Anda di halaman 1dari 32

Object 2

Berikut top 10 Manfaat dari melaksanakan puasa


Meningkatkan detoksifikasi
Makanan-makanan olahan banyak mengandung aditif zat kimia, yang bisa menjadi racun dalam tubuh.
Sebagian besar dari zat racun ini tersimpan dalam lemak tubuh, dan lemak ini akan dibakar selama kita
berpuasa secara berkelanjutan. Dengan demikian, racun-racun tersebut secara otomatis juga ikut
dilepaskan keluar dari tubuh. Sementara itu organ hati, ginjal dan organ lain dalam tubuh juga
melakukan proses detoksifikasi.
Object 3
1

Menyehatkan sistem Sistem pencernaan


Selama kita berpuasa, maka organ-organ pencernaan akan beristirahat. Fungsi fisiologis pencernaan
tetap berjalan normal terutama produksi sekresi pencernaan, akan tetapi dengan jumlah yang berkurang
yang membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Pemecahan makanan juga terjadi pada
tingkat yang stabil, dan pelepasan energi juga mengikuti pola yang bertahap. Sebagai akibat dari diet
yang salah, sebagian besar dari kita saat ini banyak yang menderita berbagai macam penyakit
gastrointestinal. Yang paling umum adalah seperti sembelit, kembung, dan gastritis. Puasa bisa
memberikan penyembuhan untuk penyakit-penyakit ini. Saat kita berpuasa, sistem pencernaan akan
memperoleh waktu untuk merevitalisasi dan meningkatkan fungsinya. Jadi setelah berbuka puasa,
sistem pencernaan menjadi lebih efisien dan lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan suatu
penyakit.

Mengatasi masalah peradangan


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa mempromosikan penyembuhan penyakit peradangan
dan alergi. Contoh dari penyakit peradangan adalah seperti rematik atau rheumatoid arthritis, dan
penyakit kulit seperti psoriasis. Beberapa ahli juga menyatakan bahwa puasa bisa meningkatkan
penyembuhan penyakit radang usus seperti kolitis ulserativa.

Mengurangi kadar Gula Darah


Selama berpuasa tubuh kita meningkatkan pemecahan glukosa, yang dilakukan agar tubuh bisa
memperoleh energi. Hal ini akan mengurangi produksi insulin yang terletak pankreas, dan glukagon
diproduksi untuk memfasilitasi pemecahan glukosa. Dengan demikian puasa berarti bisa mengurangi
gula darah.

Meningkatkan pembakaran lemak


Respon pertama oleh tubuh terhadap puasa adalah memecah glukosa. Ketika persediaan glukosa sudah
habis, maka ketosis dimulai yaitu memecah lemak untuk melepaskan energi. Lemak yang disimpan
dalam ginjal dan otot juga akan dipecah untuk menghasilkan energi.

Mengurangi hipertensi
Puasa juga bermanfaat untuk mengurangi tekanan darah pada penderita hipertensi tanpa menggunakan
obat. Puasa membantu mengurangi risiko aterosklerosis, yaitu tersumbatnya arteri oleh partikel lemak
yang menyebabkan darah tinggi. Selama puasa, simpanan glukosa dan lemak digunakan untuk

menghasilkan energi, tingkat metabolik tubuh berkurang, hormon seperti adrenalin dan noradrenalin
juga berkurang. Dengan demikian hal ini akan membuat metabolisme tubuh kita dalam batas yang
stabil, sehingga dampak akhirnya adalah penurunan tekanan darah.

Membantu menjaga Berat badan


Puasa bisa membantu menurunkan berat badan dengan lebih cepat, karena akan mengurangi timbunan
lemak dalam tubuh. Namun puasa tidak bisa dijadikan sebagai strategi untuk menurunkan berat badan
yang baik. Menjaga berat badan yang seimbang, adalah langkah awal yang baik untuk bisa hidup yang
sehat berkualitas.

