Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

MINDSET ENTREPRENEUR

Disusun Oleh:
Apriyanto Sulistyo W.(5115134289)
Arif Rahmat Budiman (5115134274)
Ikhsan Tri Januar (5115131450)
Ivan Sujana (5115134260)
M.Meidiansyah(5115131458)
Riky Tri Handoko (5115134284)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Status mahasiswa bukanlah penghalang untuk memperoleh kemapanan finansial
setara pegawai atau staf perusahaan. Justru di tengah krisis global dan ketidakpastian
lapangan kerja yang ditawarkan saat ini, mahasiswa dituntut untuk lebih siap menghadapi
berbagai resiko di lapangan bahkan yang terburuk menjadi pengangguran.
Namun sayangnya, hanya sebagian kecil mahasiswa yang mau merealisasikan mimpi
dan membuka peluang bisnisnya sendiri. Tidak heran, hal ini terjadi karena kebanyakan
mahasiswa terbiasa menggantungkan urusan finansial kepada orangtuanya.
Meski akan menyita waktu dan memerlukan perjuangan yang lebih, bekerja saat
kuliah akan memberikan banyak manfaat. Selain menambah penghasilan, mahasiswa juga
mendapatkan pengalaman yang berharga, memperluas pergaulan, dan menumbuhkan rasa
kemandirian.
Telah disinggung diatas bahwa terdapat kalangan mahasiswa yang mampu membuka
peluang usaha/bisnis. Usaha disini tidak secara sempit diartikan sebagai pengelolaan bisnis
dengan modal besar. Bisnis bisa dirintis dengan cara yang paling simpel, mulai dari menjadi
reseller kue, penerjemah, membuka tempat les, bahkan memasarkan produk MLM. Poin
utamanya adalah mahasiswa mau berusaha dan meluangkan waktu lebih untuk suatu
pekerjaan. Maka, salah satu jenis pekerjaan yang banyak dipilih mahasiswa adalah menjadi
entrepreneur.
Ketika mendengar kata Entrepreneur, umumnya orang akan berpikir tentang
pengusaha, bisnis, uang, dsb. Padahal pada dasarnya, entrepreneurship tidak selalu
berhubungan dengan uang. Entrepreneurship adalah sebuah mindset atau pola pikir yang
seharusnya dimiliki oleh setiap orang agar dapat menjadi seorang etrepreneur.
Seorang entrepreneur selalu dianjurkan untuk memiliki pola pikir yang diluar
kebiasaan orang pada umumnya. Entrepreneur akan lebih sering menggunakan otak kanan
untuk menghasilkan kreativitas-kreativitas baru, selalu memotivasi diri, dan tersenyum dalam
segala situasi. Entrepreneur akan melihat masalah sebagai suatu tantangan. Kegagalan yang
bukanlah akhir dari segalanya, malah menjadi pembelajaran dan pemicu semangat.
Di luar konteks usaha dan sekedar mencari keuntungan, seorang entrepreneur juga
akan selalu berusaha untuk menjalin silaturahmi dengan semua orang, memperkaya ilmu
dengan lebih banyak mengamati dan mendengarkan, serta peka terhadap peluang.
Entrepreneur akan melihat segala sesuatu dari segi positif, mengubah kata tidak bisa menjadi
bisa, sulit menjadi mudah, mustahil menjadi mungkin.
Itulah sebagian ciri pola pikir yang dimiliki oleh seorang Entrepreneur, atau yang
lebih kita kenal sebagai Entrepreneurship. Selanjutnya, makalah ini akan mengupas lebih
dalam tentang mindset entrepreneurship.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................. 3
PENDAHULUAN..........................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................4
PEMBAHASAN............................................................................5
A. Cara Memulai Usaha Baru..................................................5
B. Mengembangkan Ide Usaha Baru.......................................5
C. Identifikasi Peluang Usaha.................................................7
D. Merintis Usaha Baru...........................................................9
E. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan......................10
F. Manfaat Membuka Usaha.................................................10
SOAL :.....................................................................................12
PENUTUP.................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................15

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan bisnis merupakan langkah awal dalam menjalankan bisnis, biasanya terdiri dari
apa yang kita lakukan, kapan, dan bagaimana cara lebih jelas mengenai tipe bisnis yang akan
dirintis, siapa saja yang akan menjadi pelanggan dan produk atau jasa apa yang akan
ditawarkan. Rencana bisnis dikembangkan dengan focus kepada pemegang kepentingan.
Rencana bisnis yang lengkap biasanya termasuk suatu penaksiran lingkungan bisnis, rencana
manajemen, rencana pemasaran, dan rencana keuangan. Penaksiran lingkungan bisnis
meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan industri, dan lingkungan global. Rencana
manajemen termasuk di dalamnya rencana operasional menitikberatkan pada usulan struktur
organisasi produksidan sumber daya manusia dalam perusahaan. Perencanaan pemasaran
meliputi lima langkah yaitu : target pasar, karakteristik pasar, penentuan harga, distribusi, dan
promosi. Selanjutnya rencan keuangan terdiri dari dua yaitu kelayakan bisnis dan pendanaan
bisnis. Jenis usaha kecil tidak perlu membuat rencana bisnis yang rumit untuk memulai
usahanya. Seringkali rencana bisnis dibuat bentuk catatan saat melakukan diskusi atau tanya
jawab. Seringkali juga orang memulai bisnis tanpa rencana sama sekali, sehingga ide-ide
menjadi kabur dan mereka tidak tahu apa yang selanjutnya harus mereka lakukan. Dengan
menulis sebuah rencana, meskipun itu berupa catatan-catatan kecil, kita akan mendapatkan
gambaran yang lebih jelas mengenai jenis bisnis yang diinginkan, serta bagaimana bisnis
harus dikembangkan sejalan dengan perkembangan zaman. Beberapa hal yag dapat
dipikirkan saat menulis rencana bisnis, yaitu : 1. Jenis usaha apa yang akan dirintis 2. Tujuan
apa dari bisnis yang akan dirintis 3. Bagaimana bisnis akan menghasilkan uang 4. Siapa yang
akan menjadi pelanggan

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan
masalah yang diangkat antara lain :
1. Bagaimana cara membuat usaha baru?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membuat usaha baru?
3. Apa indikator yang dapat dicapai ketika usaha tersebut dikatakan berhasil?
4. Apa hambatan-hambatan yang dihadapi ketika membuat usaha baru?

PEMBAHASAN
A. Cara Memulai Usaha Baru
Analogi seorang yang memulai kewirausahaan ialah seperti seorang belajar naik
sepeda, pertama kali duduk di atas sadel sepeda akan merasa gamang dan takut,
ragu-ragu untuk memulai mengayuh, takut jatuh atau nabrak namun ketika pedal
sepeda mulai dikayuh dan si anak dapat menguasai rasa takutnya, ternyata naik
sepeda itu mudah semudah berjalan kaki.
Menurut Suryana (2006 : 100) ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk
memulai usaha baru, yaitu :
1. Merintis usaha baru,(starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru
dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dapat dirancang
sendiri.
2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan
yang telah didirikan atau
dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan organisasi yang sudah
ada. 3. Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha
dengan preusan besar dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli
untuk menyelenggarakan usaha (waralaba).

B. Mengembangkan Ide Usaha Baru


Apakah setiap orang dapat menjadi seorang wirausahawan yag sukses? Tentu saja
jawabannya adalah dapat. Pertanyaan lebih lanjut adalahwirausahawan atau
pengusaha macam apa yang diinginkan? Apakah kita akanmemulai dengan
menjadi wirausahawan berskala kecil atau berskala menengah?Banyak orang
membayangkan bahwa yang dimaksud menjadiwirausahawan berskala kecil itu
adalah usaha berskala rumah tangga. Misalnyatoko sembako, penjual mie ayam,
pengusaha jasa laundry, penjual bubur ayam,pengecer pulsa, atau semua usaha
bisa dilakukan di rumah. Sedangkan usahaberskala menengah adalah usaha-usaha
yang sama namun sudah bercabang-cabang,memiliki sekian banyak gerai atau
sekian banyak gerobag dorong. Ada juga sementara orang yang membedakannya
dengan melihatsumberdaya yang dimiliki, baik berupa sumber daya manusia,
teknologi, bahanbaku, keuangan atau modal, kepemimpinan, dan sebagainya.

Banyak bukupendidikan kewirausahaan mulai dengan analisis berbagai sumber


daya di atas.Biasanya disebutkan jikalau kita memiliki sumber daya yang
memadai maka kitadapat langsung menjadi wirausahawan dengan skala
menengah. Tetapisebaliknya, buku-buku kewirausahaan yang lebih empirikpraktis atau buku-buku kewirausahaan yang banyak dibeli anggota masyarakat
justruberpendapat sebaliknya. Pertanyaan yang mau dijelaskan dalam bukubukutersebut biasanya sekitar bagaimana memulai usaha dari nol. Bukubukusemacam ini lebih mengedepankan tekad, cita-cita, kemauan dan
semangatberusaha yang besar disertai kerja keras. Dua hal di atas sama-sama
ekstrim kendati tidak ada yag salah. Memangbenar, dalam keadaan normal,
biasanya orang memulai usaha dengan berusahasekuat tenaga untuk mencari
modal sedikit demi sedikit, dengan berbagai sumberdaya dan fasilitas yang
terbatas. Awalnya tentu mulai dengan menjadiwirausahawan berskala kecil namun
dengan ide-ide yang baru dalam menjalankanusaha. Sangat boleh jadi banyak
orang mengawali bisnisnya dengan perasaanragu-ragu dan pesimistik tetapi
berakhir dengan keberhasilan yang gemilang.Akan tetapi tidak sedikit juga yang
memulainya dengan optimistik, persiapanyang matang, sumber daya yang cukup.
Hasil akhirnya ada yang berhasil ada yangtidak. Yang perlu digarisbawahi dalam
hal ini adalah mulailah dengan ide-ide baru. Ide-ide untuk memulai sebuah usaha
atau bisnis diawali denganmengamati lingkungan. Biasanya ide baru muncul
sebagai hasil dari prosesinteraksi seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu
pilihan akan lingkungandan bentuk bisnis harus diamati dengan seksama. Di sini
seorang wirausahawanharus jeli dalam menilai dan menangani berbagai
permasalahan dan peluang yangmuncul di lingkungan tersebut. Sebagi contoh, ada
dua orang calon wirausahawandatang di sebuah masyarakat di suatu tempat. Dua
orang ini menemukankenyataan yang sama bahwa semua orang dalam masyarakat
tersebut ternyatatidak memakai sepatu atau sandal. Setelah mempelajari dan
mengidentifikasipenyebabnya, calon wirausahawan A menyimpulkan tidak ada
gunanya memulaibisnis sepatu di sini karena A berkeyakinan perilaku masyarakat
yang tidak bersepatu atau sandal ini sudah mendarah daging dan tidak bisa diubah.
Sebaliknya calon wirausahawan B berkesimpulan sebaliknya bahwa
masyarakatakan

mengubah

perilakunya

kalau

ada

upaya

meng-edukasi

masyarakat tersebutuntuk bersepatu.Ide-ide bisnis yang dikembangkan oleh

seorang wirausahawan padaumumnya merupakan ide-ide praktis yang diyakini


memiliki kepastian untukberhasil. Keberhasilan ini sering berawal dari usaha
berskala kecil. Oleh karena itu banyak penulis buku kewirausahaan menyarankan,
mulailah berbisnis dalamskala kecil (Suharno, 2007 ; Frinzes, 2011 : 223).
Menurut sebuah survei yang dilakukan Peggy Lambing (2000) sepertiyang
dikutip Suryana (2003: 70), sekitar 43% responden (wirausahawan)mendapatkan
ide bisnis dari pengalaman ketika mereka bekerja di perusahaan atautempattempat profesional lainnya. Dari pengalaman tersebut, mereka mengetahuicaracara mengoperasikan perusahaan. Sebanyak 15% responden menyatakantelah
mencoba

dan

merasa

mampu

mengerjakannya

dengan

baik.

Dari

parawirausahawan yang disurvai, 11% di antaranya memulai usaha untuk


memenuhipeluang pasar, sementara 46% lainnya karena hobi.
Banyak cara atau jalan untuk menjadi berhasil dalam bisnis. Setiap orangbisa
mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Tidak ada satu jalan yangdianggap
jalan

atau

cara

yang

paling

baik

atau

paling

benar.

Di

samping

faktorkeberuntungan (luck atau hoki), ada faktor lain yang mempengaruhi


misalnyakerja keras, perencanaan yang matang, pengamatan yang jeli, pemikiran
kreatif, inovatifdan sebagainya.

C. Identifikasi Peluang Usaha


Sebuah (atau lebih) peluang usaha (business opportunities) dikatakan adajika
di dalam pasar terdapat kemungkinan yang menguntungkan untukmenawarkan
atau menjual barang dan jasa yang ditujukan untuk memenuhikebutuhan ,
keinginan, atau preferensi konsumen (Frinzes, 2011 : 229).
Selanjutnya Frinzes (2011: 230) mengidentifikasi ada tidaknya sebuah peluang
usaha berdasarkan tiga kondisi pasar sebagai berikut :
1. Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak atau
belumdapat memenuhi kebutuhan, keinginan, atau selera konsumen. Hal ini
dapatterjadi karena :Kualitasnya rendah, Produknya tidak user friendly atau tidak
ramah pemakai, Harganya terlalu mahal atau tidak rasional, Produk tidak sesuai
dengan keyakinan/kepercayaan pemakainya, Produk dinilai ketinggalan zaman,
tidak sesuai dengan mode atau trend, Konsumen merasa kesulitan memperoleh
produk tersebut, Tidak memiliki fitur yang membuat konsumen terkesan
2. Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan
sebuahproduk yang dapat mengatasi persoalan yang mereka hadapi namun tidak

adadi

pasaran.

Misalnya

sebuah

produk

yang

dapat

mempercepat

prosespengeringan kaca atau lantai atau mobil, cairan yang dapat dengan
cepatmemberihkan porselin atau keramik yang sudah telanjur kotor dan
sulitdibersihkan dengan cara biasa.
3. Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang
sebelumnyatidak diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya menciptakan sebuah
atap yang dapat melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan hujan.
Sebuahalat serupa payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan hujan
dengan segera.
Kendati bukan perkara yang mudah, setidaknya ada 4 langkah strategis yang
diusulkan Frinzes (2011: 233) untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih
sebuah peluang bisnis yakni, pertama, mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan
konsumen

kedua,

memindai

(scanning)

atau

menyaring

lingkungan,mengevaluasi individu dan masyarakat secara umum ; ketiga, meneliti


secara cermat peluang-peluang bisnis yang muncul ; keempat, memilih salah
satupeluang dan mempersiapkan sebuah rencana usaha.
Dari 4 langkah di atas, disebutkan bahwa langkah pertama yakni:
Mengidentifikasi kebutuhan atau keinginan konsumen merupakan langkah
yangpaling banyak diberi perhatian. Mengapa? Karena setiap peluang bisnis
dimulaidengan adanya kebutuhan dan keinginan konsumen. Kebutuhan konsumen
dianggap sebagai sesuatu yang paling mendasar di dalam kehidupan. Namun
demikian perlu dicatat bahwa mengidentifikasi kebutuhan saja sebenarnya
belumlah cukup memadai. Para indutriwan atau pengusaha besar yang bergerak di
bidang industri konsumsi tidak hanya mengidentifikasi kebutuhan melainkan
jugameng-create

kebutuhan

atau

menciptakan

kebutuhan.

Artinya

menggarapkonsumen agar mereka merasa butuh atau setidak-tidaknya membuat


merekamerasa tidak nyaman atau tidak percaya diri kalau tidak mengkonsumsi
barangdan jasa yang dihasilkan oleh para pemain industri konsumsi besar. Pada
suatutitik, seorang wirausahawan dituntut untuk itu.
Menurut Lambing (Suryana, 2003 : 70), ada dua pendekatan utama yang
digunakan wirausahawan untuk menemukan peluang dengan mendirikan
usahabaru. Pertama, pendekatan inside-out yakni pendekatan berdasarkan gagasan
sebagai kunci keberhasilan. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang
menentukan jenis usaha berdasarkan ketrampilan, kemampuan, dan latar belakang
diri

sendiri.

Kedua,

pendekatan

the

out-side

in

atau

disebut

juga

opportunityrecognition yakni pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa


suatu usahaakan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan
di pasar.Sudah barang tentu hal ini didasari dengan pengamatan lingkungan yang
cermat.

D. Merintis Usaha Baru


Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki
keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business
owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus
memiliki:
a. Kecakapan untuk bekerja
b. Kemampuan mengorganisir
c. Kreatif
d. Lebih menyukai tantangan
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.
2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih.
Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan
perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu
terbatas), perseroan, dan firma
3. Tempat usaha yang akan dipilih.
Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,
diantaranya:
- Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau
pelanggan maupun pasar?
- Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
- Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat
pengangkut dan jalan raya
4. Organisasi usaha yang akan digunakan.
5. Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha
dan skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi,
sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil
perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil
fungsi manajerial yang dimilikinya.

6. Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya
perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan
adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah

lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti


pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor,
pelanggan/konsumen, dan lainnya. Lingkungan makro adalah lingkungan diluar
perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan,
meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial,
lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.

E. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan


Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah
adadaripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain: a. Resiko lebih
rendahb. Lebih mudahc. Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang
dapat ditawar Membeli perusahaan yang sudah adaa juga mengandung
permasalahan, yaitu:Masalah eksternal, yaitu a. Lingkungan misalnya banyaknya
pesaing dan ukuran peluang pasarb. Masalah internal, yaitu masalah-masalah
yang ada dalam perusahaan,misalnya image atau reputasi perusahaan.

F. Manfaat Membuka Usaha


Kebanyakan wirausahawan membuka usahanya untuk kepuasan
diri.Rutinitas yang membosankan, kreasi yang dihambat-hambat, birokrasi yang
panjangdan kaku, atau suasana kerja yang tidak menyenangkan. Budaya (cultur)
perusahaanyang tidak cocok merupakan hal yang bisa menciptakan motif, dan
mendorongorang untuk segera mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai
orang gajian,maka semua yang mereka lakukan hanya untuk pimpinan
perusahaan. Sedangkan,dengan berwirausaha maka semua pekerjaan yang
dilakukan untuk dirinya sendiri.Ada beberapa keuntungan menarik yang bisa
didapatkan dari membuka usahasendiri (Sarosa, 2003:5) adalah sebagai
berikut:
1. Pontensi penghasilan yang tak terbatas
Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan
oranglain. Kalau bekerja sebagi karyawan, penghasilan adalah sebesar gaji
(mungkinditambah dengan tunjungan-tunjangan bila ada), di mana gaji dan
tunjangantersebut telah ditetapkan berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh
pemilikperusahaan. Dalam hal ini seseorang hanya bisa menerima keputusan
yangdibuat oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya, bila membuka usaha sendiri
makapenghasilan yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih besar, bahkan
tidakterbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha. Seseorang
wirausahawanbebas menentukan berapa yang akan didapatnya, potensi
untuk menerimapenghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya tarik yang
mengiurkan bagiseseorang untuk berwirausaha.
2. Memaksimalkan kemampuan

Kemampuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan yang lainseperti
menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha sendirimaka
wirausahawan memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk bekreasi denganide-ide
tersebut. Untuk bekerja dengan adanya batasan-batasan yang mungkinakan
sering
ditemui
jika
memilih
untuk
bekerja
sebagai
karyawan
disuatuperusahaan. Sudah tentu dengan adanya kebebasan bekerja dan berkreasi
secaramaksimal maka semangat kerjapun tinggi. Semangat kerja yang tinggi
inilahyang sangat diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksimum bagi
usahasendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas berkreasi, akan tetapi
majutidaknya usaha tersebut tergantung pimpinannya dalam mengelola
usahatersebut.
3. Bebas mengatur waktu kerja
Dengan menjadi karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan
suatutransaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli. Seseorang
telahmenjual
waktu
dan
kemampuannya
untuk
digunakan
oleh
perusahaan. Jikabekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan untuk bisa
mengatur waktu,sebagian besar waktu dihabiskan di luar rumah. Akan tetapi
seseorang, dapatmengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai membuka usaha,
bahkan jikausaha tersebut di rumah. Wirausahawan adalah seperti orang
bebas yangmempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan
semakinbanyak waktu luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seseorang yang
makinsibuk jika usahanya mulai berkembang.
4. Sikap mental yang mandiri
Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri
dalammenjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus dilakukan.
Sikapmental yang kuat dan mandiri sangat dibutuhkan pada saat sedang
menghadapimasalah yang berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil
tindakan yangcepat dan tepat. Pada situasi seperti ini tidak ada siapapun yang bisa
diandalkanselain diri sendiri, karena setiap wirausahawan merupakan
manajer padausahanya. Justru wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh para
karyawanuntuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Kemandirian dan
sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha
sangatberkorelasi dan saling mempengaruhi. Self manajemen (manajemen diri
sendiri)merupakan hal yang sangat pentin yang harus dilakukan oleh
seorangwirausahawan untuk memberikan contoh bagi para bawahan atau
karyawannya.

SOAL :
1. Menurut Suryana (2006 : 100) apa cara yang dapat dilakukan untuk memulai
usaha baru?

A. Merintis usaha baru,(starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru


dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dapat dirancang
sendiri.
B. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan
yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan
organisasi yang sudah ada.
C. Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha
dengan preusan besar dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli
untuk menyelenggarakan usaha (waralaba)
2. Menurut Frinzes (2011: 230) bagaimana cara mengidentifikasi ada tidaknya
sebuah peluang ?
A. Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak atau
belumdapat memenuhi kebutuhan, keinginan, atau selera konsumen. Hal ini
dapatterjadi karena :Kualitasnya rendah, Produknya tidak user friendly atau
tidak ramah pemakai, Harganya terlalu mahal atau tidak rasional, Produk tidak
sesuai dengan keyakinan/kepercayaan pemakainya, Produk dinilai ketinggalan
zaman, tidak sesuai dengan mode atau trend, Konsumen merasa kesulitan
memperoleh produk tersebut, Tidak memiliki fitur yang membuat konsumen
terkesan
B. Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan
sebuahproduk yang dapat mengatasi persoalan yang mereka hadapi namun
tidak adadi pasaran. Misalnya sebuah produk yang dapat mempercepat
prosespengeringan kaca atau lantai atau mobil, cairan yang dapat dengan
cepatmemberihkan porselin atau keramik yang sudah telanjur kotor dan
sulitdibersihkan dengan cara biasa.
C. Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang
sebelumnyatidak diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya menciptakan
sebuah atap yang dapat melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan

hujan. Sebuahalat serupa payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan
hujan dengan segera.
3. Sifat apa yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha dalam memulai bisnis
baru?
ia harus memiliki:
a. Kecakapan untuk bekerja
b. Kemampuan mengorganisir
c. Kreatif
d. Lebih menyukai tantangan
4. Apa yang harus di pertimbangkan dalam menentukan tempat?
Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,
diantaranya:
- Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau
pelanggan maupun pasar?
- Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat
pengangkut dan jalan raya
5. Apa saja manfaat membuka usaha?
A. Pontensi penghasilan yang tak terbatas
B. Memaksimalkan kemampuan
C. Bebas mengatur waktu kerja
D. Sikap mental yang mandiri

PENUTUP
Kesimpulan
Untuk memulai usaha baru ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti
Merintis usaha baru,(starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru
dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dapat dirancang
sendiri.
Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang
telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan
organisasi yang sudah ada.

Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha dengan
preusan besar dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha (waralaba)
Dan untuk mengetahui apakah usaha baru tersebut dapat berjalan dengan baik ada
beberapa cara seperti
Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak atau
belumdapat memenuhi kebutuhan, keinginan, atau selera konsumen. Hal ini
dapatterjadi karena :Kualitasnya rendah, Produknya tidak user friendly atau
tidak ramah pemakai, Harganya terlalu mahal atau tidak rasional, Produk tidak
sesuai dengan keyakinan/kepercayaan pemakainya, Produk dinilai ketinggalan
zaman, tidak sesuai dengan mode atau trend, Konsumen merasa kesulitan
memperoleh produk tersebut, Tidak memiliki fitur yang membuat konsumen
terkesan
Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan sebuahproduk
yang dapat mengatasi persoalan yang mereka hadapi namun tidak adadi
pasaran. Misalnya sebuah produk yang dapat mempercepat prosespengeringan
kaca atau lantai atau mobil, cairan yang dapat dengan cepatmemberihkan
porselin atau keramik yang sudah telanjur kotor dan sulitdibersihkan dengan
cara biasa.
Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang
sebelumnyatidak diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya menciptakan
sebuah atap yang dapat melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan
hujan. Sebuahalat serupa payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan
hujan dengan segera.
Dan dalam melakukan usaha ada beberapa sifat yang harus dimiliki seperti
Kecakapan untuk bekerja
Kemampuan mengorganisir
Kreatif
Lebih menyukai tantangan

DAFTAR PUSTAKA
Materi pertemuan Minggu lalu
R. Heru Kristanto HC, 2009, Kewirausahaan Entrepreunership: pendekatan
Manajemendan Praktek, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai