Anda di halaman 1dari 2

Umar Bin Abdul Aziz

Seorang Tabiin terhormat. Dia mendapat gelar Khalifah Rasyid yang ke lima karena
memerintah sesuai dengan sistem Khulafaur Rasyidin. Dia naik tahta setelah
Sulaiman bin Abdul Malik. Muhammad bin Ali bin Husain mengatakan tentang
dirinya, Kalian tahu bahwa setiap kaum memiliki orang yang yang menonjol? Yang
menonjol dari Bani Umaiyah adalah Umar bin Abdul Aziz. Saat dibangkitkan di hari
kiamat kelak, merupakan satu kelompok tersendiri.
Menuntut ilmu
Umar bin Abdul Aziz menuntut ilmu pada saat usia masih kecil. Walapun begitu dia
sudah bergaul dengan para pemuka ahli fikih dan ulama. Pada masa itu juga pernah
menjabat gubernur Madinah sebentar.
Dibaiat menjadi khalifah
Dia dibaiat menjadi khalifah setelah wafatnya Sulaiman bin Abdul Malik, sedang dia
tidak menyukainya. Oleh karena itu dia mengumpulkan orang-orang di mesjid untuk
salat berjamaah lalu berpidato. Setelah menyampaikan pujian kepada Alloh dan
bersalawat kepada Nabi, dalam pidatonya dia mengatakan, Wahai manusia! Saya
telah diuji untuk mengemban tugas ini tanpa dimintai pendapat, permintaan dari saya,
atau musyawarah kaum Muslimin. Maka sekarang ini saya membatalkan baiat yang
kalian berikan kepada diri saya dan untuk selanjutnya pilihlah khalifah yang kalian
suka! Tetapi orang-orang yang hadir dengan serempak mengatakan, Kami telah
memilih engkau wahai Amirul Mukminin. Perintahlah kami dengan kebahagiaan dan
keberkatan! Setelah itu dia lalu menyuruh semua orang untuk bertakwa, untuk tidak
menyukai dunia dan menyukai akhirat, kemudian berkata, Wahai manusia! Barang
siapa menaati Allah, wajib ditaati, siapa yang mendurhakai-Nya tidak boleh ditaati
oleh seorangpun. Wahai manusia! Taatilah saya selama saya menaati Alloh dalam
memerintamu dan jika saya mendurhakai-Nya tidak ada seorangpun yang boleh
mentaati saya. Lalu dia turun dari mimbar.
Percakapan antara dia dengan putranya setelah menjadi khalifah
Sesampainya di rumah, Umar pergi ke tempat tidur untuk istirahat. Tetapi belum
sempat membaringkan badannya, putranya, Abdul Malik datang menghampirinya.
Ketika itu berumur 17 tahun.
Dia mengatakan, Apa yang hendak engkau lakukan wahai Amirul Mukminin? Oh
putraku, aku hendak istirahat sebentar, dalam tubuhku tidak ada kekuatan lagi. jawab
Umar. Abdul Malik berkata lagi, Apakah engkau istirahat sebelum mengembalikan
hak yang dirampas dengan jalan curang kepada yang punya? Umar menjawab,
Putraku, tadi malam saya bergadang untuk mengurus pamanmu, Sulaiman dan nanti
waktu Zuhur saya akan salat bersama orang-orang dan insya Allah akan
mengembalikan hak-hak yang diambil secara curang itu kepada yang punya. Abdul
Malik berkata lagi, Siapa yang bisa menjamin dirimu akan hidup sampai Zuhur
wahai Amirul Mukminin?

Serta merta Umar berdiri, lalu mencium dan merangkul anaknya, serta mengatakan,
Segala puji bagi Allah yang telah mengeluarkan dari tulang rusukku seseorang yang
menolongku dalam beragama. Seketika itu juga dia memerintahkan untuk menyeru
semua orang, bahwa barang siapa pernah dicurangi oranglain, agar melapor. Umar
pun mengembalikan hak-hak yang dirampas dengan curang itu kepada yang punya.
Keadilannya
Umar pernah mengumpulkan sekolompok ahli fikih dan ulama dan mengatakan,
Saya mengumpulkan tuan-tuan ini untuk meminta pendapat mengenai hasil tindak
curang yang berada pada keluargaku. Mereka mengatakan, Itu semua terjadi
sebelum masa pemerintahanmu. Maka dosanya berada pada yang merampasnya.
Umar tidak puas dengan pendapat itu dan mengambil pendapat kelompok lain, di
dalamnya termasuk putranya Abdul Malik yang mengatakan kepadanya, Saya
berpendapat, hasil-hasil itu harus dikembalikan kepada yang berhak, selama engkau
mengetahuinya. Jika tidak dikembalikan engkau telah menjadi patner mereka yang
merampasnya dengan curang. Mendengar itu Umar puas dan langsung berdiri untuk
mengembalikan hasil-hasil tindak kecurangan itu.
Wafatnya
Masa pemerintahannya hanya berlangsung sebentar. Hanya dua tahun setengah. Dia
menemui Tuhan dalam keadaan adil kepada rakyatnya.

Anda mungkin juga menyukai