Anda di halaman 1dari 6

EFISIENSI EKSTRAK KAYU SIWAK (Salvadora persica) TERHADAP PENURUNAN

PEMBENTUKAN PLAK PADA PENGGUNA PIRANTI ORTODONTI

Disusun Oleh :
Randy Yusuf Kurniawan
Taufik Qodar R.
M. Hasnan Habib

(1413100075)
(1413100032)
(1413100081)

Angkatan 2013
Angkatan 2013
Angkatan 2013

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2015

EFISIENSI EKSTRAK KAYU SIWAK (Salvadora persica) TERHADAP PENURUNAN


PEMBENTUKAN PLAK PADA PENGGUNA PIRANTI ORTODONTI

Abstrak
Plak yang menempel pada gigi menyediakan nutrisi bagi bakteri untuk tumbuh,
menyebabkan kolonisasi bakteri, serta menyediakan suasana asam yang akan berkontak dengan
permukaan gigi, sehingga menyebabkan enamel larut dan menimbulkan karies. pada pasien
pengguna piranti ortodonti(kawat gigi),potensi untuk terjadinya plak lebih besar daripada orang
normal tanpa menggunakan kawat gigi. Pencegahan terbentuknya plak dapat dilakukan secara
kimiawi. Pada penelitian ini digunakan larutan ekstrak siwak (Salvadora persica) sebagai obat
untuk mengurangi pertumbuhan plak pada pengguna kawat gigi dalam bentuk obat kumur
karena terdapat berbagai fitokemikal yang mampu menghambat pembentukan plak dengan cara
menurunkan pembentukan pelikel, menurunkan viskositas dan meningkatkan kecepatan aliran
saliva, serta menurunkan jumlah bakteri pembentuk plak. Siwak (Salvadora persica) merupakan
salah satu alat pembersih gigi dan mulut yang mengandung senyawa antibakterial.
Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri patogen periodontal yang menyebabkan plak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan ekstrak siwak terhadap pembentukan
plak gigi pada pengguna kawat gigi.
Kata kunci: Salvadora persica,Porphyromonas gingivalis,Ekstraksi siwak,Ortodonti.

Pendahuluan

Siwak atau Miswak, merupakan bagian dari batang, akar atau ranting tumbuhan Salvadora
persica yang kebanyakan tumbuh di daerah Timur Tengah, Asia dan Afrika. Siwak termasuk
dalam tumbuhan kelas Dicotyledon. Tanaman ini berbentuk batang yang diambil dari tanaman
arak. (Salvadora persica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Salvadora persica
mengandung trimetilamin, klorida, fluorida, silika, sulfur, vitamin C, resin, tannin, saponin,
flavonoid, alkaloid yang disebut salvadorini, herbal steroid yang disebut -sitostreol, sterol dan
sejumlah besar. Semakin banyak penelitian yang berkembang mengenai kandungan siwak,
sehingga semakin banyak ditemukan berbagai macam kandungan kimia bermanfaat yang ada
pada siwak.
Kandungan-kandungan yang dimilik siwak dikenal dapat digunakan untuk membersihkan
gigi dan melindungi dari beberapa kuman. Darout (2000) menyatakan bahwa kandungan kimiawi
ekstrak kayu siwak sangat ampuh menghilangkan plak dan mengurangi virulensi bakteri
periodonto patogenik. Kandungan anionik alami dalam siwak dipercaya sebagai antimikrobial
yang efektif untuk menghambat dan membunuh mikroorganisme. Batang miswak yang
berdiameter kecil mempunyai kemampuan fleksibilitas yang tinggi di dalam rongga mulut dan
dapat berfungsi untuk mengikis plak gigi
Plak merupakan endapan lunak yang tidak berwarna dan melekat erat pada permukaan gigi.
dak bisa hilang hanya dengan berkumur. kandungan trimetilamin pada siwak berfungsi untuk
mengurangi terjadinya adesi pada permukaan gigi dan mengurangi akumulasi plak. Hasil
penelitian dari Gazi et al. (1987) menunjukkan bahwa ekstrak kasar kayu siwak yang dijadikan
cairan kumur dan dikaji sifat-sifat antiplaknya beserta efeknya terhadap bakteri penyusun plak
dapat menyebabkan penurunan drastis bakteri yang berbentuk batang dan bersifat negatif Gram.
Ortodonti merupakan perangkat yang dilekatkan pada gigi penderita maloklusi agar
didapatkan susunan gigi pada umumnya. Pada pengguna ortodonti, 40% lebih rawan terjadi
pembentukan plak dibandingkan dengan orang normal. Oleh karena itu dibutuhkan cara preventif
yang khusus bagi pengguna ortodonti.
Selain itu Gazi et al. (1987) membuktikan bahwa ekstrak kasar batang kayu siwak pada
pasta gigi yang dijadikan cairan kumur menyebabkan penurunan bakteri Gram negatif batang
[2,3]. Porphyromonas gingivalis adalah bakteri Gram negatif anaerob yang merupakan salah satu
bakteri pathogen periodontal.
Porphyromonas gingivalis menyebabkan periodontitis pada semua tingkatan umur
[4].Bakteri ini akan berkembang biak lebih cepat apabila didalam mulut masih terdapat sisa
makanan yang menjadi nutrisi bagi mereka untuk tumbuh.bagi pengguna piranti ortodonti(kawat
gigi) sisa makanan yang terselip dalam gigi lebih banyak terjadi dibandingkan dengan orang
normal tanpa menggunakan kawat gigi.hal ini menyebabkan pertumbuhan bakteri
Porphyromonas gingivalis akan berkembang lebih cepat dari normalnya,sehingga potensi untuk
timbulnya plak akan lebih besar. Penghambatan Porphyromonas gingivalis harus dilakukan
untuk mencegah keparahan penyakit periodontal. Pencegahannya dilakukan dengan cara

