PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kematian maternal dan neonatal merupakan masalah besar khususnya
dinegara yang sedang berkembang. Sekitar 98-99% kematian maternal dan
perinatal terjadi di negara berkembang, sedangkan di negara maju hanya 1-2%.
Sebenarnya sebagian besar kematian tersebut masih adapt dicegah apabila
mendapat pertolongan pertama yang adekuat (Manuaba, 2007:6).
Sri Hermiyati (2008) mengatakan terdapat 4.692 jiwa ibu melayang karena
tiga kasus (kehamilan, persalinan, dan nifas). Kematian langsung ibu hamil dan
melahirkan akibat terjadinya perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%),
partus lama (5%) dan abortus (5%). Perdarahan yang banyak menyebabkan
kematian ibu yang sekarang banyak ditemui adalah abortus (Saleh, 2010).
Di dunia terjadi 20 juta kasus abortus tiap tahun dan 70.000 wanita meninggal
karena bortus tiap tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia Tenggra adalah 4,2
juta pertahun termasuk Indonesia, sedangkan frekuensi abortus spontan di
Indonesia adalah 10-15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya atau 600-900 ribu,
sedangkan abortus buatan sekitar 750 ribu 1,5 juta setiap tahunnya, 2500 orang di
antaranya berakhir dengan kematian (Ulfah Ansor, 2006). Manuaba (2007),
mengemukakan diperkirakan terjadi gugur kandungan secara illegal pada
kehamilan yang tidak di inginkan sebanyak 2,5-3 juta orang/tahun dengan
kematian sekitar 125.000-130.000 orang/tahun di Indonesia.
Abortus dapat dialami oleh semua ibu hamil, faktor resikonya meliputi usia
dan riwayat baortus berulang (Koesno, 2008). Usia dapat mempengaruhi kejadian
abortus berulang karena pada usia kurang dari 20 tahun belum matangnya alat
reproduksi untuk hamil sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun
pertumbuhan dan perkembangan janin, sedangkan abortus yang terjadi pada usia
lebih dari 35 tahun disebabkan berkurangnya fungsi alat reproduksi, kelainan pada
kromosom dan penyakit kronis (Manuaba, 1998).
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan dengan abortus eminen
2. Tujuan Khusus
a)
b)
c)
d)
e)
C. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun secara sistematis dalam V bab, yaitu:
BAB I
BAB II
BAB III
pengkajian,
diagnosa
keperawatan,
intervensi,
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Abortus Imminens
1. Pengertian Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)
pada atau sebelum kehamilan tersebut. Berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup di luar kandungan
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan
e) Abortus infeksio
Adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya
penyebaran kuman atau toksin ke dalam sirkulasi dan kavum peritoneum
dapat menimbulkan septicemia, sepsis atau peritonitis.
f) Abortus septic
Adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan penyebaran
kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum.
g) Missed abortion
Missed
abortion
terjadi
jika
sesudah
mengalami
abortus
b) Abortus kriminalis
Abortus yang dilakukan pada kehamilan yang tidak diinginkan,
diantaranya akibat perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Sebagian
besar dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih sehingga dapat
menimbulkan komplikasi.
2. Etiologi
Insiden, 15% sampai 25% dari kehamilan yang dikenali secara klinis,
mungkin mendekati 50% dari semua konsepsi. Penyebab abortus merupakan
gabungan dari beberapa faktor. Umumnya abortus didahului oleh kematian janin.
4
yang
sering
dijumpai
pada
abortus
adalah
kelainan
2) Virus
Misalnya rubella, sitomegalo virus, virus herpes simpleks, varicella
zoster, vaccinia, campak, hepatitis, polio dan ensefalomeilitis.
3) Bakteri- misalnya Salmonella typi.
4) Parasit- misalnya Toxoplasma gondii, plasmodium.
5) Penyakit vaskular-misalnya hipertensi vaskular
6) Penyakit endrokin
Abortus spontan dapat terjadi bila produksi progesteron tidak mencukupi
atau pada penyakit disfungsi tiroid, defisiensi insulin.