Meningkatkan kebiasaan diet yang sehat


Puasa akan mengurangi keinginan kita untuk makan atau ngemil makanan olahan, namun lebih
mendorong keinginan kita untuk makan-makanan alami, terutama air, dan buah-buahan. Ini adalah
salah satu cara yang baik untuk mempromosikan gaya hidup yang sehat.

Meningkatkan kekebalan tubuh


Ketika seseorang menjalankan diet yang seimbang di antara waktu puasa, maka mereka akan
mendapatkan peningkatan kekebalan tubuh. Hal ini karena terjadi pelepasan racun dan pengurangan
timbunan lemak dalam tubuh selama puasa. Kecenderungan orang yang berbuka puasa adalah makanan
alami yang segar seperti buah-buahan yang mengandung air, maka hal ini akan meningkatkan asupan
vitamin dan mineral. Buah-buahan merupakan sumber zat antioksidan yang baik, yang bermanfaat
untuk membantu untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Baca juga : Apakah Anti Oksidan, dan apa manfaatnya bagi kesehatan?

Membantu Mengatasi masalah Kecand*an


Puasa bisa membantu seseorang untuk mengurangi keinginan merok*ok, alk*hol, kafein, dan hal-hal
lain yang berhubungan dengan kecand*an. Meskipun ada hal lain yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah kecand*an, puasa bisa berperan baik untuk masalah ini.

Catatan :
Orang yang memiliki masalah dengan penyakit nyeri ulu hati dan ulkus peptikum, Wanita hamil, ibu
menyusui, orang dengan aritmia jantung, masalah ginjal atau hati, disarankan untuk berkonsultasi
dengan ahli kesehatan, supaya memperoleh nasehat yang tepat sebelum menjalankan puasa.
- See more at: http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/manfaat-puasa-bagikesehatan.html#sthash.d6r7m563.dpuf

Puasa tak hanya sekedar ibadah namun juga memberikan manfaat baik bagi tubuh kita. Berikut di
antaranya:
1. Saat berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL and apoprotein alfa1, dan penurunan LDL
ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa the penelitian
chronobiological menunjukkan saat puasa ramadan berpengaruh terhadap ritme penurunan
distribusi sirkadian dari suhu tubuh, hormon kortisol, melatonin dan glisemia. Berbagai
perubahan yang meskipun ringan tersebut tampaknya juga berperanan bagi peningkatan
kesehatan manusia.
2. Keadaan psikologis yang tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata
dapat menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30
kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah
perifer, meluaskan pebuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah rterial dan menambah
volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan
kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat
meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner, stroke
dan lainnya.
3. Jumlah sel yang mati dalam tubuh mencapai 125 juta perdetik, namun yang lahir dan meremaja
lebih banyak lagi. Saat puasa terjdi perubahan dan konversi yang massif dalam asam amino
yang terakumulasi dari makanan. Sebelum didistribusikan dalam tubuh terjadi format ulang.
Sehingga memberikan kesempatan tunas baru sel untuk memperbaiki dan merestorasi fungsi
dan kinerjanya. Pola makan saat puasa dapat mensuplai asam lemak dan asam amino penting
saat makan sahur dan berbuka. Sehingga terbentuk tunas-tunas protein , lemak, fosfat, kolesterol
dan lainnya untuk membangun sel baru dan membersihkan sel lemak yang menggumpal di
dalam hati.
4. Puasa bisa menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah. Itulah
sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit diabetes,
kolesterol tinggi, kegemukan dan darah tinggi. Dalam kondisi tertentu, seorang pasien bahkan
dibolehkan berpuasa, kecuali mereka yang menderita sakit diabetes yang sudah parah, jantung
koroner dan batu ginjal. Puasa dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan
adalah penyebab utama kepada bermacam-macam penyakit khususnya obesitas, hiperkolesterol,
diabetes dan penyakit yang diakibatkan kelebihan nutrisi lainnya.
5. Sedang di antara manfaat puasa ditinjau dari segi kesehatan adalah membersihkan usus-usus,
memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa dan endapan makanan,
mengurangi kegemukan dan kelebihan lemak di perut.
6. Termasuk manfaat puasa adalah mematahkan nafsu. Karena berlebihan, balk dalam makan
maupun minum serta menggauli isteri, bisa mendorong nafsu berbuat kejahatan, enggan
mensyukuri nikmat serta mengakibatkan kelengahan.
7. Penghentian konsumsi air selama puasa sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam
ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin hingga mencapai 1000 sampai 12.000 ml
osmosis/kg air. Dalam keadaan tertentu hal ini akan member perlindungan terhadap fungsi
ginjal. Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat meminimalkan volume air dalam darah.
Kondisi ini berakibat memacu kinerja mekanisme local pengatur pembuluh darah dan
menambah prostaglandin yang pada akhirnya memacu fungsi dan kerja sel darah merah.
8. Dalam keadaan puasa ternyata dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penelitian
menunjukkan saat puasa terjadi pengkatan limfosit hingga sepuluh kali lipat. Kendati
keseluruhan sel darah putih tidak berubah ternyata sel T mengalani kenaikkan pesat. Perubahan
aksidental lipoprotein yang berkepadatan rendah (LDL), tanpa diikuti penambahan HDL. LDL
merupakan model lipoprotein yang meberika pengaruh stumulatif bagi respon imunitas tubuh.

