Anda di halaman 1dari 39

Manajemen Dan Standar Operasional Prosedur Ambulan

Gawat Darurat

AMBULAN
1.1 Definisi
Kata ambulan berasal dari bahasa latin ambulare yang berarti
untuk membawa atau memindahkan dimana pada zaman dahulu pasien
dipindahkan dengan diangkat. Kata ambulan pada zaman dahulu diartikan
sebagai rumah sakit yang berjalan yang selalu mengikuti ke mana suatu
pasukan perang pergi. Kata ambulan secara umum dihubungkan dengan
kendaraan motor emergency dengan peralatan emergency untuk pasien
dengan penyakit akut ataupun trauma, yang sekarang disebut sebagai
ambulan emergency.
Ambulan adalah alat transportasi untuk membawa orang yang sakit
ataupun terluka menuju rumah sakit. Kata ambulan digunakan untuk
mendiskripsikan alat trasnportasi yang memiliki peralatan medis untuk
pasien yang ada di luar rumah sakit atau untuk membawa pasien ke
rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut (www.essay.se,
2008). Jadi ambulan adalah alat transportasi yang digunakan untuk
memindahkan orang sakit trauma ataupun non trauma ke rumah sakit baik
dalam keadaan emergency ataupun non emergency yang di lengkapi
dengan peralatan medis yang memadai.
Ambulan yang lain yaitu ambulan yang dikhususkan untuk hanya
membawa pasien ke rumah sakit. Jenis ambulan ini tidak dilengkapi
dengan peralatan bantuan dasar hidup dan biasanya staf paramedic pada
ambulan jenis ini mempunyai kualifikasi lebih rendah jika dibandingkan
dengan staf paramedic pada ambulan emergency.
Emergency Ambulance (Ambulan Gawat Darurat) adalah unit
transportasi medis yang didesain khusus dan berbeda dengan model
transportasi lainnya. Ambulan gawat darurat didesain agar dapat
menangani pasien gawat darurat, memberikan pertolongan pertama dan
melakukan perawatan intensif selama dalam perjalanan menuju rumah
sakit rujukan. Untuk pembahasan selanjutnya akan di kupas tuntas di bab
selanjutnya.

1.2 Sejarah Ambulan


Kata ambulan berasal dari bahasa latin ambulare yang berarti
untuk membawa atau memindahkan dimana pada zaman dahulu pasien
dipindahkan dengan diangkat. Kata ambulan pada zaman dahulu diartikan
sebagai rumah sakit yang
berjalan

yang

mengikuti

ke

selalu
manapun

selama terjadi perang sipil


di Amerika. Rumah sakit
sementara yang berada di
medan
Kereta Kuda Merupakan Model Ambulan Pertama Kali

perang

selama

terjadi franco-Prussian war


di tahun 1870 dan juga

pada perang serbo-Turkish tahun 1876 masih disebut ambulan sebelum


pada akhirnya istilah ambulan digunakan pada kendaraan yang digunakan
mengangkut prajurit perang yang terluka pada Crimean war tahun 1854.
Pada zaman anglo-Saxon telah digunakan kendaraan untuk trasportasi
penderita dengan kejiwaan dan lepra. (www.wikipedia.com, 2012).
Ambulan pertama kali digunakan untuk tujuan emergency dalam
sejarah tercatat pada zaman ratu Isabella dari spanyo pada tahun 1487
untuk merawat prajurit dalam perang, meskipun prajurit yang terluka tidak
dijemput ambulan sampai perang usai sehingga terdapat prajurit terluka
yang meninggal di medan perang. Perubahan yang besar terhadap fungsi
ambulan terjadi pada Dominique Jean Larrey (1766-1842). Sebagai
kepala dokter bagi Napoleon Bonaparte di mana saat itu ada pada perang
di Spires. Larrey memakai kereta kuda yang ditarki dua sampai empat
kuda untuk menjemput prajurit yang luka di medan perang setelah
sebelumnya diberikan perawatan medis di medan perang.
Tahun

Tempat

Keterangan

1865

Ohio

Cincinnati General Hospital merupakan rumah


sakit pertama yang memiliki layanan ambulan

1867

London

Di London terdapat 6 kereta kuda yang


difungsikan sebagai ambulan. Di dalam kereta
kuda ini terdapat tempat tidur bagi pasien dan
1 tempat bagi keluarga yang menyertai

1869

New York

Edward Dalton seorang ahli bedah sebuah


rumah sakit, menggabungkan fungsi ambulan
sebagai

alat

transportasi

dan

perawatan

pasien dengan membawa peralatan seperti


bidai, pompa perut, morphin dan brandy
1982

London

Ambulan

pertama

kali

digunakan

untuk

kepentingan masyarakat umum (dipakai untuk


membawa penderita kolera ke rumah sakit)
1902

Jerman

Ambulan umum berupa R.V. pertama kali


diperkenalkan untuk menangani kecelakaan
lalu lintas, dilengkapi dengan kamar operasi, 8
stecher dan

dokter

bedah

yang

siap

menangani kasus gawat darurat kapanpun


mendapat panggilan
1905

Palliser merupakan ambulan pertama yang


menggunakan

bahan

bakar

bensin

diperkenalkan
1909

New York

Produksi masal ambulan oleh automobile,


ambulan jenis ini diberi nama model 774
automobil ambulance. Ambulan jenis ini sudah
menggunakan empat silinder dan dilengkapi
dengan lampu elektrik

Peralatan medis yang


mengalami perubahan cepat
sejalan

dengan

perubahan

terhadap model ambulan itu


sendiri,

bidai

traksi

diperkenalkan pada perang


dunia pertama dan diketahuai
Peralatan medis dalam ambulan semakin lengkap

mortalitas

dan

morbiditas

pasiean

berpengaruh
dengan

patah

terhadap
tulang

kaki.

Telekomunikasi radiao dua arah mulai ada pada akhir perang dunia satu.
Pada awal perang dunia kedua, mobil ambulan modern dengan peralatan
medis yang lebih lengkap disertai dengan seorang dokter. Sering dijumpai
mobil jenasah yang dimodifikasi menjadi ambulan karena mobil jenasah
satu-satunya jenis mobil yang bisa membawa penderita dalam keadaan
terlentang.
Pada perang dunia kedua kebutuhan terhadap ambulan dan tenaga
kesehatan meningkat sangat drastis. Di Inggris pada perang Britain,
kebutuhan ambulan begitu besar sehingga mobil van yang ada digunakan
sebagai ambulan terkadang mengangkut beberapa pasien sekaligus
(www.wikipedia.com, 2012)
Pada perang Korea angkatan udara Amerika Serikat menciptakan
ambulan udara dengan helicopter untuk mengevakuasi korban dengan
cepat. Helicopter tipe H-13 mampu mengangkut 18 korban sekaligus.
Evakuasi masal ini dianggap berhasil dan kembali diterapkan pada perang
Vietnam.
Ambulan kemudian dirancang untuk menjadi rumah sakit berjalan
daripada hanya menjadi transportasi pasien. CPR dianggap sebagai
standard

terhadap

penanganan

cardiac

arrest,

defibrilasi

dimana

berdasarkan pengetahuan ini ambulan dirancang untuk mempunyai


peralatan yang lebih lengkap dan tenaga kesehatan yang memadai untuk
penanganan kasus gawat darurat.

1.3 Macam-macam Tipe Fungsional Ambulan


Ambulan

dapat

dikelompokkan

menjadi

berbagai

macam

tergantung fungsi yang dijalankan. Pada beberapa kondisi, ambulan


mungkin

dapat

melakukan

lebih

dari

satu fungsi

(misalnya

menggabungkan fungsi antara ambulan emergency dengan ambulan yang


hanya membawa pasien ke rumah sakit)
-

Ambulan emergency
Jenis ambulan yang banyak didapat, dimana ambulan ini menyediakan
peralatan medis terhadap pasien dengan penyakit akut maupun
trauma. Jenis ambulan ini bisa berupa mobil, van, kapal boat, ambulan
udara.

Ambulan transport pasien


Jenis ambulan ini mempunyai fungsi hanya membawa pasiean ke
rumah sakit ataupun ke pusat-pusat pelayanan medis missal: pusat
dialisis. Jenis ambulan ini bisa berupa mobil van, bis, ataupun alat
transportasi lain.

Respon unit
Adalah alat transportasi yang bertujuan untuk bisa mencapai tempat
dimana pasien dengan penyakit akut secara cepat dan memberikan
perawatan medis sementara namun kurang dilengkapi dengan fasilitas
untuk transportasi pasien untuk ke rumah sakit. Pada umumnya respon
unit akan disertai dengan ambulan emergency yang memiliki fasilitas
untuk memindahkan pasien ke rumah sakit. Namun pada kasus yang
tidak memerlukan perawatan di rumah sakit maka respon unit akan
memberikan perawatan pada tempat kejadian tanpa meminta bantuan
ambulan emergency untuk transportasi pasien. Jenis kendaraan yang
digunakan bisa berupa mobil, van yang telah dimodifikasi, sepeda
motor, sepeda ataupun kuda. First responder adalah orang awam
dilatih khusus pertolongan pertama tingkat lanjut (kemampuan hampir
menyamai paramedic ambulan) bisa siapa saja polisi, mahasiswa, tim
SAR, relawan palang merah dan lain-lain.

Charity Ambulance
Tipe ambulan khusus untuk transportasi pasien dengan tujuan
membawa anak kecil maupun orang dewasa yang dengan perawatan
jangka panjang untuk melakukan perjalan di luar rumah sakit untuk

rekreasi. Di inggris proyek ini dinamakan Jumbulance. Kendaraan


yang digunakan adalah bus (www.wikipedia.com, 2012)
1.4 Macam-macam kendaraan yang di gunakan sebagai ambulan
Macam-macam kendaran yang digunakan sebagi ambulan baik
dalam keadaan emergency maupun pada saat penanganan bencana :
a. VAN
Pada umumnya mempunyai berat antara 3,5-7,5 ton. Di amerika utara,
kendaraan dengan tipe box besar disebut mods (modular) dan tipe
van yang lebih kecil di sebut high-top.
b. SUV
Digunakan untuk respon cepat pada kondisi emergency karena jenis
kendaraan ini mampu bergerak di lalu lintas yang padat jauh lebih
cepat di bandingkan dangan mobil ataupun van.
c. Sepeda Motor
Umunya digunakan sebagai response unit atau untuk pasien yang bisa
duduk. Jika dibutuhkan untuk membawa pasien dengan kondisi
terlentang maka

dibutuhkan

untuk

memindahkan

kursi depan.

Terkadang juga digunakan sebagai mobil jenazah dalam kondisi


khusus.
d. Sepeda
Digunakan pada daerah perdesaan dimana akses jalan untuk
kendaraan besar sangat sulit.
e. Golf Cart
Untuk respon cepat dan digunakan pada suatu acara even tertentu.
f. Fixed-wing aircraft
Untuk keadaan emergency pada area terpencil yang susah di jangkau.
Staf yang ada termasuk flying doctor. Juga bisa digunakan untuk
transportasi pasien jarak jauh.
g. Kapal boat
Digunakan pada daerah kepulauan dimana akses darat masih sulit
dijangkau.
h. Kapal laut
Bisa digunakan sebagai rumah sakit diatas air pada umumnya
mempunyai tujuan pelayanan medis terhadap militer, juga untuk
keadaan bencana maupun perang.

1.5 Model dan Bentuk Ambulan


Model dan bentuk ambulan harus disesuaikan dengan kondisi yang
dibutuhkan, kondisi jalan yang baik akan ikut berpengaruh terhadap
kemampuan ambulan untuk sampai pada tempat yang dituju secepat
mungkin.
1.5.1 Keamanan (safety)
Ambulan sebgai alat transportasi gawat darurat mempunyai
kemungkinan untuk mengalami kecelakaan lalu lintas lebih besar
dibandingkan kendaraan umum. Berdasarkan penelitian, angka
kejadian kecelakaan oleh mobil ambulan lebih besar dibandingkan
dengan mobil pemadam kebakaran maupun mobil patroli polisi.
Jika dibandingkan dengan kejadian kecelakaan oleh mobil pribadi
dengan jenis mobil yang sama, kecelakaan lalu lintas oleh ambulan
lebih melibatkan banyak korban yang luka trauma yang lebih parah.
Dan pelatian lain menyebutkan bahwa meskipun kecelakaan lalu
lintas oleh mobil ambulan terjadi dalam keadaan memenuhi
panggilan gawat darurat namun sebagian besar kecelakaan
tersebut terjadi pada kondisi jalan yang baik, lurus, kering, dan
dalam cuaca yang cerah. Oleh karena itu peralatan keselamatan di
mobil ambulan harus di utamakan. Alat keselamatan di perjalanan
ini meliputi : sabuk pengaman.
1.5.2 Peralatan
Meliputi :
-

Two way radio


Berfungsi untuk komunikasi antara kru ambulan yang satu
dengan kru ambulan yang lain maupun untuk memberikan
informasi kejadian kepada rumah sakit sebelum pasien sampai
kerumah sakit.

Mobil data terminal


Beberapa ambulan dilengkapi dengan fasilitas mobile data
terminal (MDT) yang terhubung ke computer sentral di pusat
control. Berfungsi untuk informasi dua arah mengenai kejadian,
tugas yang harus dilaksanakan, maupun merekam waktu
kapanm ambulan datang dan meninggalkan lokasi kejadian.

CCTV
Beberapa ambulan kini dilengkapi dengan video kamera untuk
merekam aktivitas baik di dalam maupun di luar kendaraan.

Juga mungkin dilengkapi dengan alat perekam suara. Berfungsi


sebagai pembuktian terhadap kasus diman kru ambulanm
dituduh melakukan malpraktek.
-

Ramp (jalan lereng)


Berfungsi untuk mengangkut beban berat kedalam ambulan
tanpa perlu mengangkat. Peralatan ini penting khususnya dalam
kasus dimana pasien harus dibawa kerumah sakit mengalami
obesitas.

Trauma lighting
Merupakan special lighting dimana digunakan bila pasien
mengalami fotosenssitif. Umumnya berwarna biru merah.

