Anda di halaman 1dari 21

BIS A GEO

Media Sosial Jual Beli Miniatur Bis Klik FB:


https://www.facebook.com/groups/335806393191343/?ref=bookmarks

Beranda

Tentang Saya

Buku Tamu

Agenda

Komunitas

Saturday, April 11, 2015


PETA PERSEBARAN TAMAN NASIONAL DI INDONESIA
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, fuat cepat, pariwisata, dan rekreasi (pasal 1 butir 14 UU No. 5
Tahun 1990).
Kawasan Pelestarian Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu,
baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan
sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya (Pasal 1 butir 13 UU No. 5 Tahun 1990).

Persebaran Taman Nasional di Sumatra


1. Taman Nasional Bukit Barisan (TN Gunung Lauser)
Terletak di antara Aceh - Sumatera Utara. Kawasan hutan hujan tropis
dataran tinggi yang melindungi orangutan sumatera (Pongo pygmaeus
abelii), sarudung (Hylobates lar), siamang (Hylobates syndactilus), monyet
ekor panjang (Macaca fascicularis), beruk (Macaca nemestriana) dan kedih
(Presbytis thomasi). Satwa karnivora di antaranya: fuat cepat macan
dahan (Neofelis nebulosa), beruang madu (Helarctos malayanus), harimau
sumatera(Phantera tigris Sumatraensis). Satwa herbivora yang ada di
taman nasional ini adalah gajah sumatera (Elephas maximus), badak
sumatera (Dicerorhinus sumatraensis), dan rusa sambar (Cervus
unicolor).
2. Taman Nasional Bukit Tigapuluh

Terletak di antara Riau - Jambi. Kawasan fuat cepat hutan hujan tropis
yang merupakan habitat harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae),
tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis), beruang madu (Helarctos
malayanus malayanus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus
argus argus) dan lain-lain. Masyarakat di sekitar Taman Nasional Bukit
Tiga Puluh terdiri dari beberapa suku dengan adat istiadat dan budaya
yang relatif masih sangat tradisional yaitu Suku Anak Dalam, Suku Talang
Mamak dan lain-lain.
3. Taman Nasional Bukit Duabelas
Terletak di Jambi yang merupakan kawasan hutan hujan tropis. Taman
nasional ini merupakan habitat dari satwa langka dan dilindungi seperti
siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), beruk (Macaca
nemestrina), macan dahan (Neofelis nebulosa diardi), kancil (Tragulus
javanicus kanchil), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus),
kijang (Muntiacus muntjak montanus), meong congkok (Prionailurus
bengalensis sumatrana), lutra Sumatera (Lutra sumatrana), ajag (Cuon
alpinus sumatrensis), kelinci Sumatera (Nesolagus netscheri), elang ular
bido (Spilornis cheela malayensis), dan lain-lain. Masyarakat asli suku
Anak Dalam (Orang Rimba) telah mendiami hutan Taman Nasional Bukit
Duabelas selama puluhan tahun sebagai daerah pengembaraan.
4. Taman Nasional Sibereut
Terletak di fuat cepat Pulau Mentawai, Sumatra Barat. Seluas 60%
kawasan ditutupi oleh hutan primer Dipterocarpaceae, hutan primer
campuran, rawa, hutan pantai, dan hutan mangrove. Taman Nasional
Siberut memiliki 4 jenis satwa primata yang tidak ditemukan pada daerahdaerah lainnya di dunia (endemik) yaitu bokkoi (Macaca pagensis), lutung
mentawai/joja (Presbytis potenziani siberu), bilou (Hylobates klossii), dan
simakobu (Nasalis concolor siberu).
5. Taman Nasional Kerinci Seblat
Taman Nasional Kerinci Seblat yang terdapat di Bengkulu merupakan
perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah sampai ekosistem
sub-alpin serta beberapa ekosistem yang khas antara lain rawa gambut,
rawa air tawar dan danau. Potensi lainnya yang menarik perhatian
pengunjung di taman nasional ini, seperti pengamatan suara burung
rangkong (Buceros rhinoceros sumatranus) dan julang (Aceros undulatus
undulatus) serta suara tawa histeri yang menakjubkan dari burung gading
(Rhinoplax vigil); adanya kucing emas (Catopuma temminckii temminckii)
yang sangat misterius; serta adanya misteri yang belum terpecahkan
tentang sejenis satwa primata yang berjalan tegak dan cepat sekali
menghilang diantara pohon, dimana masyarakat setempat
menamakannya orang pendek.
6. Taman Nasional Berbak
Taman Nasional Berbak yang terdapat di Jambi merupakan kawasan
pelestarian alam untuk konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara
yang belum terjamah oleh eksploitasi manusia. Taman Nasional bernak