9. Pada pelitian terbaru menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar apobetta, menaikkan kadar
apoalfa1 dibandingkan sebelum puasa. Kondisi tersebut dapat menjauhkan seragan penyakit
jantung dan pembuluh darah.
10.Penelitian endokrinologi menunjukkan bahwa pola makan saat puasa yang bersifat rotatif
menjadi beban dalam asimilasi makanan di dalam tubuh. Keadaan ini mengakibatkan
pengeluaran hormon sistem pencernaan dan insulin dalam jumlah besar. Penurunan berbagai
hormon tersebut merupakan salah satu rahasia hidup jangka panjang.
11.Manfaat lain ditunjukan dalam penelitian pada kesuburan laki-laki. Dalam penelitian tersebut
dilakukan penelitian pada hormon testoteron, prolaktin, lemotin, dan hormon stimulating folikel
(FSH), Ternyata hasil akhir kesimpulan penelitian tersebut puasa bermanfaat dalam
pembentukan sperma melalui perubahan hormon hipotalamus-pituatari testicular dan pengaruh
ke dua testis.
12.Manfaat lain yang perlu penelitian lebih jauh adalah pengaruh puasa pada membaiknya
penderita radang persendian (encok) atau rematoid arthritis. Parameter yang diteliti adalah
fungsi sel penetral (netrofil) dan progresifitas klinis penderita. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa terdapat korelasi antara membaiknya radang sendi dan peningkatan
kemampuan sel penetral dalam membasmi bakteri.
13.Dalam sebuah jurnal endokrin dan metabolisme dilaporkan penelitian puasa dikaitkan dengan
hormon dan kemampuan seksual laki-laki. Penelitian tersebut mengamati kadar hormon
kejantanan (testoteron), perangsang kantung (FSH) dan lemotin (LH). Terjadi perubahan kadar
berbagai hormon tersebut dalam tiap minggu. Dalam tahap awal didapatkan penurunan hormon
testoteron yang berakibat penurunan nafsu seksual tetapi tidak menganggu jaringan kesuburan.
Namun hanya bersifat sementara karena beberapa hari setelah puasa hormon testoteron dan
performa seksual meningkat pesat melebihi sebelumnya.
14.Bahkan seorang peneliti di Moskow melakukan penelitian pada seribu penderita kelainan
mental termasuk sizofrenia. Ternyata dengan puasa sekitar 65% terdapat perbaikan kondisi
mental yang bermakna. Berbagai penelitian lainnya menunjukkan ternyata puasa Ramadhan
juga mengurangi resiko kompilkasi kegemukan, melindungi tubuh dari batu ginjal, meredam
gejolak seksual kalangan muda dan penyakit lainnya yang masih banyak lagi
15.Pikiran kita yang melambat ketika lapar, ternyata menjadi lebih tajam. Secara instingtif, bukti
ilmiah ini bisa diterima terkait dengan fakta bahwa dalam banyak hal, masalah lapar adalah
masalah kelanjutan hidup. Jadi wajar saja, jika rasa lapar membuat pikiran semakin tajam dan
kreatif. Sekelompok mahasiswa di University of Chicago diminta berpuasa selama tujuh hari.
Selama masa itu, terbukti bahwa kewaspadaan mental mereka meningkat dan progres mereka
dalam berbagai penugasan kampus mendapat nilai remarkable.
16.Termasuk manfaat puasa adalah mempersempit jalan aliran darah yang merupakan jalan setan
pada diri anak Adam. Karena setan masuk kepada anak Adam melalui jalan aliran darah.
Dengan berpuasa, maka dia aman dari gangguan setan, kekuatan nafsu syahwat dan kemarahan.
Karena itu Nabi shallallahu alaihi wasallam menjadikan puasa sebagai benteng untuk
menghalangi nafsu syahwat nikah, sehingga beliau memerintah orang yang belum mampu
menikah dengan berpuasa
17.Seorang ilmuwan di bidang kejiwaan yang bernama Dr. Ehret menyatakan bahwa untuk hasil
yang lebih dari sekedar manfaat fisik, yaitu agar mendapatkan manfaat mental dari aktivitas
berpuasa, seseorang harus menjalani puasa lebih dari 21 hari.
18.Ilmuwan psikiater lainnya yaitu Dr. E.A. Moras, mengatakan bahwa seorang pasien wanitanya
telah menderita sakit mental selama lebih dari delapan bulan. Wanita itu telah berobat kesanakemari termasuk ke para ahli saraf dengan hasil kurang memuaskan. Ia memintanya untuk
berpuasa. Wanita itu mengalami perbaikan kondisi mental, dan bahkan dinyatakan sembuh
setelah berpuasa selama lima minggu. Di dalam otak kita, ada sel yang disebut dengan

