Anda di halaman 1dari 4

Penyakit Kolera

Kolera adalah penyakit akibat bakteri yang biasanya menyebar melalui air yang
terkontaminasi. Penyakit ini dapat menyebabkan dehidrasi dari diare yang parah. Kolera bisa
berakibat fatal dalam hitungan jam saja jika tidak segera diatasi. Penyakit ini biasa mewabah
di daerah yang padat penduduk tanpa sanitasi yang memadai. Perawatan penyakit kolera
murah dan sederhana. Salah satunya dengan pemberian oralit yang efektif digunakan untuk
mengatasi dehidrasi akibat kolera.

Gejala Kolera
Tidak semua penderita kolera memiliki gejala, sehingga tidak sadar bahwa mereka
telah terinfeksi Vibrio cholerae atau bakteri kolera. Dari seluruh orang yang terinfeksi kolera,
hanya 10 persen di antaranya yang menunjukkan gejala. Walau tidak memiliki gejala,
penderita kolera masih bisa menularkan kepada orang lain melalui air yang terkontaminasi
akibat bakteri kolera yang menyebar melalui tinja selama 1-2 pekan. Kolera yang telah
menyebabkan gejala selama beberapa jam bisa mengakibatkan dehidrasi atau tubuh
kekurangan cairan. Dehidrasi parah terjadi jika tubuh kehilangan cairan lebih dari 10 persen
total berat tubuh. Selain itu perlu diketahui bahwa diare akibat kolera bisa menyebabkan
hilangnya cairan tubuh dengan cepat, yaitu sekitar 1 liter per jam, dan muncul secara tibatiba. Orang yang terjangkit bakteri kolera akan merasa mual dan muntah selama beberapa jam
pada tahap awal terinfeksi.
Sulit untuk membedakan diare akibat kolera atau penyakit lain, namun biasanya diare
akibat kolera menyebabkan pasien terlihat tampak pucat. Ada beberapa gejala dehidrasi
akibat kolera seperti berikut ini.

Mulut terasa kering


Aritmia atau gangguan irama jantung
Mudah marah
Merasa sangat haus
Hipotensi atau tekanan darah rendah
Letargi
Urine yang keluar hanya sedikit atau bahkan tidak ada
Kulit berkerut dan kering

Dehidrasi bisa menyebabkan ketidakseimbangan kadar elektrolit atau hilangnya sejumlah


besar mineral dalam darah yang berguna menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Ketidakseimbangan elektrolit bisa menyebabkan oksigen dan tekanan darah menurun drastis
serta kram otot.

Anak-anak yang terjangkit bakteri kolera lebih rentan terkena hipoglisemia atau gula
darah rendah yang bisa menyebabkan kejang, hilang kesadaran, dan bahkan koma. Segera
temui dokter jika mengalami gejala diare yang parah dan dehidrasi untuk mendapatkan
penanganan lanjutan yang tepat.
Penyebab Kolera
Penyebab infeksi kolera adalah bakteri bernama Vibrio cholerae. Bakteri kolera
memproduksi CTX atau racun berpotensi kuat di usus kecil. Dinding usus yang ditempeli
CTX akan mengganggu aliran mineral sodium dan klorida hingga akhirnya menyebabkan
tubuh mengeluarkan air dalam jumlah besar (diare) dan berakibat kepada kekurangan
elektrolit dan cairan.
Ada dua siklus kehidupan yang berbeda pada bakteri kolera, yaitu di dalam tubuh
manusia dan lingkungan. Bakteri kolera di tubuh manusia ditularkan melalui tinja yang
mengandung bakteri. Bakteri kolera bisa berkembang biak dengan subur jika persediaan air
dan makanan telah terkontaminasi dengan tinja tersebut. Selain itu bakteri kolera juga dapat
berkembang di lingkungan sekitar manusia tinggal. Perairan pinggir pantai yang memiliki
krustasea kecil bernama copepoda merupakan tempat alami munculnya bakteri kolera.
Plankton dan alga jenis tertentu merupakan sumber makanan bagi krustasea, dan bakteri
kolera akan ikut bersama inangnya, yaitu krustasea, mengikuti sumber makanan yang
tersebar di seluruh dunia.
Sumber-sumber infeksi kolera bisa dari faktor makanan dan terpapar air yang
mengandung bakteri. Faktor-faktor yang paling umum adalah sebagai berikut.

Makan kerang mentah atau yang tidak dimasak dengan matang, atau makanan laut

lainnya yang berasal dari lokasi tertentu.


Tumbuhnya bakteri kolera di daerah kolera mewabah bisa melalui nasi dan milet yang

terkontaminasi setelah dimasak dan didiamkan di suhu ruangan selama beberapa jam.
Bakteri kolera bisa bertahan di air untuk jangka waktu yang lama dan mencemari sumur-

sumur yang digunakan oleh masyarakat umum.


Infeksi kolera bisa bersumber dari sayuran dan buah-buahan mentah yang tidak dikupas.