juga merupakan habitat Harimau Suatra, Badak Sumatera (Dicerorhinus


sumatrensis), Tapir (Tapirus indicus), Kancil (Tragulus javanicus), 300 jenis
burung seperti Kuntul Cina (Egretta eulophotus), Banagu Tong-tong
(Leptoptilos javanicus), semua jenis Udang (Alcedinidae spp), Bebek hutan
bersayap putih (Cairina scutulata), Kura-kura Gading (Orlitia borneensis),
dan Tuntong (Batagur baska). Ratusan bahkan ribuan burung migran
dapat dilihat di taman nasional ini, yang dapat menimbulkan kekaguman
apabila burung-burung tersebut terbang secara berkelompok.
7. Taman Nasional Sembilang
Taman Nasional Sembilang merupakan perwakilan hutan rawa gambut,
hutan rawa air tawar, dan hutan riparian (tepi sungai) di Propinsi
Sumatera Selatan. Daerah-daerah pantai/hutan terutama di Sembilang
dan Semenanjung Banyuasin merupakan habitat harimau Sumatera
(Panthera tigris sumatrae), gajah Sumatera (Elephas maximus
sumatranus), tapir (Tapirus indicus), siamang (Hylobates syndactylus
syndactylus), kucing mas (Catopuma temminckii temminckii), rusa sambar
(Cervus unicolor equinus), buaya (Crocodylus porosus), biawak (Varanus
salvator), ikan sembilang (Plotusus canius), labi-labi besar (Chitra indica),
lumba-lumba air tawar (Orcaella brevirostris), dan berbagai jenis burung
yang bermigrasi dari Siberia.
8. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan perwakilan dari
rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang terdiri dari tipe vegetasi hutan
mangrove, hutan pantai, hutan pamah tropika fuat cepat sampai
pegunungan di Bengkulu hingga Lampung. Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan merupakan habitat beruang madu (Helarctos malayanus
malayanus), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis),
harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), gajah Sumatera (Elephas
maximus sumatranus), tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis),
siamang (H. syndactylus syndactylus), simpai (Presbytis melalophos
fuscamurina), kancil (Tragulus javanicus kanchil), dan penyu sisik
(Eretmochelys imbricata).
9. Taman Nasional Way Kambas
Taman Nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan
dataran rendah yang terdiri dari fuat cepat hutan rawa air tawar, padang
alang-alang/semak belukar, dan hutan pantai di Lampung. Taman
Nasional Way Kambas memiliki 50 jenis mamalia diantaranya gajah
Sumatera (Elephas maximus sumatranus), badak Sumatera (Dicerorhinus
sumatrensis sumatrensis), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae),
tapir (Tapirus indicus), anjing hutan (Cuon alpinus sumatrensis), siamang
(Hylobates syndactylus syndactylus); 406 jenis burung diantaranya bebek
hutan (Cairina scutulata), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus
stormi), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), sempidan biru
(Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus), pecuk ular (Anhinga
melanogaster); berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta.

Persebaran Taman Nasional di Jawa

1. Taman Nasional Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan perwakilan ekosistem hutan


hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Banten, serta
merupakan habitat yang ideal bagi kelangsungan hidup satwa langka
badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya. Terdapat
tiga tipe ekosistem di taman nasional ini yaitu ekosistem perairan laut,
ekosistem rawa, dan ekosistem daratan.Jenis-jenis ikan yang menarik di
Taman Nasional Ujung Kulon baik yang hidup di perairan laut maupun
sungai antara lain ikan kupu-kupu, badut, bidadari, singa, kakatua,

glodok dan sumpit. Ikan glodok dan ikan sumpit adalah dua jenis ikan
yang sangat aneh dan unik yaitu ikan glodok memiliki kemampuan
memanjat akar pohon bakau, sedangkan ikan sumpit memiliki
kemampuan menyemprot air ke atas permukaan setinggi lebih dari satu
meter untuk menembak memangsanya (serangga kecil) yang berada di
daun-daun yang rantingnya menjulur di atas permukaan air

2. Taman Nasional Kepulauan Seribu


Taman Nasional Kepulauan Seribu merupakan salah satu perwakilan
kawasan pelestarian alam bahari fuat cepat di Indonesia yang terletak
kurang lebih 45 km sebelah Utara Jakarta. Terdapat 78 pulau besar-kecil
dengan ketinggian tidak lebih dari tiga meter dpl., dan semuanya
merupakan gugusan pulau karang.Taman Nasional Kepulauan Seribu
merupakan tempat peneluran penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan
penyu hijau (Chelonia mydas). Penyu sisik dan penyu hijau yang
merupakan satwa langka dan jarang ditemukan di perairan lain terutama
pantai Utara Pulau Jawa, ditangkarkan di Pulau Semak Daun.

3. Taman Nasional Gunung Halimun


Taman Nasional Gunung Halimun merupakan perwakilan tipe ekosistem
hutan hujan dataran rendah, hutan sub-montana dan hutan montana di
Jawa Barat. Hampir seluruh hutan di taman nasional ini berada di dataran
pegunungan dengan beberapa sungai dan air terjun, yang merupakan
perlindungan fungsi hidrologis di Kabupaten Bogor, Lebak, dan
Sukabumi. Taman Nasional Gunung Halimun merupakan habitat dari
beberapa satwa mamalia seperti owa (Hylobates moloch), kancil (Tragulus
javanicus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung budeng
(Trachypithecus auratus auratus), kijang (Muntiacus muntjak muntjak),
macan tutul (Panthera pardus melas), dan anjing hutan (Cuon alpinus
javanicus). Terdapat kurang lebih 204 jenis burung dan 90 jenis
diantaranya merupakan burung yang menetap serta 35 jenis merupakan
jenis endemik di Jawa termasuk burung elang Jawa (Spizaetus bartelsi).
Selain itu terdapat dua jenis burung yang terancam punah yaitu burung
cica matahari (Crocias albonotatus) dan burung poksai kuda (Garrulax
rufifrons). Burung elang Jawa yang identik dengan lambang negara
Indonesia (burung garuda), cukup banyak dijumpai di Taman Nasional
Gunung Halimun.

4. Taman Nasional Gunung Gede


Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan kosistem yang
terdiri dari ekosistem sub-montana, montana, sub-alpin, danau, rawa,
dan savana. Keadaan alamnya fuat cepat yang khas dan unik, menjadikan
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango sebagai salah satu laboratorium
alam yang menarik minat para peneliti internasional seperti F.W.

Junghuhn (1839-1861), J.E. Teysmann (1839), A.R. Wallace (1861), S.H.