neuroglial cells. Fungsinya adalah sebagai pembersih dan penyehat otak. Saat berpuasa, selsel neuron yang mati atau sakit, akan dimakan oleh sel-sel neuroglial ini.
19.Sebuah tulisan penelitian yang dilakukan Dr. Ratey, seorang psikiaters dari Harvard,
mengungkapkan bahwa pengaturan dan pembatasan asupan kalori akan meningkatkan kinerja
otak. Dr. Ratey melakukan penelitian terhadap mereka yang berpuasa dan memantau otak
mereka dengan alat yang disebut functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI). Hasil
pemantauan itu menyimpulkan bahwa setiap individu obyek menunjukkan aktivitas motor
cortex yang meningkat secara konsisten dan signifikan.
20.Ilmuwan di bidang neurologi yang bernama Mark Mattson, Ph.D., seorang kepala laboratorium
neuroscience di NIHs National Institute on Aging. Dalam hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa diet yang tepat seperti berpuasa, secara signifikan bisa melindungi otak dari penyakit degeneratif seperti Alzheimer atau Parkinson. Hasil penelitiannya menunjukkan, bahwa diet
dengan membatasi masukan kalori 30% sampai 50% dari tingkat normal, berdampak pada
menurunnya denyut jantung dan tekanan darah, dan sekaligus peremajaan sel-sel otak.
Source: Fakta dan Kehebatan Manfaat Puasa Ramadhan Bagi Kesehatan yang Mengejutkan ~ UKM
KSR PMI ITS SURABAYA
Follow us: @ksrpmiits on Twitter | ksrpmiits on Facebook

