Beranda
Tentang Saya
Buku Tamu
Agenda
Komunitas
Terletak di antara Riau - Jambi. Kawasan fuat cepat hutan hujan tropis
yang merupakan habitat harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae),
tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis), beruang madu (Helarctos
malayanus malayanus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus
argus argus) dan lain-lain. Masyarakat di sekitar Taman Nasional Bukit
Tiga Puluh terdiri dari beberapa suku dengan adat istiadat dan budaya
yang relatif masih sangat tradisional yaitu Suku Anak Dalam, Suku Talang
Mamak dan lain-lain.
3. Taman Nasional Bukit Duabelas
Terletak di Jambi yang merupakan kawasan hutan hujan tropis. Taman
nasional ini merupakan habitat dari satwa langka dan dilindungi seperti
siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), beruk (Macaca
nemestrina), macan dahan (Neofelis nebulosa diardi), kancil (Tragulus
javanicus kanchil), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus),
kijang (Muntiacus muntjak montanus), meong congkok (Prionailurus
bengalensis sumatrana), lutra Sumatera (Lutra sumatrana), ajag (Cuon
alpinus sumatrensis), kelinci Sumatera (Nesolagus netscheri), elang ular
bido (Spilornis cheela malayensis), dan lain-lain. Masyarakat asli suku
Anak Dalam (Orang Rimba) telah mendiami hutan Taman Nasional Bukit
Duabelas selama puluhan tahun sebagai daerah pengembaraan.
4. Taman Nasional Sibereut
Terletak di fuat cepat Pulau Mentawai, Sumatra Barat. Seluas 60%
kawasan ditutupi oleh hutan primer Dipterocarpaceae, hutan primer
campuran, rawa, hutan pantai, dan hutan mangrove. Taman Nasional
Siberut memiliki 4 jenis satwa primata yang tidak ditemukan pada daerahdaerah lainnya di dunia (endemik) yaitu bokkoi (Macaca pagensis), lutung
mentawai/joja (Presbytis potenziani siberu), bilou (Hylobates klossii), dan
simakobu (Nasalis concolor siberu).
5. Taman Nasional Kerinci Seblat
Taman Nasional Kerinci Seblat yang terdapat di Bengkulu merupakan
perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah sampai ekosistem
sub-alpin serta beberapa ekosistem yang khas antara lain rawa gambut,
rawa air tawar dan danau. Potensi lainnya yang menarik perhatian
pengunjung di taman nasional ini, seperti pengamatan suara burung
rangkong (Buceros rhinoceros sumatranus) dan julang (Aceros undulatus
undulatus) serta suara tawa histeri yang menakjubkan dari burung gading
(Rhinoplax vigil); adanya kucing emas (Catopuma temminckii temminckii)
yang sangat misterius; serta adanya misteri yang belum terpecahkan
tentang sejenis satwa primata yang berjalan tegak dan cepat sekali
menghilang diantara pohon, dimana masyarakat setempat
menamakannya orang pendek.
6. Taman Nasional Berbak
Taman Nasional Berbak yang terdapat di Jambi merupakan kawasan
pelestarian alam untuk konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara
yang belum terjamah oleh eksploitasi manusia. Taman Nasional bernak
glodok dan sumpit. Ikan glodok dan ikan sumpit adalah dua jenis ikan
yang sangat aneh dan unik yaitu ikan glodok memiliki kemampuan
memanjat akar pohon bakau, sedangkan ikan sumpit memiliki
kemampuan menyemprot air ke atas permukaan setinggi lebih dari satu
meter untuk menembak memangsanya (serangga kecil) yang berada di
daun-daun yang rantingnya menjulur di atas permukaan air
dengan tumbuhan agel, lontar dan bambu duri serta semak belukar, juga
tumbuhan di sepanjang sungai-sungai yang mengalir di padang savana
tersebut. Kawasan ini juga menjadi habitat berbagai jenis burung,
tercatat 155 jenis burung ada di dalamnya, 32 jenis diantaranya tergolong
langka dan 37 jenis tergolong endemik. Burung-burung tersebut antara
lain maleo (Macrocephalon maleo), bangau tong-tong (Leptoptilos
javanicus), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus episcopus), raja
udang kalung putih (Halcyon chloris chloris), kakatua putih besar
(Cacatua galerita triton), elang-alap dada-merah (Accipiter rhodogaster
rhodogaster), merpati hitam Sulawesi (Turacoena manadensis), dan punai
emas (Caloena nicobarica), Terdapat satu jenis burung endemik di
Sulawesi Tenggara yaitu kacamata Sulawesi (Zosterops consobrinorum).
Burung tersebut tidak pernah terlihat selama puluhan tahun yang lalu,
namun saat ini terlihat ada di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.
Jenis primata yang ada yaitu tangkasi/podi (Tarsius spectrum spectrum)
dan monyet hitam (Macaca nigra nigra). Satwa langka dan dilindungi
lainnya seperti anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis), anoa
pegunungan (B. quarlesi), soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), kuskus
kerdil (Strigocuscus celebensis celebensis), rusa (Cervus timorensis
djonga), babirusa (Babyrousa babyrussa celebensis), dan musang
Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii musschenbroekii).