Air conditioning
Pada ambulan AC berfungsi untuk menjaga temperature
didalam mobil ambulan untuk pasien yang dirawat. Juga
berfungsi untuk memfilter bakteri pathogen yang ada di udara
(www.wikipedia.com, 2008)

1.6. Penyedia Jasa Ambulan


Dalam praktiknya ambulan masuk dalam sebuah organisasi yang
memanajemen segala operasional ambulan, sehingga ambulan dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Banyak sekali organisasi-organisai
yang menyediakan jasa ambulan mulai dari organisasi milik pemerintah
hingga organisasi swasta. Berbagai macam penyedia jasa ambulan
meliputi :
-

Government Ambulance Service


Beroperasi secara terpisah dan selaras dengan kepolisian dan
pemadam kebakaran, ambulan jenis ini didanai oleh pemerintah
daerah ataupun pemerintah pusat. Pada beberapa Negara, ambulan
dengna sistem ini hanya ditemui di kota-kota besar seperti di Inggris,
semua ambulan emergensi adalah bagian dari sistem kesehatan
nasional.

Fire or Polece Linked Service


Pada beberapa Negara seperti pada Amerika Serikat dan Prancis,
ambulan dapat dioperasikan oleh kepolisian setempat ataupun
pemadam kebakaran. Sistem ini lebih umum digunakan pada daerah
yang lebih pelosok dimana pengaturan ambulan, kepolisian dan
pemadam
pendanaan.

kebakaran

secara

terpisah

tidak

efektif

dalam

hal

Volunteer Ambulance Service


Beberapa

perusahaan

non-profit

atau

perusahaan

amal

mengadakan pelayanan jasa ambulan secara gratis baik ambulan


emergensi ataupun ambulan transport. Pelayanan ambulan gratis ini
hanya memberikan pelayanan pada area wilayah tertentu. Dimana kru
ambulan

merupakan

kru

tanpa

bayaran

(suka

rela)

ataupun

perusahaan amal akan menggaji kru ambulan untuk menjalankan


fungsi ambulan atau keduanya bisa berjalan bersamaan,
misalkan disamping kru yang dibayar secara penuh terdapat kru lain
yang suka rela dan tanpa dibayar
-

Private Ambulance Service


Perusahaan swasta penyedia jasa ambulan dengan kru ambulan
yang digaji, pada umumnya mengadakan kerja sama dengan
pemerintah. Perusahaan ini bisa hanya menyedia jasa ambulan
transport atau untuk kasus-kasus non-emergensi saja. Namun pada
beberapa daerah kerjasama yang terjalin dengan pemerintah juga
meliputi penyediaan jasa ambulan emergensi terutama bila semua kru
ambulan emergensi terpakai semua. Sehingga dapat diartikan bahwa
ambulan milik pemerintah akan melakukan sebagian besar dari tugas
ambulan terutama yang memerlukan penanganan secara cepat
(ambulan emergensi) sedangkan ambulan perusahaan swasta akan
melakukan fungsi yang lebih kecil dengan keadaan yang nonemergensi. Dengan sistem ini akan menjamin keberadaan dari kru
ambulan setiap saat jka dibutuhkan.

Combine Emergency Service


Ini merupakan agen penyedia jasa emergensi secara keseluruhan
dimana meliputi ambulan, pemadam kebakaran dan sekuriti. Pada
umumnya ditemukan di bandara, universitas, kota kecil dimana tidak
ada cukup dana untuk menyediakan jasa ambulan, pemadam
kebakaran dan kepolisian secara terpisah.

Hospital Based Service


Rumah Sakit biasanya menyediakan jasa ambulan sendiri untuk
melayani masyarakat. Pelayanan yang diberikan akan terkait langsung
dengan rumah sakit yang menyediakan jasa ambulan

Charity Ambulance
Ambulan jenis ini didanai oleh perusahaan amal yang mempunyai
fungsi untuk membawa anak-anak yang sakit atau orang dewasa
dengan perawatan jangka panjang untuk berkeliling atau berlibur
keluar dari rumah sakit. Di Inggris hal seperti ini disebut dengan proyek
Jumbulance.

Company Ambulance
Banyak perusahaan besar dan sentral industry, ambulan tersedia
untuk mengantisipasi kecelakaan kerja yang mungkin terjadi. Ambulan
yang tersedia andalah jenis respon unit untuk mengantisipasi kejadian
seperti kebakaran atau ledakan.
(www.wikipedia.com, 2012)

1.7. Pendanaan
Pendanaan pada pelayanan ambulan dapapt berasal dari
berbagai

macam

menyediakan

jasa

sumber, hal
ambulan

ini
dan

bergantung
kepada

pada

siapa

siapa

jasa

yang

ambulan

diperuntukkan.
-

Government funded service


Pendanaan ambulan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah daerah
maupun pemerintah pusat tanpa pemungutan biaya seperti yang ada
di Inggris dimana pendanaan ambulan ditanggung oleh pemertintah
untuk melayani kepentingan masyarakat yang membutuhkan tanpa
dipungut biaya. Biaya diambil dari pajak pertahun sebagai bagian dari
sistem kesehatan nasional.

Privately funded service


Jasa ambulan dibayar oleh pasien sendiri atau melalui perusahaan
asuransi kesehatan pasien. Biasanya memerlukan pembayaran atau
persetujuan yang dibuat sebelum pelayanan atau persetuajuan yang
dibuat sebelum pelayanan ataupun transport dilakukan

Combined system
Ambulan yang tidak memungut biaya bagi masyarakat yang
membutuhkan

Charity funded service


Rumah sakit mungkin menyediakan ambulan gratis, jika pasien
menggunakan jasa pelayanan rumah sakit tersebut (dimana mereka
harus membayar pelayanan rumah sakit)
(www.wikipedia.com, 2008)

BAB II
AMBULAN GAWAT
DARURAT
2.1 Definisi Ambulan Gawat Darurat
Ambulan adalah alat transportasi untuk membawa orang yang sakit
ataupun terluka menuju rumah sakit. Kata ambulan digunakan untuk
mendiskripsikan alat trasnportasi yang memiliki peralatan medis untuk
pasien yang ada di luar rumah sakit atau untuk membawa pasien ke
rumah

sakit

untuk

mendapatkan

perawatan

lebih

lanjut

(www.essay.se,
2008)
Kata ambulan secara umum dihubungkan dengan kendaraan
motor emergency dengan peralatan emergency untuk pasien dengan
penyakit akut

ataupun

trauma,

yang

sekarang

disebut

sebagai

ambulan emergency.
Jenis ambulan yang lain yaitu ambulan yang dikhususkan untuk
hanya membawa pasien ke rumah sakit. Jenis ambulan ini tidak
dilengkapi dengan peralatan bantuan dasar hidup dan biasanya staf
paramedic pada ambulan jenis ini mempunyai kualifikasi lebih rendah jika
dibandingkan dengan staf paramedic pada ambulan emergency.
3.1 Persyaratan Ambulan Gawat Darurat
Syarat ambulan gawat darurat antara lain :
1. Idealnya sampai di tempat pasien dalam waktu 6-8 menit agar dapat
mencegah kematian karena sumbatan jalan nafas, henti nafas, henti
jantung atau perdarahan masif (to save life and limb)
2. Berkomunikasi dengan pusat komunikasi, rumah sakit dan ambulan
lainnya
3. Melakukan pertolongan pada persalinan
4. Melakukan transportasi pasien dari tempat kejadian ke Puskesmas, RS
atau dari RS ke RS
5. Menjadi rumah sakit lapangan dalam penanggulangan bencana.
6. Mampu menanggulangi gangguan A (airway), B (breathing), C
(circulation) dalam batas-batas Bantuan Hidup Dasar.