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM PUASA RAMADHAN


A. Sebagai Latihan Dan Pembiasaan.
Yang belum atau tidak terbiasa, sungguh berat melaksanakan shaum ramadhan. Karena
itulah, kita diajarkan untuk berlatih puasa (sunnah) pada bulan-bulan jelang ramadhan. Agar ketika
baligh siap berpuasa penuh, anak-anak pun sebaiknya dilatih shaum pada Bulan Suci.
Dampak Positif Latihan Puasa Pada Anak-anak.
1. Lebih mengenal kewajibannya, berlatih sabar, kejujuran, serta kecerdasan emosional.
2. Meningkatkan kecerdasan sosial (empati, merasakan penderitaan orang lain dan berbuat untuk
orang lain).
3. Meningkatkan kecerdasan spiritual, meningkatkan kesehatan fisik serta meningkatkan
kedisiplinan melalui bangun pagi.
4. Mematuhi aturan yang berlaku dalam beribadah puasa.
Kebanyakan anak harus lebih dulu dikondisikan dan didorong untuk mencintai puasa. Kalau

perlu ada reward and punishment. Ini wajar, mengingat mereka berada di usia perkembangan. Tidak
ada batasan usia yang jelas kapan anak mampu berpuasa. Terkadang ada yang berusia 5 tahun sudah
mampu berpuasa sehari penuh, tapi ada yang berusia lebih besar belum kuat untuk berpuasa.
Tahap Persiapan.
Tanamkanlah kecintaan pada Ramadhan, dengan cara membacakan cerita-cerita Ramadhan dari
buku atau pengalaman orang tua di masa kecil. Buat suasana rumah lebih semarak untuk menyambut
Ramadhan, semisal dengan hiasan karya sekeluarga. Sekolah islam atau TPA, biasanya juga
menyelenggarakan pawai marhaban ramadhan untuk menyemarakkan suasana.
Tahap Pelaksanaan.
1. Sahur Seru : Untuk lebih bersemangat bila misalnya kita undang sepupu atau teman dekatnya
untuk bermalam di rumah dan sahur bersama. Juga menyediakan makanan istimewa yang disukai
anak.
2. Puasa Gembira : Alihkan perhatian anak dari rasa lapar dan haus pada jam-jam kritis dengan
bermain ringan, tidur, atau bersilaturrahmi kepada teman dan kerabat yang juga berpuasa.
Disamping itu lama waktu anak berpuasa dapat dibuat bergradasi, misalnya diawali dengan puasa
beberapa jam dan semakin hari semakin meningkat sehingga dapat digenapkan hingga adzan
maghrib. Sebenarnya secara lahiriah anak sudah diberikan kekuatan oleh Allah untuk menahan
lapar, untuk itu ayah bunda perlu lebih sabar dalam memotivasi dan tidak mudah menyerah
mendengar rengekan ananda meskipun tidak boleh juga terlalu memaksa.
3. Berbuka Sehat : Pilihlah makanan yang sehat sesuai dengan anjuran ahli gizi. Saat berbuka pilihlah
makanan yang istimewa meskipun tidak harus mahal dan jadikan saat berbuka sesuatu yang
istimewa, syahdu dan harmonis di tengah keluarga.
Tahapan Penguatan.

Berapapun jumlah harinya anak harus dapat berpuasa, apakah dapat dilakukannya sehari
penuh atau tidak anak tetap harus di hargai. Hadiah yang diberikan tidak perlu selalu dalam bentuk
materi namun memang sebaiknya yang bermakna dan diharapkan oleh anak. Perlu pula diceritakan
betapa ruginya orang yang tidak berpuasa dan betapa berharganya hari kemenangan di idul fitri sebagai
hari kemenangan bagi orang yang berpuasa. Ayah bunda hanyalah manusia yang sedang berusaha
menjalankan amanah Allah dalam bentuk melatih anak hingga akhirnya menjadi manusia yang dapat
menjalankan ibadah puasa dengan baik. Dengan motif yang lurus dan usaha memperlancar proses
perkembangan anak anda dan dilengkapi dengan doa kepada sang pencipta dan penentu segala, maka
atas izin-Nya proses yang alamiah ini dapat terlaksana dengan mulus.
B. Menumbuh Kembangkan Kepekaan Sosial.
Setiap manusia pada dasarnya diberikan kecintaan terhadap harta benda sebagai bagian dari
naluri mempertahankan diri ( gharizah baqa' ). Kecintaan ini memicu lahirnya sikap bakhil ( pelit dan
kikir ) serta individualis, mementingkan diri sendiri dan enggan berbagi. Salah satu diantara sekian
hikmah dan rahasia puasa ialah memupuk solidaritas, persamaan derajat, kasih sayang, tepa selira,
kepeduliaan sesama dan kesetia kawanan sosial. Tidak hanya dalam bentuk teori dan kata-kata belaka
namun aksi dan praktik langsung. Denagan hikmah dan rahasia ini, manusia dilatih untuk dapat
meminimalisasi sikap bakhil dan individualis dalam dirinya sehingga dia mau berbagia dengan orang
lain, walau kesukaan terhadap harta benda hakikatnya adalah naluri.
Seperti kita ketahui, sebagian masyarakat terdiri dari golongan dhuafa an mustahd'afin.
Meraka apakah yang lemah karena faktor kultural atau struktural mengalami kesusahan da penderitaan
hidup. Setiap hari mereka menahan lapar dan dahaga, sementara bekal makanan tidak ada sama sekali
kalau tidak menipis. Puasa baginya dalah halal yang wajar yang dialami mereka sehari-hari. Ditambah
lagi ketika berpuasa ia tidak bisa turut bersuka cita saat berbuka kecuali sekedar syukur ditengah
sebagian masyarakat merayakan buka puasa dengan pesta, mereka kaum dhuafa dan mustadh'afin