Koorders (1890), M. Treub (1891), W.M. van Leeuen (1911); dan C.G.G.J.
van Steenis (1920-1952) telah membuat koleksi tumbuhan sebagai dasar
penyusunan buku THE MOUNTAIN FLORA OF JAVA yang diterbitkan
tahun 1972.Satwa primata yang terancam punah dan terdapat di Taman
Nasional Gunung Gede-Pangrango yaitu owa (Hylobates moloch), surili
(Presbytis comata comata), dan lutung budeng (Trachypithecus auratus
auratus); dan satwa langka lainnya seperti macan tutul (Panthera pardus
melas), landak Jawa (Hystrix brachyura brachyura), kijang (Muntiacus
muntjak muntjak), dan musang tenggorokan kuning (Martes flavigula).

5. Taman Nasional Kepulauan Karimun Jawa


Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan 27 buah pulau yang
memiliki tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah, padang lamun,
algae, hutan pantai, hutan mangrove, dan terumbu karang di utara Jawa
Tengah. Jenis terumbu karang di Taman Nasional Karimunjawa
merupakan terumbu karang pantai/tepi (fringing reef), terumbu karang
penghalang (barrier reef) dan beberapa taka (patch reef). Biota laut
lainnya yang dilindungi seperti kepala kambing (Cassis cornuta), triton
terompet (Charonia tritonis), nautilus berongga (Nautilus pompillius),
batu laga (Turbo marmoratus), dan 6 jenis kima. Keanekaragaman satwa
darat di taman nasional ini tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan satwa
perairan. Satwa darat yang umum dijumpai antara lain rusa (Cervus
timorensis subspec), kera ekor panjang (Macaca fascicularis
karimondjawae); 40 jenis burung seperti pergam hijau (Ducula aenea),
elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), trocokan/merbah
cerukcuk (Pycnonotus goiavier), betet (Psittacula alexandri), penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan ular edhor.
Burung elang laut perut putih merupakan satwa yang terancam punah di
dunia.

6. Taman Nasional Gunung Bromo Tengger


Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki tipe ekosistem submontana, montana dan sub-alphin dengan pohon-pohon yang besar dan
berusia ratusan tahun.Satwa langka dan dilindungi yang terdapat di
taman nasional ini antara lain luwak (Pardofelis marmorata), rusa (Cervus
timorensis ), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus
muntjak ), ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera
pardus ), ajag (Cuon alpinus ); dan berbagai jenis burung seperti alapalap burung (Accipiter virgatus ), rangkong (Buceros rhinoceros
silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido), srigunting hitam
(Dicrurus macrocercus), elang bondol (Haliastur indus), dan belibis yang
hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo.Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di
Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar,
yang berada pada ketinggian 2.100 meter dari permukaan laut.

7. Taman Nasional Merubetiri


Taman Nasional Meru Betiri merupakan perwakilan ekosistem mangrove,
hutan rawa, dan hutan hujan dataran rendah di selatan Jawa Timur
(Jember). Taman Nasional Meru Betiri terkenal sebagai habitat
terakhir fuat cepat harimau loreng Jawa (Panthera tigris sondaica) yang
langka dan dilindungi. Sampai saat ini, satwa tersebut tidak pernah dapat
ditemukan lagi dan diperkirakan telah punah. Punahnya harimau loreng
Jawa berarti punahnya tiga jenis harimau dari delapan jenis yang ada di
dunia (harimau Kaspia di Iran, harimau Bali dan harimau Jawa di
Indonesia). Selain itu, Taman Nasional Meru Betiri memiliki potensi satwa
dilindungi yang terdiri dari 29 jenis mamalia, dan 180 jenis burung. Satwa
tersebut diantaranya banteng (Bos javanicus javanicus), kera ekor
panjang (Macaca fascicularis), macan tutul (Panthera pardus melas), ajag
(Cuon alpinus javanicus), kucing hutan (Prionailurus bengalensis
javanensis), rusa (Cervus timorensis russa), bajing terbang ekor merah
(Iomys horsfieldii), merak (Pavo muticus), penyu belimbing (Dermochelys
coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia
mydas), dan penyu ridel/lekang (Lepidochelys olivacea).

8. Taman Nasional Baluran


Taman Nasional Baluran fuat cepat merupakan perwakilan ekosistem
hutan yang spesifik kering di Jawa Timur (Situbondo), terdiri dari tipe
vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan
pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang
tahun. Sekitar 40 persen tipe vegetasi savana mendominasi kawasan
Taman Nasional Baluran. Terdapat 26 jenis mamalia diantaranya banteng
(Bos javanicus javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis), ajag (Cuon
alpinus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), rusa (Cervus
timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), kancil (Tragulus
javanicus pelandoc), dan kucing bakau (Prionailurus viverrinus). Satwa
banteng merupakan maskot/ciri khas dari Taman Nasional Baluran. Selain
itu, terdapat sekitar 155 jenis burung diantaranya termasuk yang langka
seperti layang-layang api (Hirundo rustica), tuwuk/tuwur asia
(Eudynamys scolopacea), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan
merah (Gallus gallus), kangkareng (Anthracoceros convecus), rangkong
(Buceros rhinoceros), dan bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus).

