Anda di halaman 1dari 4

Pada penelitian ini, variabel-variabel yang akan diamati adalah variabel

usia kronologis, dan variabel pola tumbuh kembang gigi premolar kedua rahang
bawah pada radiograf panoramik pasien laki-laki usia 5-15 tahun di RSGM
UNPAD (Gambar 1.2).

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran Penelitian

Usia kronologis merupakan usia sebenarnya dari individu Ketika


dokumentasi kelahiran tidak diketahui, akan terdapat kebutuhan yang kuat untuk
melakukan proses estimasi usia (Bashardoust et al., 2007). Pada penelitianpenelitian sebelumnya, salah satunya penelitian pada populasi Magrebian-Ceuta,
variabel usia kronologis ditentukan dari informasi yang akurat mengenai tanggal

kelahiran yang tertera pada dental record dan tanggal yang tertera pada X-ray
(Ortega et al., 2008).
Metode penilaian usia relatif sederhana dan melibatkan identifikasi tahap
mineralisasi gigi pada radiograf (Panchbhai, 2011). Penelitian dengan
menggunakan metode Demirjian pertama kali dilakukan pada populasi PrancisKanada, yaitu metode yang bertujuan untuk mengestimasi maturitas atau usia gigi
berdasarkan pada gambaran radiograf 7 gigi mandibula pada sisi kiri (Demirjian
et al., 1973).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Blankenship et al. yang juga
melakukan estimasi usia menggunakan metode Demirjian, jenis kelamin dan ras
dicatat sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pola tumbuh kembang gigi.
Penelitiannya menunjukkan bahwa tahap mineralisasi gigi dicapai lebih awal pada
laki-laki dibanding perempuan. Sementara itu, dari segi ras, populasi Amerika
kulit hitam mencapai tahapan mineralisasi gigi lebih awal dibanding populasi
Amerika kulit putih (Blankenship et al., 2007). Oleh karena itu, pada penelitian ini
faktor ras dan jenis kelamin penting untuk dicatat untuk ditelaah pengaruhnya
sebelum melakukan analisis pola tumbuh kembang.
Metode Demirjian, Goldstein dan Tanner menilai tujuh gigi permanen
mandibula dengan urutan: molar kedua, molar pertama, premolar kedua, premolar
pertama, caninus, insisivus lateral dan insisivus sentral dan ditentukan delapan
tahap mineralisasi gigi dan juga tahap nol untuk tahap non-appearance (Gambar
1.1) sebagai berikut (Panchbhai, 2011).
Jika tidak ada tanda-tanda kalsifikasi, rating 0 diberikan; pembentukan
crypt tidak dipertimbangkan. Deskripsi tahap:
1. Tahap (A), dalam kedua gigi uniradikular dan multiradikular,
sebuah awal kalsifikasi terlihat pada tingkat superior dari kripta

dalam bentuk kerucut terbalik atau kerucut. Tidak ada fusi dari titik
kalsifikasi ini;
2. Tahap (B), fusi dari titik kalsifikasi membentuk satu atau lebih cusp
yang bersatu untuk memberikan outline permukaan oklusal yang
teratur, atau cusp termineralisasi bersatu sehingga morfologi
koronal dewasa terdefinisi dengan baik;
3. Tahap (C), mahkota setengah terbentuk, ruang pulpa jelas, deposisi
dentin terjadi;
4. Tahap (D), pembentukan mahkota selesai sampai ke cementoenamel junction, ruang pulpa memiliki bentuk trapezoid dan awal
pembentukan akar terlihat;
5. Tahap (E), awal terbentuknya bifurkasi radikuler terlihat, panjang
akar masih kurang dari ketinggian mahkota;
6. Tahap (F), ujung apex dalam bentuk corong; panjang akar sama
dengan atau lebih besar dari ketinggian mahkota;
7. Tahap (G), dinding saluran akar paralel dan akhir apikal masih
sebagian terbuka;
8. Tahap (H), akhir apikal saluran akar tertutup sempurna; membran
periodontal memiliki lebar seragam di sekitar akar dan apeks
(Panchbhai, 2011).
Dari 8 tahap pola tumbuh kembang gigi pada sistem Demirjian diatas,
dilakukan perbandingan dengan standar tahapan untuk mengestimasi pekiraan
rentang usia (Panchbhai, 2011). Dari kerangka pemikiran penelitian yang telah
dijabarkan, akan di dapat adanya suatu hubungan sebagai standar acuan usia
kronologis dengan pola tumbuh kembang gigi premolar kedua rahang bawah
dilihat dari radiograf panoramik pasien laki-laki usia 5-15 tahun di RSGM
UNPAD.

Anda mungkin juga menyukai