7. Juga dilengkapi dengan alat-alat ekstrikasi, fiksasi, stabilisasi dan


transportasi
8. Dilengkapi dengan semua alat/obat untuk semua jenis kegawatdaruratan medic
3.2 Teknis Kendaraan
a. Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi
lunak b. Warna kendaraan : kuning muda
c. Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency,
disamping kanan dan kiri tertulis : Ambulan dan logo : Star of Life,
bintang enam biru dan ular tongkat.

d. Menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang


pengemudi.
e. Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas.
f. Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi
g. Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/
dilipat h. Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan
pasien
i. Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu.
Tandu dapat dilipat.
j.

Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak


untuk melakukan tindakan

k. Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas tempat


penderita
l.

Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita

m. Lampu ruangan secukupnya/ bukan neon dan lampu sorot yang


dapat digerakan
n. Meja yang dapat dilipat
o. Lemari obat dan peralatan
p. Tersedia peta wilayah dan detailnya
q. Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air
limbah r. Sirine dua nada
s. Lampu rotator warna merah dan biru
t. Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
u. Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia
3.3 Tata Tertib Kendaraan
a. Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan
lampu rotator. Selama mengangkut penderita hanya lampu rotator
yang dihidupkan
b. Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
c. Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km
di jalan bebas hambatan.
d. Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut
dengan

lembar

catatan

penderita

yang

mencakup

identitas,

waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit.


e. Petugas memakai seragam ambulan dengan identitas yang jelas.
3.4

Standart Peralatan Gawat Darurat Ambulan


1. Airway Equipmen
Laringoscope
Oropharyngeal Airway
NasopharyngealAirway
Endotracheal Tube
Mouth Gage
Magil Forcep
Tounge Spatel
Suction Manual
Suction Electric
Suction Canule

k. Xylochatain Jelly
2. Breathing equipment
a. Bag Valve Mask
b. Nasal Canule
c. Simple Mask
d. Rebreathing ask
e. Non Rebreathing Mask
f. Pocket Mask
g. Oxygen Tube
h. Portable Oxygen Tube
3. Circulation equipment
a. Veno Catheter / IV Catheter
b. Infuse Set
c. Infusion Fluid
d. Spuit
e. Tensimeter
f. Stetoscope
g. Foley Catheter
h. Urine Bag
i.

Steril Gauge

j.

Roll Bandage

k. Trauma Bandage
l.

Triangular Bandage

m. Elastic Bandage
4. Extraction & stabilization equipment
a. Rigid Splint
.

Scoope Strecher

c. long Spine Board


d. Safety Belt
e. Head Immobilizer
f. Neck Collar
g. Extrication Device
5. Advance equipment
a. Ventilator

b. Pulse Oxymeter
c. Defibrilator
d. Patient Monitor
e. ECG Monitor (3 Lead)
6. Emergency Drugs
a. Adrenalin / Ephyneprin
b. Sulfas Atrophyn
c. Kalmethason
d. Buscopan
e. Dextrose 40 %
f. Lasix
g. Aminophylin
h. Cylocard 100 mg
i.

Neurobion 5000

j.

Lidocain 2 %

k. Diazepam
l.

valium 10 mg

m. Nitrogliserin SL
7. Other equipment
a. Bandage Scissor
b. Anatomy Pincet
c. Cirurgy Pincet
d. Artery Clamp
e. Plester

f. Pen light
g. ECG Electrode
h. Thermometre
i.

Gastrictube

j.

Neirbeken

k. Urinal / Pispot
l.

handscoon

m. Masker
n. ETC
3.5 Ambulance equipment level
Basic Life

RLEMS Advanced Life

Support

Support Ambulance

Ambulance
Oxygen

Oxygen

Nasal Cannulas

Nasal Cannulas & Oxygen

& Oxygen masks


Bag Valve Mask

masks
Bag Valve Mask
Pulse Oximeter
Laryngoscopes for
Intubation (Tube down

Airway
Equipment

throat)
Cricothyrotomy (Surgical
hole in trachea/windpipe)
CPAP masks (for CHF
patients, forces fluid out of
lungs)
Chest Decompression Kits
(placing hole in chest to
relieve collapsed lung)
Numerous Medications

(Albuterol, Alupent,
Atrovent, Hurricane Spray,
Terbutaline, Versed)
Splints &
Bandages
Cervical collars
and backboards
Burn Sheets

Splints & Bandages


Cervical collars and
backboards
Burn Sheets
MAST pants
Intravenous (IV) fluids to

Trauma

treat shock (Lactated

Equipment

Ringers and Sodium


Chloride 0.9%)
Medication
Dexamethasone (head
injuries)
AED

12 Lead EKG Monitor

(defibrillation

(identify heart attacks and

only)

transmit to hospital)
Synchronized Cardioversion
(slow rapid heart rates)
Pacemaker (speeds up
heart rates)

Cardiac
Equipment

Care

Manual Defibrillator (restart


heart)
Numerous Medications
(Adenosine, Amiodarone,
Aspirin, Atropine, Calcium
Chloride, Dopamine,
Epinephrine, Lasix,
Lidocaine, Magnesium
Sulfate, Morphine, Nitropaste, Nitroglycerine,

Sodium Bicarbonate,
Verapamil, Zofran)
Oral Glucose
(conscious
Diabetic

Glucometer
Oral Glucose (conscious

patients only)

patients)
Intravenous (IV) fluids

Treatment

Medications - Dextrose 50%


(for unconscious patients) &
Glucagon

Seizure
Treatment

Supportive care
only

Reactions

Medications - Ativan and


Valium (To stop seizures)

Epi pen
Allergic

Intravenous (IV) fluids

(Intramuscular
injection)

Intravenous (IV) fluids

Epinephrine (subcutaneous
or IV for severe reactions)
Benadryl (Given in IV to
slow reaction)

OB Kits

OB Kits
Intraosseous drills-ability to
drill into Bone marrow to
adminster medication

Specialty

Children's Tylenol

Equipment

Narcan (for narcotic


overdoses)
Pain medications
(Morphine, Dilaudid, Valium,
Versed)

3.6 Petugas Ambulan


a. Petugas Secara umum
Petugas ambulans dapat berasal dari beberapa profesi, antara lain:
1. First Responder
Seseorang yang datang pertama kali di lokasi kejadian,tugas
utamnya yaitu memberikan tindakan penyelamatan nyawa seperti
CPR (Cardio-Pulmonary Resuscitation) dan AED ( Automated
External Defibrillator ). Mereka bisa diberangkatkan oeh pelayanan
ambulans, atau kepolisian dan dinas pemadam kebakaran.
2. Ambulance Driver
Beberapa pusat layanan ambulans mempekerjakanpetugas yang
tidak mempunyai kualifikasi medis sama sekali. (atauhanya
sertifikat

pertolongan

pertama)

yang

tentu

saja

hanya

mempunyai job mengemudi secara sederhana untuk mengantar


pasien.
3. Ambulance Care Assistant
Mempunyai tingkat pelatihan yang bervariasi, tetapi petugas ini
khusus untuk transport pasien yangmenggunakan kursi roda
maupun stretcher ambulans, namun bukan untuk transport pasien
kritis. Tergantung pada penyedia layanan, mereka juga dilatih first
aid dan penggunaan AED, terapi oksigen, atau teknik paliatif.
Mereka bisa memberikan tindakan jika unit lain belum datang, atau
jika ada pendampingan dari teknisi yang berkualifikasi atau
seorangparamedik.
4. Emergency Medical Technician
Dikenal

juga

memberikan

sebagai

layanan

Teknisi

gawat

ambulans.Mereka

adrurat

yang

lebih

mampu

luasseperti

defibrilasi, penanganan trauma spinal, dan terapi oksigen.Beberapa


Negara memilahnya kedalam beberapa tingkat (Amerikamenganut
EMT-Basic dan EMT-Intermediate)

5. Paramedik
Ini merupakan level atas dari pelatihan medis dan biasanya
mencakup ketrampilan utama yang tidak diperuntukkan bagi teknisi
seperti

pemasangan

infuse

(dengan

kemampuan

untuk

memberikan obatseperti morfin), intubasi, dan skill lain seperti


krikotirotomi.
merupakan

Tergantungpada
jabatan

yang

hokum

yang

ada,

paramedik

dilindungi,penyalahgunaan

profesi

paramedik dapat diancam hukuman.