pemakaian bahan yang bersifat antibakteri. Berdasarkan penelitian-penelitian tentang siwak


terbukti bahwa penggunaan bahan siwak dapat menyehatkan gigi dan gusi serta menyebabkan
penurunan bakteri Gram negatif.
Sehubungan dengan hal tersebut,dilakukan uji aktifitas antibakteri ekstrak siwak terhadap
pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh
pemberian ekstrak siwak terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis pada
pengguna piranti ortodonti. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai pengaruh pemberian larutan ekstrak siwak sehingga dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif untuk pencegahan terjadinya timbunan plak gigi yang dapat
berkembang menjadi karies khuusunya bagi masyarakat pengguna kawat gigi.

METODE
Ekstraksi Kayu Siwak
Kayu siwak diperoleh dari salah satu daerah di Arab Saudi dan Libya. Kayu siwak
diperoleh dengan cara membeli melalui perantara. Kayu siwak yang diperoleh berbentuk
potongan akar atau batang. Kayu siwak yang diperoleh dipotong-potong menjadi bagian yang
kecil dan dihancurkan untuk mendapatkan bubuk kayu siwak seperti yang dilakukan oleh
AbdElRahman et al. (2002). Kayu siwak yang ada dibersihkan terlebih dahulu dan dipotongpotong menjadi bagian yang kecil lalu di jemur atau di oven sehingga menjadi kering sehingga
memperoleh bubuk kayu siwak. Setelah itu, digiling agar menjadi serbuk kayu siwak yang siap
digunakan untuk proses ekstraksi. Ekstraksi kayu siwak dilakukan dengan menggunakan etanol
96%. Proses ekstraksi dilakukan dengan cara mencampurkan 50 g bubuk kayu siwak dengan 250
ml larutan pengekstrak dalam keadaan sucihama di dalam botol kering berpenutup yang juga
sucihama. Botol disimpan selama sembilan hari pada suhu kamar (25-27 oC). Selama
penyimpanan botol digoyang-goyang menggunakan penggoyang (shaker) dengan kecepatan 400
rpm. Larutan diganti setiap 24 jam dan supernatant yang ada disimpan dalam botol terpisah pada
suhu 4-6 oC. Volume masing-masing ekstraksi dikurangi dengan cara penguapan pada suhu 3538 oC dan pelarut yang tertinggal dibiarkan menguap oleh pengeringan selama 2-4 hari pada
suhu kamar (25-27 oC). Hasil ekstrak akhir berupa larutan sebanyak 5-10 ml. Larutan terakhir
disimpan di tempat kering pada suhu 4 oC hingga digunakan saat pengujian.
Ketika digunakan untuk pengujian, masing-masing ekstrak kasar ditambah 0,5% Tween
80 untuk dijadikan dua larutan siap pakai dengan kandungan masingmasing 300 mg/ml dan 200
mg/ml. Larutan yang digunakan untuk pengujian adalah yang memiliki kandungan sebesar 300
mg/ml. Larutan-larutan ini disentrifugasi 15800 g selama 20 menit pada suhu 10 oC. Supernatan
disucihamakan menggunakan kertas penyaring 0,2 m. Masing-masing larutan diencerkan
dengan pola pengenceran serial. Sebanyak 1 ml larutan yang diuji dimasukkan ke dalam 10 ml