9. Taman Nasional Alas Purwo


Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah perwakilan tipe ekosistem
hutan hujan dataran rendah di ujung timur Pulau Jawa
(Banyuwangi).Taman Nasional Alas Purwo merupakan habitat dari
beberapa satwa liar seperti lutung budeng (Trachypithecus auratus
auratus), banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus
javanicus), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan (Gallus gallus),
rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas),
dan kucing bakau (Prionailurus bengalensis javanensis). Satwa langka

dan dilindungi seperti penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu


belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata),
dan penyu hijau (Chelonia mydas) biasanya sering mendarat di pantai
Selatan taman nasional ini pada bulan Januari s/d September.Pada
periode bulan Oktober-Desember di Segoro Anakan dapat dilihat sekitar
16 jenis burung migran dari Australia diantaranya cekakak suci (Halcyon
chloris/ Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut (Merops
philippinus), trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa
glareola).
Plengkung yang berada di sebelah Selatan Taman Nasional Alas Purwo
telah dikenal oleh para perselancar tingkat dunia dengan sebutan GLand. Masyarakat sekitar taman nasional sarat dan kental dengan warna
budaya Blambangan. Mereka sangat percaya bahwa Taman Nasional
Alas Purwo merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit
yang menghindar dari serbuan kerajaan Mataram, dan meyakini bahwa di
hutan taman nasional masih tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring.

Persebaran Taman Nasional di Kalimantan

1. Taman Nasional Gunung Palung


Taman Nasional Gunung Palung terletak di Ketapang, Kalimantan Barat
merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang memiliki keanekaragaman hayati bernilai tinggi, dan berbagai tipe ekosistem antara lain
hutan mangrove, hutan rawa, rawa gambut, hutan rawa air tawar, hutan
pamah tropika, dan hutan pegunungan yang selalu ditutupi
kabut. Tumbuhan yang tergolong unik di taman nasional ini adalah
anggrek hitam (Coelogyne pandurata), yang mudah dilihat di Sungai
Matan terutama pada bulan Februari-April. Daya tarik anggrek hitam
terlihat pada bentuk bunga yang bertanda dengan warna hijau dengan
kombinasi bercak hitam pada bagian tengah bunga, dan lama mekar
antara 5-6 hari.
Satwa yang sering terlihat di Taman Nasional Gunung Palung yaitu
bekantan (Nasalis larvatus), orangutan (Pongo satyrus),bajing tanah
bergaris empat (Lariscus hosei), kijang (Muntiacus muntjak pleiharicus),
beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), beruk (Macaca
nemestrina nemestrina), klampiau (Hylobates muelleri), kukang
(Nyticebus coucang borneanus), rangkong badak (Buceros rhinoceros
borneoensis), kancil (Tragulus napu borneanus), ayam hutan (Gallus
gallus), enggang gading (Rhinoplax vigil), buaya siam (Crocodylus
siamensis), kura-kura gading (Orlitia borneensis), dan penyu tempayan
(Caretta caretta). Tidak kalah menariknya keberadaan tupai kenari
(Rheithrosciurus macrotis) yang sangat langka, dan sulit untuk dilihat.

2. Taman Nasional Danau Sentarum


Taman Nasional Danau Sentarum merupakan perwakilan ekosistem lahan
basah danau, hutan rawa air tawar dan hutan hujan tropik di Kalimantan
Barat (Kapuas Hulu). Danau itu terbentuk akibat terjadinya meander and
oxbow lake atau perluasan dari dataran banjir. Misalnya, danau ini
menampung kelebihan air Sungai Kapuas pada musim banjir dan mengisi
kembali ke alur Sungai Kapuas pada musim kemarau.Danau Sentarum
sebagai danau musiman yang berada di taman nasional ini terletak pada
sebelah cekungan sungai Kapuas, yaitu sekitar 700 km dari muara yang
menuju laut Cina Selatan. Dibatasi oleh bukit-bukit dan dataran tinggi
yang mengelilinginya, Danau Sentarum merupakan daerah tangkapan air
dan sekaligus sebagai pengatur tata air bagi Daerah Aliran Sungai
Kapuas. Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum menjadi daerah
penyedia sekaligus sebagai pemasok terbesar ikan hias air tawar
diantaranya adalah arwana (scleropages fourmosus) dan ulanguli (botia
macracranthus) yang berhasil menembus pasaran internasional dan
memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

3. Taman Nasional Betung Kerihun


Taman Nasional Betung Kerihun yang terletak di Kab. Kapuas Hulu
(Kalbar) memiliki topografi berupa perbukitan, dari bentangan
Pegunungan Muller yang menghubungkan fuat cepat Gunung Betung dan
Gunung Kerihun, sekaligus sebagai pembatas antara wilayah Indonesia
dengan Serawak, Malaysia. Satwa yang mendominasi dan paling sering
terlihat adalah orangutan (Pongo satyrus), rusa sambar (Cervus unicolor
brookei), tangkasi (Tarsius bancanus borneanus), owa Kalimantan
(Hylobates muelleri), klasi (Presbytis rubicunda rubicunda), beruang
madu (Helarctos malayanus euryspilus), lutra (Lutra sumatrana), dan
kancil (Tragulus napu borneanus). Diantara keluarga Bucerotidae yang
terdapat di taman nasional ini, yang paling menonjol adalah burung
julang emas (Aceros undulatus) dan enggang gading (Rhinoplax vigil)
yang merupakan maskot satwa Propinsi Kalimantan Barat.

4. Taman Nasional Bukit Raya


Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya merupakan Kawasan konservasi
yang menjadi taman nasional yang terletak di jantung Pulau Kalimantan,
tepatnya di perbatasan antara provinsi Kalimantan Barat (Sintang)
dengan Kalimantan Tengah (Kotawaringin). Kawasan hutan Taman
Nasional Bukit Baka-Bukit Raya didominasi oleh puncak-puncak
pegunungan Schwaner. Keberadaan pegunungan tersebut merupakan
perwakilan dari tipe ekosistem hutan hujan tropika pegunungan dengan
kelembaban relatif tinggi (86%). Satwa mamalia yang dapat dijumpai
antara lain macan dahan (Neofelis nebulosa), orangutan (Pongo satyrus),
beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), lutung merah (Presbytis
rubicunda rubicunda), kukang (Nyticebus coucang borneanus), rusa
sambar (Cervus unicolor brookei), bajing terbang (Petaurista elegans
banksi), dan musang belang (Visvessa tangalunga).
Jenis burung yang menetap di taman nasional ini antara lain enggang
gading (Rhinoplax vigil), rangkok badak (Buceros rhinoceros
borneoensis), enggang hitam (Anthracoceros malayanus), delimukan
zamrud (Chalcophaps indica), uncal kouran (Macropygia ruficeps), kuau
raja (Argusianus argus grayi), dan kuau kerdil Kalimantan (Polyplectron
schleiermacheri). Kuau kerdil merupakan satwa endemik pulau
Kalimantan yang paling terancam punah akibat kegiatan manusia di
dalam hutan.

5. Taman Nasional Tanjung Puting


Taman Nasional Tanjung Puting adalah sebuah taman nasional yang
terletak di semenanjung barat daya Kabupaten Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah. Taman Nasional Tanjung Puting memiliki beberapa
tipe ekosistem yang terdiri dari hutan hujan tropika dataran rendah,
hutan tanah kering, hutan rawa air tawar, hutan mangrove, hutan pantai,
dan hutan sekunder.Jenis satwa langka endemik dan dilindungi yang

terdapat di hutan Taman Nasional Tanjung Puting antara lain orangutan


(Pongo satyrus), bekantan (Nasalis larvatus), lutung merah (Presbytis
rubicunda rubida), beruang (Helarctos malayanus euryspilus), kancil
(Tragulus javanicus klossi), macan dahan (Neofelis nebulosa), dan kucing
hutan (Prionailurus bengalensis borneoensis).Taman Nasional Tanjung
Puting merupakan lokasi pertama di Indonesia sebagai pusat rehabilitasi
orangutan. Terdapat tiga buah lokasi untuk rehabilitasi orangutan yaitu di
Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan Camp Leakey.

6. Taman Nasional Kayan Mentarang


Taman Nasional Kayan Mentarang terletak fuat cepat di Kabupaten
Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara merupakan suatu kesatuan kawasan
hutan primer dan hutan sekunder tua yang terbesar dan masih tersisa di
Kalimantan dan seluruh Asia Tenggara.Beberapa jenis mamalia langka
seperti macan dahan (Neofelis nebulosa), beruang madu (Helarctos
malayanus euryspilus), lutung dahi putih (Presbytis frontata frontata),
dan banteng (Bos javanicus lowi).Banyak peninggalan arkeologi berupa
kuburan dan alat-alat dari batu yang terdapat di taman nasional
(umurnya lebih 350 tahun), dan diperkirakan merupakan situs arkeologi
yang sangat penting di Kalimantan.

7. Taman Nasional Kutai


Taman Nasional Kutai atau biasa disingkat TNK adalah sebuah taman
nasional yang berada di wilayah Kabupaten Kutai Timur dan sebagian
kecil wilayah Kota Bontang, Kalimantan Timur.Taman Nasional Kutai
memiliki berbagai tipe vegetasi utama yaitu vegetasi hutan
pantai/mangrove, hutan rawa air tawar, hutan kerangas, hutan genangan
dataran rendah, hutan ulin/meranti/kapur dan hutan Dipterocarpaceae
campuran. Taman nasional ini merupakan perwakilan hutan ulin yang
paling luas di Indonesia.Disamping memiliki potensi keanekaragaman
tumbuhan, taman nasional ini juga memiliki potensi keanekaragaman
satwa yang tinggi, yaitu dari kelompok primata seperti orangutan (Pongo
satyrus), owa kalimantan (Hylobates muelleri), bekantan (Nasalis
larvatus), kera ekor panjang(Macaca fascicularis fascicularis), beruk (M.
nemestrina nemestrina), dan kukang (Nyticebus coucang borneanus).
Kelompok ini dapat dijumpai di Teluk Kaba, Prevab-Mentoko dan
Sangkimah. Kelompok ungulata seperti banteng (Bos javanicus lowi), rusa
sambar (Cervus unicolor brookei), kijang (Muntiacus muntjak pleiharicus),
dan kancil (Tragulus javanicus klossi). Kelompok ini dapat dijumpai di
seluruh kawasan Taman Nasional Kutai. Kelompok carnivora seperti
beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus) bangau tong-tong
(Leptoptilos javanicus), elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster),
pergam raja/hijau (Ducula aenea), ayam hutan (Gallus sp.), beo/tiong
emas (Gracula religiosa), dan pecuk ular asia (Anhinga melanogaster
melanogaster).

Persebaran Taman Nasional di Sulawesi

1. Taman Nasional Bunaken

Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi


Utara, Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, menjadi
habitat bagi 390 spesies terumbu karang dan juga berbagai spesies ikan,
moluska, reptil dan mamalia laut.Taman Nasional Bunaken merupakan
perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang terdiri dari
ekosistem hutan bakau, padang lamun, fuat cepat terumbu karang, dan
ekosistem daratan/pesisir.Potensi daratan pulau-pulau taman nasional ini
kaya dengan jenis palem, sagu, woka, silar dan kelapa. Jenis satwa yang
ada di daratan dan pesisir antara lain kera hitam Sulawesi (Macaca nigra

nigra), rusa (Cervus timorensis russa), dan kuskus (Ailurops ursinus


ursinus).