6. Emergency Care Practitioner
Jabatan ini terkadang disebut SuperParamedik, didesain utnuk
menjembatani antara pelayanan ambulans danpelayanan dokter
praktek umum. ECPsudah berkualifikasi sama denganparamedik
yang sudah menjalani pelatihan lanjut. Ia juga meresepkanobatobat yang sudah ditentukan.
7. Registered Nurse (RN)
Para perawat bisa dilibatkan dalam pelayananambulans, dengan
seorang dokter, biasanya mereka ditugaskan padaambulans udara
dan transport pasien kritis. Sering bekerja juga dengan EMT dan
paramedik.
8. Dokter
Para dokter juga ikut dalam pelayanan ambulans, biasanya
ambulans udara. Mereka mempunyai skill yang lebih dan tentu saja
bias menuliskan resep.Kita harus mengingat bahwa semua kasus
yang

diderita

pasien

akan

potensial

menimbulkan

kegawatdaruratan, pasien bayi baru lahir, anak, dewasa, dan


orangtua, semuanya jika mengalami kegawatdaruratan pasti akan
mengerucut pada masalah kegawatdaruratan Airway, Breathing,
Circulation, Disability, dan Exposure.
b. Petugas secara khusus (Gawat Darurat)
Menurut Kemenkes No. 0152/YanMed/RSKS/1987, tentang
Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik serta Kemenkes No
143/Menkeskesos/SK/II/2001

tentang

Standarisasi

Kendaraan

Pelayanan Medik. Dikatakan bahwa petugas di ambulan gawat


darurat terdiri dari:
1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
1 (satu) perawat berkemampuan PPGD

1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS


3.7 Persyaratan Pengemudi Ambulan
Untuk menjadi seorang pengemudi ambulan yang aman:
1.

Sehat secara fisik. Pengemudi tidak boleh memiliki kelainan


yang dapat menghambat dalam mengoperasikan ambulan, tidak
juga kondisi medis yang mengganggu saat mengemudi.

2.

Sehat

secara

mental,

emosi

ambulan bukanlah perkerjaan

terkontrol.

bagi

Mengemudikan

seseorang

yang

gemar

memainkan lampu dan sirine.


3.

Bisa mengemudi di bawah tekanan

4.

Memiliki keyakinan positif


seorang pengemudi tapi

atas

jangan

kemampuan
terlalu

diri

percaya

diri

sebagai
dengan

menantang resiko.
5.

Bersikap toleran dengan pengemudi lain. Selalu ingat bahwa


orang akan bereaksi berbeda ketika melihat kendaraan emergensi.
Terima dan toleransi kebiasaan buruk pengemudi lain tanpa harus
marah.

6.

Tidak dalam pengaruh

obat-obat yang berbahaya. Alkohol,

obat- obatan terlarang seperti marijuana dan kokain, obat-obatan


seperti antihistamin dan obat penenang lainnya.
7.

Mempunyai Surat Izin Mengemudi yang masih berlaku.

8.

Pakai selalu kaca mata atau lensa kontak jika dibutuhkan


saat menyetir.

9.

Evaluasi kemampuan diri dalam menyetir berdasarkan respon diri


Anda terhadap tekanan perorangan, penyakit, kelelahan,
dan mengantuk.

3.8 Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pengemudi ambulan


a. Jangan mengemudi tanpa kacamata korektif jika memiliki
pengliihatan yang kurang sempurna
b. Jangan mengemudi ketika minum obat yang menyebabkan
kantuk c. Jangan mengemudi jika sedang minum obat penenang
d. Jangan mengemudi jika sedang minum obat keras
e. Semakin cepat mengendarai, semakin besar kemungkinan
terjadi kecelakaan

f. Pada kecepatan tinggi akan sulit menghentikan kendaraan mendadak


bila ada situasi yang berbahaya.

BAB III
TATALAKSANA
AMBULAN

3.1 Aturan Ambulan Gawat Darurat Di Jalan Raya


Berikut

adalah

beberapa

hal

yang

mencakup

peraturan pengoperasian ambulan:


1. Pengemudi ambulan harus memiliki lisensi mengemudi yang sah dan
harus menyelesaikan program pelatihannya.
2. Hak-hak khusus memperbolehkan pengemudi ambulan untuk tidak
mematuhi peraturan

ketika

ambulan

digunakan

untuk

respon emergency atau untuk transportasi pasien darurat. Ketika


ambulan tidak dalam

respon emergency, maka peraturan yang

berlaku bagi setiap pengemudi kendaraan non-darurat, juga berlaku


untuk ambulan.
3. Walaupun memiliki hak istimewa dalam keadaan darurat, hal tersebut
tidak

menjadikan pengemudi

ambulan

kebal

terhadap

peraturan terutama jika mengemudikan ambulan dengan ceroboh


atau tidak memperdulikan keselamatan orang lain.
4. Hak

istimewa

selama

situasi

darurat

hanya

berlaku

jika

pengemudi menggunakan alat- alat peringatan (warning devices)


dengan tata cara yang diatur oleh peraturan.
5. Sebagian

besar

undang-undang

memperbolehkan

pengemudi kendaraan emergensi untuk:


o Memarkir kendaraannya di manapun, selama tidak merusak hak
milik atau membahayakan nyawa orang lain.
o Melewati

lampu

merah

dan

tanda

berhenti.

Beberapa

negara mengharuskan pengemudi ambulan untuk berhenti terlebih


dahulu saat lampu merah, lalu melintas dengan hati-hati. Negara
lain hanya menginstruksikan pengemudi untuk memperlambat laju
kendaraan dan melintas dengan hati-hati.
o Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkkan selama
tidak membahayakan nyawa dan hak milik orang lain.

Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului


setelah memberi
aman,

sinyal yang

tepat,

memastikan

jalurnya

dan menghindari hal-hal yang membahayakan nyawa dan

harta benda.
o Mengabaikan

peraturan

yang

mengatur

arah

jalur

dan

aturan berbelok
ke arah tertentu, setelah memberi sinyal dan peringatan yang tepat.
3.2 Tugas seorang EMD (Emergency Medical Dispathcer/Pengirim Pesan
Medis Emergensi):
1. Menanyakan informasi secara lengkap dari penelepon dan menilai
tingkat prioritas panggilan emergensi tersebut.
2. Memberikan instruksi medis kepada penelepon sebelum ambulan
datang

dan menyampaikan

emergensi kepada kru ambulan.

informasi

adanya

panggilan

3. Mengirimkan kabar dan melakukan koordinasi petugas pelayanan


kesehatan (termasuk ambulan gawat darurat)
4. Berkoordinasi dengan agen keselamatan masyarakat lainnya.
Saat menerima panggilan emergensi, seorang EMD harus mampu
memperoleh informasi sebanyak mungkin mengenai situasi dan
kondisi kejadian

untuk

membantu

menentukan tingkat

prioritas

panggilan. Pertanyaan yang harus diajukan oleh EMD adalah :


1.

