Bahan Ajar
PROSES INDUSTRI KIMIA 1
Disusun Oleh
Saripah Sobah,S.T., M.Eng
NIDN 0015097502
LEMBAR PENGESAHAN
BAHAN AJAR
PROSES INDUSTRI KIMIA 1
Disusun Oleh:
Saripah Sobah, S.T., M.Eng
Ketua
NIDN 1131055501
NIK 1109056801
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....ii
DAFTAR ISI....iii
BAB I. PENGANTAR ................................................................................................. 1
BAB II. SENYAWA BELERANG ................................................................................. 4
BAB III. SENYAWA NATRIUM ............................................................................... 47
BAB IV. SENYAWA FOSFOR .................................................................................. 73
BAB V. SENYAWA KALIUM ................................................................................... 93
BAB VI. SENYAWA NITROGEN ............................................................................ 100
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 118
iii
BAB I
PENGANTAR
Perancangan
proses
dalam
suatu
industri
kimia
bertujuan
untuk
menghasilkan produk yang banyak dalam waktu yang cukup singkat dengan
penggunaan bahan baku dan energi yang paling efisien.
Peraturan mengenai
cC + dD
H =-X
Bagaimana agar dihasilkan C dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat?
Persamaan kecepatan reaksi
r
k1 A
k2 C
Kc
k1
k2
k2 C
Fase gas:
Kp
pC p D
p A pB
. Pi=tekanan parsial i
(YC P) c (YD P) d
(Y A P) a (YB P) b
Kp
Kp
nC nD
n A nB
nt a
)
P
b c d
Hasil C
a
nC
Kp
n A nB
nD
P c
)
nt
d a b
Kp
Exp(
H
)
RT
Reaksi eksotermis,
memperbesar Kp. Sebaliknya jika reaksi endotermis, temperatur yang lebih tinggi
akan memperbesar Kp.
Bila (=a+b-c-d)>0, P yang diperbesar akan menggeser reaksi ke kanan.
Azas Le Chatelier: P yang lebih tinggi menggeser kesetimbangan ke arah jumlah mol
yang lebih kecil.
Perbandingan pereaksi yang diperbesar akan menggeser reaksi ke kanan.
nt < jika (=a+b-c-d)>0
nt diperkecil dengan cara meminimalkan inert.
Usaha untuk mempercepat reaksi:
Ditinjau reaksi ke kanan :
r
k1 A
atau
Menurut Arhenius: k
rA
k1 A
k o Exp(
E
)
RT
Supaya
harus
berkompromi
dengan
usaha
menggeser
kesetimbangan ke kanan
b. Tenaga pengaktifan E <<, (jika pereaksi sudah aktif digunakan katalisator)
c. Faktor frekuensi ko >> dengan cara turbulensi atau pengadukan
Katalisator memegang peranan penting dalam mempercepat reaksi terutama pada
reaksi yang dijalankan pada temperatur rendah.
BAB II.
SENYAWA BELERANG
Belerang merupakan bahan dasar yang paling penting dalam industri pengolahan
kimia. Penggunaan yang terbesar adalah dalam pembuatan Asam Sulfat.
bahan kimia
industri makanan
cat
bahan peledak
karet
2. senyawa sulfida
-
FeS2 (pirit)
CuFeS2 (kalkopirit)
CuS
ZnS
NiS
CdS
HgS (sinabar)
ZnS (sfalerit)
H2S
3. Senyawa sulfat
-
CaSO4.2H2O (gips)
4. Limbah Industri
-
FeSO4
Lumpur asam
kandungan S
Reaksi :
FeS2 + 11O2
Fe2O3 + 8 SO2
+822,4 kkal
2. H2S
Biasanya gas ini terdapat bersama gas lain, misalnya gas alam. H2S harus
dipisahkan karena gas alam yang mengandung senyawa ini tidak dapat digunakan
selain itu H2S juga dapat menyerang katalisator. H2S dapat dipisahkan dengan proses
penyerapan.
Gas Alam bebas H2S
Larutan K2CO3
CO2
udara
K2CO3
1. H2S + K2CO3
K2S + H2CO3
H2S + K2CO3
H2O + S
Kandungan H2S dalam gas alam sekitar 10 %, gas dari pengilangan sekitar 6%.
H2S juga dapat diabsorbsi dengan larutan garam alkali (potassium posfat, sodium
fenolat) atau basa organik ethanol amin. Bahan penyerap tadi dapat diperoleh
kembali dengan pemanasan.
H2S yang sudah relatif murni dibakar menjadi SO3 atau dengan oksidasi
katalitik terkontrol, diperoleh belerang.Dalam jumlah sedikit, seperti yang pada gas
industri, H2S dipisahkan dengan oksidasi melalui proses Thylox, yaitu :
- Dengan Fe2O3 dalam tabung kering
- dengan udara dalam proses basah, diperoleh belerang.
3. FeSO4
H2SO4 digunakan juga untuk :
- memisahkan oksida penutup logam dalam industri besi baja.
- memisahkan senyawa besi dari Ti.
- memisahkan oksida besi pada industri peralatan rumah tangga
Bahan yang akan dilapisi email terlebih dahulu dicelupkan ke dalam larutan
asam sulfat untuk menghilangkan oksida besi yang dapat menyebabkan karat.
Kemudian disemprot air, dikeringkan, lalu dicelup ke dalam email. Jika karat tidak
dihilangkan, email tidak dapat melekat dengan baik. Asam sulfat yang telah mengikat
oksida besi tadi merupakan limbah yang dapat kita gunakan sebagai bahan baku
untuk membuat asam sulfat.
4. GIPS
Gips (CaSO4.2H2O) atau gips anhidrid (CaSO4) dulu digunakan di Jerman
sebagai bahan baku pembuatan semen sebagai pengganti bahan baku batu kapur
yang berfungsi untuk memperlambat pengerasan/pengeringan semen.
Reaksi pembuatan H2SO4 dari gips anhidrid tidak dilakukan dengan
mereaksikan CaSO4 dengan HCl seperti reaksi berikut:
CaSO4 + HClCaCl2 +H2SO4
1000-1500oC
CaSO4 + C
CaO + SO2 + CO
- Q
Reaksi di atas dapat terjadi jika C dalam keadaan aktif yaitu pada suhu kirakira 1500oC. Pada suhu itu CaSO4 terurai menjadi CaO dan SO3, kemudian SO3
direduksi menjadi SO2.
Proses ini tidak ekonomis kecuali sebagai hasil samping, karena memerlukan
banyak kalor baik untuk mengaktifkan C maupun untuk kalor reaksi.
Pada pabrik semen gips/anhidrid, tanah liat, C pasir besi dan pasir silica
dimasukkan ke dalam klin. Reaksi yang terjadi:
Al2O3 +3CaO3CaO. Al2O3 (C3A)
Al2O3 + Fe2O3+ 4CaO 4 CaO. Al2O3 Fe2O3 (C4AF)
SiO2+ 2CaO CaO.SiO2 (C2S)
CaO.SiO2 + CaO 3CaO.SiO2 (C3S)
C3S inilah yang member kekuatan pada semen.
Hasil keluar dari klin berupa terak (clinker) dicampur dengan gips akan
menghasilkan semen. SO2 yang keuar dari pembentukan terak ini dapat digunakan
untuk membuat asam sulfat.
5. Lumpur asam dalam kilang minyak
Senyawa tidak jenuh yang terdapat di dalam bensin dihilangkan dengan asam
sulfat. Jika tidak dihilangkan, selama penyimpanan akan membentuk lendir yang
dapat menyumbat saluran karburator saat bensin disemburkan.
Reaksi penyerapan:
RC
C + HOSO3H
R---C---C--- OSO3H
stabil sehingga akan menyebabkan warna gelap dan kekentalan naik. selain
digunakan untuk memisahkan senyawa tidak jenuh, asam sulfat juga digunakan
untuk memisahkan zat-zat yang berwarna dari produk petroleum. Lumpur asam
yang terbentuk dapat digunakan kembali dengan cara memisahkan H2SO4 dari
campuran kemudian dipekatkan dan diperkuat dengan oleum.
Lumpur dibakar untuk menghasilkan gas yang mengandung SO2.
6.
Sulfur
Lapisan tanah
Rongga yang
berisi gas H2S
CaSO4
Sulfur
3. Batuan belerang yang mencair lebih berat daripada air sehingga tenggelam dan
membentuk kolam di bagian dasar. Belerang terdorong oleh tekanan air panas
sampai kira-kira separuh ketinggian permukaan masuk melalui ruang annulus
antara pipa 8 inchi dan pipa 3 inchi. Kemudian udara tekan yang dipompakan
akan mengaerasi belerang cair dan menurunkan densitasnya sehingga naik ke
permukaan. Agar tidak terjadi peningkatan tekanan yang dapat menyebabkan
pemasukan terhenti, air ditarik keluar dengan laju kira-kira sama dengan laju
injeksinya. Air yang sudah berkurang suhunya terkumpul di bagian bawah maka
dibuatkan sumur yang lebih dalam agar air dapat terkumpul dan meresap.
