Anda di halaman 1dari 9

MODUL VIII DASAR PERANCANGAN APLIKASI

BERBASIS PLC

PRAKTIKUM
SISTEM

P L C

PERCOBAAN VIII

DASAR PERANCANGAN APLIKASI BERBASIS PLC

Oleh : Edi Rakhman

Program Studi Teknik Elektronika


Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung
2010
VIII- 1
SISTEM P L C

MODUL VIII DASAR PERANCANGAN APLIKASI


BERBASIS PLC

I.

Tujuan

II.

Mahasiswa mampu menguraikan metode perancangan aplikasi berbasis PLC

Mampu melakukan tahap perancangan aplikasi berbasis PLC dengan metode


diagram keadaan

Petunjuk keselamatan kerja

III.

Periksa sumber tegangan untuk komputer yang digunakan dan kabel koneksi
power komputer dalam keadaan baik

Periksa terminasi dan pengabelan di dalam modul PLC untuk mencegah


hubung sikat

Periksa seluruh kabel jumper yang digunakan

Periksa, sebelum menyalakan komputer, pastikan posisi tombol power


monitor komputer dalam keadaan OFF.

Pastikan pada saat instalasi pengabelan, PLC dalam keadaan OFF

Landasan Teori
Modul Praktikum VIII ini melanjutkan apa yang telah dibahas dan dilaksanakan
pada Modul Praktikum sebelumnya yakni Praktikum III. Pada modul praktikum
terdahulu tersebut perancangan aplikasi sistem berbasis PLC terhenti pada tahap
simulasi saja yakni menggunakan perangkat lunak LADSIM. Pada modul ini
dilanjutkan hingga pada tahap realisasi menggunakan perangkat keras PLC dan
jika memungkinkan menggunakan plant yang ada di laboratorium.
Pada modul ini ditekankan pada metode perancangan menggunakan Metode
Diagram Keadaan. Perhatikan Gambar 8.1 melukiskan bagaimana konsep diagram
keadaan berlaku.

Metoda Diagram Keadaan (State Diagram)


Metoda ini cocok digunakan untuk sistem yang bersifat sekuensial. Dengan
menggunakan metoda ini, sistem hanya tersusun dari berbagai keadaan (state).

VIII- 2
SISTEM P L C

Gambar 8.1 Konsep Dasar Diagram Keadaan


State atau keadaan adalah kumpulan status yang menggambarkan keadaan output
yang terjadi suatu waktu. Pada Gambar 8.1 dilukiskan dengan nama State 1, State
2 dan State 3. State digambarkan dengan lingkaran atau bentuk oval. Sementara
itu, variabel A, B, dan C disebut sebagai transisi. Transisi menggambarkan
informasi yang berasal dari input sistem. Transisi tersebut digambarkan dengan
garis beranak panah satu arah. Transisi terjadi hanya sesaat. Dengan transisi,
sistem dapat berubah dari satu state ke state lain yang digambarkan dengan relasi
transisi. Keadaan State 1 berubah menjadi Keadaan State 2 diakibatkan oleh
transisi A. Demikian juga untuk berubahnya dari keadaan State 2 ke State 3
melalui transisi C, tetapi menjadi keadaan State 1 kembali jika melalui transisi B.
Jadi, dari keadan State 2 terdapat dua kemungkinan berubah ke State 1 atau ke
State 2 dan dalam waktu yang bersamaan tidak mungkin berubah ke kedua
keadaan. Jadi logikanya adalah OR. Transisi bisa tidak mengubah state karena
arah state yang berasal dari suatu state kembali ke state itu lagi.

Gambar 8.2 Contoh Diagram Keadaan 2 State


Rangkuman karakteristik Metode Diagram Alir adalah sebagai berikut
Penggambaran keadaan sistem(state) dan transisi diantaranya(sesaat)
State umumnya menggambarkan tentang status output sistem dan Transisi
menggambarkan status/aksi input. (lih. Gambar 8.2)
State digambarkan dalam bentuk lingkaran/oval
Transisi digambarkan dengan kurva dan tanda panah
VIII- 3
SISTEM P L C

Jumlah state diagram minimal adalah 2


State selalu dimulai pada State yang memiliki Inisial Awal (FS)
A dan B menggambarkan Transisi
State A berubah ke State B karena Transisi A
C adalah transisi yang tidak berpindah state
Agar memudahkan penulisan simbol variabel, maka :
o State dinyatakan dengan Sn, n={0,1, }
o Transisi dinyatakan dengan Tn, n={0,1, }
Persamaan State dibangun atas penjumlahan boolean (or) state dirinya
sendiri dengan setiap transisi yang masuk dan dikalikan boolean(and)
dengan setiap transisi yang keluar yang dinegasikan (not)

Berikut ini adalah contoh kasus sederhana. Berdasarkan Gambar 8.1,


State S1 akan on ketika PLC mulai dihidupkan atau B on(aliran transisi dari
luar mengarah ke State S1), State S1 akan off jika A on (ini terjadi jika arah
transisi A menjauh dari State S1),
State S2 akan on jika A on, State S2 akan off jika B on atau C on,
State S3 akan on jika C on, State 3 akan off jika B on.
Persamaan State yang mungkin adalah sebagai berikut
State S1 (S1 B) A'
State S2 (S2 A) B' C'
State S3 (S3 C) B'
Sebuah transisi tidak selalu terdiri atas 1 variabel, terkadang juga bisa terdiri
lebih dari 1 variabel seperti dilukiskan pada Gambar 8.3
FS
A(C+D)

S1

(F+E)
S0

AB

E(C+D+F)

State
S0
S1
S2

P
0
1
1

Q
1
0
1

R
1
1
0

S2

Gambar 8.3 Contoh diagram keadaan beserta kombinasi outputnya


Untuk memudahkan dalam penulisan persamaan ladder, umumnya variabelvariabel transisi itu diringkas dengan cara membuat variabel baru seperti berikut
ini. Dari Gambar 8.3 didapat persamaan transisi baru :
T0 = FS
T1 = A(C+D)
VIII- 4
SISTEM P L C

T2 = (F+E)
T3 = E(C+D+F)
T4 = AB
Ini menghasilkan persamaan state menjadi :
S0 = (S0+T2 )T1
S1 = (S1+T1+T3)T2T4
S2 = (S2+T4)T3
Outputnya adalah P, Q, dan R dengan persamaan sebagai berikut.
P = S1 + S2
Q = S0 + S2
R = S0 + S1
Jadi, dari sini terbentuklah persamaan input-output yang jika dikelompokkan
menjadi sebagai berikut. Kelompok pertama adalah persamaan transisi. Kedua
adalah persamaan state atau keadaan. Yang terakhir adalah persamaan output.
Setelah persamaan terbentuk langkah selanjutnya adalah merealisasikannya ke
dalam bentuk program Ladder Diagram. Pada tahap ini bisa dilakukan pengujian
aliran logikanya menggunakan simulator sehingga sesuai dengan apa yang
diinginkan.
IV.

Alat dan Komponen Yang digunakan


1.
2.
3.
4.
5.
6.

V.

Seperangkat PC dengan Windows XP SP2, dengan minimal CPU Celeron


2,2GHz, RAM 512MB
Program CX-ONE versi 4.0, yang berisi minimal CX-Programmer versi 9.0,
CX-Simulator versi 1.94, dan CX-Designer versi 3.1
Modul/Perangkat PLC Omron CPM1A-40CDR
Power Supply DC dan Multimeter
Kabel Jumper secukupnya
Motor DC 6-9V satu buah yang dilengkapi dengan tangkai (Gambar 8.4),
Limit switch 2 buah, Relay 1 induk 2 anak sebanyak 2 buah.

Langkah langkah percobaan


1.

Buatlah Ladder Diagram untuk contoh kasus seperti yang disajikan pada
Landasan Teori tersebut di atas. Kemudian, uji sintaks dan aliran logikanya
dengan Simulator CX-One. Tidak lupa untuk membuat daftar simbol yang
digunakan serta pemetaan dengan alamat yang kelak digunakan.
VIII- 5
SISTEM P L C

2.

Tahap berikutnya adalah mengunggah program tersebut ke dalam PLC dan


lakukan pengabelan seperlunya.

3.

Persoalan berikutnya yang dapat diselesaikan dengan metode Diagram


Keadaan adalah sistem yang dilukiskan pada Gambar 8.4.

LS2

LS1
M
CW
CCW

Gambar 8.4 Sistem Wiper dari Motor DC


Keterangan Gambar 8.4:
M = motor dc 6VDC
CW = sinyal kendali untuk motor berputar searah jarum jam
CCW = sinyal kendali untuk motor berputar berlawanan arah jarum jam
LS1 = limit switch untuk arah kiri
LS2 = limit switch untuk arah kanan
START dan STOP (tidak digambarkan) adalah input sistem untuk
menyalakan sistem dan mematikannya.
Sementara itu untuk menggerakkan motor dengan arah CW dan CCW
diperlukan rangkaian driver seperti yang dilukiskan pada Gambar 8.5. Dua
buah relay identik yang memiliki sistem saklar 1 induk 2 anak diperlukan
untuk mengubah polaritas tegangan motor sehingga dapat mengubah arah
secara bergantian. Tabel 8.1 menyajikan hubungan antara status kerja motor
dan aktivasi relay.
Tabel 8.1 Hubungan antara relay dan status motor
Status output

Relay 1

Relay 1

CW

ON

OFF

CCW

OFF

ON

STOP

OFF

OFF

STOP

ON

ON

VIII- 6
SISTEM P L C

Gambar 8.5 Motor Driver


Berdasarkan Tabel 8.1 dan Gambar 8.4 dapat dirumuskan 3 buah state,
yakni CW, CCW dan STOP
Buatlah Diagram Keadaan yang menggambarkan deskripsi sebagai berikut.
Ketika Tombol start diaktifkan, motor otomatis bergerak ke kiri atau CCW.
Selanjutnya akan membalik arah menjadi CW setelah tungkai motor
menyentuh LS1. Begitu juga jika tungkai motor menyentuh LS2 motor
berbalik arah menjadi CCW dan seterusnya berulang hingga tombol STOP
ditekan.
4.

Dari persoalan langkah 3, jika dimisalkan sistem tersebut diterapkan sebagai


wiper mobil kemudian dilengkapi dengan sebuah sensor hujan yang
menghasilkan 3 beda kecepatan gerak motor dc tersebut. Cobalah diskusikan
apa yang harus didisain ulang serta bagaimana caranya untuk mengubahubah kecepatannya sesuai dengan sensor hujan. Tabel 8.2 menjelaskan hal
ini.
Tabel 8.2 Hubungan antara jenis hujan dan kecepatan motor wiper
Jenis Hujan

Status Kerja Motor

Gerimis

Kecepatan sedang bergerak 2 kali


dengan selang waktu tertentu

Hujan dengan curah sedang

Kecepatan sedang

Hujan Lebat

Kecepatan penuh
VIII- 7
SISTEM P L C

VI.

Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dari modul praktikum ini haruslah berupa:

Ladder Diagram yang disertai dengan daftar simbol yang digunakan

Diagram waktu

Deskripsi kerja/proses sistem yang dibuat

Analisis dan komentar yang dianggap perlu.

:Bagan diagram pengabelan

PS
__ VDC
+

Gambar 8.6 Panel Modul Kit PLC CPM1A

VIII- 8
SISTEM P L C

VII.

Pertanyaan dan Tugas

1.

Apa keunggulan dan kekurangan metode Diagram Alir dibandingkan dengan


metode logika kombinasional dengan minimisasi K-Map?

2.

Adakah jenis H-Bridge motor jenis lain selain yang digambarkan pada Gambar
8.3? Jelaskan dan manakah yang lebih aman di dalam penggunaannya?

VIII- 9
SISTEM P L C

Anda mungkin juga menyukai