Di

mana

lokasi

tepat pasien?

Seorang

EMD

harus

menanyakan nomor rumah atau bangunan. Sangat penting untuk


menanyakan nama jalan dengan penunjuk arah mata angin yang
jelas (misalnya utara,
dan

selatan),

persimpangan

jalan

terdekat,

lokasi tepat kejadian. Apabila terjadi kecelakaan lalu lintas

perlu ditanyakan mengenai arus lalu lintas, dan jalur yang dapat
dilewati , kemacetan dll. Jika EMD menemukan bahwa semua
jalur

menuju

lokasi tabrakan

terhambat,

maka

EMD

akan

memberitahu pengemudi ambulan untuk memilih jalur alternatif.


EMD akan berkoordinasi
dengan unit ambulan service dan akan menghubungi ambulan yang

terdekat dengan lokasi pasien, sehingga ambulan akan cepat


sampai lokasi kejadian.
2. Nomor telepon yang dapat dihubungi untuk melakukan panggilan
balik? Minta penelepon untuk tetap menjaga sambungan telepon.
Jangan

ditutup

kecuali

atas pemberitahuan

situasi/kasus yang mengancam


instruksi

medis

kepada

jiwa, EMD

penelepon

sesaat

EMD.

Untuk

akan memberikan
setelah

ambulan

dikirim. Penelepon atau orang lain yang ada di lokasi kejadian harus
mengikuti instruksi ini hingga ambulan datang. Hal penting lain yang
perlu diperhatikan oleh penelepon adalah agar tetap terhubung
dengan EMD untuk menjelaskan lokasi tepat kejadian seandainya
ambulan

yang

telah

dikirim

tidak

menemukan

lokasi

yang

diinformasikan sebelumnya.
3. Apa masalahnya? Tanyakan keluhan utama yang dihadapi pasien.
Ini akan membantu EMD untuk memutuskan panggilan emergensi
mana yang akan ditanggapi (jika panggilan lebih dari satu) dan

membantu menentukan tingkat prioritas pasien dalam pengiriman


ambulan.
4. Berapa usia pasien? Ada beberapa jenis ambulan yang dirancang
khusus untuk penanganan kasus emergensi anak-anak daripada
dewasa, sehingga akan lebih dipilih untuk dikirim. Selain itu, usia
juga sangat penting untuk membedakan antara bayi, anak-anak,
dan dewasa terutama jika EMD memberikan instruksi kepada
penelepon untuk melakukan RJP sebelum ambulan datang.
5. Apakah pasien sadar? Pasien yang tidak sadar memiliki tingkat
kegawatan/prioritas yang lebih tinggi untuk dilakukan pertolongan.
6. Apakah pasien bisa bernafas? Jika pasien sadar dan bisa bernafas,
EMD akan mengajukan pertanyaan tambahan mengenai keluhan
utama untuk menentukan tingkat tanggap darurat yang tepat, hal ini
menentukan apakah jenis panggilan termasuk dalam kategori
emergency atau non emergency sehingga menentukan apakah
akan dikirim ambulan respon non emergency dengan kecepatan
kendaraan normal atau

ambulan respon emergency (keadaan

darurat, lampu dan sirine dinyalakan). Jika pasien tidak bernafas


atau penelepon tidak yakin, EMD akan mengirimkan ambulan
tanggap darurat maksimum dan akan memberikan instruksi medis
sebelum ambulan datang termasuk instruksi RJP via telepon jika
didapatkan denyut nadi pasien tidak teraba. Jika panggilan darurat
adalah untuk kecelakaan lalu lintas, serangkaian pertanyaan kunci
harus diajukan untuk membantu menentukan prioritas dan besarnya
tanggapan. Melalui interogasi yang baik dengan penelepon, EMD
bisa saja mengirimkan sekaligus satu atau

lebih unit ambulan

respon emergency dan beberapa unit ambulan pembantu respon


untuk penanganan korban.
7. Berapa banyak dan apa sajakah jenis kendaraan yang terlibat?
EMD harus mampu menetukan, berapa banyak kendaraan yang
terlibat dalam kecelakaan dan apakah kecelakaan melibatkan mobil,
truk, atau bis. Cedera apapun yang diakibatkan dari tabrakan yang
melibatkan sepeda, motor, atau pejalan kaki dengan mobil
harus memperoleh prioritas tanggap darurat yang lebih tinggi. Jika
EMD menemukan bahwa kecelakaan tersebut melibatkan truk, EMD
harus mencoba menentukan kemungkinan apakah kendaraan
tersebut membawa bahan muatan yang berbahaya.

8. Berapa

banyak

kemungkinan

korban

cedera?

Ketika

EMD

memperoleh informasi dari penelepon bahwa ada lima orang yang


cedera, maka EMD akan mengirimkan dua atau tiga ambulan dalam
saat

yang

bersamaan.

Waktu

dan

mungkin

nyawa,

dapat

diselamatkan dengan mengetahui jumlah korban cedera pada


kecelakaan/tabrakan.
9. Apakah korban terjebak? Jika korban terjebak, maka dibutuhkan
pula pengiriman unit penyelamat.
3.8 Pelaksanaan Operasional Ambulan
Ketenagaan pada ambulan sebaiknya sudah terlatih ambulan crew.
Pada dasarnya tugas di ambulan adalah lingkaran tugas yang terdiri atas
persiapan

respons -

kontrol TKP

akses

penilaian

awal

keadaan penderita dan resusitasi ekstrikasi - evakuasi - transportasi ke


rumah sakit yang sesuai, lalu kembali ke persiapan. Hal-hal tersebut
yaitu:
o Persiapan
Fase persiapan dimulai saat mulai bertugas atau kembali ke
markas

setelah

menolong

penderita.

Pemeliharaan

ambulan

merupakan salah satu komponen penting dalam menjaga kualitas


pelayanan armada ambulan. Ambulan merupakan kendaraan yang
harus siap pakai sewaktu-waktu saat dibutuhkan sehingga waktu
pelayanan

dapat

dipersingkat

terutama

untuk

jenis

ambulan

emergensi yang kecepatan dan ketepatan merupakan prioritas


pelayanan.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pemeliharaan ambulan :
-

Cek kilometer awal sebelum kendaraan ambulan dipakai

Pada awal shift, cek bahan bakar (bensin/solar), oli, air accu,
air radiator, air wiper, lampu mobil, sirene, pengeras suara,
tekanan udara pada ban, AC, klakson, rem

Jumlah oksigen yang tersisa dalam tabung

Peralatan perawatan pasien

Tandu

dan

semua

peralatan

berada

pada

tempatnya.