sangat membutuhkan kasih sayang dan kepedulian.


Denagan puasa orang-orang kaya akan merasa betapa sakit dan perihnya menahan lapar,
padahal itu hanya sementara waktu. Perasaan ini akan mengingatkan mereka kepada sebagian
saudaranya yang dhuafa dan mustadh'afin yang senantiasa merasakan lapar dan dahaga sepanjang
waktu.
Banyak orang yang menyerukan solidarita sosial, namun banyak pula yang hanya sebatas
retorika, teori, aksesoris dan kata-kata belum pada tahapan aksi dan praktik langsun. Disinlah nilai
kelebihan dari puasa sebagai mana dibuktikan oleh Nabiyullah Yusuf a.s. Rasul Saw sendiri jika
berpuasa ramadhan kedermawanan beliau bertambah luar biasa. Apalagi usai berjumpa dengan
malaikat jibril untuk menerima wahyu. Para sahabat menggambarkan kemurahan tangan beliau
melebihi cepat dan indahna tiupan angin.
Aksi dan praktik langsung solidaritas sosial pada waktu puasa diantaranya adalah sebagai
berikut:
Memberikan makanan berbuka ( ifthar )kepada orang-orang yang berpuasa. Rasulullah Saw
bersabda:


[1](

Artinya: "Barang siapa memberikan makan berbuka kepada orang yang berpuasa maka baginya pahala
serupa yang diberikan kepada orang yang berpuasa. Hanya saja pahala orang yang berpuasa
tidak terkurangi sedikit pun." ( H.R. Turmuzi).

Memberikan zakat fitrah. Zakat yang diberikan kepada fakir miskin ada kaitannya khusus
dengan puasa, yaitu sebagai penambal berbagai kesalahan (dosa-dosa kecil) selama menjalani puasa,
sebagai mana hadits nabi Saw:


[2](

Artinya: "Rasulullah Saw, menetapkan zakat fitrah sebagai penyuci orang yang berpuasa dari perbuatan
dan perkataan buruk serta sebagai makanan bagi orang-orang miskin." (H.R. Abu Daud).

Memperbanyak sedakah, yaitu memberikan bantuan. Bedanya dengan zakat, sedakah tidak
terikan oleh aturan tertentu. Sebagai mana sabda Nabi Saw:
[3](

Artinya: "Sebaik-baik sadakah di bulan ramadhan." ( H.R. At-Turmuzi)


Menyegerakan zakat maal. Zakat maal umumnya diberikan jika panen (menuai hasil) ibarat
bidang pertanian, gaji dan honorarium atau telah cukup hitunga setahun (haul) ibarat bidang
perdagangan. Dalam rangka meraih kemuliaan bulan ramadhan, pengeluaran zakat maal ini bisa
disegerakan,. Rasulullah Saw bersabda:


[4](

Artinya: "Pelihara hartamudengan zakat. Obati orang-orang sakitmu dengan sadakah dan hadapi
datangnya gelombang bencana dengan do'a dan tadharru' (rendah diri)." (H.R. Abu Daud).

