidrogen sianida dengan


hidroksida kalium,
HCN + KOH KCN + H2O
atau dengan memperlakukan formamida dengan kalium hidroksida:
HCONH2 KCN KOH + + 2H2O
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, T. 2007. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik Jurusan Kimia. Kendari:
Universitas Haluoleo.
Cahyono, Bambang, 1991. Segi praktisi dan Metode pemisahan senyawa organic.
Kimia MIPA UNDIP, Semarang .
http://www.emdmillipore.com/food-analytics/en_US/Merck-GBSite/GBP/ViewProductDocuments-File (diakses tanggal 22 Mei 2016)
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927707 (diakses tanggal 22 Mei
2016)
SNI 134121-1996. Standar Nasional Indonesia. Penanganan, penyimpanan dan
pengangkutan senyawa sianida padat.
Svehla. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Bagian
I. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik.
Semarang: Kimia FMIPA Unnes

31 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

32 dan Kalium Sianida


Sintesis Senyawa Anorganik Kalium Nitrat

Anda mungkin juga menyukai