Lakukan sapuan dengan menggunakan kain basah dan detergen


secara menyeluruh di seluruh permukaan tandu
-

Periksa sambungan radio komunikasi untuk mempermudah


alur komunikasi

Cek secara berkala oli, filter, ban accu dan busi

Pada

awal

dibersihkan,

dan

akhir

hal

ini

shift

untuk

bagian

luar

menghilangkan

ambulan

harus

kotoran

yang

menempel pada body


mobil sehingga tidak mengganggu tanda-tanda pasif ambulan
(lambang, tulisan, gambar dll) yang terpampang pada badan
ambulan.
-

Untuk kontrol infeksi, bagian dalam ambulan harus dijaga


kebersihannya

Semua

permukaan

harus

dipersihkan

secara

menyeluruh

seminggu sekali termasuk dalam lemari


-

Bagian dalam dibersihkan sesuai yang diperlukan di antara masa


pengangkutan pasien

Ganti sarung bantal setiap pengangkutan

Respons
Pengemudi harus dapat mengemudi dalam berbagai cuaca. Cara
mengemudi harus dengan cara defensif (defensive driving). Rotator
selalu

dinyalakan,

sirene

hanya

dalam

keadaan

terpaksa.

Mengemudi tanpa mengikuti protokol, akan mengakibatkan cedera


lebih lanjut, baik pada diri sendiri, lingkungan maupun penderita.
-

Peraturan lalu lintas HARUS dipatuhi.

Keselamatan

diri

sendiri

dan

orang

lain

mutlak

menjadi

pertimbangan menuju lokasi kejadian.


-

Kecepatan ambulan 40-80 km/jam.

Jika panggilan bukan panggilan gawat darurat mencancam jiwa


maka hanya lampu rotator yang dinyalakan.

Jika panggilan merupakan panggilan gawat darurat mengancam


jiwa maka dibolehkan menyembunyikan sirine pada saat-saat
tertentu untuk memperoleh kesempatan mendahului kendaraan
didepannya.

Kontrol TKP
Diperlukan pengetahuan mengenai daerah bahaya, harus diketahui
cara parkir, serta kontrol lingkungan. Parkir kendaraan pada tempat
yang aman dan tidak mengganggu kendaraan lain. Mintalah
seseorang berada di belakang ambulans untuk bertindak sebagai
pemandu bila polisi belum tiba.

Akses ke penderita
Masuk ke dalam rumah atau ke dalam mobil yang hancur, tetap
harus memakai prosedur yang baku.

Penilaian keadaan penderita dan pertolongan darurat


a. Pasien dirumah
-

Analisa keadaan pendarita secara tepat (respon, pernapasan,


jantung dan sirkulasi).

Lakukan penanganan penderita sesuai dengan kasus.

Informasi kepada fasilitas kesehatan terdekat dengan lokasi


kejadian, bahwa tim ambulan akan merujuk penderita
ketempat tersebut (kasus yang terjadi, keadaan korban,
jumlah penderita, penanganan yang telah diberikan)

b. Penyalamatan dilokasi kecelakaan lalu-lintas


1. Penilaian lokasi
-

Pantau setiap informasi terbaru

Perhatikan arus lalu lintas, mungkin perlu menutup jalur.

Perhatikan asap disekitar lokasi kejadian dan catat warna


asap yang terlihat, bila mencurigakan hentikan gerak
ambulan.

Perhatikan bau yang ada disekitar penderita, bila ada yang


berbau tidak wajar segera waspadai bahan beracun.

Perhatikan tiang listrik atau telepon yang patah atau kabel


yang terjurai terputus.

Perhatikan penderita dijalan dan sekitarnya.

Waspadalah terhdap orang disekitar tmepat kecelakaan,


terutama malam hari.

Perhatikanlah

tanda-tanda

dari

polisi

atau

personil

pelayanan darurat yang lain, mungkin ada informasi


mengenai bahaya atau penderita.
-

Jika melihat kendaraan yang terbakar atau dicurigai bahan


bahaya tumpah, perhatikan arah atau gerak angin dengan
melihat asap atau bendera.

Perhatiakan daerah lapangan untuk evakuasi darurat jika


ada kemungkinan terjadi ledakan.

Jika ada bahan atau cairan bahaya tumpah dari tangki

yang

bocor,

anda

perlu

parker

agak

jauh

dan

membelakangi arah angin.


2. Pertolongan penderita
-

Bila penderita lebih dari satu, lakukan triage.

Lakukan penilaian cepat (respon, pernapasan, jantung dan


sirkulasi)
Lepaskan segala benda yang menghambat pemberian

pertolongan pertama.
-

Berhatilah-hatilah bila terpaksa mengangkat penderita

Bila penderita terjepit, jangan sekali-kali menarik badan


anggota

badannya

tanpa

lebih

dahulu

melepaskan

jepitannya.
-

Angkatlah korban dalam keadaan terbaring.

Korban dibaringkan di tempat yang teduh dan bila perlu


disemlimuti. Penyelimutan penderita mambantu menjaga
suhu tubuh, mencegah paparan cahaya dan menjaga
privasi.
Lakukan penanganan penderita sesuai kasus

Ekstrikasi
Pada

keadaan

lokasi

yang

berbahaya

atau penderita

yang

memerlukan prioritas tinggi maka pemindahan penderita harus


didahulukan dansecepatnya dilakukan pemeriksaan penanganan
gawat darurat.
Pemindahan penderita ke ambulans dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
1. Pemilihan alat yang digunakan untuk mengusung pasien
2. Stabilisasi pasien untuk dipindahkan
3. Memindahkan pasien keambulan
4. Memasukkan pasien kedalam ambulans
Pada

prinsipnya

dalam

kondisi apapun

seseorang

penderita

dikategorikan dalam perioritas tinggi maka harus segera dirujuk


kerumah sakit. Alat angkut penderita harus memiliki tiga tali pengikat
untuk menjaga posisi penderita tetap aman. Yang pertama diletakkan
setinggi dada, yang kedua setinggi pinggang atau panggul dan yang
ketiga setinggi tungkai.
o

Evakuasi dan transportasi penderita

Transportasi bukanlah sekedar mengantar pasien kerumah sakit.


Serangkain tugas harus dilakukan sejak penderta dimasukkan kedalam
ambulans hingga diambil alih oleh pihak RS. Tindakan-tindakan yang
harus di perhatikan dalam mempersiapkan penderita yang akan
diangkut :
-

Lakukan pemeriksaan menyeluruh

Amankan posisi tandu didalam ambulan

Posisikan dan amankan penderita

Pastikan penderita terikat dengan baik dengan tandu

Persiapkan jika timbul komplikasi pernapasan dan jantung

Longgarkan pakaian yang ketat

Periksa perbannya

Periksa bidainya

Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani


penderita

Tenangkan penderita

Naikkan barang-barang pribadi penderita

Ucapkan beberapa patah kata dan tenangkan penderita dengan


cara yang simapatik

Ketika anda merasa bahwa penderita dan ambulan siap


diberangkatkan, beri tanda kepada pengemudi untuk memulai
perjalanan kerumah sakit.

3.3 SOP pelayanan medis / paramedis di


ambulan a. Persiapan Pelayanan
Memastikan

tempat

tersedia

dengan

menghubungi

di

rumah sakit yang dituju dengan cara menelpon.


Memastikan kondisi ambulan telah siap untuk pelayanan. ( lihat
SOP Ambulan dan sopir ).
Memastikan alat-alat medis dan non medis di ambulan
dalam keadaan rapi dan siap pakai. ( Lihat SOP Sterilisasi
Alkes ) dan melaksanakan checklist daftar peralatan medis
dan non medis di ambulan.
Mencatat nama petugas yang berangkat (pada daftar petugas)
pada buku register rujukan.

Petugas mencuci tangan ( lihat SOP Mencuci Tangan ).