2. Taman Nasional Bogani Nani Wartabone


Taman Nasional Bogani Nani Wartabone adalah taman nasional yang
terletak di Semenanjung Minahassa, Sulawesi.Taman Nasional Bogani
Nani Wartabone yang sebelumnya bernama Dumoga Bone, memiliki
berbagai keunikan ekologi sebagai kawasan peralihan geografi daerah
Indomalayan di sebelah Barat dan Papua-Australia di sebelah Timur
(Wallaceae Area). Sebagian besar satwa yang ada di taman nasional
merupakan satwa khas/endemik pulau Sulawesi seperti monyet
hitam/yaki (Macaca nigra nigra), monyet dumoga bone (M. nigrescens),
tangkasi (Tarsius spectrum spectrum), musang Sulawesi (Macrogalidia
musschenbroekii musschenbroekii), anoa besar (Bubalus depressicornis),
anoa kecil (B. quarlesi), babirusa (Babyrousa babirussa celebensis), dan
berbagai jenis burung. Satwa burung yang menjadi maskot taman
nasional adalah maleo (Macrocephalon maleo), dan kelelewar bone
(Bonea bidens) merupakan satwa endemik taman nasional.

3. Taman Nasional Lore Lindu


Taman Nasional Lore Lindu merupakan taman nasional di Indonesia yang
terletak di provinsi Sulawesi Tengah dan salah satu lokasi perlindungan
hayati Sulawesi. Taman Nasional Lore Lindu memiliki berbagai tipe
ekosistem yaitu hutan pamah tropika, hutan pegunungan bawah, hutan
pegunungan sampai hutan dengan komposisi jenis yang berbeda.Lebih
dari 50 persen satwa yang terdapat di kawasan ini merupakan endemik
Sulawesi diantaranya kera tonkean (Macaca tonkeana tonkeana), babi
rusa (Babyrousa babyrussa celebensis), tangkasi (Tarsius diannae dan T.
pumilus), kuskus (Ailurops ursinus furvus dan Strigocuscus celebensis
callenfelsi), maleo (Macrocephalon maleo), katak Sulawesi (Bufo
celebensis), musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii
musschenbroekii), tikus Sulawesi (Rattus celebensis), kangkareng
Sulawesi (Penelopides exarhatus), ular emas (Elaphe erythrura), dan ikan
endemik yang berada di Danau Lindu (Xenopoecilus
sarasinorum).Disamping kekayaan dan keunikan sumberdaya alam
hayati, taman nasional ini juga memiliki kumpulan batuan megalitik yang
bagus dan merupakan salah satu monumen megalitik terbaik di
Indonesia.

4. Taman Nasional Rawa Watumohai


Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai adalah taman nasional yang
terletak di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Rawa Aopa Watumohai
ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1989, dan memiliki
wilayah seluas 1.050 km. Vegetasi savana di taman nasional ini memiliki
ciri khas dan keunikan, karena merupakan asosiasi antara padang rumput

dengan tumbuhan agel, lontar dan bambu duri serta semak belukar, juga
tumbuhan di sepanjang sungai-sungai yang mengalir di padang savana
tersebut. Kawasan ini juga menjadi habitat berbagai jenis burung,
tercatat 155 jenis burung ada di dalamnya, 32 jenis diantaranya tergolong
langka dan 37 jenis tergolong endemik. Burung-burung tersebut antara
lain maleo (Macrocephalon maleo), bangau tong-tong (Leptoptilos
javanicus), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus episcopus), raja
udang kalung putih (Halcyon chloris chloris), kakatua putih besar
(Cacatua galerita triton), elang-alap dada-merah (Accipiter rhodogaster
rhodogaster), merpati hitam Sulawesi (Turacoena manadensis), dan punai
emas (Caloena nicobarica), Terdapat satu jenis burung endemik di
Sulawesi Tenggara yaitu kacamata Sulawesi (Zosterops consobrinorum).
Burung tersebut tidak pernah terlihat selama puluhan tahun yang lalu,
namun saat ini terlihat ada di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.
Jenis primata yang ada yaitu tangkasi/podi (Tarsius spectrum spectrum)
dan monyet hitam (Macaca nigra nigra). Satwa langka dan dilindungi
lainnya seperti anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis), anoa
pegunungan (B. quarlesi), soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), kuskus
kerdil (Strigocuscus celebensis celebensis), rusa (Cervus timorensis
djonga), babirusa (Babyrousa babyrussa celebensis), dan musang
Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii musschenbroekii).

5. Taman Nasional Wakatobi


Taman Nasional Wakatobi merupakan salah satu dari 50 taman nasoinal di
Indonesia, yang terletak di kabupaten Wakatobi, Sulawesi
Tenggara.Taman nasional ini memiliki 25 buah gugusan terumbu karang
dengan keliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600
km. Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93
jenis ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias diantaranya argus bintik
(Cephalopholus argus), takhasang (Naso unicornis), pogo-pogo
(Balistoides viridescens), napoleon (Cheilinus undulatus), ikan merah
(Lutjanus biguttatus), baronang (Siganus guttatus), Amphiprion
melanopus, Chaetodon specullum, Chelmon rostratus, Heniochus
acuminatus, Lutjanus monostigma, Caesio caerularea, dan lain-lain.
Selain terdapat beberapa fuat cepat jenis burung laut seperti angsa-batu
coklat (Sula leucogaster plotus), cerek melayu (Charadrius peronii), raja
udang erasia (Alcedo atthis); juga terdapat tiga jenis penyu yang sering
mendarat di pulau-pulau yang ada di taman nasional yaitu penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu
lekang(Lepidochelys olivacea).

