Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

RINGKASAN BAB 1

Pada lingkungan pekerjaan, salah satu aspek yang penting adalah aspek kesehatan
dan keselamatan. Semua pihak yang terlibat di lokasi proyek memiliki tanggung
jawab terhadap kesehatan dan keselamatan, namun jika terdapat kontraktor utama,
maka kontraktor utama yang secara formal bertanggung jawab lebih besar. Agar
terciptanya

lingkungan

kerja

yang

sehat

dan

aman,

maka

perlu

adanya

perencanaan, pengorganisasian, pengkontrolan, pengamatan, dan pengulasan. Halhal yang dapat dilakukan untuk menjaga K3 di lokasi proyek adalah sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan Pekerjaan
a. Perencanaan
Mengumpulkan informasi K3 yang berhubungan dengan proyek sebanyakbanyaknya sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, seperti klien, tim desain,
kontraktor utama, kontraktor spesialis, dokumen kontrak, dan petunjuk K3L.
Kedua, mengetahui sejarah lokasi proyek dan keadaan di sekitarnya, seperti
adanya zat berbahaya, kondisi tanah yang tidak lazim, dan adanya sekolah,
jalan raya, trotoar di sekitarnya. Ketiga, memasukkan risiko terhadap K3 pada
saat mengestimasi biaya dan waktu, serta saat mempersiapkan program
kerja. Keempat, pemasok material dan penyewa peralatan wajb memberikan
informasi K3 pada saat menggunakan produknya. Kelima, mendiskusikan
metode kerja yang diajukan dengan subkontraktor sebelum menandatangani
kontrak dan mempelajari risiko K3 yang ditimbulkan akibat metode kerja
tersebut. keenam, merencanakan prosedur penyelamatan, peralatan yang
digunakan, dan orang yang sudah dilatih untuk keadaan darurat.
b. Pengorganisasian

Yang dapat dilakukan adalah menentukan siapa yang bertanggug jawab


dalam pengawasan pekerjan proyek. Selain itu, memastikan seluruh pekerja
yang terlibat di lingkungan proyek mengerti metode kerja yang benar dan
telah mendapatkan pelatihan K3
c. Pemberitahuan kepada pihak K3L
Melaporkan kecelakaan yang terjadi kepada pihak K3L
2. Tahap Persiapan Lokasi Proyek
Pertama, menyediakan akses yang aman bagi pejalan kaki dan kendaraan
serta menentukan dimana dapat meletakkan kendaraan agar tidak mengganggu
proses loading/unloading.
Kedua, wilayah proyek harus dibatasi dengan pagar untuk melindungi
orang yang berada di sekitar wilayah proyek dan melindungi proyek dari
kerusakan dan pencurian.
Ketiga adalah mengenai fasilitas umum seperti toilet, kantin, tempat cuci,
tempat istirahat, tempat meletakkan pakaian, dan air minum. Untuk fasilitas
toilet, semua orang yang terlibat di lapangan proyek harus memiliki akses ke
toilet dan jumlah toilet disesuaikan dengan jumlah orang yang bekerja di
lapangan. Untuk fasilitas tempat cuci, penyediaan wastafel yang cukup besar
penting agar orang dapat mencuci tangan hingga lengan tangannya dan harus
disediakan sabun dan tissue. Untuk fasilitas istirahat, disediakan untuk
beristirahat sejenak dan makan. Tempat istirahat setidaknya memiliki meja,
kursi, kompor, atau sejenisnya. Untuk fasilitas meletakkan pakaian, dibutuhkan
untuk meletakkan pakaian yang sedang tidak digunakan seperti topi, jas hujan,
atau

perlengkapan

pribadi lainnya,

selain itu dibutuhkan tempat untuk

mengeringkan pakaian. Untuk fasilitas air minum, pastikan terdapat fasilitas ini
dan terdapat gelas atau sejenisnya.
Keempat, perencanaan penataan wilayah keseluruhan proyek, wilayah
penyimpanan, dan wilayah pembuangan. Seperti, hindarkan jalan pejalan kaki
dari bahaya seperti material bangunan atau hasil pembuangan, selalu menjaga

kebersihan dan kerapihan, menyediakan tempat yang aman dan khusus untuk
menyimpan

material,

zat

berbahaya

dan

mudah

terbakar,

dan

hasil

pembuangan, serta menentukan aliran pembuangan yang efektif.


Kelima adalah cahaya. Setiap sudut dari lokasi proyek harus mendapatkan
pencahayaan alami, namun, jika tidak memungkinkan, dapat digantikan lampu
agar pekerja dapat melihat. Pada rute darurat seperti koridor dan tangga
darurat, sebaiknya menggunakan lampu emergency. Kemudian, dibutuhkan juga
penerangan yang cukup pada malam hari terutama jika pekerjaan tetap
dilakukan pada malam hari.
Keenam, prosedur keadaan darurat. Keadaan darurat yang paling terjadi
dapat diakibatkan oleh kebakaran, banjir saat penggalian, dan sebagainya.
Prosedur keadaan darurat harus direncanakan sebelum pekerjaan lapangan
dimulai dan tindakan pencegahan tetap harus dilakukan. Saat merencanakan
prosedur keadaan darurat, hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah jenis
pekerjaan yang dilakukan, karakteristik dan ukuran lapangan pekerjaan, material
dan peralatan yang digunakan, jumlah pekerja, dan material mudah terbakar
agar rute dan jalan keluar saat keadaan darurat jelas arah dan alurnya. Tindakan
pencegahan yang dapa dilakukan pada saat terjadinya keadaan darurat antara
lain memberi peringatan jika terjadi keadaan darurat, memastikan orang yang
bekerja di lapangan mengerti arti peringatan yang diberikan, adanya orang yang
terlatih dan bertanggung jawab menjalankan prosedur keadaan darurat, serta
adanya akses pelayanan darurat yang tidak terhalang.
Ketujuh adalah kejadian kebakaran. Banyak material, cairan, dan gas yang
mudah terbakar jika terjadi kontak dengan api kecil ataupun percikan elektrik
dengan udara. Pada lingkungan kerja, kebakaran dapat dihindari dengan
perencanaan dan pengendalian aktivitas pekerjaan agar sesuai prosedur
sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Hal-hal yang dapat

dilakukan untuk mencegah terjadinya kebarakan antara lain mengurangi


penggunaan material yang mudah terbakar, selalu membawa zat yang mudah
terbakar dengan wadah yang aman, memberikan peringatan bagi orang
merokok agar tidak membuang punting rokok di sembarang tempat, menyimpan
material yang mudah terbakar di tempat yang aman, memeriksa peralatan yang
menggunakan api telah dimatikan pada saat jam makan siang dan jam pulang
kerja, menyediakan tempat tertutup untuk pembuangan sampah, dan membawa
pergi

sampah

dari

lingkungan

proyek

terutama

jika

sampah

banyak

mengandung material yang mudah terbakar. Selanjutnya adalah hal-hal yang


dapat dilakukan pada saat terjadi kebakaran, antara lain memberikan peringatan
untuk pekerja di lapangan seperti klakson, peluit, atau alarm dan pastikan
peringatan dapat terdengar di seluruh bagian di lokasi proyek, merencanakan
rute evakuasi dan pastikan rute tersebut bebas dari penghalang-penghalang,
menyediakan

rambu

untuk

menyatakan

jalur

evakuasi,

menyediakan

pencahayaan alternatif dan peredam kebakaran (hydrant) pada jalur evakuasi,


dan memastikan pintu tahan api tidak pernah terkunci.
Kedelapan adalah peralatan P3K. Kotak P3K membantu mengobati orang
yang terluka. Kotak P3K harus tersedia di lingkungan proyek serta memiliki
bahan dan peralatan yang mencukupi kebutuhan jumlah pekerja di lapangan.
Jika jumlah pekerja di lapangan kurang dari 5 orang, dibutuhkan minimal 1 orang
yang bisa menggunakan kotak P3K saat keadaan darurat. Jika jumlah pekerja di
lapangan 5-50 orang, dibutuhkan minimal 1 orang petugas P3K. Jika jumlah
pekerja di lapangan lebih dari 50 orang, dibutuhkan 1 orang petugas P3K setiap
50 pekerja.

Kesembilan adalah pekerja wajib melaporkan kecelakaan, penyakit, dan


kejadian yang membahayakan kepada pihak K3L. Selain itu, kematian juga harus
dilaporkan secepat mungkin.
Kesepuluh adalah prosedur di lapangan proyek. Prosedur K3L di lapangan
contohnya adalah menggunakan alat pelindung diri (APD), sistem manajemen
lalu lintas kendaraan proyek, jalan untuk pejalan kaki, kerapihan dan kebersihan
lingkungan proyek, dan prosedur keadaan darurat.
Hal-hal di atas adalah yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan dan
keselamatan kerja karena banyaknya bahaya yang mengancam jika pekerja tidak
berhati-hati pada saat mengerjakan pekerjaan di lapangan proyek. Namun,
sekarang ini prosedur K3L sering diabaikan oleh pihak pekerja, seperti tidak
menggunakan alat pelindung diri, pekerja meletakkan material di tempat pejalan
kaki,

dan

sebagainya.

Selain

itu,

pihak

kontraktor

ataupun

pemilik

tidak

menegaskan peraturan K3L pada pekerja. Selain itu, pengawasan metode kerja
sangat penting agar pekerja tidak lalai dan ceroboh sehingga mengurangi
terjadinya

kecelakaan.

Sebaiknya

proyek-proyek

di

Indonesia

ini

lebih

memperhatikan aspek K3L, untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja dan
mengurangi kecelakaan yang dapat merugikan pihak kontraktor juga.

Anda mungkin juga menyukai