Anda di halaman 1dari 5

STENOSIS PILORUS

Stenosis pilorik adalah penyempitan di bagian ujung lubang tepat makanan


keluar menuju ke usus haluas. Akibat penyempitan tersebut, hanya sejumlah
kecil isi lubang yang bisa masuk ke usus, selebihnya akan dimuntahkan
sehingga anak mengalami penurunan berat badan. Gejala tersebut biasanya
muncul pada usia 2-6 minggu selain muntah hebat dan menyemprot, bayi
juga terus menerus merasa lapar, buang air besar tidak teratur serta gelisah.
Dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan dan bila terbukti diagnosisnya
stenosis pilorik, diperlukan tindakan bedah untuk melebarkan daerah yang
menyempit.
ETIOLOGI
Penyebab kelainan ini belum jelas diketahui. Kelainan ini biasanya baru
diketahui setelah bayi berumur 2-3 minggu dengan gejala muntah yang
proyektil

(menyemprot)

beberapa

saat

setelah

minum

susu

yang

dimuntahkan susu saja : bayi tampak selalu haus dan berat badannya sukar
bertambah.
FAKTOR PREDESPOSISI
Hal ini diyakini bahwa bayi yang mengembangkan kondisi tidak dilahirkan
dengan pyloric stenosis tetapi bahwa bahan progresif dari lubang antara
perut dan usus yang terjadi setelah lahir yang terpengaruh pada bayi mulai
menunjukan gejala akibat lubang antara perut dengan usus sangat thickened
bahwa perut tidak dapat lagi kososng benar.
Hal ini tidak diketahui apa yang menyebabkan bahan dari otot dari lubang
antara perut dan usus-usus ia mungkin merupakan kombinasi dari beberapa
faktor.

Beberapa

peneliti

percaya

bahwa

ibu

hormon

yang

dapat

menyebabkan kontribusi. Lain percaya bahwa bahan dari otot perut adalah
tanggapan dari beberapa jenis reaksi alergi pada tubuh.

Beberapa ilmuwan percaya bahwa bayi dengan pyloris stenosis receptors kekurangan dalam
pyloric otot mendeteksi berhubungan dengan sendawa oksida, sebuh kimia di dalam tubuh yang
memberitahu bahwa lubang antara perut dengan usu otot untuk bersantai. Akibatnya otot dalam
keadaan kontrasi hampir terus, yang menyebabkan ia menjadi lebih besar dan lebih kental waktu.
Mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk bahan ini terjadi, yang pyloric mengapa
stenosis bayi biasanya muncul dalam beberapa minggu setelah lahir.
PATOGENESIS
Obat-obatan golongan NSAID (aspirin), alcohol, garam empedu, dan obat-obatan lain yang
merusak lambung mengubah permeabilitas sawar epitel, memungkinkan difusi balik asam
klorida dengan akibat kerusakan jaringan (mukosa) dan khususnya pembuluh darah. Hal ini
mengakibatkan pengeluaran histamin, histamine akan merangsang sekresi asam dan
meningkatkan pepsin dari pepsinogen. Histamine ini akan mengakibatkan juga peningkatan
vasodilatasi kapilem sehingga membrane kapiler menjadi permeable terhadap protein, akibatnya
sejumlah protein hilang dan mukosa menjadi adema.
Peningkatan asam akan merangsang syaraf kolinerik dan syaraf simpatik. Perangsang terhadap
koligenerik akan berakibat terjadinya peningtkatan motilitas sehingga menimbulkan rasa nyeri,
sedangkan rangsangan terhadap syaraf simpatik dan mengakibatkan reflek spasmeesohageal
sehingga timbul reguritasi aqsam Hal yang menjadi pencetus timbulnya rasa nyeri berupa rasa
seperti terbakasar yang mengandung diagnesa (keperawatan I). selain itu rasangan terhadap
syaraf sympatik juga dapat mengakibatkan terjadinya pilorospasme yang berlanjut menjadi
pilotenosis yang berakibat lanjut makanann dari lambung tidak bisa masuk ke saluran
berikutnya oleh karena itu pada penderita ulkus peptikum setekah makan mengakami mual,
kembung dan kadang vomius. Resiko terjadinya kekurangan nutrisi bisa terjadi sebagai
manifestasi dari gejala-gejala tersebut.
Pada penderita tukak lambung mengalami peningkatan pepsin yang berasal dari pepsinogen yang
menyebabkan degrasi mucus yang merupakan salahs atu factor lambung. Oleh karena itulah
terjadi penurunan fungsi sawar sehingga mengakibatkan penghancuran kapiler dan vena kecil.
Biola hal ini terus berlanjut akan dapat memunculkan komplikasi berupa pendarahan