6. Taman Nasional Taka Bonerate


Taman Nasional Taka Bonerate memiliki karang atol terbesar ketiga di
dunia yaitu setelah Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di

Kepulauan Moldiva. Luas atol tersebut sekitar 220.000 hektar, dengan


terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km. Terumbu karang
yang sudah teridentifikasi sebanyak 261 jenis dari 17 famili diantaranya
Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites cylindrica,
Pavona clavus, Fungia concinna, dan lain-lain. Sebagian besar jenis-jenis
karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol (barrier reef) dan
terumbu tepi (fringing reef). Semuanya merupakan terumbu karang yang
indah dan relatif masih utuh.
Terdapat sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi
yang bernilai ekonomis tinggi seperti kerapu (Epinephelus spp.), cakalang
(Katsuwonus spp.), napoleon wrasse (Cheilinus undulatus), dan baronang
(Siganus sp.). Sebanyak 244 jenis moluska diantaranya lola (Trochus
niloticus), kerang kepala kambing (Cassis cornuta), triton (Charonia
tritonis), batulaga (Turbo spp.), kima sisik (Tridacna squamosa), kerang
mutiara (Pinctada spp.), dan nautilus berongga (Nautilus pompillius).
Jenis-jenis penyu yang tercatat termasuk penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu lekang
(Dermochelys coriacea).

Persebaran Taman Nasional di Nusa Tenggara

1. Taman Nasional Gunung Rinjani


Terletak di Kabupaten Lombok Barat, Tengah, dan Timur merupakan
wilayah hutan hujan pegunungan dan savana.Selain fuat cepat terdapat
satu jenis mamalia endemik yaitu musang rinjani (Paradoxurus
hemaproditus rinjanicus), juga terdapat kijang (Muntiacus muntjak
nainggolani), lutung budeng (Trachypithecus auratus kohlbruggei),
trenggiling (Manis javanica), burung cikukua tanduk (Philemon buceroides
neglectus), dawah hutan (Ducula lacernulata sasakensis), kepudang
kuduk hitam (Oriolus chinensis broderipii), dan beberapa jenis reptilia.

2. Taman Nasional Pulau Komodo


Terletak di Kabupaten Manggarai Barat merupakan wilayah savana
sebagai habitat reptil terbesar dan tertua yaitu Komodo.Terdapat Padang
Rumput dan Hutan Savana yang luasnya fuat cepat mencapai kurang
lebih 70% dari luas Taman Nasional Komodo. Tumbuh berbagai jenis
rumput di antaranya; Setaria adhaerens, Chloris barbata, Heteropogon
contortus, Themeda gigantea dan Themeda gradiosa yang diselingi oleh
pohon lontar(Borassus flobellifer) yang merupakan tumbuhan khas dari
tempat ini. Musim kawin komodo terjadi pada bulan Juli - Agustus.
Komodo betina dapat menghasilkan telur lebih dari 30 butir setiap sarang
dan akan menetas 6 - 9 bulan kemudian.
Selain itu terdapat juga mamalia seperti rusa (Cervus timorensis), anjing
hutan (Cuon alpinus), babi hutan (Sus scrofa), Monyet ekor panjang
(Macaca fascicularis), kuda liar (Equus caballus) dankerbau liar (Bubalus
bubalis), musang (Paradoxurus hermaphroditus), tikus besar Rinca (Ratus
ritjanus), dan kalong buah (Cynopterus brachyotis dan Pteropsis sp.
Tercatat terdapat 111 jenis burung, antara lain ; burung gosong
(Megapodius reinwardt), kakatua jambul kuning (Cacatua sulphurea),
perkutut (Geopelia streptriata),tekukur (Streptopelia chinensis), pergam
hijau (Ducula aenea), Philemon buceroides, burung raja udang (Halcyon
chloris), dan burung kacamata laut (Zosterops chloris). Terdapat 34 jenis
Reptil. Disamping reptil Komodo, jenis reptil lainnya, antara lain; ular
kobra (Naja naja), ular russel (Viperia russeli), ular pohon hijau
(Trimeresurus albolabris),ular sanca (Python sp.), ular laut (Laticauda
colubrina), kadal (Scinidae, Dibamidae, dan Varanidae), tokek (Gekko
sp.), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau(Chelonia
mydas).

3. Taman Nasional Manupea Tanah Daru


Terletak di Kabupaten Sumba Barat dan Timur merupakan wilayah
perbukitan, savana dan hutan musin.Taman Nasional Manupeu-Tanah
Daru merupakan perwakilan hutan musim semi-peluruh dataran rendah
yang tersisa di Sumba. Sebagian besar kawasan hutan di fuat cepat

taman nasional tersebut berupa tebing-tebing terjal, yang muncul mulai


dari permukaan laut sampai ketinggian 600 meter.Satwa yang ada pada
kawasan taman nasional ini sebanyak 87 jenis burung termasuk 7 jenis
endemik pulau Sumba yaitu kakatua cempaka (Cacatua sulphurea
citrinocristata), julang Sumba (Rhyticeros everetti), punai Sumba (Treron
teysmannii), sikatan Sumba (Ficedula harterti), kepodang-sungu Sumba
(Coracina dohertyi), dan madu Sumba (Nectarinia buettikoferi). Burung
julang sumba dan kakatua cempaka merupakan burung yang paling
langka dan terancam punah khususnya di Pulau Sumba. Taman Nasional
Manupeu-Tanah Daru memiliki 57 jenis kupu-kupu termasuk tujuh
endemik Pulau Sumba yaitu Papilio neumoegenii, Ideopsis oberthurii,
Delias fasciata, Junonia adulatrix, Athyma karita, Sumalia chilo, dan
Elimnia amoena.