4. Udara tekan dilewatkan melalui pipa yang berukuran 1 inchi agar gesekan
dengan dinding tidak terlalu besar sehingga tidak memerlukan tekanan yang
terlalu tinggi.
5. Belerang cair yang telah sampai di permukaan dialirkan melaui pipa- pipa yang
dipanaskan dengan uap ke dalam pemisah (separator) di mana udaranya di
keluarkan. Kemudian belerang dibiarkan memadat di dalam tong-tong
penimbunan atau tetap dalam keadaan cair di dalam tangki penimbun yang
dipanaskan dengan uap
Udara tekan
Air lewat
panas
Apakah air lewat panas dapat digantikan dengan kukus jenuh ,gas alam, atau air
pada suhu 125oC?
a. Kukus jenuh tidak dapat digunakan karena akan terjadi perubahan fasa dari
gas menjadi cair sehingga menyebabkan terjadi penyusutan volume. Jika
Tekanan dalam system turun, bisa ambruk.
b. Gas alam yang dicampur dengan udara kemudian dibakar dapat
menghasilkan panas yang sangat besar, tetapi CO2 dan H2O menyebabkan
tidak terjadinya suspensi leburan belerang sehingga kekentalan belerang
tidak berkurang. Sedangkan jika menggunakan air lewat panas akan terjadi
suspensi.
c. Air dengan suhu 125oC tidak digunakan karena dengan gangguan sedikit saja
suhu bisa turun sampai mencapai titik leburnya atau di bawahnya sehingga
belerang membeku dan dapat menyumbat pipa. Meskipun tidak membeku,
kekentalan belerang yang tinggi menyebabkan besarnya gesekan sehingga
tenaga yang diperlukan untuk menaikkan belerang lebih besar.
Lalu bagaimana jika digunakan air lewat panas yang temperaturnya lebih dari 160 oC?
Boros, karena kalor yang digunakan lebih banyak, biaya mahal. Selain itu untuk
menjaga air tetap dalam keadaan cair pada suhu tersebut, tekana harus tinggi, perlu
tenaga dan pipa yang mahal agar tahan terhadap tekanan tinggi.
Hasil
Melalui cara ini diperoleh belerang dengan kemurnian yang tinggi yaitu antara 99,5 99,9%, bebas dari selenium, tellurium dan arsen
OKSIDASI BELERANG
Reaksi yang terjadi adalah:
S(s) + O2(g)
SO2(g)
Pada pembuatan asam sulfat dengan proses kamar timbal, SO3 tidak banyak
mengganggu, tetapi pada proses kontak SO3 tidak diinginkan, sehingga reaksi (2)
diusahakan seminimal mungkin dengan cara:
a. Belerang dicampur dengan jumlah udara yang tepat (membatasi jumlah O 2
yang dimasukkan)
b. Pembakaran yang sempurna campuran pada suhu yang cukup tinggi (8001100oC)
c. Gas hasil dinginkan gas dengan cepat.
ditambahkan pada gas yang terbentuk dan pembakaran uap S terjadi disepanjang
reaktor pembakar.
Gas hasil
umpan
udara
a
Pembakar Panci kurang efisien (kapasitas kecil, kalor yang terjadi tidak dapat
dimanfaatkan lebih lanjut) sehingga dibuat pembakar Vesuvius yang terdiri dari
sejumlah panci yang disusun dan sebuah tangki untuk mencairkan S. Tetapi alat ini
pun akhirnya ditinggalkan karena pemanasan hanya terjadi pada bagian permukaan
saja.
2. Pembakar Putar/ Glen Falls
Pembakar ini merupakan alat yang favorit karena ukuran lebih kecil dan
sederhana, tidak memerlukan banyak peralatan perawatan, kontak antara S dan
udara lebih luas.
3. Pembakar Sembur.
Banyak digunakan dengan modifikasi agar pembersihan mudah.
Proses:
-
Gas panas hasil dimanfaatkan untuk menguapkan air menjadi kukus sehingga
T turun.
Panas yang masih ada dimanfaatkan untuk melebur S dan memanaskan air.
tidak
memerlukan
udara
tambahan
sebagai
pendingin
sehingga
jika S mengandung banyak kotoran maka akan terjadi penumpukan zat padat
yang harus dibersihkan dengan pembongkaran dinding
jika air yang digunakan berkesadahan tinggi dapat menimbulkan kerak pada
pipa. Pembongkaran sulit dilakukan karena adanya SO3 dalam pipa.
Fe2O3 + 8SO2
+Q1 (1)
4FeS2 + 15O2
Fe2O3 + 8SO2
+Q2 (1)
Oksidasi pirit memerlukan oksigen (dari udara) yang lebih banyak daripada oksidasi S
karena oksigen dipakai untuk oksidasi S menjadi SO2 dan oksidasi Fe menjadi Fe2O3.
Konsentrasi SO2 hasil lebih rendah dibandingkan SO2 hasil oksidasi S.
S + O2 SO2
Bila 1 g atom S bereaksi dengan sempurna dengan 1 gmol O2 menghasilkan 1 gmol
SO2, maka gas keluar berupa:
SO2 = 1 gmol
N2 = (79/21) x 1 gmol = 3,762 gmol
Konsentrasi SO2 = [1/(1+3,362)] x 100% = 21%
4 FeS2 + 11 O2 2Fe2O3 + 8SO2 +Q1
Bila 4 gmol FeS2 (8 g atom S) bereaksi sempurna dengan 11 gmol O2 menghasilkan 8
gmol gas SO2, maka hasil pembakaran berupa SO2 8 gmol dan N2 sebanyak
(79/21)x11 gmol = 41,38 gmol. Konsentrasi SO2=[8/(41,38+8)] x 100% = 16%
Problem:
-
dilakukan pengadukan
2. Pemanggang Mekanik
Pengaduk berupa pipa konsentris terbuat dari baja yang tahan sampai suhu
1000oC lebih. Pemngaduk diberi gigi untuk mengarahkan padatan ke tengah. Alat ini
kurang sempurna karena butir-butir berukuran besar. Umpan yang dimasukkan
dalam bentuk serbuk, hasil ada yang berupa padat sehingga badan pemanggang
ujungnya tidak dibuat bengkok agar padatan tidak tertahan.
3. Pemanggang Sembur
Pyrit digiling dalam ball mil, ke dalam ball mill di semburkan udara agar butirbutir yang sudah cukup halus terbawa oleh udara melalui ruangan dengan suhu
tertentu. (combustion chamber). Karena suhu sangat tinggi maka dimasukkan inert
untuk menurunkan suhu. Gas masuk ke dalam pendingin secra tangensial agar dapat
terpisah dari padatan yang terikut.
dulu
sebelum diolah menjadi SO3. Pada proses pembuatan H2SO4 dengan proses kamar
tinggal, kotoran-kotoran ini akan mengurangi kualitas
Jurusan Teknik Kimia 20
Beberapa alat yang dapat digunakan untuk membersihkan gas SO2 diantaranya
adalah:
A. Pemisah Debu Baffle Chamber
Gas akan mengalami pengurangan kecepatan linier (V1 > V2) sehingga
memberi kesempatan kepada butir-butir zat padat untuk memisahkan diri. Alat ini
tidak digunakan lagi karena memerlukan ruangan yang besar.
Alat ini mampu menghilangkan debu dengan baik, efisiensi juga baik, akan tetapi
mahal karena memerlukan tegangan listrik yang tinggi. Selain menghilangkan debu
logam, alat ini juga dapat menghilangkan kabut asam.
PENCUCIAN GAS
Selain pengotor dalam bentuk padat, pengotor yang terlarut juga harus
dihilangkan dengan pencucian gas.
menghilangkan SO2 dengan cara oksidasi SO2 menjadi SO3 kemudian SO3
yang terbentuk dilarutkan
O2 = 2,7%
SO2
N2 = 79,9%
N2
O2
Udara
N2 = 79%
SO3
O2
Gas orsat tidak dapat kita jadikan dasar perhitungan, yang dapat digunakan adalah
N2 karena jumlahnya tidak mengalami perubahan.
