TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pelumas
Pelumas merupakan salah satu kajian dari bidang ilmu tribologi.
Menurut Nusa (2001), tribologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang gesekan (friction) sebagai penyebab masalah, keausan (wear)
sebagai
pemasalahannya
dan
pelumasan
sebagai
pemecahan
dari
dikembangkan dari bahan dasar berupa lemak hewan, minyak tumbuhtumbuhan/ minyak nabati, ataupun ester sintesis. Pelumas berbahan
dasar minyak tumbuhan bersifat biodegradable dan nontoxic, juga
bersifat dapat diperbaharui (renewable).
Minyak nabati sebagai bahan
dasar
pelumas
memiliki
dengan
viskositas
rendah
yang
dianjurkan
untuk
Aditif jenis detergent dan anti korosif memiliki sifat basa. Sifat basa
ini dinyatakan sebagai TBN. Ada 2 metode dalam menentukan TBN
yaitu ASTM D 2896 dan ASTM D 4739.
7. Titik tuang
Titik tuang adalah suhu terendah dimana pelumas masih dapat
mengalir. Sifat ini penting untuk kemudahan penyalaan mesin pada
suhu rendah terutama musim dingin di wilayah belahan dunia yang
memiliki 4 musim. Karakteristik ini diuji dengan mengguankan
metode ASTM D 97.
8. Titik nyala
Titik nyala adalah suhu terendah pada saat apu dapat menyebabkan
terbakarnya uap pelumas. Nilai ini diperlukan untuk penangan
produk peluma selama pengiriman dan penimbunan. Karakteristik ini
diuji dengan menggunakan metode ASTMD 92 (Cleveland Open
Cup) dan ASTM D 93 (Pensky Martens Close Cup).
9. Foaming Characteristic
Kecenderungan pelumas untuk membentuk foam pada pemakaian
di dalam mesin akan mengakibatkan masalah karena hilangnya
sifat-sifat pelumasan. Masalah ini sangat serius terutama pada high
speed gearing, high volume pumping, spash lubricant dan lain-lain.
Dengan demikian karakteristik pembentukan foam pada peluma
sperlu dikendalikan.
10. Uji korosifitas Terhadap Tembaga
Pengujain ini dilakukan untuk mengetahui
apakah
pelumas
volume yang sama atau seimbang dari minyak pelumas dan aniline
dapat dicampur.
19. Neutralisation Number or Acidity
Neutralisation Number or Acidity merupakan ukuran dari alkali yang
diperlukan untuk menetralisir suatu minyak. Makin tinggi angka
netralisasi maka akan semakin banyak asam yang ada. Minyak yang
masih baru tidak mengandung asam bebas dan acidity numbernya
dapat kurang atau sama dengan 0,1. Sedangkan pelumas bekas,
akan mengandung acidity number yang lebih tinggi.
2.2.
Rumus Molekul
C16H32O2
C18H36O2
C18H34O2
C18H32O2
C18H30O2
C18H34O3
Persentase (%)
0,8 1,1
0,7 1,0
2,2 2,3
4,1 4,7
0,5 0,7
87,7 90,4
sebagai minyak
Asam Risinoleat
Ikatan
rangkap
rawan
teroksidasi
Umum:
Dalam
pemaksapisahan
berkatalis-basa,
nukleofil
atau
dalam
kasus
ini
disebut
reaksi
mekanisme
reaksi
pembukaan
cincin
epoksida