BHIB pada pengenceran pertama. Untuk pengenceran kedua, diambil 1/2 ml untuk dimasukkan
ke dalam 10 ml BHIB. Demikian selanjutnya hingga terjadi sembilan kali pengenceran secara
seri.
Pengujian
Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis dengan rancangan the post test only control
group design. Populasi sampel penelitian ini adalah yang berusia 12-18 tahun. Sebanyak 60
santri yang memiliki susunan gigi lengkap, teratur sampai berjejal ringan dibagi dalam empat
kelompok secara simple random sampling, yaitu kelompok kontrol (berkumur dengan pelarut
tanpa ekstrak siwak), kelompok P1 (berkumur dengan larutan ekstrak siwak 5%), kelompok P2
(berkumur dengan larutan ekstrak siwak 10%), serta kelompok P3 (berkumur dengan larutan
ekstrak siwak 25%).
Variabel bebas dari penelitian ini adalah pemberian larutan ekstrak siwak 5%, 10%, dan
25%, sedangkan variabel tergantungnya adalah skor plak gigi. Bahan yang digunakan yaitu,
larutan ekstrak siwak 5%, 10%, dan 25%, disclosing solution, alkohol 70%, air kumur, dan pasta
gigi. Sedangkan alat-alat yang digunakan berupa, sikat gigi, kaca mulut, pipet, senter kecil,
lembar informed consent, dan formulir pemeriksaan.
Data yang dikumpulkan merupakan data primer hasil pengukuran skor plak dari kelompok
kntrol dan perlakuan setelah menyikat gigi dan 3 jam setelah dilakukan intervensi. . Semua
kelompok dilakukan pengukuran skor plak menurut Sillness & Loe dengan pemberian disclosing
solution dan dicocokkan dengan tabel skoring plak gigi seperti tercantum di bawah ini :
0 : tidak ada plak
1 : selapis tipis plak yang hanya dapat dilihat dengan bantuan sonde atau disclosing
solution
2 : lapisan plak dengan akumulasi sedang, yang dapat dilihat dengan mata telanjang
3 : plak dengan akumulasi banyak dari bahan lunak yang mengisi celah antar tepi gingiva
dan permukaan gigi
Jumlah skor plak pada seluruh permukaaan gigi yang diperiksa
Skor plak = ___________________________________________________
Jumlah permukaan gigi yang diperiksa
Penelitian dimulai dengan preparasi subyek penelitian, yaitu santri yang termasuk dalam
kelompok sampel diberikan penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan sert persetujuan
sebagai sampel penelitian. Kemudian dilakukan pemeriksaan gigi secara menyeluruh dan
penjelasan mengenai cara menyikat gigi yang baik dan benar. Pengontrolan plak dilakukan
dengan cara menyikat gigi menggunakan teknik kombinasi (Scrub & Stillmann) selama 2 menit
sehingga tidak lagi ditemukan sisa-sisa makanan yang menempel pada permukaan gigi para

subyek penelitian. Larutan ekstrak siwak sebanyak 10 mL diberikan per oral setelah menyikat
gigi. Kelompok perlakuan berkumur dengan larutan ekstrak siwak 5%, 10%, atau 25%, dan
membiarkan berada dalam rongga mulut dengan berkumur selama 2 menit, kemudian dibuang.
Setelah itu subyek diberikan intervensi makanan yang telah disediakan peneliti dan selama 3 jam
melakukan aktivitas seperti biasa. Setelah 3 jam, subyek penelitian pada masing-masing
kelompok diukur skor plaknya menggunakan disclosing solution.
Data hasil penelitian adalah nilai skoring plak gigi yang akan dimasukkan ke dalam file
komputer dan disajikan dalam bentuk tabel. Data dari kelompok perlakuan tersebut dianalisis
normalitasnya dengan uji Kolmogorov Smirnov. Jika didapatkan distribusi data yang normal,
dilakukan uji beda rerata menggunakan uji statistik parametrik Anova. Sedangkan jika
didapatkan distribusi data yang tidak normal dan uji Kruskal-Wallis untuk analisis antar
kelompok. Nilai kemaknaan signifikasi uji ini apabila nilai p<0,05 (tingkat kepercayaan 95%).
Semua analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan program kompute

Anda mungkin juga menyukai