Dasar : 100 gmol gas orsat
SO2 = 17,4 gmol
O2 = 2,7 gmol
N2 = 79,9 gmol
= N2 umpan
21
x 79,9 gmol = 21,21 gmol
79
Jadi O2 umpan
SO2(g
3
O2(g)
2
SO3(g)
2
3
=
=
x 1,11 gmol
0,74 gmol
OKSIDASI SO2
Reaksi:
SO2(g) +1
O2(g)
k1
SO3(g)
k2
r = k1C S O2 CCO2
k 2 C S O2
k13
k2
C SO3
C SO23 CO3
p SO3
Kp =
p SO23 pO3
nSO3
Kp =
nSO2
nt
p
nt
nO 1
p 2 p 2
nt
n S O2 nO3
1
n S O3
k p nS O2 nO3
p
nt
n S O3
1
p
nt
Reaksi:
SO2(g) +
O2(g)
NO2
SO3(g) + H2O(aq)
SO3(g)
(1)
H2SO4x H2O
(2)
SO2(ONO)
SO2 +NO
(3)
4NO + 6H2O
(4)
Pada proses kamar timbal, SO2, O2, dan H2O bereaksi menjadi H2SO4
dengan
a. Menara Glover
Bahan
Bahan isian
Penampang
Fungsi
H2SO4 + NO + NO2
(5)
NV dari menara gay lussac akan diencerkan dengan asam kamar sehingga
konsentrasi asam tidak lebih dari 72%
2. Memekatkan asam kamar
Panas yang dibawa gas hasil pembakaran akan menguapkan air dalam asam
kamar. Air yang diuapkan bersama-sama gas hasil pembakaran masuk ke
kamar timbal membentuk H2SO4
3. Mendinginkan gas hasil pembakaran sebelum masuk kamar timbale. Suhu
gas tersebut turun sampai 70o 110oC
4. Memproduksi asam sulfat
Di bagian atas menara, gas menjadi dingin dan terjadi pengenceran NV, ada
reaksi pembentukan H2SO4 (12 15%)
2HOSO2ONO + SO3 + H2O
5. membersihkan gas hasil pembakaran
H2SO4NO + H2SO4
(6)
(Asam ungu)
Debu dank abut yang belum hilang pada pembersihan gas akan larut dalam
asam. Jadi gas masuk kamar timbale lebih bersih
b. Kamar Timbal
Bahan
Fungsi
2NO2
2NO2
+Q (7)
N2O4
+ Q (8)
H2SO3
H2SO3 + 2NO2
+Q
H2SO4NO
H2SO4NO + O2(NO2)
(9)
+ Q (10)
(Nitrous Vitriol)
2H2SO4NO + H2SO4
+Q (12)
H2SO4 + NO
2HOSO3ONO + H2O
H2SO4 + NO + NO2
(13)
(14)
2. Tempat Pengembunan
Akibat pengembunan, kecepatan gas berkurang, air mengembun sebagai
kabut. Sehingga diperlukan
yang besar dan dinding tahan panas & konduktor yang baik
3. Mengusir kalor yang timbul dari reaksi
Kelemahan :
1. Banyak reaksi yang memerlukan air dalam jumlah besar, di antaranya untuk
menghindari terbentuknya kristal kamar yang sanagt korosif. Akibatnya asam
sulfat yang dihasilkan encer. Konsentrasi asam sulfat kurang lebih 70 %
2. Reaktor harus tahan asam, cukup sulilt dan mahal
Jika konsentrasi asam sulfat terlalu besar, dapat merusak reactor yang
terbuat dari Pb.
H2SO4 (encer) + Pb
PbSO4 +H2SO4
Pb(HSO4)2 (larut)
Pengendalian:
1. Suhu
Reaksi sangat eksotermis, panas yang timbul segera dikeluarkan karena dapat
merusak alat. Sehingga digunakan katalisator NO untuk mempercepat reaksi.
2. konsentrasi HNO2
dapat dilihat dari warna melalui kaca penglihat.
Jika warna terlalu coklat, artinya konsentrasi NO besar maka jumlah NO 2
masuk harus dikurangi, SO2 masuk ditambah.
Jika warna pucat, artinya konsentrasi NO kurang.
3. Konsentrasi H2SO4 hasil
H2SO4 hasil tidak boleh terlalu pekat, jika terlalu pekat akan terbentuk asam
kamar yang sangat korosif. Tetapi jika kurang pekat akan timbul HNO 3 yang
bersifat korosif juga dan penjualannya sulit. Jadi jumlah air yang masuk harus
dikontrol. Dapat dilihat dari massa jenisnya.
4. susunan gas
supaya inert dan gas lain tidak menumpuk di kamar timbal, maka harus
dikeluarkan. Jika digunakan O2 teknis untuk mengurangi inert, mahal. Jika NO
dan NO2 langsung dibuang, mahal dan mencemari lingkungan. Maka NO dan
NO2 harus diserap kembali dengan H2SO4. dengan menggunakan menara Gay
Lussac.
b. Menara Gay Lussac
Bahan
Bahan Isian
Fungsi
Reaksi
: H2SO4 + NO + NO2
2HOSO2ONO + H2O
2.
NaNO2 + CO2
PROSES KONTAK
Pada proses ini, pembentukan asam sulfat terjadi di alat yang terpisah dari
oksidasi SO2 menjadi SO3.
Oksidasi SO2 menjadi SO3 terjadi di dalam converter/reakstor dengan bantuan
katalisator padat seperti Pt, V2O5 atau Fe2O3.
Reaksi:
SO2(g) +
O2(g)
400o 500oC
Beberapa Katalisator
1. Pt
(mahal & rentan terhadap racun)
Bahan tidak 100% Pt, hanya dipermukaan saja, jadi digunakan penyangga. Pt di
dalam katalis biasanya sekitar 7 sampai 8%
Bahan penyangga : asbes, MgSO4, SiO2, batu apung
Contoh pembuatan:
Asbes dicelup dalam PtCl4. Sebelum
digunakan,
asbes
difurifikasi
dengan
Fe2O3
Fe(NO3)3 + NH4OH
Fe(OH)3
Fe(OH)3 + 3NH4NO2
Fe2O3
dipanaskan
PEMBERSIHAN
GAS
PENDINGIN
KONVERTER
(REAKTOR)
GAS HASIL
PEMBAKARAN
PENDINGIN
PENYERAP
Reaktor
1. HE dan Reaktor dalam 1 alat untuk menjaga temperatur mencegah katalis
lebur. Kelemahannya Jika terjadi kerusakan harus membongkar seluruh alat.
misalnya katalis sudah tidak aktif lagi . Contoh: Jaeger converter
PENYERAPAN SO3
-
Gas keluar reactor mempunyai temperature yang masih tinggi, panas gas
tersebut digunakan untuk memanaskan BFW.
Gas yang sudah relatif dingin dimasukkan ke dalam menara penyerap. Sebagai
penyerap digunakan larutan H2SO4 dengan tekanan minimum dan titik didih
maksimum. Jika digunakan penyerap H2O maka H2SO4 hasil akan menjadi encer.
SO3(g) +
H2O(l)
H2Ox(SO3)(g)
x=1
H2SO4 100%
x<1
x>1
oleum
+ Q
Jika diinginkan hasil H2SO4 yang pekat, perlu 1 menara penyerap. Jika diiginkan
hasil oleum dan H2SO4 pekat diperlukan 2 buah absorber.
Gas SO3 di reaktor diserap dulu dengan oleum, sisa gas yang tidak terserap
diserap oleh H2SO4 pekat.
Konsentrasi oleum hasil tergantung pada:
1. Konsentrasi oleum penyerap
2. konsentrasi SO3 yang diserap
3. P dan T diatur
Dalam keadaan setimbang:
PSO3 (gas) = nSO3 . P
Keadaan ideal:
PSO3 (lar) = x . Po
Po = tekanan uap murni SO3 pada suhu T
x = fraksi mol
P
xPo
1 dalam praktek
P
xPo
P
wPo
1
, Po
f (T )
Gambar 1.22. Diagram alir pabrik asam sulfat proses kontak menggunakan pembakaran belerang dan absorpsi tunggal
dengan injeksi udara antartahap
Gambar 1.23. Diagram alir pabrik asam sulfat proses kontak menggunakan pembakaran belerang dan absorpsi ganda
dimasukkan gas hasil pembakaran yang suhunya 600oC. Gas yang keluar
bersuhu 200oC digelembungkan melalui asam yang encer ke dalam drum
pendingin. Gas ini keluar pada suhu 90-150oC Kabut asam yang terbawa
diambil dengan Cottrell
Kelemahan dari alat ini adalah:
-
sehingga
Bahan pengoksidasi
Larutan asam sulfat dipekatkan secara ekonomis sampai 93% berat H2SO4. Jika
diinginkan hasil yang lebih pekat, maka dibuat dengan melarutkan SO3 di dalam
H2SO4.. Asam sulfat dijual dalam bentuk larutan H2SO4 di dalam air dan larutan SO3 di
dalam H2SO4 (Oleum). Asam sulfat membentuk bermacam-macam hidrat yang
menyebabkan adanya ketidakteraturan dalam hubungan kekuatan asam sulfat
dengan gravitas spesifik dan titik bekunya.
Tabel 1.1. Berbagai hidrat asam sulfat
Contoh soal:
1. Pada pembuatan oleum, susunan gas yang masuk mengandung SO 3 9,9%.
Temperatur 316oF dan tekanan 820 mmhg. Gas keluar dari puncak kolom
masih mengandung SO2 =1,7%, T=123oF. Yang keluar pada dasar kolom:
oleum 26%, T=122oF. Hasilnya dicampur dengan H2SO4 98%, T=80oF. Hasil
akhir oleum 20% sebanyak 22.800 lb/hari. Suhu udara luar =50oF. Buatlah
neraca massa secara menyeluruh dan pada setiap bagian. Berapa kalor yang
harus dihilangkan? Berapa konsentrasi oleum maksimal yang dapat dibuat?
2. Asam sulfat 70% sebanyak 1 ton pada suhu 35 oC akan dipekatkan menjadi
asam sulfat 94%. Pada proses pemekatan, H2SO4 yang hilang bersama air
sebesar 4% dari asam sulfat murni dalam umpan. Diketahui titik didih asam
sulfat 70% =170oC, kapasitas panasnya co, kalor penguapan asam sulfat
98,5% adalah c kcal/kg asam sulfat murni, dan kalor pemekatan asam sulfat
70% sampai 98,5% (termasuk kalor untuk menguapkan air) dinyatakan dalam:
Hr = a+bk, k adalah kadar asam sulfat awal dan a dan b adalah konstante.
Hitunglah kalor yang diperlukan untuk memekatkan asam sulfat!
BAB III
SENYAWA NATRIUM
Senyawa Natrium
pengolahan bahan kimia. Misalnya untuk industri sabun & dan deterjen, kaca, obatobatan, pulp dan kertas, pupuk, bahan peledak, pelarut, petrokimia dan industri
kimia lainnya. Penggunaannya hampir setingkat dengan asam sulfat dan ammonia.
Senyawa Natrium yang akan kita bahas dalam bab ini adalah:
1. Soda abu / Na2CO3 dan natrium bikarbonat
2. Soda kaustik /NaOH
3. NaCl
Sabun
migas
zat warna
Kaca
fotografi
sirlak
Obat-obatan
kulit
gas lampu
Kertas
pertanian
metalurgi
Keramik
pelunakan air
gula
Tekstil
bahan makanan
bahan kimia
Proses :
1. Le Blanc
2. Solvey
Jurusan Teknik Kimia 47
Selain melalui proses di atas, di pasaran juga terdapat soda alam yang
berasal dari endapan trona. Trona adalah natrium seskuikarbonat (Na 2CO3.
NaHCO3.2H2O) alami.
Trona tidak memerlukan banyak pengolahan, hanya pelarutan klasifikasi,
filtrasi, kristalisasi bergantung pada suhu dan konsentrasi CO2. Hasil akhirnya adalah
seskuikarbonat, natrium karbonat monohidrat, atau natrium bikarbonat.
Air asin dari danau Searles yang mengandung borak juga dapat diproses
menjadi soda abu melalui proses karbonisasi. Seperti pada gambar 2.1 Karbonisasi
dilakukan pada tekanan 93kPa. Karbonisasi mengkonversi karbonat menjadi
bikarbonat, kemudian garam-garam air asinnya dibilas keluar, lalu dikeringkan dan
dipanaskan. Dengan cara ini CO2 didorong keluar untuk kemudian digunakan lagi.
CO2 selebihnya dipulihkan dari gas buang cerobong asap melalui absorbsi dengan
monoetanolamina. Produk yang putih diperoleh melalui pemutihan dengan NaNO 3
dan pembakaran pada suhu tinggi.
kokas (sumber C)
Reaksi utama:
2NaCl + H2SO4
Na2SO4 + 2HCl
Na2SO4 + 4C
Na2S + 4CO
Na2S + CaCO3
Na2CO3 + CaS
Langkah-langkah:
1. Reaksi pembentukan Na2SO4
2. Reaksi reduksi
3. Reaksi pembentukan Na2CO3
4. pelarutan abu hitam
5. Pengolahan cairan hijau untuk menghasilkan Na2CO3
Pada saat pertama kali dijalankan secara komersial, reaksi dijalankan di dalam
furnace gas. Hasil pembakaran batubara dilewatkan campuran reaksi dan
membawa keluar HCl(g) yang menyebabkan pencemaran lingkungan yang hebat.
Reaksi selanjutnya dijalankan di dalam pot-and-muffle furnace. Bahan
reactor
150-180oC
>200oC
NaHSO4(p) + HCl(g)
Na2SO4(p) + HCl(g)
-Q
(1)
-Q
(2)
Zat padat yang diperoleh dikeluarkan jika HCl sudah habis (keluar).
Diharapkan tidak ada asam sulfat yang keluar karena mahal sehingga NaCl dibuat
berlebih dan
Jurusan Teknik Kimia 50
Reaksi (1) terjadi di pan A dan dipilih T < 150C supaya tidak terbentuk buih. HCl
(pan gas) keluar melalui B.
Reaksi (2) terjadi di muffle D, HCl (reactor gas) keluar melalui F
HCl dari F dan B dialirkan ke absorber HCl.
Na2S + CO(g)
Na2CO3(p) + CaS(p)
-Q
(3)
-Q
(4)
Umpan: salt cake hasil tahap I : batu kapur (CaCO3) : batu bara = 2 : 2 : 1
Campuran dipanaskan sehingga terjadi reaksi (3)
(reaksi reduksi; titik lebur Na2SO4 = 884C; Treaksi = 900-1000C)
Reaksi (3) merupakan reaksi karbonatasi; Treaksi = 900-1000C
dipasang pengaduk
dapat
dipisahkan/diambil.
-
Daya larut Na2CO3 lebih besar dari CaS sehingga pemisahan dilakukan dengan
ekstraksi.
Na2CO3
: 45%
CaS
: 30%
OS
: 10%
CaCO3
:5%
Lain-lain
: 10%
Ca(OH)2
Ca(OH)2
2NaOH + CaCO3
cairan hijau
zat padat
Na2CO3 +
H2O
Na2CO3 + H2S
b. Larutan disaring lalu dipekatkan (sumber panas: gas dari black ash furnace
kontak dengan permukaan cairan, supaya tidak terbentuk kerak karbonat
yang keras di dasar tangki)
c. Pengkristalan Na2CO3.
CO2
Na2SO4
Abu hitam
C
CaCO3
H2O
Cairan
hijau
Gas CO2 dari
cerobong asap
b.
Dapat juga diolah menjadi gas Cl2 yang digunakan sebagai bahan bleaching
pada pabrik pulp/tekstil atau sebagai bahan desinfektan.
Mn(OH)2 + CaCl2
MnO2 + H2O
Gas klor yang dihasilkan mempunyai konsentrasi yang cukup tinggi namun tidak
ekonomis karena sebagian Cl berubah menjadi CaCl2 yang stabil
b. Proses Deacon
Prinsip : oksidasi HCl dengan menggunakan katalis CuCl2
Reaksi :
4HCl + O2
CuCl2
2H2O + 2Cl2
+Q
O2 dari udara.
T < 430C kecepatan reaksi sangat lambat meskipun kesetimbangan bergeser ke
kanan konversi tidak komersial.
T > 460C CuCl2 menguap dan terbawa aliran gas.
Reaksi dijalankan pada 450C, 1 atm.
Konversi HCl: 65%.
Contoh penerapan proses deacon di industri adalah pada pembuatan klorobenzen
Reaksi :
4HCl + O2
C6H6 + Cl2
CuCl2
2H2O + 2Cl2
+Q
C6H6 Cl + HCl
+Q
HCl <<
H2O
Cl2
HCl
O2
H2O
dari proses Weldon kalah dengan Cl2 hasil elektrolisis NaCl. Tetapi prosesproses ini tetap harus dijalankan karena alasan lingkungan.
NaHCO3(aq) + NH4Cl(aq)
NaHCO3(s)
Reaksi ini bisa terjadi karena Ksp NaCl >> Ksp NaHCO3, dan Ksp NH4HCO3 >> Ksp
NaHCO3.
Misal:
K1
s Na Cl .s NH 4 HCO3 ; K 2
s Na HCO3 .s NH 4Cl
K1
1 sehingga reaksi bergeser ke kanan.
K2
Pembentukan NH4Cl(s) tidak diinginkan karena pada saat kalsinasi bisa terjadi reaksi:
NaHCO3(s) + NH4Cl(s)
1. Brine purification
Lokasi pabrik dekat sumber brine yang melimpah dan murah.
Brine dipompa langsung dari tambangnya di bawah tanah atau dengan melarutkan
padatan NaCl larutan brine diinginkan pekat.
Pemurnian brine dilakukan dengan tujuan menghilangkan senyawa Ca, Mg, dan Fe
dari larutan. Caranya: cold-lime-soda process (penambahan Ca(OH)2 dan Na2CO3
dihasilkan endapan Mg(OH)2, Fe(OH)3, dan CaCO3).
Bagaimana jika dipakai ammonium karbonat, (NH4)2CO3, sebagai precipitant.
Sebagian (NH4)2CO3 akan mengendap sebagai double salts [(NH4)2CO3.MgCO3.4H2O]
(rugi kehilangan NH3) dan pembentukan NH4Cl yang menekan reaksi:
NaCl(aq) + NH4HCO3(aq)
NH4OH(aq)
+Q
Tahap selanjutnya adalah konversi NH4OH menjadi NH4HCO3 lalu bereaksi dengan
NaCl menjadi NaHCO3 Reaksi dijalankan di dalam 6 buah tower.
Tower I (carbonating tower): umpan gas CO2 encer (40% CO2) dari lime kiln.
Reaksi utama:
2NH4OH(aq) + CO2(g)
60oC
(NH4)2CO3(aq) + H2O(l)
+Q
2NH4HCO3(aq)
+Q
NaHCO3(s)
Ukuran kristal NaHCO3 dapat diatur dengan menjaga gradient suhu di dalam
tower secara tepat, yaitu: pada puncak menara T = 25C untuk mengurangi
pelepasan NH3; pada bagian tengah menara T = 60C untuk mencegah pembentukan
NH4HCO3 yang terlalu pekat (dapat berakibat kristal yang terbentuk lembut
ukurannya); pada bagian bawah menara T = 20 - 25C (pendingin air) lebih banyak
NH4HCO3 yang terbentuk dari penyerapan CO2 sehingga inti kristal NaHCO3
terbentuk dan tumbuh ketika slurry mengalir ke bawah.
Jika seluruh menara dijaga dingin, konsentrasi NH4HCO3 menjadi tinggi
sehingga pembentukan kristal NaHCO3 berlangsung cepat dan kristal yang dihasilkan
berukuran kecil-kecil dan sulit disaring. Setelah dioperasikan beberapa hari, pipapipa pendingin dan bagian dalam making tower (tower II s/d VI) tertutup oleh
kristal NaHCO3 (menghambat transfer panas) cara mengatasi:
tower II dijadikan tower karbonasi. Jadi umpan segar (larutan NaCl + NH 4OH) masuk
tower II bukan tower I kristal NaHCO3 di tower II akan larut lagi.
Hasil keluar dari dasar menara sebagai slurry NaHCO3 disaring dengan
continuous rotary vacuum filter akibatnya NH3 akan lepas dari NH4HCO3 semua
gas dialirkan ke final washer untuk merecovery NH3.
Filter cake adalah crude bicarbonate dengan komposisi:
H2O
: 13,9%
NaHCO3
: 75,6%
Na2CO3
: 6,9%
NH4HCO3
: 3,4%
NaCl
: 0,2%
: 193 g/L
NaCl
: 76,5 g/L
NH4HCO3
: 48,6 g/L
NaHCO3
: 7,0 g/L
(NH4)2SO4
: 4,5 g/L
3. Ammonia Recovery
Biaya kebutuhan NH3 per cycle > harga NaHCO3 yang diproduksi per cycle jadi
recovery NH3 sangat essensial .
Umpan ammonia recovery system:
a. Mother liquor dari vacuum filter + air
b. Sludge dari proses ammoniasi brine yang mengandung double salt.
c.
Sebelum masuk lime still, cairan keluar heater dicampur dengan larutan Ca(OH)2
(slurry) dan sludge dari proses ammoniasi brine di dalam lime tank.
Di dalam lime still, slurry dikontakkan dengan steam. NH3 akan terusir dari larutan.
Filter cake dari vacuum filter selanjutnya diumpankan ke rotary kiln (calciner). Untuk
menghindari melekatnya Na-bikarbonat basah pada dinding kiln, ditambahkan
Na2CO3 (20 s/d 50% dari total campuran Na2CO3 dan NaHCO3 basah).
Sebagai sumber panas adalah gas panas yang dihasilkan dari pembakaran di furnace.
Reaksi yang terjadi:
2NaHCO3 Na2CO3 + H2O + CO2
NH4HCO3 NH3 + H2O + CO2
Gas keluar calciner mengandung CO2 90% dialirkan ke tower II (making tower).
Cara lain (wet calcination):
Filter cake + air larutan NaHCO3 yang dihasilkan diumpankan ke stripping column
terjadi dekomposisi dengan bantuan steam menghasilkan larutan Na 2CO3
dievaporasi sehingga dihasilkan Na2CO3 padat.
Produk Na2CO3 dari rotary kiln berongga-rongga (sp. gr. = 0,5) tidak diinginkan
karena:
a. Biaya angkutan mahal.
b.
Pada pembuatan gelas (tersusun dari Na2O dan Na4Si) dipakai Na2CO3 yang
Na2CO3(p) + CaCl2(aq)
Tetapi reaksi ini tidak dapat dilakukan secara langsung karena kelarutan Na 2CO3 dan
CaCl2 jauh lebih besar dari kelarutan CaCO3.
NH3 bersifat volatile dan harganya mahal, padahal tidak semua NH3 bisa
terecovery.
b.
c.
d.
Setiap unit saling terkait erat dengan unit lain, sehingga trouble di satu
seksi akan langsung berakibat trouble di seksi lain.
Gambar 2.9. Diagram Proses pembuatan soda ash dengan proses solvay
Jurusan Teknik Kimia 67
2NaOH + CaCO3(p)
Ca(OH)2(p)
CaCO3 Mudah mengendap sehingga dapat dipisahkan dari NaOH
Karena CaCO3 diambil maka reaksi akan bergeser ke kanan.
r = k1 [Na2CO3] [Ca(OH)2] k2 [NaOH]2 [CaCO3]
pada keadaan setimbang, r = 0
k1 [Na2CO3] [Ca(OH)2] = k1 [NaOH]2 [CaCO3]
k1
k2
NaOH CaCO3
Na2 CO3
Ca OH
'
'
Na2 CO3
'
OH
CO3
NaOH
OH
CO3
Ca 2
Ca 2
sCa
=
OH
sCa CO3
3,98x10 5
=400
9,85x10 9
Ca2+ + 2OH -
Ca(OH)2
S = [Ca2+][OH- ]2
Ca2+ + CO32-
CaCO3
S = [Ca2+][CO3 2- ]2
[OH- ]
[Na+]
Na2CO3 mula-mula
2Na+ + CO32--
NaOH
Na+ + OH--
OH
OH
OH
Na
'
maka CO3
OH
K'
OH
OH
2
K'
OH
2 CO3
OH
CO3
persamaan menjadi :
K ' OH
K ' OH
K'
2 OH
K'
2 OH
Agar konversi besar, maka [OH-] <, akibatnya NaOH hasil encer
kelemahan dari pembuatan NaOH dari Na2CO3 adalah NaOH hasil encer sehingga
diperlukan pemekatan.
Memperkirakan konversi
[Na+] = [OH- ] + 2 [CO32-]
'
OH
CO3
2-
[CO3 ]
K
'
OH
CO3
OH
=
Na
2 OH
Na
OH
OH
K'
K'
K '2
8 K ' Na
4
K '2 8K ' Na
4 Na
Reaksi :
Na2CO3 + Ca(OH)2(l)
k1
k2
2NaOH + CaCO3(p)
BAB IV
SENYAWA FOSFOR
Penggunaan senyawa fosfat yang paling utama adalah untuk pupuk. Penggunaan
senyawa fosfat sebagai pupuk tanpa disadari sudah dipraktekkan jauh sebelum
fosfor ditemukan oleh ahli kimia Jerman, Brand pada tahun 1669. Sejaqk 200 tahun
sebelum Masehi, bangsa Kartego sudah menggunakan kotoran burung untuk
meningkatkan hasil ladangnya. Pada Tahun 1842 John B Lawes mengolah abu tulang
dengan asam sulfat dan mendapatkan paten. Proses inilah yang merupakan awal
dari industri fosfat yang sekarang menjadi industri dasar bagi industri pupuk. Tidak
lama setelah itu di Inggris ditemukan bijih fosfat dengan berbagai kualitas.
Bahan Baku :
-
tulang
kotoran burung
Kegunaan :
-
Penambangan
Di Florida, batuan fosfat keras maupun fosfat kerakal (pebble) keduanya ditambang.
Eksploitasi batuan fosfat keras sangat terbatas, sedangkan endapan kerakal yang
terdapat dengan lapisan penutup rata-rata setebal 6 m lebih banyak ditambang,
tetapi nilai fosfatnya terlalu rendah.
Di Tennessee terdapat 4 jenis batuan fosfat yaitu fosfat modul, fosfat biru, fosfat
putih dan fosfat coklat. Dewasa ini hanya fosfat coklat saja yang ditambang denga
tambang terbuka metode kering. Batuan ini mengandung sekitar 75% fosfat tulang
gamping atau BPL (bone phosphate of lime) tetapi karena tercampur dengan bahanbahan dididing, kandungannya rata-rata mendekati 70% BPL.
Pengolahan
Fluorapatit 3Ca3(PO4)2.CaF2 atau Ca5F(PO4)3 tidak dapat langsung digunakan karena
ada Fluor yang menyebabkan batu fosfat sukar larut dalam air, oleh karena itu Fluor
harus diusir.
Cara :
1. Pemanasan dengan temperature tinggi. Tetapi cara ini tidak ekonomis
2. ditambahkan asam sulfat agar kadar fosfor antara SP dan TSP.
3. ditambahkan asam fosfat, jika hasil yang diinginkan adalah senyawa TSP
4. direaksikan dengan karbon pada temperature tinggi, jika hasil yang
diinginkan adalah asam fosfat
5. ditambahkan asam sulfat dan asam sulfat jika hasil yang diinginkan adalah SP
36, senyawa fosfor dengan kandungan P2O5 36%
Reaksi:
1. Ca5F(PO4)3 + H2O
1400 oC
Ca5OH.Ca3(PO4)3 + HF
10CaSO42H2O + 6H3PO4 + HF
+Q (1)
2Ca5F(PO4)3 + 7H2SO4+17H2O
2Ca5F(PO4)3+H2SO4+(2+3x)H2O
CaSO42H2O
: gips
CaH4(PO4)2H2O
CaHPO42H2O
: dikalsiumfosfat (DCF)
Reaksi (3) yang paling diharapkan karena DCF memiliki daya larut yang cukup besar
dan keasaman relatif kecil.
Jika dipilih
H 2 SO4
Ca5 F ( PO4 ) 3
4
,
2
Jika dipilih
H 2 SO4
Ca5 F ( PO4 ) 3
Untuk Industri dipilih
7
,
2
H 2 SO4
Ca5 F ( PO4 ) 3
5,5
2
Hasil Reaksi berupa campuran DCF, MCF dan gips sebagai inert.
Kadar P2O5 antara 18-20% (Superfosfat). Jika diinginkan kadar P2O5 meningkat,
maka asam sulfat diganti dengan asam fosfat.
Ukuran Fosfat yang digunakan adalah 100 mesh, semakin halus semakin baik.
Usaha menyempurnakan reaksi:
1. Perbandingan
H 2 SO4
Ca5 F ( PO4 ) 3
5,5
2
SUPERFOSFAT
Proses Pembuatan superfosfat :
1. Proses Den
2. Proses Pembutiran (Granulasi)
3. Proses Sinambung/ Kontinyu (Broadfield process)
Proses Den adalah proses batch. Batuan fosfat dicampur dengan asam sulfat di
dalam mixing pan. Campuran tersebut disempurnakan selama 2 menit. Kapasitas
pada proses ini antara 100 sampai 400 ton.
Jika pada proses Den setelah pematangan dilakukan pencampuran di mixing grade,
Pada Proses granulasi, setelah pematangan sebagian dicampurkan ke dalam mixing
grade, sebagian lagi dikeringkan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.1
Reaktor yang digunakan:
1. Tangki berpengaduk
2. granulator
3. Kerucut ganda
Superfosfat yang dihasilkan sesuai dengan proses yang digunakan. Hasil dapat
berupa:
1. butir (granul) dibuat di dalam pencampur kerucut (cone - mixer)
2. serbuk
3. Pelet
Asidulasi batuan fosfat
Reaksi :
2Ca3(PO4)2 + 2H2SO4 + 4H2O
2CaF2 + H2SO4 + 2H2O
CaH2(PO4)2 + 2CaSO42H2O
CaSO42H2O + 2HF
4HF + SiO2
SiF4
+ 2H2O
SiF4 + 2H2O
SiO2 + 2H2SiF6
Reaksi utama:
Proses Pembuatan
1. Persiapan batuan fosfat
2. Pencampuran dengan asam
3. Pematangan, pengeringan, dan penyelesaian reaksi
4. Penggilingan dan pengantongan produk jadi.
Jika dilakukan penggilingan bahan baku sampai kehalusan 70-80% lolos ayakan 200
mesh, pemisahan dengan bantuan udara, maka diperoleh keuntungan sebagai
berikut:
-
Proses Kontinyu
-
Batuan fosfat yang telah digiling (90% lolos 100 mesh) diumpankan ke dalam
pencampuran 2 kerucut (TVA). Perbandingan asam sulfat dan bubuk tertentu
Asam dan air diumpankan secara tangensial agar dapat bercampur dengan
batu fosfat dengan baik
Uap dibasuh dengan semprotan air untuk menyingkirkan asam serta fluorida
sebelum dibuang ke atmosfer
Proses:
-
Amoniasi
10Ca(H2PO4)2H2O +2HF
Pada reaksi ini tidak terbentuk kalsium fosfat yang menyebabkan campuran
menjadi encer.
Proses Pembuatan :
-
Batuan fosfat gilingan dicampur dengan asam fodfat dalam reaktor tangki
berpengaduk 2 tahap.
Gas yang keluar dari granulator dan pendingin dibasuh dengan air untuk
menyingkirkan silikofluorida.
ASAM FOSFAT
Bahan Baku
: Batu Fosfat
Proses
: 1. Proses Basah
2. Proses Thermal.
Proses Basah
Reaksi :
2Ca5F(PO4)3 + 10H2SO4 + 20H2O
+Q
secara sederhana :
Ca3(PO4)2 + 3H2SO4 + 6H2O
2H3PO4 + 3CaSO42H2O
Proses :
-
Batuan fosfat mentah atau yang telah dikalsinasi dicernakan dalam H2SO4
Pengadukan sulit
asam sulfat yang dipakai dibatasi sehingga konsentrasi asam sulfat hasil
maksimum.
-
HF diisap keluar
Produk :
-
Batu fosfat mengandung pengotor berupa CaCO3 dan SiO2, sehingga ada reaksi
samping.
CaCO3 + H2SO4
4HF + SiO2
+ 2H2O
2SiF4 + 2H2O
SiO2 + 2H2SiF6
H2SiF6 + Al2O3
2AlF2 + SiO2
Asam fosfat hasil tidak bisa langsung dipakai untuk pabrik makanan karena banyak
mengandung logam (seperti Fe) dan Fluor. Logam dan Fluor halus dihilangkan
terlebih dahulu.
Misalnya : Fe dialiri gas H2S sehingga menghasilkan FeS.
Gambar 4.4. Filter panci miring Bird Prayon untuk membuat asam Fosfat
Proses Termal
-
Reaksi :
2Ca5F(PO4)3 + 9SiO2 +15C
4P + 5O2
P2O5 + 3H2O
1600-1800oC
(1)
2P2O5
2H3PO4
(2)
(3)
SiO2 merupakan bahan baku penting yang diperlukan untuk membentuk CaSiO 2 yang
stabil pada suhu tinggi. SiO2 juga bertindak sebagai asam.
Dalam Pembuatan Fosfor, Fluornya tidak dipulihkan. Terak yang yang dikeluarkan
dari tanur dijual sebagai ballast atau agregat, atau pengisi.
Keuntungan prroses termal :
Batu fosfat dengan kemurnian yang rendah dapat digunakan sebagai bahan baku,
tetapi kadar P2O5 tidak boleh kurang dari 25%.
Alat yang digunakan :
1. Reaktor
2. Pembakar fosfor
3. Menara Penyerap P2O5
Reaksi (1)
Reaksi reduksi ini memerlukan Temperatur tinggi dan kalor reaksi.
Sumber kalor :
1. Busur listrik (mahal), tetapi suasananya benar-benar reduksi
2. Pembakaran bahan bakar (padat/gas). Suplai kalor terus menerus, udara sisa
yang tidak ikut bereaksi bisa mengganggu proses reduksi. Agar suasana
benar-benar reduksi, kokas/bahan bakar dibuat berlebih
Usaha untuk mempercepat reaksi dan menggeser kesetimbangan:
1. Menaikkan temperatur (+ 1800oC). Jika terlalu tinggi alat tidak kuat/tahan.
2. Memperluas bidang kontak
Pencampuran dilakukan sebelum reaksi. Batu fosfat, SiO2 dan C dihaluskan
terlebih dahulu lalu dicampur dengan perbandingan tertentu.
Asam fosfat dari proses termal banyak digunakan pada industri makanan seperti
industri baking powder.
Reaksi :
Ca(OH)2 + 2H3PO4
Na2SO4 + Ca3(PO4)2
(sludge)
Jika sudah berbentuk sludge akan sangat mudah di blow down karena sangat lunak.
Tabel pembuatan asam fosfat proses basah dan proses termal/tanur listrik
Asam Fosfat
Asam Fosfat
Proses Basah
Batuan fosfat digiling halus dan Batuan fosfat digiling dan diayak
dijadikan pulp di dalam tangki Batuan dan pasir dicampur dengan
NATRIUM FOSFAT
Kegunaan :
-
Pengolahan air
Penahan api
Detergen
Pembersih
Fotografi.
