Anda di halaman 1dari 6

Artikel Akustik # 3

Mendapatkan suara terbaik di ruang dengar dengan


pengaturan penempatan speaker dan posisi dengar
Ruangan yang yang memadai akan menghasilkan efek kualitas suara yang baik. karakter
akustik ruang pendengar harus menjadi bahan pertimbangan dalam merencanakan
susunan perangkat audio anda. Setiap ruang dengar memiliki sifat suara tersendiri.
Ruang yang tepat dapat membantu mendapatkan hasil terbaik dari perangkat yang
sederhana sebaliknya ruang yang kurang tepat dapat membuat suatu perangkat hebat
bersuara ambur adul.
Salah satu aspek yang terpenting dalam perencanaan akustik adalah penempatan speaker
dan posisi dengar disamping yang sudah dibahas dalam artikel pertama dan kedua
mengenai resonansi dan gema ruang.
Penempatan loudspeaker
Masalah yang paling mendasar beberapa ruang dengar adalah minimnya penempatan
loudspeaker. Penempatan speaker yang benar adalah salah satu fa ktor yang s penting
didalam mendapatkan suara yang bagus diruangan anda. Keseimbangan nada rendah dan
tinggi ditentukan oleh penempatan speaker. Besar-kecil dan kualitas bass, latar musik
yang lebar dan tiga dimensi, kebersihan nada tengah, artikulasi dan tampilan musik .
Untuk itu kita perlu menguasai 6 jurus penempatan speaker dan posisi dengar untuk
mendapat suara terbaik.

Gambar 1

Keterangan Gambar
PR : Panjang Ruang
LR : Lebar Ruang
A. Jarak punggung speaker ke dinding
B.

Jarak sisi speaker ke dinding

C.

Jarak antara 2 speaker

D. Jarak pendengar ke speaker


E.

Jarak pendengar ke dinding

F.

Jarak panel depan speaker ke dinding

G. Jarak pendengar ke dinding


H. Sudut pendengar terhadap speaker

1. Menemukan sweet spot yang optimal.


A. Titik dengar dan loudspeaker harus membentuk segi tiga sama sisi. Jika tidak
anda tidak akan pernah mendengar soundstaging yang bagus dan
menakjubkan. Faktor penting dalam mendapatkan suara yang bagus adalah
hubungan geometriks dua speaker dan pendengar. Pendengar harus duduk
tepat dengan kedua speaker, jarak pendengar ke speaker sebaiknya lebih besar
disbanding dengan jarak antara speaker. Gambar 1 menunjukan speaker dan
posisi dengar. Singkatnya posisi dengar dimana musik akan terfokus jelas
dengan latar musik yang terbentang dinamai: sweet spot.
B. Semakin besar jarak antar speaker akan memberi efek latar musik yang
semakin luas. Pada tahap ini anda dipersilakan untuk melakukan eksperimen
untuk mendapatkan latar musik yang optimal.
C. Semakin besar jarak titik dengar ke speaker memberikan fokus suara yang
lebih baik. Untuk tahap ini anda harus melakukan beberapa kali ekperimen
untuk mendapatkan fokus musik yang optimal.
D. Tetapi sayangnya point B dan C saling bertolak belakang. Jika anda
mendapatkan latar musik yang lebar maka fokus musik menjadi kurang tegas
dan sebaliknya. Untuk itu anda harus melakukan beberapa kali eksperimen
sehingga didapat hasil yang optimal antara latar musik yang lebar dan fokus
musik yang tegas.

2. Menemukan keseimbangan nada rendah dan nada tinggi yang optimal.


A. Jarak speaker ke dinding bagian belakang speaker mempengaruhi besar-kecil
nada rendah. Semakin dekat speaker ke dinding akan memperkuat repro nada
rendah bass membuat repro musik menjadi lebih berat. Tetapi ada beberapa
rancangan speaker khusus untuk didekatkan ke dinding; mereka memerlukan
penguatan untuk keseimbangan frekuensi. Suara loudspeaker terdengar kecil
jika ditempatkan jauh dari dinding. Ketika speaker ditempatkan dekat dinding
enegi bass akan terpantul ke ruamg dengar dengan fase yang sama dengan
suara bass dari speaker. Artinya pantulan nada rendah memperkuat nada
rendah yang keluar dari speaker.
B. Semakin kecil jarak speaker dinding samping juga memperkuat nada rendah.
Penempatan yang tepat akan memberikan keseimbangan frekuensi musik.
Penempatan yang kurang tepat menyebabkan penggemukan pada nada
tertentu dan kolorasi nada rendah dan mid.
C. Jarak speaker ke dinding bagian belakang speaker dan jarak speaker ke
dinding samping tidak boleh sama besar. Yang harus dihindari adalah jarak
speaker ke dinding samping jangan 1/3 jarak speaker ke dinding belakang.
Sebaiknya jika jarak speaker ke dinding samping adalah 60 cm maka jarak
speaker ke dinding belakang sebaiknya 80 cm. Ada beberapa pabrik speaker
yang memberikan rekomendasi jarak ideal speaker mereka ke dinding.
Gambar 2 memperlihatkan grafik frekuensi suara jika jarak speaker ke
dinding samping dan ke dinding belakang sama besar.

Gambar 2

Gambar 3 memperlihatkan grafik frekuensi suara jika jarak speaker ke


dinding samping dan ke dinding belakang tidak sama besar.

Gambar 3

D. Yang terpenting jarak speaker ke dinding samping mempengaruhi besar-kecil


suara pantulan dinding samping ke pendengar. Semakin besar suara pantulan
dinding samping yang didengar pendengar semakin jelek kualitas musik yang
terdengar. Point ini akan kami bahas dengan detaik pada artikel kami
selanjutnya.

3. Menemukan posisi speaker dan pendengar di titik netral resonansi dan standing
wave.
A. Karakteristik resonansi ruang yang dipengaruhi oleh dimensi ruang (baca
artikel akustik #1). Efek resonansi menghasilkan penggemukan pada frekuensi
tertentu dan perlemahan frekuensi tertentu yang menyebabkan bass boomy.
Jika ruang dengar dimensi nya ideal maka distribusi resonansi lebih merata
pada tiap frekuensi menghasilkan bass yang lebih baik dan midrange yang
bersih dari selaput bass yang boomy. Sebagai pelengkap artikel #1 selain
dimensi ruang yang ideal penempatan speaker juga mempengaruhi resonansi
suara.
B. Resonansi ruang yang sering disebut standing wave memberikan seperti
gelombang air di dalam ember yang dijatuhkan setetes air. Pola standing wave
ini memberikan distribusi keseimbangan frekuensi yang berbeda beda. Ada
posisi null atau peak. Biasanya posisi ideal speaker di letakan pada 1/5
panjang ruang atau 1/3 panjang ruang dan posisi titik dengar adalah 2/3 dari
panjang ruang. Pada posisi tersebut akan terdengar suara vocal dengan jernih
tanpa diselimuti dengungan bass dan fokus musik dan latar musik yang jelas
dan jernih.

4. Menemukan suara tiga dimensi yang sangat dalam


Secara umum jarak dinding ke belakang loudspeaker mempengaruhi kedalaman
soundstage . Semakin besar jarak speaker ke dinding semakin dalam sound stage yang
kita dengar. Tariklah speaker keluar beberapa puluh centi menjauhi dinding kita dapat
mendengar perbedaannya antara sound stage yang tumpuk menumpuk dan sound
stage musik yang membentuk proyeksi suara tiga dimensi yang dalam. Akan tampak
musisi lapis depan, kemudian musisi lapis tengah dan musisi lapis belakang.
Sayangnya banyak perangkat audio yang ditaruh di ruang tamu atau ruang keluarga
yang tidak memungkinkan untuk meletakan speaker jauh dari dinding.
5. Menemukan keseimbangan frekuensi suara dengan mengatur ketinggian posisi
dengar.
Beberapa speaker memiliki frekuensi yang berbeda pada jika kita duduk pada
ketinggian yang berbeda beda. Ketika telinga kita sama tinggi dengan posisi tweeter
kita merasakan suara yang lebih open tetapi jika telinga kita dibawah posisi tweeter
maka kita merasa suara yang lebih ngebass. Kebanyakkan speaker memiliki posisi
tweeters sekitar 90cm sampai 120cm dari lantai. Jika anda memiliki kursi yang dapat
disetel ketinggian duduknya maka masalah ini dapat di atasi.
Besaran pengaruh perbedaan suara ini berbeda beda pada masing masing speaker.
Ada speaker dengan tweeter yang aliran suara yang melebar memiliki pengaruh yang
kecil terhadap perbedaan tinggi tempat duduk. Pilihlah sebuah kursi dengar dimana
kedudukan telinga anda di posisi optimal sumbu tweeter akan membantu
mendapatkan keseimbangan nada tinggi.
6. Menemukan keseimbangan frekuensi, latar musik dan fokus musik dengan toe
in.
Terakhir adalah toe in. Toe-in menghadapkan speaker ke dalam kearah pendengar.
Tidak ada aturan yang khusus untuk melakukan toe- in. Anda dipersilakan untuk
melakukan beberapa eksperimen. Beberapa speaker memerlukan toe- in dan beberapa
speaker tidak perlu. Efek toe-in mempengaruhi aspek musik dalam ha l keseimbangan
frekuensi tinggi dan mid, fokus musik, soundstage, suasana ruang dimana musik
direkam , dan suara menjadi langsung.
Biasanya speaker terdengar lebih bright jika kita melakukan toe in. Jika suara yang
keluar dari speaker cenderung butek anda dapat melakukan toe in untuk mendapat
repro yang lebih bright. Beberapa model speaker dirancang untuk didengar tanpa toein akan menjadi sangat bright jika di letakan dengan toe in.
Prinsip dasarnya adalah speaker toe- in dirancang bersuara optimal dengan energi
suara langsung lebih banyak sampai ke telinga pendengar dan energi suara pantulan
lebih sedikit Sedang speaker non toe- in berlaku sebaliknya.

Pengalaman adalah guru terbaik jadi saran saya adalah untuk mahir dalam keenam jurus
diatas diperlukan banyak pengalaman mendengar dan mencoba.
Salam
Herwin Gunawan

herwin@vokuz.com

Anda mungkin juga menyukai