Lahan pertanian yang terkontaminasi oleh pemupukan yang tidak baik atau air untuk
pengairan yang mengandung sampah.
Lingkungan padat penduduk yang tidak memiliki sanitasi memadai.

Selain beberapa sumber infeksi kolera seperti yang disebutkan di atas, ada juga
beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjangkit bakteri kolera. Risiko seseorang
terjangkit kolera akan meningkat jika dia tinggal satu rumah bersama pengidap penyakit
tersebut. Ada juga sebagian kelompok orang, seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan orangorang yang memiliki kadar asam lambung rendah akan lebih rentan terjangkit kolera. Dan

menurut penelitian, orang yang bergolongan darah O memiliki risiko terjangkit kolera dua
kali lipat lebih besar dari golongan darah lainnya.

Komplikasi Kolera
Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar bisa membahayakan dan
berakibat fatal. Syok dan dehidrasi parah merupakan komplikasi kolera yang paling
berbahaya, namun selain itu ada beberapa masalah kesehatan lain yang bisa muncul akibat
kolera, yaitu:

Hipokalemia atau kekurangan kalium yang bisa menyebabkan gangguan fungsi jantung

dan saraf.
Gagal ginjal yang diakibatkan oleh hilangnya kemampuan ginjal untuk menyaring,

sehingga mengeluarkan sejumlah besar cairan dan elektrolit dari dalam tubuh. Syok
sering muncul pada penderita kolera yang mengalami gagal ginjal.
Hipoglisemia atau rendahnya kadar gula darah bisa terjadi jika pasien terlalu sakit untuk
makan. Keadaan ini bisa berbahaya karena glukosa merupakan sumber energi tubuh yang
utama. Hilang kesadaran, kejang, dan bahkan kematian bisa terjadi akibat komplikasi ini,
dan anak-anak lebih rentan mengalaminya.

Perawatan Kolera
Diagnosis dilakukan untuk mengatasi kolera dan menentukan perawatan yang tepat.
Satu-satunya cara untuk memastikan diagnosis kolera adalah dengan menguji sampel tinja
untuk keberadaan bakteri. Kini petugas medis di daerah terpencil bisa menggunakan tes
untuk mendiagnosis kolera lebih cepat dan mengurangi dampak fatal yang bisa terjadi.
Dampak paling fatal akibat kolera adalah kematian yang dapat terjadi dalam hitungan
jam saja. Itu sebabnya pasien membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Langkahlangkah penanganan darurat dapat berupa:

Pemberian oralit untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Oralit tersedia

dalam bentuk bubuk yang bisa dicampur dengan air mineral botol atau air yang dimasak
hingga mendidih.
Pemberian infus untuk orang yang mengalami dehidrasi parah.
Pemberian suplemen seng untuk meredakan diare pada anak-anak penderita kolera.
Pemberian antibiotik untuk mengurangi jumlah bakteri, sekaligus mempersingkat diare
akibat kolera.

Pencegahan Kolera
Untuk mencegah terjangkit kolera, sebaiknya senantiasa jaga kebersihan pribadi dan
makanan. Anda bisa mengurangi risiko terjangkit kolera dengan melakukan beberapa hal
berikut ini:

Hindari membeli makanan dari penjaja keliling atau pedagang kaki lima, dan konsumsi

makanan yang benar-benar matang dan hangat.


Hindari konsumsi makanan laut mentah atau yang tidak dimasak dengan matang,

termasuk sushi.
Waspada terhadap produk olahan susu, termasuk susu mentah dan es krim, karena sering

terkontaminasi bakteri.
Cuci tangan dengan sabun dan air secara rutin, terutama sebelum makan dan setelah

menggunakan toilet. Sebelum membasuhnya dengan air, gosok kedua tangan dengan
sabun setidaknya selama 15 detik. Anda juga bisa menggunakan hand sanitizer yang
mengandung alkohol jika tidak ada sabun dan air.
Minum air mineral botol atau air yang telah dimasak hingga mendidih. Setelah sikat gigi,

kumur dengan air yang bersih. Pada umumnya, minuman botol, kaleng, atau minuman
hangat lebih aman. Namun sebelum membuka minuman kemasan, lap bagian luarnya
terlebih dulu.
Hindari makan salad dan buah-buahan yang tidak dikupas, seperti buah anggur. Pilih
sayuran dan buah-buahan yang bisa dikupas sendiri, seperti kiwi, pisang, dan pepaya.

Vaksinasi juga bisa digunakan untuk mencegah terjangkiti bakteri kolera, namun biasanya
hanya disarankan bagi orang yang bepergian ke daerah wabah kolera. Langkah ini terutama
diberikan kepada orang-orang yang kemungkinan memiliki akses pelayanan medis terbatas,
seperti petugas bantuan kemanusiaan.

Nama: Alvi Adi Pradana


NIM : P17333115407
Kelas : 1 B ( D-IV Kesehatan Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai