Disusun oleh :
Ami Nurdiatmoko
11710100
Fauziyah Putri
15710024
Dzati karima
15710115
15710117
BAB I
PENDAHULUAN
A.
terdapat banyak sekali pelajaran yang dapat diambil. Al-Quran diturunkan secara
berangsur-angsur melalui perantara malaikat Jibril. Keistimewaan Al-Quran
dibandingkan dengan kitab-kitab suci yang lain ialah kemurnian atau keaslian AlQuran dijaga langsung oleh Allah, agar tidak ada satupun ayat-Nya yang
berubah. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman :
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan Kami pula-lah yang
menjaganya.
B.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Al-Quran
Secara etimologis, Al-Quran berarti bacaan atau yang dibaca. Kata Al-
Quran merupakan bentuk masdar (bentuk ketiga) dari kata kerja qaraa.
pengertian seperti ini dikemukakan dalam Al-Quran sendiri yakni dalam surat AlQiyamah, ayat 17-18:
Sesungguhnya Kami-lah yang bertanggung jawab mengumpulkan
(dalam dadamu) dan membacakannya (pada lidahmu). Maka apabila kami telah
menyempurnakan bacaannya (kepadamu, dengan perantara Jibril), maka bacalah
menurut bacaannya itu.
Sedangkan secara terminologis, Al-Qur'an diartikan sebagai kalam Allah
Swt, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai mukjizat,
disampaikan secara mutawatir dari Allah Swt sendiri dengan perantara malaikat
jibril dan mambaca Al-Qur'an dinilai sebagai ibadah.1
Dan barang siapa yang membaca ayat-ayat yang ada dalam al-Quran
merupakan suatu ibadah artinya perintah untuk membacanya di dalam solat dan
lainnya sebagai suatu ibadah dan dicatat sebagai amal.
1; Nama-nama Al-Quran :
b;
c;
Qur`an
Al Qur`an ini memberikan petunjuk kepada yang lebih lurus. ( alIsraa : 9)
Al Kitab
Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang
di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. (al-Anbiya: 10)
Al Furqan
1 Fahmi Amrullah, Ilmu Al-Quran untuk pemula, Artha Rivera, Jakarta, 2008,
hlm. 1
d;
e;
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan kepada hambaNya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. ( alFurqan: 1)
Adz Zikr
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur`an, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. ( al- hijr : 9)
Tanzil
Dan sesungguhnya Al Qur`an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan
semesta alam. (as-Su'araa: 192)
Dan sifat-sifat yang lain sebagai mana disebutkan dalam banyak ayatnya,
seperti : Mubarak (yang diberkati), Busyra (kabar gembira), Aziz (yang mulia),
Majid (yang dihormati), Basyr (pembawa kabar gembira).3
Jumlah ayat yang terdapat di dalam Al-Qur;an adalah sebanyak 6.204 ayat,
sedangkan jumlah kalimatnya sebanyak 77.434 kalimat. 4 Ketetapan tentang
rincian-rincian ayat-ayat dan penempatan ayat-ayat pada tempatnya , adalah
berdasarkan tawqifiy (ketetapan dari rasul).5
Dalam Al-Quran surat-suratnya berjumlah sebanyak 114 buah.
Susunannya dimulai dari Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.
Surat yang dimulai dengan huruf : Alif Lam-Mim, Ha-Min dan
semacamnya berjumlah 29 surat. Al-Quran terdiri dari 30 juz. Setiap juz
terdiri dari 8 rubu. Jumlah rubu yang termahtub dalam Al-Quran
sebanyak 240 rubu.6
Dalam Al-Quran surah terbagi menjadi Makkiyah dan Madaniyyah. Dari
ke-114 surat diantaranya terdapat 85 surat diturunkan di Mekkah, sedangkan
sisanya (29 surat) diturunkan di Madinah. Surat dalam Al-Quran urut-urutannya
berdasarkan ketetapan Allah (Tauqufi) yang disampaikan oleh malaikat Jibril
kepada nabi Muhammad SAW.
B.
Pewahyuan Al-Quran
1; Definisi Wahyu
Katakanlah : pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduannya lebih besar daripada manfaatnya. (II, 219).
Akhirnya di keluarkan larangan mutlak (V, 90-91) dengan alasan keduanya, yaitu
minuman keras dan judi adalah pekerjaan syaithan .... syaithan ingin menebarkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu. Hal itu menunjukkan penetapan
hukum secara perlahan berdasar pengalaman dalam mengatasi masalah yang
muncul.11
Ketetapan hukum dan pembaharuan umum yang paling penting dari almengenai wanita dan perbudakan. Al-Quran melakukan perbaikan pada
kedudukan wanita, yang paling pokok ialah wanita di anggap sebagai pribadi
dengan jaminan penuh. Pasangan suami istri disebut sebagai pakaian bagi satu
sama lain. Wanita mendapat hak yang sama atas pria sebagaimana hak pria atas
10 Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, Terj. Mudzakir AS,
Pustaka Litera Antarnusa, Bogor, 2013, hlm. 157-174
11Fazlur Rahman, Islam, (Bandung : Pustaka, 1994), hal.55
Telah berabad-abad kaum muslimin tak hanya menulis komentar atas alQuran dan dari sudut pandang berbeda, kencenderungan yang berbeda pula,
bahkan bertentangan tetapi menumbuhkan ilmu tafsir al-Quran dengan
cabangnya grammatika bahasa arab, ilmu perkamusan, hadits nabi, asbab alnuzul, dsb. Sebenarnya para sarjana muslim telah membuat klaim yang adil,
bahwa semua sains daladm al-Quran yang tidak mutlak sekuler berasal dari alQuran. Kaum mulim ortodoks dengan keras menentang setiap usaha untuk
menulis dan menyebarkan terjemahan kitab suci ini dalam basa apapun tanpa di
sertai teks arabnya.12
D. Penafsiran Al-Quran
Banyak pertentangan tentang penafsiran Al-Quran akan tetapi hal ini
berangsur-angsur menghilang disusul dengan munculnya kitab-kitab tafsir yang
sedikit lebih banyak diwarnai oleh kepercayaan-kepercayaan dan ide-ide lama
yang dibawa oleh orang-orang baru masuk islam.13
Al-Quran telah dibaca dan dihapal kan oleh banyak orang ketika Nabi
SAW masih hidup. Pada masa tersebut al-Quran ditulis pada tulang-belulang,
daun-daunan, lembaran-lembaran kulit dan bahan-bahan lainnya yang mudah
diperoleh. Lembaran-lembaran kitab suci al-Quran tersebut awalnya berserakan,
kemudian pada zaman Khalifah Abu Bakar mulai dikumpulkan dengan menunjuk
Zaid bin Tsabit. Pada masa Utsman bin Affan, berdasarkan rekomendasi dari suatu
panitia yang dibentuk untuk tujuan memushafkan al-Quran, ditunjuklah Zaid bin
Tsabit sebagai ketua sehingga menghasilkan susunan al-Quran seperti sekarang
ini, yang berlawanan dengan susunan kronologisnya karena lebih banyak
berdasarkan panjangnya surah.
Pada saat generasi awal sesudah generasi Nabi, terdapat beberapa bukti bahwa
orang-orang pada zaman tersebut masih enggan bahkan menentang penafsiran alQuran, akan tetapi seiring berjalannya awaktu sikap ini menghilang dengan
12Fazlurrahman, Op. Cit., 45
13Muhammad ridho, islam :tafsir dan dinamika sosial ikhtiar dan maknai
ajaran islam(yogyakarta:Teras), hlm 10
sendirinya. Setelah sikap tersebut hilang, muncul beberapa kitab tafsir yang
sedikit banyak diwarnai oleh ide-ide dan kepercayaan-kepercayaan lama yang
dibawa oleh orang-orang yang baru masuk Islam. Penafsiran-penafsiran yang
kadang menyimpang dari arti yang jelas serta semaunya sendiri itu dikecam keras
sebagai penafsiran dengan pendapat bebas (tafsirbilray).
Ketika kebutuhan untuk mengembangkan beberapa peralatan ilmiah yang
bertujuan untuk mengontrol kemajuan ilmu tafsir al-Quran dirasakan, maka
pertama-tama diakui prinsip bahwa memahami al-Quran secara tepat tidak cukup
hanya dengan mengathui tentang bahasa Arab saja, melainkan tentang idiomidiom bahasa Arab pada zaman Nabi SAW. Selepas dari hal ini, terjadi
pengembangan tentang gramatika bahasa Arab, kesusasteraan Arab, dan ilmu
perkamusan bahasa Arab. Kemudian latar belakang turunnya ayat-ayat al-Quran
yang dinamakan sebagai asbab al-nuzul dimasukkan sebagai alat yang perlu
untuk menerapkan makna yang tepat dari firman Tuhan. Ketiga, tradisi historis
yang berisi laporan-laporan tentang bagaimana orang-orang di lingkungan Nabi
memahami perintah-perintah al-Quran, dianggap sangat penting.
Al-Thabari (310 H/922 M) menyusun karya tafsir tradisional monumental
yang berdasarkan dari laporan-laporan generasi yang telah lalu. Ketika kehidupan
dan pemikiran intelektual dari orang-orang yang baru masuk Islam berkembang,
bermunculanlah tafsir-tafsir.
Gaya serta bahasa al-Quran telah memberikan pengaruh yang paling kuat
pada perkembangan serta pertumbuhan kesusasteraan Arab. Pada mulanya, kaum
muslimin mengembangkan doktrin tidak tertandinginya al-Quran, tetapi bagi
orang Arab non-muslim pun al-Quran merupakan produk kesusasteraan yang ideal
hingga saat ini. Dengan keras al-Quran menolak anggapan yang dilontarakan oleh
musuh-musuh Nabi SAW, bahwa beliau adalah seorang penyair dan tidak pernah
membiarkan al-Quran disebut sebagai puisi. Namun dalam kedalaman rasanya,
iramanya yang efektif, ekspresinya yang mengena, al-Quran tidaklah kurang
derajatnya dari puisi yang paling tinggi sekalipun.
BAB III
KESIMPULAN
Al-Quran mempunyai beberapa arti secara etimologis berarti bacaan atau
yang dibaca. Dan secara terminologis, Al-Qur'an diartikan sebagai kalam Allah
Swt, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai mukjizat,
disampaikan secara mutawatir dari Allah Swt sendiri dengan perantara malaikat
jibril dan yang membaca ayat-ayat Al-Quran dinilai sebagai ibadah dan
medapatkan pahala. Al-Quran mempunyai beberapa nama yaitu Al-Quran, adzzikr, Al kitab, Al furqon, Al tanzil.
Allah menurunkan Al-Quran atau menyampaikan wahyunya melalui
malaikat jibril, dam mempunyai beberapa cara yang pertama allah menyampaikan
langsung kepada Rasulullah SAW, kedua allah menyampaikan wahyunya melalui
mimpi, ketiga doturunkan dengan cara dihembuskan ke dalam jiwa rosulullah
SAW, keempat diturunkan dengan suara gemerincing lonceng yang sangat keras,
kelima jibril mendatangkan rosul menyerupai seotamg laki-laki, keenam jibril
menyampaikan dengan bentuk aslinya. Pembaharuan hukum yang ada di dalam
Al-Quran umumnya tentang wanita dan perbudakan.
Cara penafsiran al-Quran pada awalnya mendapatkan perlawanan, namun
semakin lama perlawanan itu hilang muncul beberapa kitab tafsir yang sedikit
banyak diwarnai oleh ide-ide dan kepercayaan-kepercayaan lama yang dibawa
oleh orang-orang yang baru masuk Islam. Penafsiran-penafsiran yang kadang
menyimpang dari arti yang jelas serta semaunya sendiri itu dikecam keras sebagai
penafsiran dengan pendapat bebas (tafsirbilray).
DAFTAR PUSTAKA