Anda di halaman 1dari 7

Tugas MID

(Inovasi: Kebermanfaatan TPA Manggar Untuk Semua)


UPTD TPA Sampah Manggar, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
Kota Balikpapan

Oleh:
Irsat

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

A. Latar Belakang Masalah


Masalah mengenai sampah sudah bukan menjadi masalah yang
baru di Indonesia. Volume sampah yang terus meningkat sejalan dengan
pertumbuhan penduduk dan keterbatasan lahan untuk pembuangan akhir
adalah masalah yang harus segera dipecahkan. Apabila sampah-sampah
tersebut dibiarkan, akan terjadi penimbunan sampah yang pada akhirnya
menimbulkan kerusakan lingkungan dan merugikan masyarakat. Selain
itu, polusi udara, tanah, dan air yang disebabkan oleh sampah juga dapat
menjadi sumber penyakit bagi manusia.
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan
gaya hidup masyarakat terutama di kota-kota besar telah meningkatkan
jumlah timbunan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah.
Peningkatan jumlah sampah ini tidak diikuti oleh perbaikan dan
peningkatan sarana dan prasarana penanganan sampah. Hal ini
mengakibatkan permasalahan sampah menjadi kompleks, antara lain
sampah tidak terangkut dan terjadi pembuangan sampah liar. Sehingga
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan mengganggu
kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan,
persawahan, sungai dan lautan..
Salah satu bentuk upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah
dalam mengatasi dan mengelola persoalan mengenai sampah adalah telah
dirumuskannya

Undang-Undang Nomor

18 Tahun 2008 tentang

Penanganan Sampah (UUPS). Di dalam UUPS tersebut terdapat


penjelasan bahwa penanganan sampah terdiri atas pengurangan sampah
dan penanganan sampah. Pengurangan sampah yang dimaksud meliputi
kegiatan pembatasan timbunan sampah, daur ulang sampah, dan
pemanfaatan sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah yang
dimaksud meliputi pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan
pemisahan sampah sesuai dengan jenisnya serta pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara kemudian ke tempat
pemrosesan akhir.

Penanganan sampah tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah


saja. Masyarakat dan pelaku usaha sebagai penghasil sampah juga harus
bertanggung jawab menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat. Ini
berarti harus ada kerja sama yang baik antara pemerintah, pelaku usaha,
dan masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah. Mengacu pada
UUPS,

untuk

mengatasi

masalah

dibutuhkan

program-program

penanganan sampah agar tidak hanya menjadi timbunan sampah di TPA,


tetapi menjadi sesuatu barang yang memiliki nilai guna dan nilai jual.
Berdasarkan pertimbangan tersebut pemerintah Kota Balikpapan
pada tahun 2004 membentuk peraturan daerah tentang pengelolaan
persampahan. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2004 Tentang
Pengelolaan Sampah Di Kota Balikpapan. Peraturan Daerah ini mengatur
tentang Pengelolaan Persampahan di wilayah Kota Balikpapan yang
merupakan bagian integral dari pengelolaan kebersihan kota harus tetap
terpelihara secara terus menerus dan berkesinambungan. Kota Balikpapan
punya potensi untuk pengolahan sampah, Volume sampah yang dihasilkan
masyarakat Balikpapan dari berbagai aktivitas antara 300 sampai 350 ton
perhari. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) terus
berupaya maksimal meningkatkan partisipasi masyarakat dalam hal
kebersihan. Terutama sampah-sampah yang dihasilkan dari limbah rumah
tangga harus terpilah sebelum dibuang ke TPS dan TPA.
B. Pembahasan
Pelayanan Publik kini telah menjadi isu sentral dalam
pembangunan di Indonesia. Hal utama yang menjadi indikator bahwa
penyedia layanan publik telah responsif terhadap masyarakat adalah
munculnya inovasi pelayanan. Konsep inovasi, belum berkembang
secara

maksimal

pada

sektor

publik.

Hal

ini,

dikarenakan

kebanyakan organisasi sektor publik kurang tertantang, karena berada


dalam iklim

yang

nonkompetitif,

dan

bahkan

tidak merasa

bermasalah dalam hal kelangsungan hidupnya.


Sehubungan dengan inovasi tersebut maka salah satu hal yang
penting untuk menjadi perhatian pemerintah adalah terkait dengan inovasi

dalam masalah pengelolaan sampah. Sampah menjadi permasalahan


lingkungan disetiap kabupaten/kota di Indonesia. Menurut Reksosoebroto
(1985) dalam Efrianof (2001) penanganan sampah sangat penting untuk
mencapai kualitas lingkungan yang bersih dan sehat, dengan demikian
sampah harus dikelola dengan sebaik-baiknya sedemikian rupa sehingga
hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi.
Penerapan inovasi pengelolaan sampah diharapkan

dapat

menyelesaikan permasalahan sampah yang selama ini menjadi masalah.