4. Taman Nasional Laiwang Langgaweti


Kabupaten Sumba Timur merupakan wilayah hutan musim pegunungan
dan savana. Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti merupakan habitat
dari beberapa satwa liar seperti kera ekor panjang (Macaca fascicularis
fascicularis), babi hutan (Sus sp.), biawak (Varanus salvator), ular sanca
Timor (Phyton timorensis), dan ayam hutan (Gallus gallus). Selain itu,
merupakan populasi utama burung walik rawamanu (Ptilinopus dohertyi),
punai Sumba (Treron teysmannii) dan berbagai jenis burung lainnya
seperti gemak Sumba (Turnix everetti), kakatua cempaka (Cacatua
sulphurea citrinocristata), nuri (Lorius domicella), sikatan Sumba
(Ficedula harterti), kepodang-sungu Sumba (Coracina dohertyi), dan
madu Sumba (Nectarinia buettikoferi).
Tercatat sebanyak 43 fuat cepat jenis kupu-kupu termasuk tiga jenis
endemik di Nusa Tenggara yaitu kupu-kupu halipron (Troides haliphron
naias), Elimnias amoena, Sumalia chilo, Ideopsis oberthurii, dan Athyma
karita.Di sekitar Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti banyak dijumpai
kuburan kuno yang diukir dengan beberapa motif seperti kuda, kerbau,
orang lelaki dan wanita. Kuburan kuno ini merupakan simbol dan status
sosial dari keluarga yang ditinggalkan.

Persebaran Taman Nasional di Maluku dan Papua

1. Taman Nasional Manusela


Taman Nasional Manusela adalah taman nasional yang terletak di
Kepulauan Maluku, Indonesia. Gunung Binaya, dengan fuat
cepat ketinggian 3.027 meter, merupakan gunung tertinggi di taman ini.
Sekitar 117 jenis burung terdapat di Taman Nasional Manusela, dimana
14 jenis diantaranya endemik seperti kesturi ternate (Lorius garrulus),
nuri tengkuk ungu/nuri kepala hitam (L. domicella), kakatua Seram
(Cacatua moluccensis), raja udang (Halcyon lazuli dan H. sancta), burung
madu Seram besar (Philemon subcorniculatus), dan nuri raja/nuri ambon
(Alisterus amboinensis).

Burung kakatua seram merupakan salah satu satwa endemik Pulau


Maluku, keberadaannya terancam punah di alam akibat perburuan liar,
perusakan dan penyusutan habitatnya. Satwa lainnya di taman nasional
ini adalah rusa (Cervus timorensis moluccensis), kuskus (Phalanger
orientalis orientalis), soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), babi hutan (Sus
celebensis), luwak (Pardofelis marmorata), kadal panama (Tiliqua gigas
gigas), duyung (Dugong dugon), penyu hijau (Chelonia mydas), dan
berbagai jenis kupu-kupu.

2. Taman Nasional Teluk Cendrawasih


Taman Nasional Teluk Cenderawasih merupakan taman nasional perairan
laut terluas di Indonesia, terdiri dari daratan dan pesisir pantai fuat cepat,
daratan pulau-pulau, terumbu karang, dan perairan lautan.Taman
Nasional Teluk Cendrawasih merupakan taman nasional perairan laut
terluas di Indonesia, terdiri dari daratan dan pesisir pantai (0,9%),
daratan pulau-pulau (3,8%), terumbu karang (5,5%), dan perairan lautan
(89,8%).
Taman Nasional Teluk Cendrawasih terkenal kaya akan jenis ikan. Tercatat
kurang lebih 209 jenis ikan penghuni kawasan ini diantaranyabutterflyfish,
angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish, dan anemonefish. Jenis
moluska antara lain keong cowries (Cypraea spp.), keong strombidae
(Lambis spp.), keong kerucut (Conusspp.), triton terompet (Charonia
tritonis), dan kima raksasa (Tridacna gigas). Terdapat empat jenis penyu
yang sering mendarat di taman nasional ini yaitu penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang
(Lepidochelys olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Duyung (Dugong dugon), paus biru (Balaenoptera musculus), ketam
kelapa (Birgus latro), lumba-lumba, dan hiu sering terlihat di perairan
Taman Nasional Teluk Cendrawasih.

3. Taman Nasional Lorenz


Taman Nasional Lorentz adalah sebuah taman nasional yang terletak di
provinsi Papua, Indonesia. Dengan luas wilayah sebesar 2,4 juta Ha;
Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Asia Tenggara.Selain
memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, terdapat pula
beberapa kekhasan dan keunikan adanya gletser di Puncak Jaya dan
sungai fuat cepat yang menghilang beberapa kilometer ke dalam tanah di
Lembah Balliem. Jenis burung endemik diantaranya cendrawasih ekor
panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis
monorthonyx). Satwa mamalia tercatat antara lain babi duri moncong
panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus
aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.

4. Taman Nasional Wasur


Taman Nasional Wasur merupakan bagian dari lahan basah terbesar di
Papua dan sedikit terganggu oleh aktivitas manusia. Biodiversitasnya
membuat taman ini dijuluki sebagai "Serengeti Papua".Sekitar 70 persen
dari luas kawasan taman nasional berupa fuat cepat vegetasi savana,
sedang lainnya berupa vegetasi hutan rawa, hutan musim, hutan pantai,
hutan bambu, padang rumput dan hutan rawa sagu yang cukup luas.
Jenis satwa yang umum dijumpai antara lain kanguru pohon (Dendrolagus
spadix), kesturi raja (Psittrichus fulgidus), kasuari gelambir (Casuarius
casuarius sclateri), dara mahkota/mambruk (Goura cristata), cendrawasih
kuning besar (Paradisea apoda novaeguineae), cendrawasih raja
(Cicinnurus regius rex), cendrawasih merah (Paradisea rubra), buaya air
tawar (Crocodylus novaeguineae), dan buaya air asin (C

Anda mungkin juga menyukai