Pendarahan ulkus peptikum bisa terjadi disetiap tempat, namun yang sering adalah dinding
bulbus duodenum bagian posterior, karena dekat dengan arterigastroduodenalis atau arteri
prokreatikuduodenalis kehilangan darah ringan dan kronik dapat mengakibatkan anemi
defisiensi. Disamping itu perdarahan juga dapat memunculkan gejala hemateneses dan melena
pada penadarahan akut akibat ulkus peptikum dapat mengakibatkan terjadinya kekuarangan
volume cairan (MK III)
Proses ulkus peptikum yang terus berlanjut, selain berakibat pendarahan dapat pula berakibat
terjadinya performasi yang berlanjut dapat menembus oragan sekitarnya, termasuk peritoneum
bila ulkus temlah sampai diperirterium dapat terjadi perioritasi akibat inasi kuman. Obstruksi
merupakan salah satu komplikasi dariulkus peptikum. Obstruksi biasanya dijumpai di daerah
yang disebabkan peradangan, edema, adanya pilorusplasme dan jaringan parut yang pada proses
penyembuhan ulkus. Akibat adanya obsturksi bisa timbul gejala anokreksia, mual, kembung dan
vomitus setelah makan.
GEJALA KLINIS
Gejala Pyloric stenosis biasanya mulai sekitar usia 3 bulan. Mareka adalah :
1. Muntah gejala pertama dari pyloric stenosis biasanya muntah-muntah. Pada awalnya
mungkin tampaknya bahwa bayi cukup sering peludahan atas. Tapi kemudian cenderung
untuk kemajuan peluru untah, dimana air susu ibu atau formula adalah ejectedforcefully
dari mulut, dalam sebuah arc, kadang-kadang lebih dari jarak beberapa kaki peluru
muntah biasanya terjadi segera setelah akhir makan, meskipun dalam beberapa kasus
mungkin akan tertunda berjam-jam. Jarang, yang mungkin berisi muntah darah.
Dalam beberapa kasus, vomited susu mei baru cuedled karena telah dicampur dengan
asam lambung. Muntah yang tidak bisa akan berisi empedu, cairan yang kehijau-hijauan
dari hati yang Mixes dicerna dengan makanan setelah meninggalkan perut.
Walaupun muntah bayi dengan pyloric stenosis biasanya lapar kembali segera setelah
muntah dan akan makan. Gejala yang pyloric stenosis dapat menipu karena meskipun

bayi Mei tampak tidak nyaman, dia mungkin tidak akan muncul dalam besar atau sakit
pada awalnya kelihatan sangat sakit.
2. Perubahan stools Bayi dengan pyloric stenosis biasanya memiliki lebih sedikit, lebih
kecil stools karena sedikit atau tidak ada makanan yang dapat mencapai intestines.
Sembelit atau stools lendir yang ada didalamnya juga dapat gejala.
3. Kegagalan untuk mendapatkan berat dan kekelesaan sebagian besar bayi dengan
pyloric stenosis akan gagal untuk mendapatkan erat atau akan kehilangan berat
Perubahan stools Bayi dengan pyloric stenosis biasanya memiliki lebih sedikit, lebih
kecil stools karena sedikit atau tidak ada makanan yang dapat mencapai intestines.
Sembelit atau stools lendir yang ada didalamnya juga dapat gejala.
Kegagalan untuk mendapatkan berat dan kekelesaan sebagian besar bayi dengan
pyloric stenosis akan gagal untuk mendapatkan erat atau akan kehilangan berat.

TATALAKSANA
Penanganan muntah pada anak tergantung penyebabnya, jangan berikan obat antimuntah karena
obat tersebut menyembuhkan penyebab muntahnya, malahan dapat menyesatkan bila ternyata
anak tengah menderita suatu kelainan saluran pencernaan yang memerlukan upaya bedah selain
itu obat anti muntah juga menimbulkan efek samping.
1. Menjaga/mengembalikan kesimbangan cairan dan lektrolit.
2. Diberi obat muntah (sesuai petunjuk dokter), misal :

Domperidon (0,2-0,4) mg/kg berat badan tiap 4-8 jam).


Metotkkloparamid.
Cisapride
Bila terdapat esofagitis, berikanlah antagonis H2

Misalnya : Ianitidin (2-3 mg/kg berat badan/kali, 2x sehari)

DAFTAR PUSTAKA
1. Smehzer, Suzanne C, Bare, Brenda G. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8.
jakarta : EGC
2. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai