Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang Penelitian
Sejarah peradaban manusia mencatat dalam 50 tahun terakhir teknologi informasi dan
komunikasi telah menjadi bagian utama penentu gerak peradaban. Semua bidang
kemanusiaan saat ini tidak lepas dari sentuhan teknologi informasi dan komunikasi. Sebut
saja bidang ekonomi, perdagangan, pertahanan keamanan, bidang sosial, pendidikan tidak ada
satupun yang tidak tersentuh oleh teknologi informasi dan komunikasi.
Termasuk juga dengan penggunaan ponsel khususnya di Indonesia sendiri sudah
meningkat pengguna ponsel lebih dari 3.3 Juta dalam beberapa tahun, hal ni dikarenakan
meningkatnya adopsi mobile commerce (Australan IT, 2008). Di Indonesia dan Di Provinsi
Kalimantan Selatan saat ini, Industri ponsel mengalami peningkatan.
Salah

Satu

fasilitas

yang

sering

digunakan

dari

ponsel

adalah

Mobile

Interconnection-networking (Mobile Internet) tentu juga meningkat secara signifikan


didampingi dengan peningkatan penguna ponsel, menurut catatan BPS pada tahun 2013
pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 71,9 Juta pengguna dan kemungkinan akan
meningkat 15,1 % pada tahun 2015 nanti, dan 85 % darinya mengakses melalui perangkat
smartphone mobile (Tekno.liputan6.com)
Selain itu fasilitas yang seperti Short Message Service (SMS). Secara luas digunakan
di seluruh dunia (Leung, 2007). Lebih lanjut ditegaskan bahwa International Data Corporation
menyatakan bahwa SMS sangat popular dan dicatat bahwa 65 persen pengguna ponsel
mengirim pesan setiap hari (Forbes, 2006)
Pengguna SMS merupakan alat komunikasi yang paling umum disegmen muda
(Maneesoonthorn dan Fortin, 2004: Carrolletal, 2007; Leung, 2007) begitu pula dengan
pengguna internet hampir separuh masyarakat internet di Indonesia adalah berusia dibawah
30 tahun, dan 16,7 % berusia di atas 45 tahun, dan kebanyakan masyarakat internet
mengakses dunia online.
Maka dari itu di Era Globalisasi ini dan dengan adanya peningkatan yang pesat pada
internet menyebabkan lahirnya era baru di dunia pemasaran yang biasa disebut era new wave
marketing di mana semakin banyak produk pesaing yang berkembang dan dibutuhkan inovasi
yang baik untuk memangkan persaingan dan mendapatkan tempat di benak para konsumen.
Ponsel saat ini juga menjadi saluran baru yang potensial untuk komunikasi
pemasaran, menggambarkan besarnya minat baik dari konsumen maupun pemasar untuk

pemasaran yang bersifat mobile (Karjaluoto et al, 2004). Pemasaran menggunakan Mobile
advertising Seperti Internet dan SMS merupakan awal lahirnya new wave marketing yang
menyebabkan mobile advertising menjadi connector penting dalam new wave marketing.
Tidak hanya menciptakan peluang, tetapi juga beberapa tantangan yang harus
dihadapi saat ini. Selaku pemasar, mengingat merek merupakan suatu hal yang sangat kritis
berkaitan dengan hasil, dan menyampaikan melalui ponsel merupakan hal yang sangat
personal. Mengirimkan iklan secara komersil melalu cara ini dapat memungkinkan konsumen
menjadi sangat jengkel dan merupakan pelanggaran terhadap privasi mereka. Dan
Konsekuensinya terkadang konsumen mungkin akan memiliki sikap yang negative terhadap
iklan suatu merek (Barwise and strong, 2002; Scharl, et al,, 2005) dan tidak akan merespon
pesan tersebut (Tsang et al, 2004)
Telkomsel adalah salah satu perusahaan operator telekomunikasi seluler terbesar di
Indonesia, dan pada tahun 2011 menjadi operator seluler keenam di dunia yang mempunyai
lebih dari 100 juta pengguna dalam satu negara (Wikipedia.com), Jaringan Telkomsel yang
telah mencakup 288 jaringan roaming internasional di 155 negara pada akhir tahun 2007, dan
telah meluncurkan secara resmi layanan komersial mobile 4G LTE pertama di Indonesia,
dengan telah memiliki 84.000 BTS yang telah menjangkau lebih dari 98 % wilayah populasi
di Indonesia
Telkomsel didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud semangat inovasi untuk
mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan. Untuk mencapai visi tersebut,
Telkomsel terus memacu pertumbuhan jaringan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia
secara pesat sekaligus memberdayakan masyarakat. Telkomsel menjadi pelopor untuk
berbagai teknologi telekomunikasi selular di Indonesia, termasuk yang pertama meluncurkan
layanan roaming internasional dan layanan 3G di Indonesia. Telkomsel merupakan operator
yang pertama kali melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE. Di kawasan Asia,
Telkomsel menjadi pelopor penggunaan energi terbarukan untuk menara-menara Base
Transceiver Station (BTS). Keunggulan produk dan layanannya menjadikan Telkomsel
sebagai pilihan utama pelanggan di seluruh Indonesia.
Memasuki era ICT (Information and Communication Technology), Telkomsel terus
mengoptimalkan pengembangan layanan di Indonesia dengan memanfaatkan potensi sinergi
perusahaan induk yaitu PT Telkom (65%) dan SingTel Mobile (35%). Telkomsel terus
mengembangkan layanan telekomunikasi selular untuk mengukuhkan posisi sebagai penyedia
layanan gaya hidup selular, a truly mobile lifestyle.
Telkomsel memiliki komitmen untuk menghadirkan layanan mobile lifestyle
unggulan sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan pelanggan. Telkomsel

menghadirkan teknologi agar bangsa Indonesia dapat menikmati kehidupan yang lebih baik di
masa mendatang dengan tetap mendukung pelestarian negeri.
Penelitian ini berusaha untuk mengeksplor dampak dari Mobile Advertising (SMS
dan Internet Marketing) pada persepsi kualitas dan dampaknya terhadap niat beli konsumen.
Secara khusus, penelitian ini menguji Mobile advertising (SMS dan Internet Marketing), dan
dampaknya terhadap persepsi konsumen atas kualitas merek kartu telkomsel saat ini, pihak
operator saling bersaing untuk meningkatkan jumlah pelanggannya. Hal ini menyebabkan
pihak operator berlomba-lomba dalam memberikan pelayanan pada pelanggannya. Selain itu,
pihak operator juga berusaha untuk memberikan informasi mengenai promosi produknya
dengan memanfaatkan fasilitas mobile marketing. Pemilihan kartu Telkomsel dikarenakan
saat ini Telkomsel merupakan operator selular terbesar di Indonesia sebagaimana dapat dilihat
pada table 1.

Tabel. 1
Selain itu, Telkomsel seringkali memberikan informasi dan Mobile Advertising
kepada seluruh pelanggan-nya. Telkomsel menjadi yang terbesar dan merajai operator seluler
yang ada di Indonesia. SMS marketing di Kalimantan Selatan telah tumbuh secara signifikan,
berkat popularitas aplikasi itu sendiri dan tingginya penetrasi ponsel. Namun, efektivitasnya
masih belum jelas karena banyak perusahaan menggunakan Mobile Advertising hanya karena
SMS dan Internet merupakan media yang mudah, tanpa mempertimbangkan izin konsumen.
Dari variable di atas peneliti akan menguji pengaruh Mobile Advertising terhadap
persepsi kualitas dan niat pembelian provider Telkomsel. Dimana akan diketahui apakah
Mobile Advertising akan berpengaruh terhadap persepsi kualitas produk terhadap telkomsel
dan berdampak tidaknya terhadap niat beli konsumen.
Sehingga dari konteks diatas dapat di analisa kesimpulan yang lebih baik untuk
memberi masukan kepada perusahaan dalam meningkatkan penjualan dan melakukan
evaluasi terhadap mobile advertising yang telah dikeluarkan oleh telkomsel selama ini.
Sehingga pada akhirnya kegiatan periklanan yang diberikan oleh perusahaan akan didukung
oleh produk yang berkualitas baik mampu mendorong konsumen untuk membeli kartu

provider telkomsel. Berdasarkan pada uraian diatas, maka penulis akan membahas lebih lanjut
dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS
MOBILE ADVERTISING TERHADAP PERSEPSI KUALITAS DAN DAMPAKNYA PADA
NIAT BELI PRODUK TELKOMSEL DI KALIMANTAN SELATAN.

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dapat diambil yaitu :
1. Apakah efektifitas mobile advertising berpengaruh terhadap persepsi kualitas produk
telkomsel di Kalimantan Selatan ?
2. Apakah efektifitas mobile advertising dan persepsi kualitas berpengaruh produk terhadap
niat beli produk Telkomsel di Kalimantan Selatan ?
3. Apakah efektifitas mobile advertising berpengaruh terhadap niat beli melalui persepsi
kualitas produk Telkomsel di Kalimantan Selatan ?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh efektifitas mobile adveritising terhadap variabel persepsi
kualitas produk telkomsel di Kalimantan Selatan.
2. Untuk menganalisis pengaruh efektifitas mobile adveritising dan variabel persepsi
kualitas produk telkomsel terhadap niat beli produk telkomsel di Kalimantan Selatan
3. Untuk menganalisis pengaruh efektifitas mobile adveritising terhadap niat beli produk
melalui persepsi kualitas produk telkomsel di Kalimantan Selatan.

D. TUJUAN PENELITIAN
Beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil peneltian ini adalah :
1. Manfaat Praktis
Sebagai Masukan untuk perusahaan untuk meningkatkan kualtas
produk dan mengembangkan pemasaran melalui periklanan sehingga
dapat dipertahankan diantara produk saingan, dan untuk telkomse
dapat menganalisa dan mengevaluasi terhadap keputusan mobile
advertising.
2. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini bias menambah pengetahan dan referensi


mengenai pengaruh iklan teradap persepsi kualitas dan dampaknya
pada niat beli.

E. SISTEMATIKA PENELITAN
Adapun sistematika penelitan atau penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian baik itu secara praktis maupun akademis dan
menyajikan sistematika pembahasan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Pada baba ini disampaikan uraan yang menyangkut tentang landasan teori,
persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya, kerangka piker dan hiptesis
peneitian.

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini menguraikan tentang ruang lingkup penelitian baik dari jenis
penelitian mauun objek penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi
operasional variabel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian

BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
a. EFEKTIVITAS IKLAN
Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide barang atau jasa
secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
(Kotler,2003)
Periklanan dapat di definisikan sebagai semua bentuk aktifitas untuk
menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang
dibayar oleh sponsor tertentu. (Durianto, 2003).
Menurut Shimp (2007) Advertising is effective if it accomplish the
advertisers objective. At a minimum satisfies the folowing consideration:
1. It extends from sound marketing strategy
2. Effective advertising takes the customers view.
3. It finds a unique way to break through the clutter
4. Effective advetising never promises more than they can deliver.
5. It prefents the idea from overwhelming the strategy
Langkah awal menyusun strategi periklanan yang efektif, adalah menentukan
secara benar tujuan usaha yang ingin di capai. Dimana tujuan dari peiklanan itu bisa
beraneka warna, namun dapat di kelompokkan ke dalam tiga golongan. Pertama
memberikan informasi sasaran tentang produk dan manfaatnya, tentang perusahaan
maupun hal-hal lain yang bersangkutan dengan produk dan kebijaksanaan bisnis
perusahaan. Iklan dengan tujuan memberikan informasi disebut iklan informatif.

Sebagai contoh adalah iklan kelompok informatif adalah pemberitahuan tentang


kehadiran produk baru di pasar, perubahan harga produk, cara penggunaan produk
maupun pengembangan citra perusahaan. Iklan informatif di perlukan dalam rangka
menciptakan permintaan produk. Kedua, Meyakinkan konsumen atau merek dagang
tertentu dan bukan produk atau merek dagang perusahaan saingan. Iklan dengan
maksud utuk meyakinkan konsumen sasaran disebut dengan iklan persuasif
(persuasive ads). Jenis iklan ini paling banyak digunakan perusahaan. Contoh iklan
persuasive adalah himbauan kepada konsumen sasaran untuk membeli produk yang
di iklankan, memilih produk atau merek dagang tertentu atau meyakinkan konsumen
tentang keunggulan atribut produk dibandingkan dengan produk saingan. Terakhir
yaitu dengan mengingatkan kembali konsumen akan keberadaan produk di pasar dan
berbagai macam manfaat yang di janjikannya. Iklan dengan tujuan mengingatkan
kembali produk dan manfaatnya disebut iklan mengingatkan (reminder ads) (Sutojo
dan Kleinsteuber, 2002)
Beberapa pakar periklanan berpendapat bahwa agar sebuah kampanye
periklanan menjadi efektif, iklan harus mengandung gagasan besar yang menarik
perhatian konsumen, mendapatkan reaksi, serta memisahkan produk dan jasa yang
diiklankan produk lain dalam persaingan (Lee, 1999).
1. Sasaran Periklanan
Sasaran periklanan berbeda - beda dari satu pasar ke pasar lainnya.
Periklanan tidak secara langsung membukukan penjualan. Penjualan merupakan
fenomena multitahap dan periklanan dapat digunakan untuk pengalihan pelanggan
dari satu tahap ke tahap berikutnya. (Simamora, 2000: 790). Periklanan digunakan
untuk :
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.

Menciptakan kesadaran
Tindakan pemacu
Mempertahankan minat
Memposisikan produk dari perusahaan
Meningkatkan pemakaian produk perusahaan
Memperbanyak jumalah pesanan
Menemukan pelanggan baru
h. Membantu para perantara pemasaran

2. Pemilihan Media Periklanan


Dalam melakukan periklanan, pemilihan media yang tepat sangat di
butuhkan, jadi jangan sampai iklan yang kita buat atau kita pasang salah sasaran
atau kurang tepat sehingga menyebabkan iklan kita percuma. Menurut Lee (2007,
225) Pemilihan media yang tepat untuk berkampanye iklan dalam rangka
membuat pelanggan menjadi tahu, paham, menentukan sikap, hingga melakukan
pembelian adalah suatu langkah penting dalam kegiatan kampanye periklanan.

Berikut ini adalah tabel dari berbagai media iklan beserta kelebihan dan
kekurangan nya.

TABEL 2.1

Media
Televisi

Internet

Media cetak

Pos langsung

Majalah

Radio

Iklan outdoor

Keunggulan
Jangkauan luas, Gabungan
antara pandangan, suara, dan
gerakan, menarik indera,
menarik minat, jangkauan luas
Selektivitas tinggi; biaya
murah; cepat; memungkinkan
terjadiya interaksi
Fleksibel; tepat waktu;
menjangkau pasar lokal dengan
baik; mudah diterima; memiliki
kepercayaan tinggi.
Selektivitas audience yang
tinggi; fleksibel; tidak ada iklan
pesaing dalam media yang
sama; memungkinkan adanya
personalisasi.
Pemilihan geografis dan
demografis yang tinggi;
memiliki kredibilitas dan nilai
prestisi; berkualitas tinggi;
panjang umur dan mudah
berpindah antar audiens
Di terima dg baik di daerah
lokal, pemilihan demografis
dan geografis yang tinggi;
murah

Kelemahan
Biaya mahal, banyak
gangguan, pembeberan
terlalu cepat, penonton
kurang selektif
Dampak yang relatif
rendah; tergolong media
yang baru
Umurnya pendek;
kualitas rendah; kecil
kemungkinan di teruskan
antar pembaca
Relatif mahal; terkadang
di anggap sebagai
junkmail atau pesan
sampah.
Biaya penyewaan iklan
jangka panjang; biaya
tinggi; tidak ada garansi
dari positioning iklan.

Hanya berupa suara;


terlalu cepat; konsumen
yang terbagi bagi; kurang
mendapat perhatian

Fleksibel; dapat di ulang;


Khalayak tidak selektif,
murah; persaingan iklan yang
kreatifitas terbatas
rendah; selektivitas posisional
yang baik
Sumber: Kotler dan Amstrong, Principles of Marketing, 2010

b. MOBILE ADVERTISING
Mobile advertising adalah layanan iklan yang menggunakan media mobile
phone (handphone). Pada abad 21 ini handphone merupakan alat yang tidak
terpisahkan bagi kehidupan manusia, bahkan sudah menjadi sebuah barang kebutuhan
yang harus di bawa-bawa pemiliknya kapanpun dan dimanapun. Penggunaannya
yang dapat dibawa kemana-mana membuat interaksi manusia dengan handphone
lebih banyak dibandingkan dengan televisi, radio, komputer, dan laptop. Pengguna
handphone di seluruh dunia mencapai 4,6 miliar (CBNnews, 2010)
Pengguna handphone masih jauh lebih besar jumlahnya. Di Indonesia animo
mobile advertising ini masih belum tergarap dengan baik dengan 120 juta penduduk
yang telah menggunakan handphone, seharusnya mobile advertising ini menjadi
bisnis yang sangat potensial, tetapi penyedia layanan dan konten mobile advertising
masih ragu-ragu untuk menginvestasikan iklannya di media ini dibandingkan dengan
di media iklan konvensional seperti televisi. (Harryadin Mahardika, FE UI, 2009).
Mobile advertising memiliki beberapa bentuk, diantaranya yaitu SMS, MMS, Banner
Ads, Mobile Video Ads, Mobile Games Ads, Jingle before Voice Mail, dan Mobile
Website. (Wikipedia)
Penggunaan SMS marketing dapat menjadi sarana mengiklankan dengan
kemampuan yang lebih besar untuk meningkatkan minat konsumen terhadap merek,
sehingga meningkatkan kesadaran merek. Misalnya, pengiriman iklan melalui SMS
dipercayai dapat meningkatkan minat konsumen terhadap sebuah merek karena pesan
cenderung dapat mencapai sasaran mereka hampir setiap saat. Setelah mencapai
pelanggan, pesan akan disimpan dalam ponsel mereka dan dapat dibaca pada saat
mereka sempat. Selain itu, berbeda e-mail, SMS tidak memiliki baris subjek. Oleh
karena itu, pesan dijamin akan dibuka sebelum dihapus (Rettie etal., 2005).
Keuntungan lain dari menggunakan iklan mobile untuk meningkatkan
kesadaran merek adalah efek virus. Mengingat SMS mudah digunakan dan biaya
yang diperlukan relatif rendah (Doyle, 2001),meneruskan pesan pada teman
merupakan hal yang umum. Hal ini bermanfaat tidak hanya dalam peningkatan
kesadaran merek tetapi juga mempengaruhi teman sebaya(Scharl etal., 2005).
Efektivitas iklan mobile pada kesadaran merek juga muncul dalam hasil
empiris. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Barwiseand Strong (2002) di
Inggris menemukan bahwa 81persen responden membaca semua pesan, 69 persen
mampu mengingat lebih dari setengah merek yang diiklankan, dan 14 persen mampu
mengingat lebih dari dua-pertiga merek.

Dalam kurun waktu yang cukup lama, televisi, radio, koran, dan majalah
telah mendominasi media periklanan. Saat ini, iklan internet telah menjadi kekuatan
pendorong bagi inisiatif dan upaya periklanan (Kotler dan Amstrong: 2010).
Kemudian mengutip dari Wei, Jerome, dan Shan(2010) The internet consists
of globally interconnected computers network that offers companies inexpensive and
convenient tools for advertising and communicating with their customer. This is
known as online advertising (Palumbo and Herbig, 1998; Kaye and Medoff, 2001).
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi penggunaan internet
menjadi meluas menjadi bisnis dan transaksi online, bahkan menjadi media
pemasangan iklan, biasanya pengiklan meletakkan iklan nya pada situs-situs terkenal
dan strategis seperti website berita portal (kompas.com , vivanews.com , detik.com).
Jika pada awalnya, iklan hanya berupa banner statis biasa yang mirip seperti spanduk,
maka saat ini sudah ada iklan yang dapat muncul pada layar dengan window
tersendiri (pop-up), iklan dengan gambar bergerak (animasi), bahkan berbentuk
video. Dimana perkembangan ini juga mencakup persebarannya yang menjangkau
situs berita, situs toko online, hingga situs pribadi (Arthawan, 2011).
Kelebihan-kelebihan lain ialah adanya kontrol yang lebih besar pada
konsumen dalam menentukan informasi apa yang ingin mereka lihat serta berapa
lama mereka ingin melihat informasi tersebut. Seorang pengguna internet sebagai
konsumen dapat memilih situs mana yang mereka suka, situs apa yang akan mereka
buka selanjutnya, serta keputusan-keputusan lain yang dapat mereka tentukan pada
saat mereka menggunakan internet. Dimana hal ini mungkin sulit dilakukan oleh
iklan televisi (Pratomo dan Hardianto, 2008).
Transaksi yang dilakukan menggunakan media internet sekarang lebih sering
di sebut dengan E-Commerce atau Electronic Commerce. Ada berbagai macam model
iklan dalam internet yang bisa digunakan oleh perusahaan yaitu berupa banner, popup advertising, sponsorship, hyperlinks dan websites, tetapi walaupun iklan internet
merupakan alat yang efektif untuk menggapai audiens yang lebih besar, penting begi
perusahaan untuk tetap membuatnya lebih efektif (Wei, Jerome, dan Shan: 2010)

Tabel 2.2
Deskripsi fitur dalam iklan internet
Features
MULTIMEDIA

Description
Animation with moving images
and graphics enhances the

Authors
Yoo et al. (2004)

presentation of persuasion
messages.
Mini-games or advert-games, a
Wise, Bolls, Kim,
form
of
digital
video
Venkataraman,
advertising that feature product
and Meyer (2008)
brand in a gaming environment,
create a more elaborate and
detailed virtual experience for
consumers.
Short videos promote 82% of
Online Publishers
brand awareness and improve
Association
67% of brand favorability in
(2008)
online video advertising.
PICTURES
Pictures and images can make
Taylor et al.
online advertisements appear
(2008)
more attractive to consumers.
Consumers are more attracted
Kumar (2008)
when advertisements are easily
understood without involving
large amount of text.
Celebrities
pictures
can
Quester et al.
promote products or services
(2007)
and generate positive responses
from consumers
CONTENT
Short and concise messages
Baltas (2003)
contribute to the effectiveness
of banner advertisements
Consumers are attracted to
Adam (2003)
click on advertisements that
contain
knowledgeable
information about the products
and services.
Advertisers focusing on content
Armstrong (2001)
will fail to attract a large
consumer response rate.
Sumber : Burke dan Edell (1989) dan Escalas dan Rutgers (2003) dalam Wei, Jerome, dan Shan
(2010)
Kemudian dalam penelitian nya, Pratomo dan Herdianto (2008) mengatakan
bahwa efektifitas iklan dalam internet di pengaruhi oleh komposisi warna, gaya
bahasa, posisi, ukuran font, lokasi, dan jenis.

c. PERSEPSI

Setiap hari seorang konsumen menerima ratusan stimulus dan ransangan


yang masuk ke dalam panca indranya, namun tidak semua stimulus ini tersimpan
dalam ingatan konsumen. Hal ini terjadi karena konsumen melakukan proses
pengolahan informasi. Sumarwan (2010) mengutip pendapat William McGuire yang
menyatakan ada lima tahap pengolahan informasi, yaitu : Pemaparan (exposure),
Perhatian (attention), Pemahaman (comprehension), Penerimaan (acceptance), dan
retensi (Retention).
Masih dalam Sumarwan (2010, 296) Mowen (1998) menyebut tahap
pemaparan, perhatian, dan pemahaman sebagai persepsi. Persepsi ini bersama
keterlibatan konsumen dan memori akan mempengaruhi pengolahan informasi.
Selanjutnya dia mendefinisikan persepsi sebagai perception is the process through
which individuals are exposed to information, attend to that information, and
comprehend it (Mowen, 1998: 63. Dalam Sumarwan, 2010:296)
Sumarwan menambahkan pendapat Schiffman dan Kanuk (2000) bahwa
persepsi adalah The process that which an individual selects,organizes, and
interprets stimuli into a meaningful and coherent picture of the world Bagaimana
seseorang konsumen melihat realita di luar dirinya atau dunia sekelilingnya, itulah
yang disebut dengan persepsi seorang konsumen.
Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan
persepsinya terhadap produk tersebut, Sehingga memahami persepsi konsumen
adalah penting bagi pada pemasar dan produsen.
Dalam pemasaran kita dapat mengenal adanya realita dan persepsi,
Kemudian Simmamora (2000, 102) berpendapat bahwa dalam pemasaran, persepsi
lebih penting daripada realita. Malah, bagi pemasar, perlu ada keyakinan bahwa
persepsi kualitas adalah realitas.

d. KUALITAS PRODUK
1.
Pengertian Kualitas
Setelah kita mengenal persepsi terhadap produk, dimana produk itu
digambarkan secara realistis dan persepsi. Soal kualitas juga demikian. Ada kualitas
objektif, adapula kualias menurut persepsi konsumen (perceived quality). Yang
terpenting adalah persepsi dimata konsumen. (simmamora, 2000: 114). Kotler (2000)
mengatakan bahwa : Quality is the totality of feature and characteristics of a
product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied needs Artinya,
kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik yang memampukan produk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun tidak dinyatakan. Sekarang, apakah


sebuah produk sudah memenuhi kebutuhan, jawabannya tergantung apada penilaian
subjektif konsumen.
Lebih tegas lagi I. Leonard A. Morgan dalam simamora (2000:114)
mengatakan: Quality must be perceive by customer. Quality works must begin with
the customers need and end with customer perception. Quality improvement are only
meaningful when they are perceived by the customer Apapun hasil dari perusahaan
yang berupa produk pasti memiliki nilai ukuran kualitas, walaupun orang sulit untuk
mendefinisikan kualitas secara tepat. Kualitas itu sendiri sering dianggap sebagai
ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa. Nilai subyektifitas dari seseorang
menyebabkan adanya perbedaan dalam memberikan pengertian mengenai kualitas.
Dalam prakteknya, konsumen selalu mengaharapkan kualitas yang baik dari
setiap produk yang mereka beli. Bahakan terkadang ada konsumen yang rela
mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkan yang sesuai dengan keinginan mereka.
Produk sendiri adalah apapun yang bisa di tawarkan kepada pasar untuk di
perhatikan, di peroleh, digunakan dan di konsumsi yang kemudian dapat memuaskan
apa yang konsumen mau dan butuhkan (Kotler, 2010: 428).

2.

Prinsip Persepsi Kualitas


Cleland dan Bruno (1996) dalam Simamora (2000: 115) memberikan tiga

prinsip tentang persepsi kualitas, yaitu:


a.

Kualitas bersumber pada aspek produk dan bukan produk seluruh

kebutuhan bukan harga (nonprice needs) yang dicari konsumen untuk memuaskan
kebutuhannya. Kedua ahli ini sepakat bahwa yang dipertimbangkan konsumen dari
sebuah produk mencakup tiga aspek utama yaitu harga, produk dan non produk.
Produk adalah standar yang di harapkan dari sebuah produk. Pada sebuah ponsel
misalnya, aspek produk adalah, tombol, speaker, layar, desain, dan fungsi. Sedangkan
aspek non-produk terdiri dari garansi, reputasi dan layanan perbaikan.
b. Kualitas ada kalau bisa memasuki persepsi konsumen. Kalau konsumen
mempersepsikan kualitas sebuah produk rendah, maka kualitas produk itu rendah, apa
pun realitasnya.
c. Persepsi kualitas di ukur secara relatif terhadap pesaing. Kalau produk A
sederhana saja, akan tetapi produk pesaing lebih sederhana lagi,maka produk a
memiliki kualitas.

3.

Dimensi Kualitas produk


Berdasarkan delapan dimensi kualitas menurut Kotler (2000:329-333),

mengembangkan dimensi kualitas kedalam delapan dimensi yang dapat digunakan


sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang
menghasilkan barang dan jasa. Kedelapan dimensi tersebut adalah sebagai berikut
:Dimensi kualitas produk meliputi :
a. Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli,
misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut,
kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.
b. Keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior
dan eksterior seperti dash board, AC,

sound system, door lock system, power

steering, dan sebagainya.


c. Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai,
misalnya mobil tidak sering ngadat/ macet/ rewel/ rusak.
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar
yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi,
seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.
e. Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.
Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.

f. Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentukfisik mobil
yang menarik, model atau desain yang artistik,warna, dan sebagainya.

g. Persepsi kualitas (perceived quality)


Yaitu muatu atau kualitas yang di rasa konsumen atau fanatisme konsumen
yang menyangkut citra dan reputasi produk serta

tanggung jawab perusahaan

terhadapnya.
h. Bisa di perbaiki (serviceability)
Yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,

kemudahan dalam

pemeliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan.

e. NIAT BELI
Sebelum seseorang melakukan suatu tingkah laku, sering di dahului oleh
suatu keadaan yang di sebut sebagai niat. Misalnya: niat untuk membeli produk. Niat
pembelian merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek. Niat
pembelian juga merupakan minat pembelian ulang yang menunjukkan keinginan
konsumen untuk melakukan pembelian (Assael dalam Hasym , 2009)
Perilaku niat untuk membeli atau purchase intention adalah hasil dari proses
evaluasi terhadap merek. Tahapan terakhir dari pengambilan keputusan secara
kompleks termasuk membeli merek yang diinginkan, mengevaluasi merek tersebut
pada saat dikonsumsi dan menyimpan informasi ini untuk digunakan di masa yang
akan datang(Sylvana, 2006:65)
Niat pembelian merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap
objek. Beberapa pengertian dari intention adalah sebagai berikut :
a. Intentions dianggap sebagai perangkap atau perantara antara faktor-faktor
motivasional yang mempengaruhi perilaku.
b. Intentions juga mengindikasikan seberapa jauh seseorang akan mencoba
c. Intentions menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.
d. Intentions berhubungan dengan perilaku yang terus menerus (Assael dalam
Sylvana, 1998).
Niat beli adalah bagian dari proses keputusan pembelian dari konsumen,
dimana Prosesnya diawali dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembalian, perilaku pasca pembelian. Dalam tahap evaluasi,
konsumen menentukan peringkat merek dan membentuk niat pembelian. Pada

umumnya, Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling di


sukai, tetapi dua factor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian.
Faktor pertama adalah sikap orang lain. Misalnya seseorang yang memiliki kepenting
bagi kita berpikir bahwa kita sebaiknya membeli handphone yang paling murah
maka, peluang kita untuk membeli handphone mahal menjadi berkurang.
Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan. Konsumen
mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan,
harga, dan manfaat produk yang di dapatkan. Namun kejadian tak terduga juga bisa
merubah niat pembelian. Sebagai contoh, ekonomi mungkin memburuk, pesaing
dekat mungkin menurunkan harganya, seorang teman mungkin memberi tahi bahwa
dia pernah kecewa dengan produk tersebut. (Kotler dan Amstrong, 2008)

f. PENELITIAN TERDAHULU
Khong kok wei, 2010 dengan judul Online Advertising: A Study of
Malaysian Consumers. Menguji dampak fitur iklan online pada niat pembelian. Tiga
fitur iklan online yang dibahas dan diperiksa - Multimedia, Gambar, dan konten berdasarkan penelitian empiris yang melibatkan survei terhadap 150 ukuran sampel.
Dataset mengalami analisis statistik, yaitu, model persamaan struktural (SEM).
Temuan menunjukkan bahwa fitur dari iklan online yang menghasilkan pengaruh
positif terhadap niat pembelian. Hasil lebih lanjut mengungkapkan bahwa fitur
Gambar menghasilkan kemungkinan tertinggi niat beli konsumen. Pemasar akan
menemukan hasil yang bermanfaat karena mereka dapat digunakan
untukmemaksimalkan dampak usaha periklanan untuk menghasilkan niat pembelian.
Ilham Aji Pratomo dan Dadan Hardianto, melakukan penelitian dengan judul
Faktor-Faktor Sistem Interaksi Yang Mempengaruhi Efektifitas Iklan Online.
Penelitian ini mengkhususkan pada efektifitas iklan online dengan memanfaatkan
sudut pandang ilmu sistem interaksi atau lazim disebut human-computer interaction.
Pendekatan yang dipergunakan dalam pengukuran efektifitas adalah jumlah jumlah
klik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor apa saja yang
berkaitan dengan ilmu sistem interaksi yang mempengaruhi efektifitas iklan internet.
Metode yang dipergunakan adalah metode kuantitatif dengan populasi civitas
akademika Universitas Indonesia. Tes statistik Goodness-of-Fit yang dilakukan pada
beberapa faktor terhadap hubungannya dengan iklan online menunjukkan bahwa
ketujuh faktor yang diujikan terbukti mempengaruhi jumlah klik pada iklan. Ketujuh

faktor tersebut adalah keberadaan ilustrasi, warna, gaya bahasa, posisi, ukuran font,
lokasi dan jenis dari iklan online
A. Efendi dalam Jurnalnya yang berjudul Mobile Marketing Dan Persepsi
Konsumen Atas Ekuitas Merek Perusahaan harus lebih mengenal pesaingnya
sehingga dapat meningkatkan kesadaran mereka pada merek tersebut, dan juga
penggunaan SMS Marketing harus lebih informatif dan interaktif, dengan demikian
para pelanggan tidak merasa bosan dan selalu menunggu iklan SMS tersebut
Phamendyta Aldaning Azaria, Srikandi Kumadji, Fransisca Yaningwati dalam
tulisannya yang berjudul Pengaruh Internet Marketing Terhadap Pembentukan Word
Of Mouth Dan Efektivitas Iklan Dalam Meningkatkan Brand Awareness, Mengatakan
bahwa Internet marketing tentang produk terus dikembangkan mengingat dunia yang
berputar menuju era digital dan era jejaring sosial namun perkembangan internet
marketing sebaiknya diimbangi dengan perkembangan pemasaran melalui media
lainnya seperti surat kabar atau te evisi agar semakin banyak calon konsumen yang
melihat sehingga efektivitas iklan dan awareness dari suatu brand akan meningkat
Sedangkan Menurut Melody M. Tsang, Shu-Chun Ho, and Ting-Peng Liang
dalam Jurnal Berjudul Consumer Attitudes Toward Mobile Advertising: An Empirical
Study menyimpulkan bahwa The study discussed in this paper investigated consumer
attitudes about receiving SMS-based mobile advertisements and the relationships
among attitude, intention, and behavior. As the empirical data show, the respondents
held negative attitudes about receiving mobile ads. This may have been because they
found mobile adds irritating, given the personal, intimate nature of mobile phones.
Their attitudes were favorable if advertisements were sent with permission. This
implies that permission-based advertising may become a major mechanism in the
mobile environment in the future.
Dan Matti Leppniemi and Heikki Karjaluoto pada Factors influencing
consumers willingness to accept mobile advertising: a conceptual model mengatakan
butuh Kedewasaan para marketers dan konsumen terhadap penggnaan mobile
advertising agar bias menjadi lebih efektif sehingga konsumen lebih memiliki
kemauan dalam menerima mobile adveritisng

g. KERANGKA PEMIKIRAN
Efektifitas Mobile Advertising

Niat
Beli

Persepsi Kualitas

1.

Hubungan Antar Variabel Penelitian


a. Pengaruh Efektifitas Mobile Advertising terhadap Persepsi Kualitas
Menurut Durianto, et all (2004, 96) persepsi kualitas
(perceived quality) dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan
terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa
layanan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Harapan ada
karena informasi yang diperoleh dan informasi banyak diperoleh dari
iklan. Sehingga iklan dapat mempengaruhi persepsi konsumen
terhadap kualitas.
Menurut Kotler dan Keller (2006) Persuasive advertising
(iklan untuk meyakinkan) bertujuan untuk menciptakan kesukaan,
pemilihan, keyakinan, dan pembelian satu produk. Kemudian iklan
yang membujuk dapat mengubah persepsi pelanggan mengenai
atribut produk yaitu kualitas produk.

b. Pengaruh Efektifitas Mobile Advertising terhadap Niat Beli


Online Publishers Association (2008) found that 66% of
online consumers do remember advertised messages on content
websites and are likely to develop brand favorability and purchase
intention (Wei, Jerome, and Shan, 2010)
Wei, Jerome, and Shann(2010) dalam penelitiannya juga
membuktikan bahwa iklan online mempengaruhi niat beli dimana
fitur gambar dari iklan internet memiliki pengaruh yang paling besar.

c. Pengaruh Efektifitas Persepsi Kualitas terhadap Niat Beli


Salah satu nilai utama yang diharapkan oleh pelanggan dari
permasok adalah mutu produk yang tinggi. Maka dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu atau kualitas produk dapat
mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk mengkonsumsi

produk tersebut dan akan mempengaruhi dalam timbulnya niat


pembelian(Kotler, 2005).
Proses keputusan pembelian konsumen berawal dari
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Dalam tahap
evaluasi ini konsumen menentukan peringkat merek dan membentuk
niat (Kotler dan Amstrong,2008). Peringkat merek ini bisa ditentukan
berdasar persepsi kualitas yang di terima oleh konsumen.

h. HIPOTESIS
Ho : Variabel Efektifitas Mobile Advertising tidak berpengaruh secara Signifikan terhadap Variabel
Persepsi Kualitas
Ha1 : Variabel Efektifitas Mobile Advertising berpengaruh secara Signifikan terhadap Variabel
Persepsi Kualitas
Ho : Variabel Mobile Advertising tidak berpengaruh secara Signifikan terhadap Variabel Niat Beli
Ha2 : Variabel Mobile Advertising berpengaruh secara Signifikan terhadap Variabel Niat Beli
Ho : Variabel Persepsi Kualitas tidak berpengaruh secara Signifikan terhadap Variabel Niat Beli
Ha3 : Variabel Persepsi Kualitas berpengaruh secara Signifikan terhadap Variabel Niat Beli
Ho : Variabel Efektifitas Mobile Advertising dan Variabel Persepsi Kualitas tidak berpengaruh
secara Signifikan terhadap Variabel Niat Beli
Ha4 : Variabel Efektifitas Mobile Advertising dan Variabel Persepsi Kualitas berpengaruh secara
Signifikan terhadap Variabel Niat Beli

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah pengguna kartu provider Telkomsel, dengan
objek penelitian warga Kalimantan Selatan, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini dilakukan pada bulan xxx hingga xxx 201x. Variabel
yang akan diteliti dalam penelitian ini mencakup 3 variabel, yaitu efektifitas mobile advertising (X1),
Persepsi Kualitas (Y) dan niat Beli (Z).

1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan variabel
yang lainnya oleh itu maka penelitian ini tergolong dalam penelitian korelasi, Penelitian korelasi
adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel
yang penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. (Sukardi, 2003:166)
Penelitian korelasi merupakan bentuk penelitian untuk memeriksa hubungan diantara dua
konsep. Secara umum ada dua jenis pernyataan yang menyatakan hubungan, yaitu: (1) gabungan
antara dua konsep, ada semacam pengaruh dari suatu konsep terhadap konsep yang lain; (2) hubungan
kausal, ada hubungan sebab akibat. Pada hubungan kausal, penyebab diferensikan sebagai varibel
bebas dan akibat direferensikan sebagai variabel terikat. Pada penelitian korelasi tidak ada kontrol
atau manipulasi terhadap variabel.

2. Objek Penelitian
Obyek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian. Beberapa persoalan
sekiranya perlu kita pahami agar bisa menentukan dan menyusun obyek penelitian dalam metode
penelitian kita ini dengan baik, yaitu berkaitan dengan apa itu obyek penelitian dalam penelitian
kualitatif, apa saja obyek penelitian dalam penelitian kualitatif, dan criteria apa saja yang layak
dijadikan obyek penelitian kita.
Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010: 12), obyek adalah keseluruhan gejala yang ada di
sekitar kehidupan manusia. Apabila dilihat dari sumbernya, obyek dalam penelitian kualitatif menurut
Spradley disebut social situation atau situasi social yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place),
pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2007: 49)[7]
Namun sebenarnya, obyek penelitian kualitatif juga bukan semata-mata teratok pada situasi
social yang terdiri dari tiga elemen di atas, melainkan juga berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan,
binatang, kendaraan, dan sejenisnya (Sugiyono, 2007: 50)
Maka dari penjelasan diatas Objek Penelitian untuk Penelitian ini adalah warga Kalimantan
Selatan yang menggunakan kartu telkomsel, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas

Lambung

Mangkurat

B. Populasi dan Sampel Penelitian

dan

Pengunjung

Flash

Lounge

Unlam.

Penelitian membutuhkan populasi dan sampel sebagai sumber datanya, populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulan (Riduan dan
Kuncoro,2007:37). Arikunto dalam Riduan dan Kuncoro, (2008:39) mengatakan Sampel adalah
bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang di teliti). Sampel penelitian adalah sebagian
dari populasi yang di ambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah non probability sampling, yaitu
metode pengambilan sampel yang tidak menggunakan prosedur pemilihan peluang melainkan
mengandalkan judgement pribadi peneliti. (Malholtra, 2009:371). Metode non probability yang
dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah Convenience Sampling, yaitu metode penentuan
sampel yang berupaya memperoleh sampel elemen yang mudah, pemilihan sampel sepenuhnya
diserahkan kepada peneliti untuk memilih sampel yang akan digunakan. (Malholtra, 2009:372).
Sampel yang terpilih adalah bagian dari populasi yang mudah untuk di akses oleh peneliti mengingat
adanya keterbasan waktu atau deadline dalam penyerahan penilitan, Syarat Sampel yang ditentukan
adalah Pengguna Telkomsel yang berada di Kalimantan Selatan.

C. Definisi Operasional Variabel


Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat / nilai dari orang objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk di pelajari dan ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010:59). Variabel yang digunakan dalam penelitian dapat diklasifikasikan
menjadi: (1) variabel independen (bebas), yaitu variabel yang menjelaskan dan mempengaruhi
variabel lain, dan (2) variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh
variabel dependen.

a. Variabel Dependen
Variabel dependen yang sering disebut variabel output, kriteria, dan konsekuen atau variabel
terikat. Variabel ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. (Sugiyono, 2009:59). Variabel dependen adalah variabel yang nilainya tergantung
pada variabel lain, dimana nilainya akan berubah jika variabel yang mempengaruhinya berubah.
Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel dependen yaitu persepsi kualitas (Y) dan niat beli (Z).

b. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya varabel dependen. Varibel ini sering disebut juga variabel stimulus, predictor, atau
antecedent. (Sugiyono, 2009:59). Variabel independen dalam penelitian ini adalah efektifitas iklan
internet (X).
Secara ilmiah definisi operasional digunakan menjadi dasar dalam pengumpulan data
sehingga tidak terjadi bias terhadap data apa yang diambil. Dalam pemakaian praktis, definisi
operasional dapat berperan menjadi penghilang bias dalam mengartikan suatu ide/maksud yang
biasanya dalam bentuk tertulis. Variabel ini kemudian di urai menjadi indikator-indikator, antara lain:
a. Variabel Independen
1) Efektifitas iklan internet
Untuk mengukur efektifitas iklan internet ada tiga indikator yang mampu
menghasilkan respon dari konsumen, (Tsang and Tse, 2005) yaitu :
a) Multimedia
b) Pictures
c) Content
Kemudian Pratomo dan Herdianto (2008) dalam
penelitiannya menjelaskan efektifitas iklan internet
menggunakan indikator sebagai berikut :
a) Komposisi warna
b) Gaya Bahasa
c) Posisi
d) Ukuran font
e) Lokasi
f) Jenis iklan
b. Variabel Dependen
1) Persepsi kualitas

Untuk menjelaskan persepsi kualitas, Kotler

(2000:329-333) mengembangkan indikator

sebagai berikut:
a) Kinerja (performance)
b) Keistimewaan tambahan (features)
c) Keandalan (reliability)
d) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance tospecifications)
e) Daya tahan (durability)
f) Estetika (asthethic)
g) Bisa di perbaiki (serviceability)
2) Niat Beli
Untuk menjelaskan Niat beli, Assael dalam Sylvana, (1998) menjelaskan :
a) Intentions dianggap sebagai perangkap atau perantara antara faktor-faktor
motivasional yang mempengaruhi perilaku.
b) Intentions juga mengindikasikan seberapa jauh seseorang akan mencoba
c) Intentions menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.
d) Intentions berhubungan dengan perilaku yang terus menerus
Kemudian menurut Kotler yang bisa membentuk niat pembelian adalah berdasarkan faktorfaktor seperti sikap orang lain dan faktor situasional yaitu, pendapatan, harga, dan manfaat produk
yang didapatkan.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Ada dua cara teknik pengumpulan data dengan menggunakan :

1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul.
(Sugiyono, 2009:193). Data primer dari penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang di isi oleh
responden. Pengertian kuesioner adalah teknik testruktur untuk memperoleh data yang terdiri dari

serangkaian pertanyaan, tertulis atau verbal, yang dijawab oleh responden. (Malholtra, 2009:325) dan
menurut Sugiyono (2009:199) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
Data hasil kuesioner akan di olah menggunakan skala Likert, yaitu skala yang berisi lima
tingkatan jawaban yang merupakan skala jenis ordinal sebagai berikut :
a. Sangat Setuju, diberi bobot 5
b. Setuju, diberi bobot 4
c. Netral, diberi bobot 3
d. Tidak Setuju, diberi bobot 2
e. Sangat Tidak Setuju, diberi bobot 1

2. Data Sekunder
Pengumpulan data melalui studi kepustakaan bertujuan untuk menggali informasi sebanyak
mungkin mengenai objek serta elemen - elemen yang terkait dalam penelitian ini. Data ini dihimpun
dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, penelitian sebelumnya, artikel (online/offline), dan berbagai
sumber lain yang bisa berguna bagi penelitian ini

E. TEKNIK ANALISIS DATA


Setelah data hasil kuesioner didapat, data harus di analisis terlebih dahulu agar bisa digunakan
dan dijadikan dasar dari pengambilan keputusan. Data dalam penelitian ini akan di oleh dengan
perangkat lunak komputer yang beranama SPSS 22
Analisis data kualitatif adalah bentuk analisa yang berdasarkan dari data yang dinyatakan
dalam bentuk uraian. Data kualitatif ini merupakan data yang hanya dapat diukur secara langsung.
Proses analisis kualitatif ini dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :.
a. Pengeditan ( Editing)
Pengeditan adalah memilih atau mengambil data yang perlu dan membuang
data yang dianggap tidak perlu, untuk memudahkan perhitungan dalam pengujian
hipotesa.
b. Pemberian Skor ( Scoring)

Mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalambentuk kuantitatif. Dalam


penelitian ini urutan pemberian skor menggunakan skala Likert. Tingkatan skala
Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Sangat Setuju (SS) = Diberi bobot / skor 5
2) Setuju (S) = Diberi bobot / skor 4
3) Ragu - ragu (R) = Diberi bobot / skor 3
4) Tidak Setuju (TS) = Diberi bobot / skor 2
5) Sangat Tidak Setuju (STS) = Diberi bobot / skor 1
c. Tabulasi (Tabulating)
Pengelompokkan data atas jawaban dengan benar dan teliti, kemudian
dihitung dan dijumlahkan sampai berwujud dalam bentuk yang berguna. Berdasarkan
hasil tabel tersebut akan disepakati untuk membuat data table agar mendapatkan
hubungan atau Pengaruh antara variabel- variabel yang ada.
Setelah itu maka akan dilanjutkan dengan melakukan analisis Kuantitatif, Analisis data
kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode
statistik, maka data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel
tabel tertentu, untuk mempermudah dalam menganalisis dengan menggunakan program SPSS
(Statistical Package for Social Science) 22 for Windows. Adapun alat analisis yang digunakan yaitu
uji validitas dan reliabilitas. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Valid artinya data-data yang diperoleh melalui
kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan reliabel artinya konsisten atau stabil bila
digunakan untuk penelitian lain.
a. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2009), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Teknik yang digunakan untuk mengukur
validitas butir pernyataan kuesioner adalah Correlasion Product Moment dari Karl Pearson
(validitas isi/content validity) dengan cara mengkorelasikan masing-masing item pernyataan
kuesioner dan totalnya.
Dalam uji validitas pengambilan keputusan adalah (Sugiyono,2009:178):

1) Jika r hitung > 0,3, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.


2) Jika r hitung < 0,3 , maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil pengamatan
dengan instrumen atau alat ukur yang digunakan pada waktu yang berbeda. Teknik yang
digunakan untuk mengukur reliabilitas pengamatan adalah Cronbach Alpha dengan cara
membandingkan nilai alpha dengan standarnya, dengan ketentuan jika(Ghozali, 2002):
1) Cronbach Alpha > 0,6 maka instrumen pengamatan dinyatakan reliabel.
2) Cronbach Alpha < 0,6 maka instrumen pengamatan tidak reliabel.
Uji validitas dan Reliabilitas dilakukan dengan mengambil hasil dari pengisian
kuesioner terhadap 30 orang responden pertama, dan kemudian di proses dengan software
SPSS 22
Setelah Itu bias melanjutkan ke Penafsiran Hasil dengan Cara :
1) Analisis regresi
a) Melihat pengaruh antar variabel dengan melihat nilai R Square dari tabel Model
Summary, kemudian menguji hipotesis hubungan antar variabel secara bersama. Caranya
adalah dengan membandingkan angka taraf signifikansi (sig) hasil perhitungan dengan taraf
signifikansi 0,05 (5%).
b) Melihat pengaruh antar variabel dengan melihat nilai R Square dari tabel Model
Summary, kemudian menguji hipotesis hubungan antar variabel secara parsial. Caranya
adalah dengan membandingkan angka taraf signifikansi (sig) hasil perhitungan dengan taraf
signifikansi 0,05 (5%).
2) Analisis korelasi
Menganalisis korelasi antar variabel penelitian dengan hasil perhitungan SPSS,
kemudian di bandingkan dengan kriteria sebagai berikut:
a) 0 < r < 0,25 : Korelasi sangat lemah / tidak ada
b) 0,25 < r < 0,5 : Korelasi cukup

c) 0,5 < r < 0,75 : Korelasi kuat


d) 0,75 < r < 1 : Korelasi sangat kuat

KUESIONER
Yth, Bapak, Ibu, saudara/I responden
Saya M. Riyadh Azhar, mahasiswa S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Lambung Mangkurat melakukan riset untuk menyusun skripsi, tentang pengaruh efektifitas
mobile advertising terhadap persepsi kualitas dan dampaknya pada niat beli produk
Telkomsel. Untuk itu saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan sedikit
waktunya untuk mengisi kuesioner ini dengan baik..
Atas partisipasinya saya ucapkan banyak terima kasih.
a. Data Responden
Nama

: .

Domisili

: .

Jenis Kelamin : [ ] Laki- Laki [ ] Perempuan


Usia

: [ ] <17 [ ] 18-23 [ ] 24 29 [ ] >30

Pendapatan / Uang Saku : [ ] < Rp. 499.999


[ ] Rp. 500.000 Rp. 1.499.999
[ ] Rp. 1.500.000 Rp. 2.499.999
[ ] Rp. 2.500.000 Rp. 3.499.999
[ ] Rp. 3.500.000 Rp. 4.499.999
[ ] > Rp.5.000.000

B. Pertanyaan Riset
Dalam kuesioner ini dibagi kedalam lime kriteria jawaban berdasarkan tingkatan nya, yaitu sebagai
berikut :
1. SS = Sangat setuju
2. S = Setuju
3. RR = Ragu-ragu
4. TS = Tidak setuju
5. STS = Sangat tidak setuju

Pilihlah jawaban dari pertanyaan di dalam kuesioner ini dengan teliti dan jujur.
1. Efektifitas Iklan Internet

Pertanyaan

O
1

Saya Sering Menerima Iklan Telkomsel melalui Internet Dan SMS

Komposisi Warna pada iklan Telkomsel Sangat Menarik

Gaya Bahasa Yang digunakan sangat Menarik Pembaca

Penempatan iklan Telkomsel di internet sangat mudah dilihat

SMS Iklan Telkomsel sangat mudah untuk dipahami

Pemilihan Kata serta Font yang digunakan sangat pas untuk dibaca

Animasi dengan grafik dan gambar menambah nilai persuasive

S R

ST

S R

ST

(Membujuk) pada iklan Telkomsel


8

Animasi dengan grafik dan gambar membuat iklan internet


telkomsel lebih atraktif

Saya Tertarik untuk meng-klik atau membaca iklan Telkomsel yang


memberikan pengetahun dan informasi tentang produk

2. Persepsi Kualitas

Pertanyaan

O
1

Telkomsel Memudahkan dalam mendapatkan Pengatuhan dan


informasi tentang produk mereka

Telkomsel

Sangat

membantu

Konsumen

melalui

Layanan

Costumer Service
3

Produk Telkomsel Sangat Mudah digunakan oleh siapapun

Produk Telkomsel sangat kuat dan dibantu dengan Jaringan yang


sangat luas

Telkomsel membuat saya lebih percaya diri

Saya Telah Menggunakan Telkomsel dalam waktu yang sangat


lama

Telkomsel memiliki Tawaran PRoduk yang menarik

3. Niat Beli

Pertanyaan

O
1

Saya ingin membeli produk Telkomsel

Saya akan selalu menggunakan Telkomsel dan selalu ingin


menggunakan produk-produk terbaruya

Saya akan terus memperbaruhi pengetahuan saya tentang produk


telkomsel

Saya akan lebih mempertimbangkan membeli produk Telkomsel


dalam memiih kartu provider

Saya sudah merasakan manfaat dari produk telkomsel

S R

ST

Saya di dukung oleh orang di sekitar saya untuk membeli produk


telkomsel

Saya membeli PRoduk Telkomsel karena harganya yang terjangkau

Anda mungkin juga menyukai