MINDSET ENTREPRENEUR
Disusun Oleh:
Apriyanto Sulistyo W.(5115134289)
Arif Rahmat Budiman (5115134274)
Ikhsan Tri Januar (5115131450)
Ivan Sujana (5115134260)
M.Meidiansyah(5115131458)
Riky Tri Handoko (5115134284)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Status mahasiswa bukanlah penghalang untuk memperoleh kemapanan finansial
setara pegawai atau staf perusahaan. Justru di tengah krisis global dan ketidakpastian
lapangan kerja yang ditawarkan saat ini, mahasiswa dituntut untuk lebih siap menghadapi
berbagai resiko di lapangan bahkan yang terburuk menjadi pengangguran.
Namun sayangnya, hanya sebagian kecil mahasiswa yang mau merealisasikan mimpi
dan membuka peluang bisnisnya sendiri. Tidak heran, hal ini terjadi karena kebanyakan
mahasiswa terbiasa menggantungkan urusan finansial kepada orangtuanya.
Meski akan menyita waktu dan memerlukan perjuangan yang lebih, bekerja saat
kuliah akan memberikan banyak manfaat. Selain menambah penghasilan, mahasiswa juga
mendapatkan pengalaman yang berharga, memperluas pergaulan, dan menumbuhkan rasa
kemandirian.
Telah disinggung diatas bahwa terdapat kalangan mahasiswa yang mampu membuka
peluang usaha/bisnis. Usaha disini tidak secara sempit diartikan sebagai pengelolaan bisnis
dengan modal besar. Bisnis bisa dirintis dengan cara yang paling simpel, mulai dari menjadi
reseller kue, penerjemah, membuka tempat les, bahkan memasarkan produk MLM. Poin
utamanya adalah mahasiswa mau berusaha dan meluangkan waktu lebih untuk suatu
pekerjaan. Maka, salah satu jenis pekerjaan yang banyak dipilih mahasiswa adalah menjadi
entrepreneur.
Ketika mendengar kata Entrepreneur, umumnya orang akan berpikir tentang
pengusaha, bisnis, uang, dsb. Padahal pada dasarnya, entrepreneurship tidak selalu
berhubungan dengan uang. Entrepreneurship adalah sebuah mindset atau pola pikir yang
seharusnya dimiliki oleh setiap orang agar dapat menjadi seorang etrepreneur.
Seorang entrepreneur selalu dianjurkan untuk memiliki pola pikir yang diluar
kebiasaan orang pada umumnya. Entrepreneur akan lebih sering menggunakan otak kanan
untuk menghasilkan kreativitas-kreativitas baru, selalu memotivasi diri, dan tersenyum dalam
segala situasi. Entrepreneur akan melihat masalah sebagai suatu tantangan. Kegagalan yang
bukanlah akhir dari segalanya, malah menjadi pembelajaran dan pemicu semangat.
Di luar konteks usaha dan sekedar mencari keuntungan, seorang entrepreneur juga
akan selalu berusaha untuk menjalin silaturahmi dengan semua orang, memperkaya ilmu
dengan lebih banyak mengamati dan mendengarkan, serta peka terhadap peluang.
Entrepreneur akan melihat segala sesuatu dari segi positif, mengubah kata tidak bisa menjadi
bisa, sulit menjadi mudah, mustahil menjadi mungkin.
Itulah sebagian ciri pola pikir yang dimiliki oleh seorang Entrepreneur, atau yang
lebih kita kenal sebagai Entrepreneurship. Selanjutnya, makalah ini akan mengupas lebih
dalam tentang mindset entrepreneurship.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................. 3
PENDAHULUAN..........................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................4
PEMBAHASAN............................................................................5
A. Cara Memulai Usaha Baru..................................................5
B. Mengembangkan Ide Usaha Baru.......................................5
C. Identifikasi Peluang Usaha.................................................7
D. Merintis Usaha Baru...........................................................9
E. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan......................10
F. Manfaat Membuka Usaha.................................................10
SOAL :.....................................................................................12
PENUTUP.................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................15
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan bisnis merupakan langkah awal dalam menjalankan bisnis, biasanya terdiri dari
apa yang kita lakukan, kapan, dan bagaimana cara lebih jelas mengenai tipe bisnis yang akan
dirintis, siapa saja yang akan menjadi pelanggan dan produk atau jasa apa yang akan
ditawarkan. Rencana bisnis dikembangkan dengan focus kepada pemegang kepentingan.
Rencana bisnis yang lengkap biasanya termasuk suatu penaksiran lingkungan bisnis, rencana
manajemen, rencana pemasaran, dan rencana keuangan. Penaksiran lingkungan bisnis
meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan industri, dan lingkungan global. Rencana
manajemen termasuk di dalamnya rencana operasional menitikberatkan pada usulan struktur
organisasi produksidan sumber daya manusia dalam perusahaan. Perencanaan pemasaran
meliputi lima langkah yaitu : target pasar, karakteristik pasar, penentuan harga, distribusi, dan
promosi. Selanjutnya rencan keuangan terdiri dari dua yaitu kelayakan bisnis dan pendanaan
bisnis. Jenis usaha kecil tidak perlu membuat rencana bisnis yang rumit untuk memulai
usahanya. Seringkali rencana bisnis dibuat bentuk catatan saat melakukan diskusi atau tanya
jawab. Seringkali juga orang memulai bisnis tanpa rencana sama sekali, sehingga ide-ide
menjadi kabur dan mereka tidak tahu apa yang selanjutnya harus mereka lakukan. Dengan
menulis sebuah rencana, meskipun itu berupa catatan-catatan kecil, kita akan mendapatkan
gambaran yang lebih jelas mengenai jenis bisnis yang diinginkan, serta bagaimana bisnis
harus dikembangkan sejalan dengan perkembangan zaman. Beberapa hal yag dapat
dipikirkan saat menulis rencana bisnis, yaitu : 1. Jenis usaha apa yang akan dirintis 2. Tujuan
apa dari bisnis yang akan dirintis 3. Bagaimana bisnis akan menghasilkan uang 4. Siapa yang
akan menjadi pelanggan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan
masalah yang diangkat antara lain :
1. Bagaimana cara membuat usaha baru?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membuat usaha baru?
3. Apa indikator yang dapat dicapai ketika usaha tersebut dikatakan berhasil?
4. Apa hambatan-hambatan yang dihadapi ketika membuat usaha baru?
PEMBAHASAN
A. Cara Memulai Usaha Baru
Analogi seorang yang memulai kewirausahaan ialah seperti seorang belajar naik
sepeda, pertama kali duduk di atas sadel sepeda akan merasa gamang dan takut,
ragu-ragu untuk memulai mengayuh, takut jatuh atau nabrak namun ketika pedal
sepeda mulai dikayuh dan si anak dapat menguasai rasa takutnya, ternyata naik
sepeda itu mudah semudah berjalan kaki.
Menurut Suryana (2006 : 100) ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk
memulai usaha baru, yaitu :
1. Merintis usaha baru,(starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru
dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dapat dirancang
sendiri.
2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan
yang telah didirikan atau
dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan organisasi yang sudah
ada. 3. Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha
dengan preusan besar dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli
untuk menyelenggarakan usaha (waralaba).
mengubah
perilakunya
kalau
ada
upaya
meng-edukasi
dan
merasa
mampu
mengerjakannya
dengan
baik.
Dari
atau
cara
yang
paling
baik
atau
paling
benar.
Di
samping
adadi
pasaran.
Misalnya
sebuah
produk
yang
dapat
mempercepat
prosespengeringan kaca atau lantai atau mobil, cairan yang dapat dengan
cepatmemberihkan porselin atau keramik yang sudah telanjur kotor dan
sulitdibersihkan dengan cara biasa.
3. Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang
sebelumnyatidak diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya menciptakan sebuah
atap yang dapat melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan hujan.
Sebuahalat serupa payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan hujan
dengan segera.
Kendati bukan perkara yang mudah, setidaknya ada 4 langkah strategis yang
diusulkan Frinzes (2011: 233) untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih
sebuah peluang bisnis yakni, pertama, mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan
konsumen
kedua,
memindai
(scanning)
atau
menyaring
kebutuhan
atau
menciptakan
kebutuhan.
Artinya
sendiri.
Kedua,
pendekatan
the
out-side
in
atau
disebut
juga
6. Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya
perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan
adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah
Kemampuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan yang lainseperti
menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha sendirimaka
wirausahawan memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk bekreasi denganide-ide
tersebut. Untuk bekerja dengan adanya batasan-batasan yang mungkinakan
sering
ditemui
jika
memilih
untuk
bekerja
sebagai
karyawan
disuatuperusahaan. Sudah tentu dengan adanya kebebasan bekerja dan berkreasi
secaramaksimal maka semangat kerjapun tinggi. Semangat kerja yang tinggi
inilahyang sangat diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksimum bagi
usahasendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas berkreasi, akan tetapi
majutidaknya usaha tersebut tergantung pimpinannya dalam mengelola
usahatersebut.
3. Bebas mengatur waktu kerja
Dengan menjadi karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan
suatutransaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli. Seseorang
telahmenjual
waktu
dan
kemampuannya
untuk
digunakan
oleh
perusahaan. Jikabekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan untuk bisa
mengatur waktu,sebagian besar waktu dihabiskan di luar rumah. Akan tetapi
seseorang, dapatmengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai membuka usaha,
bahkan jikausaha tersebut di rumah. Wirausahawan adalah seperti orang
bebas yangmempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan
semakinbanyak waktu luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seseorang yang
makinsibuk jika usahanya mulai berkembang.
4. Sikap mental yang mandiri
Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri
dalammenjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus dilakukan.
Sikapmental yang kuat dan mandiri sangat dibutuhkan pada saat sedang
menghadapimasalah yang berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil
tindakan yangcepat dan tepat. Pada situasi seperti ini tidak ada siapapun yang bisa
diandalkanselain diri sendiri, karena setiap wirausahawan merupakan
manajer padausahanya. Justru wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh para
karyawanuntuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Kemandirian dan
sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha
sangatberkorelasi dan saling mempengaruhi. Self manajemen (manajemen diri
sendiri)merupakan hal yang sangat pentin yang harus dilakukan oleh
seorangwirausahawan untuk memberikan contoh bagi para bawahan atau
karyawannya.
SOAL :
1. Menurut Suryana (2006 : 100) apa cara yang dapat dilakukan untuk memulai
usaha baru?
hujan. Sebuahalat serupa payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan
hujan dengan segera.
3. Sifat apa yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha dalam memulai bisnis
baru?
ia harus memiliki:
a. Kecakapan untuk bekerja
b. Kemampuan mengorganisir
c. Kreatif
d. Lebih menyukai tantangan
4. Apa yang harus di pertimbangkan dalam menentukan tempat?
Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,
diantaranya:
- Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau
pelanggan maupun pasar?
- Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat
pengangkut dan jalan raya
5. Apa saja manfaat membuka usaha?
A. Pontensi penghasilan yang tak terbatas
B. Memaksimalkan kemampuan
C. Bebas mengatur waktu kerja
D. Sikap mental yang mandiri
PENUTUP
Kesimpulan
Untuk memulai usaha baru ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti
Merintis usaha baru,(starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru
dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dapat dirancang
sendiri.
Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang
telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan
organisasi yang sudah ada.
Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha dengan
preusan besar dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha (waralaba)
Dan untuk mengetahui apakah usaha baru tersebut dapat berjalan dengan baik ada
beberapa cara seperti
Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak atau
belumdapat memenuhi kebutuhan, keinginan, atau selera konsumen. Hal ini
dapatterjadi karena :Kualitasnya rendah, Produknya tidak user friendly atau
tidak ramah pemakai, Harganya terlalu mahal atau tidak rasional, Produk tidak
sesuai dengan keyakinan/kepercayaan pemakainya, Produk dinilai ketinggalan
zaman, tidak sesuai dengan mode atau trend, Konsumen merasa kesulitan
memperoleh produk tersebut, Tidak memiliki fitur yang membuat konsumen
terkesan
Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan sebuahproduk
yang dapat mengatasi persoalan yang mereka hadapi namun tidak adadi
pasaran. Misalnya sebuah produk yang dapat mempercepat prosespengeringan
kaca atau lantai atau mobil, cairan yang dapat dengan cepatmemberihkan
porselin atau keramik yang sudah telanjur kotor dan sulitdibersihkan dengan
cara biasa.
Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang
sebelumnyatidak diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya menciptakan
sebuah atap yang dapat melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan
hujan. Sebuahalat serupa payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan
hujan dengan segera.
Dan dalam melakukan usaha ada beberapa sifat yang harus dimiliki seperti
Kecakapan untuk bekerja
Kemampuan mengorganisir
Kreatif
Lebih menyukai tantangan
DAFTAR PUSTAKA
Materi pertemuan Minggu lalu
R. Heru Kristanto HC, 2009, Kewirausahaan Entrepreunership: pendekatan
Manajemendan Praktek, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta