PUSKESMAS OEPOI
Selviana Apriyanti Nahak, S.Ked
1108012048
JUDUL PENYULUHAN
Pencegahan Diare.
II.
LATAR BELAKANG
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta
frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonates lebih dari 4 kali sehari
dengan tanpa lender darah. Diare dapat juga didefinisikan sebagai suatu
kondisi dimana terjadi perubahan dalam kepadatan dan karakter tinja, atau
tinja cair dikeluarkan tiga kali atau lebih perhari. Diare merupakan salah satu
gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain diluar
saluran pencernaan. Jadi diare adalah buang air besar yang frekuensinya lebih
dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer.1
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu
menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga
sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan
motilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat
dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hypokalemia),
gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan
sirkulasi. Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi:
Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya
TUJUAN
a. Menjelaskan pengertian dan penyebab diare.
b. Menjelaskan tanda-tanda diare.
c. Menjelaskan bahaya diare jika terlambat diatasi yaitu dehidrasi.
d. Menjelaskan tindakan yang dapat dilakukan dirumah jika ada yang
menderita diare.
MANFAAT
a. Ibu-ibu terutama yang mempunyai balita dapat menerapkan perilakuperilaku yang bisa mencegah terjadinya diare.
b. Jika ada anggota keluarga yang terkenaa diare, ibu-ibu diharapkan dapat
melaakukan pertolongan awal dirumah.
c. Ibu-ibu diharapkan mengenal gejala dehidrasi dan segera membawa
anaknya ke fasilitas kesehatan jika menemukan tanda-tanda dehidrasi.
V.
PELAKSANAAN KEGIATAN
Pembicara
: Selviana Apriyanti Nahak, S.Ked.
Narasumber : Selviana Apriyanti Nahak, S.Ked.
Waktu
: Sabtu, 10 September 2016
Tempat: Posyandu Cinta, TDM 4.
Peserta
: ibu-ibu balita, petugas puskesmas, ibu-ibu kader.
Media
: Leaflet
VI.
KESIMPULAN
Telah dilaporkan hasil kegiatan promosi kesehatan tentang cara mencegah diare.
Isi penyuluhan adalah pengertian, penyebab, gejala, komplikasi, tindakan di rumah,
dan cara pencegahan diare.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
1. Suma SA. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare akut pada
balita di wilayah kerja puskesmas bulango utara kecamatan bulango utara
kabupaten bone bolango tahun 2013. Universitas negeri Gorontalo. 2014.
Tersedia dari : http://eprints.ung.ac.id/5064/5/2013-1-14201-841409025bab2-27072013055025.pdf
2. Data dan Informasi Kesehatan Situasi diare di Indonesia. Kementerian
Kesehatan RI. 2011.
Latar Belakang
-
Gizi buruk adalah kondisi kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam asupan makanan sehari-hari
dalam waktu yang lama secara berturut-turut hingga tidak memenuhi Angka
Kecukupan Gizi (AKG).
Gizi Buruk adalah keadaan gizi yang ditandai dengan satu atau lebih tanda
berikut, sangat kurus, edema/bengkak pada
Terdapat beberapa penyebab gizi buruk, yaitu pemberian makanan yang kurang
bermutu, pemberian makanan yang kurang bergizi dan kurangnya pengetahuan
memberi makan pada anak
Marasmus : anak sangat kurus, wajah seperti orang tua, cengeng dan
rewel, rambut tipis, jarang dan kusam, kulit keriput, tulang iga nampak
jelas, pantat kendur dan keriput, serta perut cekung.
Akibat dari gizi buruk yaitu, dapat menyebabkan kematian bila tidak segera
ditanggulangi oleh tenaga kesehatan, kurang cerdas, berat dan tinggi badan pada
umur dewasa lebih rendah dari anak normal, rentan infeksi seperti batuk, diare,
TBC dll
-
Tanda bahaya gizi buruk yaitu, renjatan (syok), letargi (tidak sadar),
muntah/diare/dehidrasi.
Tatalaksana gizi buruk : gizi buruk dengan komplikasi rawat inap, gizi buruk
Perawatan gizi buruk : memberi makan 3-4 kali sehari, makanan pada anak
tidak menggunakan bumbu perangsang, bentuk makanan lunak agar mudah
dicerna, ASI diberikan pada anak <2 tahun, variasi makanan setiap hari dengan
menu seimbang sesuai dengan kemampuan keluarga
Tujuan
1
Manfaat
1
Pelaksanaan Kegiatan
Pembicara
Narasumber
Moderator
Waktu
Tempat
Peserta
Jumlah Peserta
: 20 Orang
Media
: Leaflet
Pertanyaan
1
Bagaimana cara untuk membuat menu yang bervariasi akan tetapi nafsu
makan anak tetap terjaga?
Bagaimana cara menjaga keluarnya ASI tetap optimal selama 6 bulan ASI
ekslusif?
Apa saja tanda untuk mengenali anak berada di Gizi Kurang sebelum jatuh
ke Gizi Buruk?
Dokumentasi
Puskesmas Oepoi