PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari masalah atmosfer,
misalnya, suhu, udara, cuaca, angin, dan berbagai sifat fisika dan kimia
atmosfer lainnya yang digunakan untuk keperluan prakiraan cuaca. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, meteorologi di definiskan sebagai cabang
ilmu geografi yang mempelajari tentang ciri-ciri fisik dan kimia atmosfer
untuk meramalkan keadaan cuaca di suatu tempat secara khusus dan di
seluruh dunia secara umum. Pengertian meteorologi yang lain adalah
bahwa meteorologi adalah ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala
cuaca yang terjadi di dalam atmosfer terutama pada lapisan bawah
yaitu troposfer
Meteorologi berasal dari bahasa Yunani meteoros yang artinya
ruang atas (atmosfer), dan logos yang artinya ilmu. Sehingga secara
harfiah Meteorologi dapat di artikan sebagai ilmu tentang atmosfer. Ada
juga beberapa orang yang mungkin menyangkah bahwa meterologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang meteor. Meteor dan pergerakan
benda-benda angkasa lainnya di pelajari dalam cabang khusus ilmu
Geografi yang bernama ilmu Astronomi.
Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut
dan graphos yang
berarti
gambaran atau
deskripsi
juga
disebut
oseanologi atau ilmu kelautan) adalah cabang dari ilmu bumi yang
mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan. Secara sederhana
oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut.
Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan
sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan
segala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti
diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer,
bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer.
Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh
makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer.
Para ahli oseanografi mempelajari berbagai topik, termasuk organisme
laut dan dinamika ekosistem; arus samudera, ombak, dan dinamika fluida
geofisika; tektonik lempeng dan geologi dasar laut; dan aliran berbagai zat
kimia dan sifat fisik didalam samudera dan pada batas-batasnya. Topik
beragam ini menunjukkan berbagai disiplin yang digabungkan oleh ahli
oceanografi untuk memperluas pengetahuan mengenai samudera dan
memahami proses di dalamnya: biologi, kimia, geologi, meteorologi, dan
fisika.
1.2.
Tujuan
Dari uraian latar belakang diatas, tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui karakteristik air laut seperti salinitas, temperatur,
cahaya, kekeruhan, densitas dan stratifikasi.
2. Untuk mengetahui sistem pelagis dan benthos seperti plankton, nekton,
tumbuhan dasar laut, dan hewan dasar laut.
3. Untuk mengetahui sediment dan sedimentasi seperti lingkungan
pengendapan, jenis dan proses pembentukkan sediment, dan klasifikasi
partikel-partikel sediment.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
beberapa
tingkat,
tetapi
tidak
menentukannya.
penentuan
harga
salinitas
dilakukan
dengan
meninjau
nm,
terutama
diabsorbsi
oleh
pigmen-pigmen
menggambarkan
tentang
sifat
optik
yang
2.1.5. Densitas
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam
mempelajari dinamika laut. Perbedaan densitas yang kecil secara
horisontal (misalnya akibat perbedaan pemanasan di permukaan)
dapat menghasilkan arus laut yang sangat kuat. Oleh karena itu
penentuan densitas merupakan hal yang sangat penting dalam
oseanografi. Lambang yang digunakan untuk menyatakan densitas
adalah (rho).
Densitas air laut bergantung pada temperatur (T), salinitas
(S) dan tekanan (p). Kebergantungan ini dikenal sebagai
persamaan keadaan air laut (Equation of State of Sea Water):
= (T,S,p)
Penentuan dasar pertama dalam membuat persamaan di
atas dilakukan oleh Knudsen dan Ekman pada tahun 1902. Pada
persamaan mereka, dinyatakan dalam g cm-3. Penentuan dasar
yang baru didasarkan pada data tekanan dan salinitas dengan
kisaran yang lebih besar, menghasilkan persamaan densitas baru
yang dikenal sebagai Persamaan Keadaan Internasional (The
International
Equation
of
State,
1980).
Persamaan
ini
2.1.6. Stratifikasi
Perbedaan kerapatan (berat jenis) air yang disebabkan
perbedaan suhu dapat menghasilkan stratifikasi (lapisan massa air)
yang terjadi karena suhu permukaan lebih tinggi dibanding dengan
suhu air dibagian bawahnya. Hal ini akan mempengaruhi pola
sirkulasi air.
Stratifikasi suhu pada kolom air dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. lapisan epilimnion yaitu lapisan sebelah atas perairan yang
hangat dengan penurunan suhu relatif kecil (dari 32 C menjadi
28 C).
2. Lapisan kedua disebut dengan lapisan termoklinyaitu lapisan
tengah yang mempunyai penurunan suhu sangat tajam (dari 28
C menjadi 21 C).
3. Lapisan ketiga disebut lapisan hipolimnion yaitu lapisan paling
bawah di mana pada lapisan ini perbedaan suhu sangat kecil
relatif konstan.
Stratifikasi suhu ini terjadi karena masuknya panas dari
cahaya matahari ke dalam kolom air yang mengakibatkan
terjadinya gradien suhu yang vertikal. Stratifikasi dapat terbentuk
secara vertikal maupun horizontal. Stratifikasi vertikal biasanya
terjadi di daerah estuari (tempat bertemunya air laut dan muara
sungai).
2.2.
rawan, ikan bertulang keras, penyu, ular, dan hewan menyusui laut
yang kesemuannya termasuk Vertebrata.Sotong dan cumi-cumi
yang termasuk Mollusca juga termasuk nekton. Tidak ada tumbuhtumbuhan yang mampu berenang, jadi tidak ada tumbuh-tumbuhan
yang tergolong nekton.
Berbeda dengan plankton nekton terdiri dari organisme yang
mempunyai kemampuan untuk bergerak sehingga mereka tidak
bergantung
pada
arus
laut
yang
kuat
atau
gerakan
air
karang.
Kerangka
karang
mengalami
erosi
dan
vent.
Sulfur
kemudian
dioksidasi
dengan
2.3.
sangat
berguna
untuk
interpretasi
lingkungan
yang
mengangkut
material-material
lepas,
setelah
ditemukan
di
daerah-daerah
gurun
pasir.
Contoh
batuan
dari
daratan,
lempeng
kontinen
foraminifera,
ooze dan
Cocolithophore,
Pteropoda,
yang
yang
mm
dapat
dikategorikan
sebagai
sedimen
kohesif
(Triatmodjo, 1999).
3. Klasifikasi Berdasarkan Lingkungan Pengendapan
Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu
sebagainya.
Sedimen transisi, lokasi pembentukannya terletak antara
darat dan laut misalnya delta.