Metode penanganan sampah yang telah diterapkan adalah metode sanitary
landfilled yang diterapkan oleh oleh UPTD TPA Sampah Manggar, Dinas
Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Balikpapan. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Penanganan Sampah
(UUPS) dan Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun
2004 Tentang Pengelolaan Sampah Di Kota Balikpapan yang merupakan
bagian integral dari pengelolaan kebersihan kota harus tetap terpelihara
secara terus menerus dan berkesinambungan melahirkan inovasi untuk
pengeloalaan sampah di Kota Balikpapan oleh UPTD TPA Sampah
Manggar, Dinas

Kebersihan,

Pertamanan

dan

Pemakaman

Kota

Balikpapan.
Kota Balikpapan punya potensi untuk pengolahan sampah, Volume
sampah yang dihasilkan masyarakat Balikpapan dari berbagai aktivitas
antara 300 sampai 350 ton perhari. Dinas
Pemanfaatan TPA Manggar untuk Semua merupakan inovasi yang
diluncurkan pemkot dalam mengubah TPA menjadi lebih baik. Inovasi
meliputi pembuatan gas metan, energi listrik, dan kompos, workshop 3R
(reduce, reuse, dan recycle), wahana bermain anak, arena otomotif ATV,
motor cross, dan eduwisata. Sebelum inovasi, TPA Manggar jorok, bau,
dan mengganggu lingkungan. Setelah inovasi, TPA menjadi bersih, sehat,
dan nyaman untuk berbagai kegiatan keluarga dan masyarakat Balikpapan.
Definisi Sanitary Landfill
Pemusnahan sampah dengan metode Sanitary Landfill adalah
membuang dan menumpuk sampah ke suatu lokasi yang cekung,

memadatkan sampah tersebut kemudian menutupnya dengan tanah.


Metode ini dapat menghilangkan polusi udara.
Definisi lainnya yaitu sistem sanitary landfill merupakan sarana
pengurugan sampah ke lingkungan yang disiapkan dan dioperasikan secara
sistematis. Ada proses penyebaran dan pemadatan sampah pada area
pengurugan dan penutupan sampah setiap hari. Penutupan sel sampah
dengan tanah penutup juga dilakukan setiap hari. Metode ini merupakan
metode standar yang dipakai secara internasional. Untuk meminimalkan
potensi gangguan timbul, maka penutupan sampah dilakukan setiap hari.
Namun, untuk menerapkannya diperlukan penyediaan prasarana dan
sarana yang cukup mahal. Di Indonesia, metode sanitary landfilled
dianjurkan untuk diterapkan di kota besar dan metropolitan.
C. Penemuan Inovasi
Inovasi pengolahan sampah di TPA Manggar menggunakan metode
sanitary landfill dimana, metode ini merupakan sarana pengurugan
sampah ke lingkungan yang disiapkan dan dioperasikan secara sistematis.
Ada proses penyebaran dan pemadatan sampah pada area pengurugan dan
penutupan sampah setiap hari. Penutupan sel sampah dengan tanah
penutup juga dilakukan setiap hari. Metode ini merupakan metode standar
yang dipakai secara internasional. Untuk meminimalkan potensi gangguan
timbul, maka penutupan sampah dilakukan setiap hari. Namun, untuk
menerapkannya diperlukan penyediaan prasarana dan sarana yang cukup
mahal. Di Indonesia, metode sanitary landfilled dianjurkan untuk
diterapkan di kota besar dan metropolitan.
Penerapkan sistem sanitary landfill yang diunggullkan telah
dikembangakan ditempat pengolaan sampah di TPA Manggar, telah
mendongkrak nilai plus kebersihan kota Balikpapan dimana pengolaan
sampah dengan menggunakan metode ini sangat efektif karena dapat
menerima dan mengolah segala macam sampah, selain itu penerapan
metode ini juga menghasilkan gas metan yang bisa dipakai untuk
memasak warga sekitar.
D. Penerapan Inovasi sanitary landfill di Kota Makassar

Penerapan sistem sanitary landfill di sangat membantu dalam


mengelolah sampah khususnya di kota-kota besar,

walaupu terdapat

kekurangan dn kelebihan dari metode tersebut. Penerapan sistem sanitary


landfill di Kota Makassar akan membawa manfaat dimana saat ini jumlah
penduduk kota makassar pada tahun 2014 sebanyak 1,6 juta jiwa
sedangkan produksi sampah penduduk Kota Makassar tahun 2016
sebanyak 700-800 ton per hari. Dengan adanya metoode sanitary landfill
ini diharapkan membantu program pemerintah yang saat ini telah berjalan
yang terkait dengan sampah dan kebersihan kota makassar yang dapat
dapat menangani permasalahan sampah di kot makassar.
Penerapan metode sanitary landfill di Kota Makassar selain
berdampak positif juga akan mengalami kendala dalam penerapannya
yakni membutuhkan lahan yang luas. Selama ini TPA di kota makassar
sangat dekat dengan pemukiman padat penduduk, delain itu masalah
pembebasan lahan untuk TPA juga menimbulkan masalah tersendiri.
Walaupun demikian kendala yang ada adalah kendala bersifat teknis yang
bisa diselesaikan oleh pemerintah dan masyarakat yang terkait.
E. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan Sanitary Landfill adalah:
Menghasilkn gas metan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Dapat menerima berbagai macam sampah.
Dapat digunakan untuk reklamasi meningkatkan submarginal
daratan.
Proses pengolahan limbah membutuhkan waktu yang lebih cepat
Operasionalnya mudah
Kekurangan metode Sanitary Landfill adalah:
Diperlukan penyediaan prasarana dan sarana yang cukup mahal

Memerlukan lokasi yang sangat luas.


Sulit menentukan lokasi oleh karena penolakan penduduk dan

harga tanah yang naik


Butuh operator yang terampil
Membawa limbah/sampah ke lokasi yang jauh memerlukan biaya
mahal.

Anda mungkin juga menyukai