Petugas memakai alat pelindung diri ( lihat SOP Alat Pelindung
Diri / APD ).
b. Melakukan serah terima pasien dengan petugas di
tempat pelayanan / lokasi awal
Petugas

mendatangi

lokasi,

menemui

petugas

di

memperkenalkan

diri

lokasi pelayanan awal.


Memberi

salam,

menyapa

dan

sebagai petugas ambulan.


Menanyakan/konfirmasi

identitas

pasien

yang

akan

diangkut dengan ambulan, meliputi nama, umur, jenis kelamin,


alamat, pekerjaan, diagnosis sementara.
Mencatat

instruksi

dokter

tentang

hal-hal

yang

harus diperhatikan/ diberikan kepada pasien selama perjalanan.


Mencatat jenis dan dosis obat serta alat yang diperlukan
pasien selama perjalanan, antara lain :
Mencatat

keadaan

pasien

sebelum

berangkat,

meliputi diagnosis, tanda vital ( kesadaran, tensi, nadi, suhu,


kecepatan respirasi ) dan problem yang sedang dihadapi (
mencakup
problem airway
Meminta surat rujukan ( bila ada ).
Menanyakan kondisi umum pasien apakah pasien telah siap
dipindahkan ke ambulan, antara lain :
Apakah pasien sudah bisa dipindahkan ke ambulan ?
c. Memidahkan pasien ke ambulan
Memastikan

kondisi

pasien

dalam

keadaan

siap

untuk

dipindahkan ke ambulan dengan cara melakukan pemeriksaan


A B C ( Lihat SOP Pemeriksaan ABC ).
Mengambil brancart dari ambulan dan dibawa ke lokasi pasien
berada.
Memindahkan pasien ke brancart ( lihat SOP Memindahkan
Pasien ).
Memasukkan brancart berisi pasien ke dalam ambulan.
Mengatur posisi pasien senyaman mungkin di dalam ambulan.
Petugas mengambil posisi sesuai dengan tugasnya.
Sopir duduk di kursi pengemudi ( lihat SOP Sopir Ambulan).

Memposisikan

pasien

senyaman

mungkin sesuai

dengan

kondisinya.
1 orang paramedis operator alat medis di sebelah kiri pasien (
menyesuaikan kondisi pasien ).
Petugas memberi komando kepada sopir agar ambulan segera
berjalan,

lampu

rotator

dinyalakan,

sirene

dibunyikan

menyesuaikan kondisi jalan.


Mempertahankan keadaan ABC pasien agar tetap stabil selama
perjalanan

dan

melakukan

tindakan

jika

terjadi

kegawatdaruratan (lihat SOP Mempertahankan Kondisi ABC).


Mencatat semua perubahan yang meliputi kesadaran , vital sign
( nadi, pernafasan, tekanan darah ) pasien / obat
d. Serah terima penderita dirumah sakit
Dampingi staf IGD bila dibutuhkan dan berikan laporan lisan
atas kondisi penderita.

Setalah tidak lagi menangani penderita siapkan laporan


perawatan pra rumah sakit
Serahkan barang-barang pribadi penderita ke pihak rumah sakit.
sangat disarankan untuk meminta tanda terima tertulis dari
pihak

IGD

sebagai

perlindungan

barang

penderita

dari

pencurian.
Minta diri untuk meninggalkan RS
e. Pencatatan dan Pelaporan
1. Mencatat nama petugas yang berangkat.
2. Mencatat identitas pasien dan informasi dasar ( diagnosis
sementara, tanda vital, problem pasien ) berdasarkan informasi
dari lokasi awal.
3. Mencatat perkembangan kondisi pasien selama perjalanan.
4. Mencatat tindakan yang dilakukan dan obat yang diberikan
kepada pasien selama perjalanan.
5. Menyerahkan catatan rekam medis kepada petugas IRD.
f. Kegiatan Pasca Pelayanan
1. Kembali ke posko ambulan
Aktivitas-aktivitas berikut yang harus dilkukan saat kembali ke
posko ambulan :
-

Kabarkan lewat radio bahwa ambulan dalam perjalanan


kembali ke posko

Pehatikan indicator bahan bakar dan isi ulang bahan bakar


jika indicator menunjukkan batas tertentu.

2. Setelah tiba di posko ambulan


Aktivitas-aktivitas berikut yang harus dilakukan oleh kru
ambulan setelah menunjukkan batas tertentu :
-

Pisahkan alat-alat yang terkontaminasi dengan alat-alat yang


tidak terkontaminasi

Bersihkan segala perlengkapan yang disentuh penderita

Bersihkan dan desinfeksi perlengkapan bantuan pernapasan


yang tidak sekali pakai namun sudah terpakai

Bersihkan ruang penderita

Ganti perlengkapan dalam ambulan yang telah digunakan


dengan barang-barang serupa yang di ambil dari ruang
logistic di posko ambulan

Ganti atau isi ulang tabung oksigen

Ganti perlengkapan perawatan penderita

Lakukan

prosedur

pemeliharaan

kendaraan

pasca

pemakaian apabila diperkukan


-

Bersihkan kendaraan

Lengkapi formulir laporan yang belum selesai sesegera


mungkin

Laporkan

kesiapan

pelayanan berikutnya.

unit

ambulan

untuk

memberikan

AMBULAN

Manajemen Dan Standar Operasional Prosedur Ambulan Gawat Darurat

Nasrulla
h
Pasuruan, 21 Januari
1988
Potekkes Depkes Malang
2006
PSIK Universitas
Brawijaya 2010
RS. Wava Husada
2009-2010

Neneng S. R
Jember, 16 Mei
1984
D3 Kep.
Lumajang
PSIK Universitas
Brawijaya 2010

Sri
Winarsih
Madiun, 24 Desember
1967
SPK Magetan
1987
Stikes Bina Sehat PPNI
2007
PSIK Universitas
Brawijaya 2010
Puskesmas
Purwosari

Lilik
Nurhidayati
Kediri, 23 Februari
1976
D3 Kep. Karya Husada
1998
PSIK Universitas
Brawijaya 2010
RSUD Pare Kabupaten
Kediri

Winda Dwi
S
Tulung Agung, 01 Agustus
1986
D3 Kep. Tulung Agung 2007
PSIK Universitas
Brawijaya 2010

Lilik Setyorini
Mojokerto, 20 April 1968
SPK
Kepanjen
D3 Kep.
UMM
PSIK Universitas Brawijaya

Oktiva
Kuswari
Nganjuk, 23 Oktober
1978
SPK Pemda Pasuruan
1997
Potekkes Depkes Malang
2001
PSIK Universitas
Brawijaya 2010

Moh.
Amin
Sampang, 04 November
1987
D3 Kep. Kab. Pamekasan
2006
PSIK Universitas Brawijaya
2010
UGD Puskesmas
Jrengik
Abdurrakhm
an
Sumbawa Besar, 05 Mei
1980
D3 Kep. Yarsi Mataram-NTB
2003
PSIK Universitas Brawijaya
2010
RSUD
Sumbawa

Wahid
Hasyim
Malang, 14 November
1986
D3 Kep. Kab.
Malang
PSIK Universitas Brawijaya
2010
Internis RSUD Pasuruan

Farid
a
MM

Lotim, 17 Maret
1972
SPK Fillial-Mataram 19901991
Poltekkes Mataram
2008
PSIK Universitas Brawijaya
2010

3
9 www.serpihanilmuku.blogspot.com

AMBULAN

Manajemen Dan Standar Operasional Prosedur Ambulan Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai