Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini prasarana dan sarana perkotaan seperti sistem drainase banyak
mengalami permasalahan baik secara langsung maupun tidak langsung, banyak
kerugian yang diakibatkan adanya prasarana yang tidak sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Dalam suatu studi kelayakan, pada umumnya mempertimbangkan
berbagai aspek, diantaranya keterkaitan kegiatan dengan instansi pengusul dan
instansi lainnya, manfaat yang akan diterima dan para penerimanya, serta Iingkungan
yang akan menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan. Secara umum aspek-aspek
tersebut dikelompokkan dalam tiga bagian yakni kelayakan yang didalamnya terdiri
dari kelayakan teknis, ekonomis, dan finansial. Selain aspek tersebut, studi kelayakan
juga mengemukakan analisis kelayakan kegiatan. Kelayakan teknis merupakan
gambaran kondisi teknis rencana Perencanaan Kegiatan -kegiatan dengan
memperhitungkan unsur-unsur yang berkaitan dengan alat-alat teknis (engineering)
dan unsur-unsur non-teknis seperti misalnya ketersediaan material dan kemudahan
pelaksanaan agar suatu kegiatan dapat dilaksanakan
1.2 Tujuan
1 Mengetahui studi kelayakan prasarana dan sarana kota tentang drainase
1.3 Manfaat
1 Mengetahui informasi mengenai studi kelayakan prasarana dan sarana kota
tentang drainase

BAB II
ISI

2.1 Perencanaan Studi Kelayakan Sistem Drainase Perkotaan


Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke
badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan. Drainase Perkotaan adalah
drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan air permukaan sehingga tidak
mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Kelayakan adalah rencana kegiatam yang diusulkan telah memenuhi kriteria tertentu
yang ditetapkan.
Menurut PERMEN PU No. 12 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase
Perkotaan dalam Pasal 11 halaman 7-8 adalah:
(1) Studi Kelayakan Sistem Drainase Perkotaan disusun untuk mengukur tingkat
kelayakan rencana pembangunan prasarana dan sarana Sistem Drainase
Perkotaan di suatu wilayah pelayanan ditinjau dari aspek teknis, ekonomi dan
lingkungan.
(2) Studi Kelayakan Sistem Drainase Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disusun berdasarkan pada Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan.
(3) Studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Perencanaan teknis;
b. Kelayakan teknis;
Adalah kajian terhadap suatu rencana teknis suatu kegiatan, serta
memenuhi kriteria teknis yang ditetapkan.
c. Kelayakan ekonomi;
Adalah kajian terhadap manfaat ekonomi/keuangan dari suatu usulan
kegiatan yang memenuhi kriteria ekonomi/keuangan yang ditetapkan.
d. Kelayakan lingkungan;
Adalah kajian terhadap dampak suatu rencana kegiatan kepada lingkungan
yang telah ditetapkan.
e. Rencana penyediaan lahan dan pemukiman kembali, bila diperlukan.
(4) Perencanaan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a meliputi:
a. Analisis hidrologi dan hidrolika;
b. Sistem jaringan drainase;
c. Analisis model sistem jaringan drainase (apabila diperlukan);
d. Analisis kekuatan konstruksi bangunan air;
e. Nota disain;
f. Gambar tipikal sistem jaringan drainase dan Bangunan Pelengkap;
Gambar tipikal sistem jaringan drainase adalah perencanaan dasar yang
menyeluruh pada suatu daerah perkotaan untuk jangka panjang.

Badan penerima air adalah sumber air di permukaan tanah berupa laut,
sungai, danau, dan di bawah permukaan tanah berupa air tanah di dalam
akuifer.
Bangunan pelengkap adalah bangunan yang ikut mengatur ddan
mengendalikan sistem aliran air hujan agar aman dan mudah melewati
jalan, belokan, dan daerah curam, bangunan tersebut seperti goronggorong, pertemuan saluran, bangunan terjunan, jembatan, street inlet,
pompa, pintu air.
g. Perkiraan volume pekerjaan untuk masing-masing jenis pekerjaan
meliputi: pekerjaan sipil dan mechanical electrical; dan
h. Perkiraan biaya pembangunan sistem drainase perkotaan.
(5) Kelayakan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b harus
memenuhi persyaratan hidrologi, hidrolika, kekuatan dan stabilitas struktur,
ketersediaan material, dapat dilaksanakan dengan sumber daya manusia dan
teknologi yang ada, dan kemudahan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan.
(6) Kelayakan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dianalisis
berdasarkan harga optimal, manfaat langsung dan tidak langsung dari
terbangunnya sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan.
(7) Kelayakan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d harus
memenuhi persyaratan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau
Usaha Pengelolaan Lingkungan/Usaha Pemantauan Lingkungan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(8) Dalam hal pelaksanaan studi kelayakan diperlukan penyediaan lahan dan
pemukiman kembali dilaksanakan oleh pemerintah daerah.

Anda mungkin juga menyukai