M.S.P. dan D.S.P terbuat dari asam fosfat dan soda abu.
Reaksi :
Na2CO3 + 2H3PO4
Na2CO3 +
H3PO4
T.S.P. dibuat dari asam fosfat, soda abu dan soda kaustik untuk menggantikan
hydrogen ke tiga di dalam asam fosfat tersebut
Gambar 4.6. Diagram Proses pembuatan Disodium fosfap dan Trisodium Fosfat
NATRIUM POLIFOSFAT
Asam fosfat kondensasi atau molekul dehidrasi , serta garam-garamnya mengandung
perbandingan mol H2O/P2O5 kurang dari 3 dan lebih besar dari 2 serta satu unit ran
tai P-O-P. Jenis yang paling banyak digunakan adalah garam-garam polifosfat,
pirofosfat (M4P2O7), dan tripolofosfat (M5P3O10)
Proses pembuatan Natrium Polifosfat:
-
soda abu dan asam fosfat 75% direaksikan dalam tangki pencampur
PIROFOSFAT
Tetrasodium pyrophosphate /TSPP (Na4P2O7)
Digunakan sebagai :
-
sabun
pembangun detergen
Pembuatan :
Asam fosfat direaksikan dengan soda abu menghasilkan D.S.P. kemudian dikeringkan
sehingga menghasilkan Na2HPO4 anhidro atau dikristalkan untuk membuat
Na2HPO4.2H2O atau Na2HPO4.7H2O.
Senyawa tersebut dikalsinasikan pada suhu tinggi di dalam tanur putar dengan
pembakaran minyak ataiu gas dan menghasilkan TSPP
Reaksi :
2Na2HPO4
2Na2HPO4.2H2O
Na4P2O7 + H2O
Na4P2O7 + 5H2O
Natrium asam pirofosfat yang tak higroskopis banyak digunakan sebagai bahan
pengembang kue dengan melakukan dehidrasi tak sempurna terhadap mononatrium
asam pirofosfat pada suhu 160oC selama 6 sampai 12 jam.
BAB V
SENYAWA KALIUM
Ekstraksi abu kayu dengan air dapat menghasilkan larutan KOH-K2CO3. Kalium
diambil dari tanah oleh tumbuh-tumbuhan yang bertindak sebagai konsentrator
yang menguras kalium dari tanah. Kalium ini dikembalikan ke tanah apabila tanaman
tersebut membusuk di tempat atau diganti dengan penambahan kalium dari luar.
Kegunaan :
Lebih dari 90% garam kalium digunakan pada ristal pupuk, kebanyakan sebagai
pupuk campuran.
Sumber :
-
Mineral
Air asin
Nabati
Mineral :
-
Kainit (KCl.MgSO4.3H2O)
- Langbeinit (KCl.2MgSO4)
Polihalit (K2SO4MgSO4.2CaSO4.2H2O)
- Glaserit (3K2SO4Na2SO4)
Karnalit (KCl.MgCl2.6H2O)
- Leonit (K2SO4.MgSO4.4H2O
93
Sumber garam domestic lainnya adalah Danau Searles di Trona, California, yang
sebetulnya adalah garam natrium padat yang dirembesi oleh larutan garam
kompleks jenuh.
Endapan KCl di Moab, Utah, ditambang dengan cara pelarutan.
Air garam dari Great Salt Lake diolah dengan menguapkan di bawah tenaga matahari
untuk menghasilkan K2SO4 bersama dengan mineral lain.
: 16,35%
Na2SO4
: 6,96 %
KCl
: 4,75%
Na2CO3
: 4,74%
Na2B4O7
: 1,51%
ristal yang
tebalnya sekitar 20-30m. lapisan kedua terdiri dari Lumpur sekitar 4-5 m, lapisan
ketiga adalah garam sekitar 8 m dan lapisan dasar adalah Lumpur yang celahnya
terisi oleh urat-urat garam yang tipis.
Proses Pengolahan.
-
Air garam dipompakan dari celah-celah badan garam dari lapisan I dan III.
Kristalisasi boraks
94
Gambar5.1. Diagram proses pembuatan KCl dan Boraks dengan proses Trona
95
Sivinit + air
Dipanaskan
Disaring
NaCl mengkristal
Didinginkan
KCl dipungut
sebagai Kristal
Cairan induk tersebut dipanaskan sampai suhu 110oC . Kristal NaCl yang
terbentuk akan terpisah dari cairan KCl yang masih mengandung sedikit NaCl.
Di dalam bejana larutan yang kaya KCl didinginkan sampai suhu 27oC dan KCl
keluar dari larutan, kemudian dipompakan dalam suspensi ke dalam tangki di
mana sebagian besar cairan itu didekantasi melalui pencuci kemudian
digunakan lagi.
Kristal hasil pengentalan disaring, dicuci dan dikeringkan di dalam filter oliver.
96
Sisa dari proses ini yang sebagian besar terdiri dari NaCl setelah melewati alat
sentrifugasi Bird yang menyingkirkan air garam yang mengandung kalium,
dibawa keluar ari pabrik itu ke tempat penampungan limbah.
: NaCl lebih mudah dibasahi oleh solven dari asam lemah tertentu. Solven
tidak melarutkan NaCl dan KCl.
Prinsip proses seperti ini ada pada pada pembuatan Kalium bisulfat.
8 K2SO4 + 2MgCl2
KCl berlebih agar semua MgSO4 menjadi MgCl2 digunakan KCl jenuh dengan
kelebihan + 25%
K2SO4 + 2Mg(OH)2
Dipekatkan lalu
dikristalkan
97
Gambar 5.3. Diagram Proses pembuatan KCl dari Silvinit dengan menggunakan pelarutan aliran kontinyu untuk proses
pemurnian larutan panas
98
dipekatkan hingga diperoleh Kristal K2SO4, sementara itu H2SO4 dapat digunakan lagi.
99
BAB VI.
SENYAWA NITROGEN
Gambar 5.1. Bahan baku yang digunakan untuk membuat ammonia dan pupuk
nitrogen.
Kurang lebih 95% dari hidrogen yang diperoleh berasal dari gas bumi dan
hidrokarbon lainnya.
Sintesa Amonia.
Amonia adalah suatu bahan baku utama yang digunakan dalam industri dan
pertanian.
100
CO + 2H2
Produk samping selaion gas sintesa adalahCO2 dan H2O yang berasal dari
pembakaran.Aplikasi skala komersial diperkenalkan oleh Shell dan Texaco, tanpa
katalisator, reaksi berlangsung cepat dan eksotermis. Gas sintesa yang dihasilkan
101
CO + 2H2
HoR = 59 kkal/mol
HoR = - 41,2 kkal/mol
C + CO2
Reaksi reformasi CO2 ini lebih cocok untuk rasio H2 : CO rendah, sehingga reaksi
kedua tidak terjadi (tidak terbentuk karbon)
3. Reformer Kukus
Reaksi ynag terjadi adalah :
CH4 + H2O
CO + 3H2
Reaksi ini berlangsung pada suhu tinggi dan bersifat sangat endotermis. Katalisator
yang digunakan adalah Nikel dengan pengemban Alumina. Reaksi lain yang terjadi
adalah:
CO + H2O
CO2 + H2
Reformasi kukus lebih cocok untuk rasio H2 : CO tinggi sehingga secara teknis dan
ekonomis menguntungkan. Selain itu bahan baku masih cukup tersedia yaitu air dan
gas alam.
Pemilihan senyawa Hidrokarbon didasarkan pada rasio H2/C, semakin besar
rasionya, H2 yang dihasilkan semakin besar.
Reformasi kukus menurut Forment, 1989:
Reaksi ini menggunakan katalisator Ni yang tahan terhadap tekanan tinggi dan
temperatur tinggi. Reaksi tersebut bersifat endotermis, sehingga berlangsung baik
pada temperatur tinggi. Berdasarkan stoikiometris, reaksi akan berlangsung baik
pada tekanan rendah, namun dibuktikan bahwa lebih ekonomis jika dioperasikan
pada tekanan tinggi.
102
CO2 + C(s)
CO + H2
1.
103
Desulfuriser
Gas alam biasanya masih mengandung senyawa belerang organik maupun
anorganik, senyawa belerang tersebut harus dihilangkan karena merupakan rasu
katalis yang bersifat permanen dan temporer. Desulfuriser ini dibuat menjadi 2 buah
vessel. Bagian yang pertama berfungsi ujtuk mengubah sulfur organik menjadi sulfur
anorganik dengan katalis Cobalt Molibdate (CoMo)
Reaksi yang terjadi:
RSH + H2
H2S + RH
Vessel bagian kedua berfungsi untuk menyerap sulfur anorganik dengan penyerap
ZnO.
Reaksi yang terjadi:
H2S + ZnO
ZnS +H2O
Penghilangan Air
Air akan mengganggu proses pemisahan hidrokarbon berat karena berubah menjadi
padatan yang dapat membuntukan pipa-pipa.
Air diserap dengan trietilen glikol.
Penghilangan CO2
CO2 dihilangkan dengan penyerapan menggunakan larutan benfield.
104
CO + 3H2
(1)
CH4 + 2H2O
CO2 + 4H2
(2)
3H2O
56789 kkal/mol
(3)
2CO + O2
2CO2
67636 kkal/mol
(4)
CH4 + 2O2
CO2 + H2O
191760 kkal/mol
(5)
CH4 + H2O
CO + H2
-49270 kkal/mol
(6)
105
Panas reaksi yang dihasilkan dari reaksi 3, 4, dan 5 digunakan untuk reaksi 6.
sehingga temperatur naik dan dibatasi sekitar 1200oC. Untuk melindungi Kontak
langsung katalis dengan panas maka digunakan Alumina ball.
Gas Alam
PRIMARY
REFORMER
CH4 10-11%
STEAM
SECONDARY
REFORMER
RAW SYN GAS
CH4 0.3-0.4 %
UDARA
CO Shift Convertion
CO dan CO2 merupakan racu katalis pada pada konverter amonia sehingga harus
dihilangkan. Reaksi yang terjadi adalah :
CO + H2O
CO2 + H2
(8)
HTS
CO 3.2%
kat Fe2O3
106
CO 3.2%
LTS
CO 0.3%
1. HT Shift Converter
Reaksi dilangsungkan pada temperatur tinggi. Katalis yang digunakan adalah Fe2O3.
Temperatur aktif katalis adlah 300oC-450oC. Gas Sintesa masuk pada 300oC dann
keluar pada suhu sekitar 380oC
2. LT Shift Converter
Reaksi dilakukan pada temperatur rendah. Katalis yang digunakan adalah CuO,
dengan temperatur aktifnya 180-270oC. Gas sintesa masuk masuk pada temperatur
200oC dan keluar pada temperatur 212oC
LTS terdiri atas 2 bed. Bagian atas berisi ZnO untuk menyerap H2S yang masih ada
(jika kadar S dalam gas alam tinggi). H2S harus dihilangkan karena merupakan racun
bagi katalisator CuO. Bagian bawah berisi CuO. Unit HTS dan LTS kadang dimasukkan
dalam unit pembuatan syn gas karena menghasilkan H2.
1-2
ppm
masing-masing
komponen memiliki fungsi yaitu V2O5 sebagai corrosion inhibitor, DEA sebagai
activator, dan UCON sebagai di absorber. Aktivator DEA dapat mengalami degradasi
karena pengaruh suhu dan warnanya akan berubah menjadi hitam (menjadi senyawa
polimer dengan berat molekul yang tinggi)
107
Jenis activator lain yang dapat digunakan adalah ACT-1 yang merpakan senyawa
amin dengan molekul yang lebih stabil sehingga tidak mudah terdegradsi.
Selain larutan Benfield, dapat juga digunakan larutan penyerap lain seperti
MEA (monoethanolamine), DEA (diethanolamine), MDEA (methyldiethanolamine),
dan DGA (diglycolamine)
Larutan penyerap yang baik harus memenuhi 2 aspek yaitu:
1. Aspek teknis, seperti :
a. kapasitas penyerapan terhadap CO2
b. Energy stripping kecil
c. Viskositas kecil agar energy untuk pemompaan kecil
d. Tingkat korosi rendah
e. Stabil (tidak mudah terdegradasi, tidak volatile)
2. Aspek ekonomis yaitu murah dan mudah didapat
MEA mempunyai sifat basa yang lebih kuat disbanding DEA, sehingga akan lebih
reaktif terhadap gas CO2 dan membentuk ikatan yang lebih kuat. MEA biasanya
untuk operasi penyerapan pada tekanan rendah dan untuk spesifikasi gas keluar
yang ketat. DEA biasanya digunakan untuk operasi pada tekanan sedang atau tinggi.
Beberapa kelebihan DEA dibandingkan MEA:
DEA
MEA
Tekanan uap lebih rendah (1/30 tekanan Tekanan uap lebih tinggi
uap MEA), solven yang hilang karena solven yang hilang karena penguapan
penguapan kecil
lebih besar
Energi untuk regenerasi lebih rendah
2KHCO3
108
Gas CO2 yang keluar dari absorber diharapkan maksimum 0.1 % mol gas kering.
Larutan yang kaya CO2 dilewatkan dari dasar menara menuju puncak menara
stripper .
Reaksi yang terjadi di stripper:
2KHCO3
syn gas
CO2 0.1%
syn gas
CO2
untuk urea
Absorber
Stripper
CO2 19%
CH4, Ar
Lar. Benfield
Methanator
Gas CO2 dan CO yang tidak terkonversi di HTS/LTS atau tidak terserap di absorber
CO2 diubah menjadi methan dengan katalis Ni di dalam methanator. Gas CO2 dan CO
harus dihilangkan karena merupakan racun katalis di konverter amonia.
Reaksi yang terjadi di methanator:
CO + 3H2
CO2 + 4H2
109
Kompresi
Setelah melalui proses methanasi pada tekanan sekitar 2,75 Mpa, campuran H 2 dan
N2 dengan perbandingan 1 : 3 itu dinaikkan tekanannya sampai kira-kira 20 Mpa
dengan bantuan kompresor sentrifugal.
Reaksi Katalitik
N2 + 3H2
2NH3
Reaksi ini sangat eksotermik, Reaktor dirancang sedemikian rupa agar tidak terjadi
pemanasan yang berlebihan. Tujuannya :
-
untuk menjaga suhu agar tetap pada tingkat optimum bagi konversi
110
111
Biaya yang diperlukan untuk pembuatan ammonia bergantung pada , tekanan, suhu,
katalis dan bahan baku yang digunakan. Dewasa ini masalah pemulihan kalor dan
pendaur-ulangan terus dikembangkan untuk mendapatkan proses yang optimal.
Pabrik ini menjadi lebih kompleks berhubung adanya kebutuhan menghemat energi,
di samping untuk persaingan di pasaran juga untuk mempertahankan harga
ammonia pada tingkat yang rendah. Ada beberapa pabrik ammonia yang
menghasilkan steam untuk dijual ke luar.
112
113
Sintesa Urea.
a. Pembentukan Amonium Karbamat
2NH3 + CO2
NH2COONH4
Reaksi (1) berlangsung sangat cepat dan sempurna, sedangkan reaksi (2) sangat
lambat dan tidak berlangsung sempurna (40-70 %), tergantung pada
kondisi proses
Reaksi samping:
2NH2CONH2
NH2CONHCONH2 + NH3
(3)
(biuret)
Biuret adalah racun babagi tanaman sehingga pembentukannya harus dihindari. Cara
yang dilakukan adalah dengan memasukkan amoniak dan CO2 searah.
Hasil reaksi sintesa:
Campuran urea, Amonium karbamat, air, ammonia, biuret dalam jumlah yang sangat
kecil.
114
Reactor tegak dengan tray yang berlubang agar terjadi kontak cairan dan gas
lebih lama sehingga hasil urea lebih banyak.
115
Dekomposisi
Larutan urea harus dipisahkan dari campuran hasil reaksi
Dekomposisi dilangsungkan dalam 3 tahap agar CO2 dan Amoniak dapat dipisahkan
dengan sempurna. Tahapan tersebut adalah:
1. high pressure decomposer (17 kg/cm2), T= 160oC
2. low pressure decomposer (2,5 kg/cm2), T= 40oC
3. gas separator (atmosferis)
komposisi masuk decomposer adalah: urea, air, biuret, ammonium karbamat dan
NH3 sisa. Reaksi yang mungkin terjadi adalah:
NH2COONH4
NH3 + CO2
(a)
NH2CONH2 + H2O
2NH3 + CO2
(b)
Reaksi (a) dapat menurunkan jumlah urea hasil, reaksi (b) dapat terjadi jika
temperatur tinggi, tekanan rendah, dan waktu reaksi lebih lama.
Supaya biuret yang terbentuk minimum, maka :
t antara 1-5 detik
T lebih rendah dari 110oC
Jumlah NH3 besar
Recovery
-
Resirkulasi total : CO2 dan NH3 dari seksi dekomposisi dialirkan ke reactor dalam
bentuk larutan
Resirkulasi sebagian : CO2 dan NH3 diserap dengan larutan urea kemudian
dialirkan ke reactor sebagai recycle, NH3 sisa ke absorber (ammonia proses).
116
Pada proses pembutiran masalah yang terjadi adalah terbentuknya biuret. Biuret
dapat terbentuk jika temperatur terlampau tinggi sehingga Temperatur harus
dibatasi. Biasanya dibantu dengan menyemprotkan udara dingin.
117
DAFTAR PUSTAKA
118