7) Faktor Imunologis
Ketidakcocokan (Inkompatibilitas) sistem HLA (Human Leukocyte Antigen)
5
8) Trauma
Kasusnya jarang terjadi, umumnya abortus terjadi segera setelah trauma
tersebut, misalnya trauma akibat pembedahan:
a. Pengangkatan Ovarium yang mengandung korpus luteum gravidatum
sebelum minggu ke-8
b. Pembedahan intraabdominal dan operasi pada uterus pada saat hamil
9) Kelainan Uterus
Hipoplasia uterus, mioma (terutama mioma submukosa), serviks
inkompeten atau retroflexio uteri gravidi incarcerata.
10) Faktor psikosomatik pengaruh dari faktor ini masih dipertanyakan.
c. Faktor Eksternal
1) Radiasi
Dosis 1-10 rad bagi janin pada usia 9 minggu pertama dapat merusak
janin dan dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan keguguran.
2) Obat-obatan
3) Antagonis asam folat, antikoagulan dan lain-lain. Sebaiknya
tidak
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil USG menunjukkan:
1)
2)
3)
4)
mati
5) pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup
Tes urine
hemoglobin dan hematokrit
menghitung trombosit
kultur darah dan urine
c. Pemeriksaan ginekologi :
1) Inspeksi Vulva: perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
2) Inspekulo: perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau
sudahtertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak
cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
3) Colok vagina: porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari
usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
6. Komplikasi
a.
b.
c.
d.
Perdarahan
Perforasi
Infeksi
Syok
1) Perdarahan yang banyak disebut syok hemoragik
2) Infeksi berat atau sepsis disebut syok septic atau endoseptik
7. Diagnosa
Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi
melalui ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali,
uterus membesar sebesar tuannya kehamilan, serviks belum membuka, dan tes
kehamilan positif. Pada beberapa wanita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit
pada saat haid yang semestinya datang jika tidak terjadi pembuahan. Hal ini
disebabkan oleh penembusan vili koriales ke dalam desidua, pada saat
8. Penanganan
a.
10
9. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu langkah awal yang dipakai dalam menerapkan
asuhan kebidanan pada pasien. Pada tahap ini semua data dasar dan
informasi yang akurat dan lengkap tentang klien dikumpulkan dan dianalisis
unuk mengevaluasi keadaan klien, maka pada pengkajian difokuskan pada:
Data Subyektif
1) Identitas Pasien
Nama : Dikaji dengan tujuan agar dapat
mengenal/memanggil
11
ataupun banyak dari jalan lahir serta merasakan mules pada perut
bagian bawah.
3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan yang lalu ditunjukkan pada pengkajian penyakit
yang diderita pasien yang dapat menyebabkan terjadinya keadaan
yang sekarang. Perlu dikaji juga ibu mempunyai penyakit jantung,
asma, hipertensi, DM, karena jika penyakit-penyaki tersebut sudah
ada sebelum ibu hamil maka akan diperberat dengan adanya
kehamilan, dapat berisiko pada waktu persalinan.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan ini dikaji untuk mengetahui adakah penyakit
yang diderita pasien seperti: penyakit jantung, asma, hipertensi dan
DM.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan ini dikaji untuk mengetahui apakah ada riwayat
kembar pada keluarga, selain itu juga dikaji adakah riwayat
kecacatan pada keluarga.
4) Riwayat Obstetri
a) Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi dikaji untuk mengetahui usia kandungan apakah
sudah aterm atau belum, melalui HPHT (hari pertama haid terakhir)
karena bila dijumpai ibu bersalin dengan preterm, (<37minggu)
merupakan kontraindikasi dilakukannya indikasi persalinan, selain
itu untuk mengetahui apakah ibu ada riwayat keputihan, karena jika
ada keputihan yang sifatnya patologis, maka ada kemungkinan
terjadi infeksi.
b) Riwayat kehamilan sekarang
Perlu dikaji untuk menyatakan tentang keadaan kehamilan ibu yang
sekarang ini.
12
13
Data Obyektif
1)
2)
14
3) Antropometri
a) Berat Badan
Dikaji untuk menentukan pertambahan berat badan total atau untuk
membantu mengevaluasi keparahan edema yang disertai preeklamsi
b) Tinggi badan
Dikaji karena pada ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari 140
cm, dicurigai adanya disproporsi sefalo pelvik
c) Lila
Untuk mengetahui berapa lingkar lengan atas ibu, karena bila kurang
dari 23,5 cm ibu menderita KEK ( Kekurangan Energi Protein).
4)
linea
nigra,
dan
15
strie
gravidarum.
Pada
kasus
abortus iminens akan dikaji ada tidaknya nyeri perut bagian bawah
dan nyeri tekan.
j) Genetalia : Untuk mengetahui varises, tumor, tanda-tanda infeksi
atau penyakit menular seksual, jumlah perdarahan dan warna
perdarahan
k) Anus : Untuk mengetahui adanya haemoroid atau tidak
l) Ekstremitas : Pemeriksaan ekstremitas harus mencakup pengkajian
reflek tendon dalam, pemeriksaan adanya edema tungkai dan vena
verikosa dan pemeriksaan ukuran tangan dan kaki bentuk serta letak
jari tangan dan jari kaki, kelainan menunjukkan gangguan genetik
5)
Pemeriksaan Obstetri
a)
Inspeksi
Pada abdomen adakah bekas operasi SC, pembesaran uterus,
apakah ada ketegangan perut karena kehamilan, pada genetalia
dikaji jumlah perdarahan dan warna perdarahanyang keluar
b)
Palpasi
Apabila dari hasil palpasi ditemukan mal persentasi serta gemeli,
tinggi fundus uteri. Pada kasus abortus iminens belum dilakukan
palpasi karana umur kehamilan masih muda
c)
Auskultasi
Untuk mengetahui apakah DJJ < 120 atau > 160 kali permenit
berarti
kemungkinan
terjadi
gawat
janin
sampai
dapat
Pemeriksaan Penunjang
Data penunjang diperlukan pada kasus abortus iminens untuk
mengetahui apakah kehamilan dapat berjalan normal apa tidak,
seperti:pemeriksaan laboratorium, USG, periksa panggul luar,
16
17
18
19
: 14 Juni 2016
Tanggal masuk
: 14 Juni 2016
Ruang/ Kelas
: Parikesit/3
20
No Rekam Medis
: 365089
Diagnosa medis
: Abortus Eminnen
1. Identitas Klien
Nama
: Ny D
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 36 tahun
Status perkawinan
: Menikah
Suku bangsa
: Jawa/ Indonesia
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Wirasawasta
Alamat
: Semarang
: Tn K
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Semarang
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri di daerah perut
21
No
1.
Riwayat KB :
o Anak pertama menggunakan kb suntik 3 bulan
o Selama pemakaian KB suntik, pasien tidak ada keluhan
Tahun
Tempat
2010
Lahir
Bidan
Lahir Secara
Aterm
Penolong
Berat / Jenis
Bidan
Kelamin
3200gr / Laki-laki Sehat
Spontan
2.
Hamil
Sekarang
C. Pengkajian Fungsional
1. Persepsi terhadap kesehatan : klien mengatakan ingin segera cepat sembuh
dan ingin pulang agar dapat melakukan aktivitas seperti dulu dirumah.
22
Keadaan
2. Pola bernapas : Klien mengatakan tidak merasa sesak dan tidak ada masalah
dalam pola nafas klien.
3. Kebutuhan cairan dan elektrolit
Klien mengatakan mengatakan minum air putih seperti biasanya, tidak ada
perubahan pola minum, klien terpasang infus Ringer Laktat ditangan kanan
dengan tetasan 20 kali permenit.
4.Kebutuhan nutrisi dan metabolisme
Klien mengatakan tidak nafsu makan, klien mengatakan nafsu makanya
hanya sedikit, klien hanya menghabiskan setengah porsi dari 1 porsi makanan
yang di berikan.
5. Pola eliminasi BAK dan BAK
Klien mengatakan belum BAB dan BAK seperti biasa seperti sebelum
masuk rumah sakit
6. Pola aktivitas dan latihan
Klien mengatakan dalam melakukan aktivitas dapat melakukan secara
mandiri
7. Pola istirahat dan tidur
Klien mengatakan tidur klien sedikit terganggu karena rasa nyeri klien masih
sering hilang timbul.
8. Pola Koping : klien mengatakan ingin segera sembuh dan ingin segra pulang,
klien memiliki semangat untuk sembuh dan sehat seperti biasa.
9. Kebutuhan rasa nyaman dan nyaman
Klien mengatakan sedikit nyeri pada abdomen saat bergerak, nyeri
terasa hilang timbul dengan skala nyeri 5 dengan waktu 4-6 detik.
10. Kebutuhan Personal Hygiene
Klien mengatakan mandi seperti biasa pagi dan sore, klien tampak rapi dan
bersih dan tidak bau.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran
2. Tanda-tanda vital
23
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Suhu
: 36,7 C
Nadi
Pernafasan
4. Mata
5. Hidung
7. Dada
A. Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Bunyi sonor
Auskultasi
B. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Bunyi pekak
24
Auskultasi
C. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
8. Ekstremitas
Ekstremitas atas : tidak ada fraktur, tidak ada lesi, tangan kanan terpasang
infus RL dengan tetesa 20 kali per menit.
Ekstremitas bawa : tidak ada lesi, tidak ada fraktur.
9. Kulit dan kuku
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jenis
Hemoglobin
Hemoktokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
GDS
Nilai
9,8 dl
27,90
3.20
12,2/ul
181 ml
97
Normal
11,7-13,5
25-47
4.2-5.2
3,6-11,0
150-400
70-115
2. Terapi
No
1
2
3
Jenis
kalk
Asam mefanamat
RL
Dosis
1 tab / 24 jam
500 mg / 8
25
Indikasi
Obat pereda nyeri
Kontraindikasi
4
5
Premaston
Etabion
1 tab / 24 jam
1 tab / 24 jam
F. Analisa Data
No
Data Fokus
Etiologi
Masalah
1.
Kontraksi
Keperawatan
Nyeri
uterus
DO :
-
kesakitan.
TTV :
TD : 110/70mmhg
S : 36,5 c
26
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
2.
Kurang
Pengetahu
Cemas
an
penyakitnya
G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus
2. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Hari/Tgl
Tujuan
1
Rabu,
Setelah dilakukan tindakan
Intervensi
1. Mengkaji
Rasional
Untuk mengetahui
15 Juni
skala nyeri
perkembangan skala
2016
klien
nyeri klien.
Nyeri berkurang
2. Ajarkan
teknik
klien.
relaksasi
nafas dalam.
3. Monitor
tampak rileks
TTV klien.
4. Terangkan
27
Meningkatkan koping
nyeri yang
diderita
guidance mengatasi
klien dan
nyeri
penyebabny
a
5. Kolaborasi
Mengurangi mengurangi
pemberian
analgetika
dilakukan dengan
pemberian analgetika
oral / intravena
Ketidaktahuan dapat
16 Juni
pengetahuan
menjadi dasar
2016
/persepsi
klien dan
keluarga
kriteria hasil:
terhadap
1. Kaji tingkat
Kamis
Klien mengerti
penyakit
tentang
-
penyakitnya
Klien tidak tampak
2. Kaji derajat
kecemasan
dapat menyebabkan
cemas
Rasa cemas klien
yang
penurunan penialaian
dialami
hilang
klien
penyakit
3. Bantu klien
mengidentif
dalam tindakan
ikasi
keperawatan merupakan
penyebab
kecemasan
meningkatkan kesadaran
28
diri klien
4. Terangkan
hal-hal
seputar
aborsi yang
klien untuk
perlu
meningkatkan
diketahui
pengetahuan dan
oleh klien
membangun support
dan
keluarga
mengurangi kecemasan
klien dan keluarga.
29
I.
NO
1
Hari/tanggal
Selasa, 15 Juni
2016
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi
1. Mengajarkan klien teknik
relaksasi nafas dalam
Respon
S : Klien mengatakan
bersedia mengikuti teknik
relaksasi nafas dalam yang
di ajarkan
O : Klien tampak
mengikuti teknik nafas
dalam yang di ajarkan
30
paraf
Arimbi
TD : 110/70mmhg
N : 80x/menit
S : 36 C
RR : 20x/menit
Mengkaji tingkat
pengetahuan/persepsi klien
mengerti
O : Klien mendengarkan
penyakit
dengan baik.
2. Mengkaji derajat
S : Klien mengatakan
cemas
klien
3. Bantu klien
S : klien mengatakan
mengidentifikasi penyebab
cemas dengan
kecemasan
kandungannya
O : klien tamopak cemas
S : klien mengatakan
mengerti
31
Arimbi
J. EVALUASI
No.Dx
1
Hari / tanggal
kamis 16 Juni 2016
CatatanPerkembangan
S: Klien mengatakan
sudah
tidak
merasaka nyeri
O :.Ekspresi wajah klien tampak tenang
dan rileks
A : Masalah teratasi
P : Intevensi dihentikan
S: Klien mengatakan cemas berkurang
O :.Klien tampak tenang dan rileks
A : Masalah teratasi
P : Intevensi dihentikan
32
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahasAsuhan Keperawatan Pada Klien Ny D Dengan
abortus eminen Di Bangsal Prikesit RSUD Semarang. Di samping itu penulis
akan membahas faktor pendukung, faktor penghambat dan kesenjangan dalam
pemberian asuhan keperawatan pada Ny D dengan abortus eminen sesuai dengan
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
Dari hasil pengkajian yang di dapat di mulai dari usia dimana teori dan kasus
NY.D tidak ada kesenjangan karena kasus abortus eminen sering terjadi pada ibu
hamil.
Dalam kasus ini klien memiliki riwayat kehamilan G2 P1 A0 dimana klien
termasuk wanita yang sudah melahirkan 1 kali.
Tetapi dalam pengkajian di riwayat keluarga klien tidak mempunyai penyakit
turunan.
Nyeri merupakan segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut
dan terjadi kapan saja ketika sesorang mengatakan bahwa merasakan nyeri. Nyeri
merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul apabila ada jaringan yang rusak
dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus
nyeri individu untuk berhubungan dengan orang lain, merawat diri dan
beraktivitas (Potter and Perry, 2009). Di dalam kasus Ny D ketika adanya
kontraksi uterus akan merasakan nyeri di perutnya. Pasien tidak memerlukan
bantuan
orang
lain
atau
pihak
kelarga
33
dalam
beraktivitas.
Penulis
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Abortus Eminen adalah abortus yang mengancam, perdarahannya bisa
berlanjut beberapa hari atau dapat berulang. Abortus imminens adalah
terjadinya perdarahan dari rahim sebelum kehamilan mencapai usia 20
minggu, dimana janin masih berada di dalam rahim dan tanpa disertai
pembukaan dari leher rahim. Apabila janin masih hidup maka kehamilan
dapat dipertahankan, akan tetapi apabila janin mengalami kematian, maka
dapat terjadi abortus spontan. Penentuan kehidupan janin dapat dilakukan
dengan pemeriksaan USG (Ultrasonografi) untuk melihat gerakan dan denyut
jantung janin. Denyut jantung janin dapat juga didengarkan melalui alat
Doppler atau Laennec apabila janin sudah mencapai usia 12 16 minggu.
Abortus imminens adalah terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan
ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi ini,
kehamilan masih mungkin berlanjut dan dipertahankan. Abortus imminens
adalah abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan untuk
mempertahankannya
5.2 Saran
1. Bagi mahasiswa diharapakan dengan adanya makalah asuhan keperawatan ini
dapat memperbanyak pengetahuan dari berbagai referensi lainnya.
2. Bagi perawat diharapkan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
tidak hanya sebagai pemberi asuhan keperawatan namun juga berperan aktif
dalam mencegah akan terjadinya suatu penyakit.
3. Bagi dunia keperawatan diharapakan kita sebagai tenaga kesehatan mampu
memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin, dan meningkatkan
kualitas perawat yang lebih bermutu.
35
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda, (2011), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Hamilton, C. Mary, 2012, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC,
Jakarta
Mansjoer, Arif, dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius.
Jakarta
Kusmiati,Yuni,dkk.2011.Perawatan Ibu Hamil.Yogyakarta:Fitramaya
Prawirohardjo, S. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Pusdiknakes Depkes RI, WHO, JHPIEGO. 2009. Asuhan Kebidanan Post
Partum. Jakarta, Pusdiknakes RI.
Saifudin,Abdul
Bari.2010.Pelayanan
Neonatal.Jakarta:YBP
Kesehatan
Maternal
dan
SPWiknjosastro,
Hanifa,
2012.
IU.
Jakarta
:
YBP
SP
Mocthar, Rustam, 2009. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta : EGCManuaba,
Ida Bagus Gede, 2009. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Kelurga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Uliyah. 2015. Perubahan pada Masa Kehamilan. Fitramaya: Yogyakarta.
Wildan dan Hidayat. 2010. Dokumentasi kebidanan. Jakarta: Salemba medika.
36