Ditetapkannya membayar fidyah bagi orang-orang yang tidak menjalan puasa karena tidak
mampu atauberat oleh karena suatu sebab yang tidak dapat dihilangkan. Mereka boleh tidak berpuasa
dan tidak usah mengganti pada hari yang lain namun cukup membeyar fidyah, yaitu memberikan
makan saru mud (6ons) setiap hari kepada orang miskin. Allah Swt berfirman:

: ) ...

Artinya: Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka
tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang
miskin(Al-Baqarah: 184)

Kaum dhuafa dan mustadh'afin (proletar) sebenarnya memiliki jasa materil


maupun non materil yang besar bagi tata kehidupan didunia ini, khususnya bagi
orang-orang kaya. "Orang kaya membutuhkan karyawan dan buruh untuk
membantunya yang umumnya terdiri dari orang-orang lemah dan miskin. Mereka
bisa kaya dan mampu atas sokongan dan jerih payah orang-orang lemah itu."[5]
Kaum dhuafa dan mustadh'afin juga memberikan jasa non materil kepada orangorang kaya yang justru lebih berharga dibandingkan jasa meteri . Atas dasar ini
semestinya keberadaan kaum dhuafa dan mustadh'afin yang penting ini perlu
diperhatikan dengan menumbuhkan sikap peduli, belas kasih solidaritas, setia
kawanan dan semacamnya untuk mengangkat dan mengentaskan mereka yang
menjadi sendi kemakmuran dan keadilan. Dengan kepeduliaan rasanya tidak
terjadi kesenjangan atau gap yang kian hari makin terbuka melebar atar kaum
borjunis dan kaum proletar yang memicu lahirnya krisis dan keterbelakangan.
Bila terjalin hubungan yang serasi antara kaum dhuafa dan mustadh'afin,
Allah Swt dan Rasul saw memberikan jaminan bahwa masyarakat dengan itu akan
kemajuaan, keadilan dan kemakmuran, tidak akan terjadi krisis, keterbelakangan
dan kemerosotan, berkah doa-doa makhluk di langit, bila dimasyarakat terjadi

krisis, keterbelakangan dan kemerosotan berkepanjangan, agaknya ada sendi


keadilan dan kemakmuranyang terabaikan yaitu kepeduliaan sosial. Rasulullah
saw bersabda:


[6](

Artinya: Orang-orang yang belas kasih akan dikasihi oleh Allah zat yang pengasih.
Berlaku belas kasih kepada makhluk di langit akan berlaku belas kepadamu."
(H.R.Bukhari)
Kepeduliaan merupakan ajaran universal artinya masyarakat mana pun terlepas apa agamanya
kalau melakukan kepeduliaan, niscaya adil dan makmur. Sebaliknya masyarakat sekalipun muslim
kalau kepedulian tidak ditegakkan akan terjauh dari cita adil dan makmur.

C. Membentuk Pendidikan Akhlak.


Keluarga memiliki sejumlah fungsi, yakni fungsi biologis, religius, edukatif, sosial dan
ekonomi. Dengan demikian, tugas orang tua sangat berat berkaitan dengan pencapaian fungsi-fungsi
tersebut. Kesejahteraan di bidang ekonomi yang merupakan cermin fungsi ekonomi, tidak akan cukup
untuk menjadikan putra-putri kita tumbuh menjadi manusia taqwa yang melaksanakan perintah dan
meninggalkan larangan-larangan Allah.
Taqwa yang merupakan derajat tertinggi dari keislaman seseorang, harus selalu kita upayakan
tercapai dalam keluarga. Selain memenuhi kebutuhan fisik dasar putra-putri, pasangan suami istri atau
orang tua harus mampu menciptakan keluarga sakinah, mawaddah warahmah lewat pembinaan
ketaqwaan kepada semua anggota keluarga.
Anak sebagai salah satu dari berbagai amanah yang dibebankan Allah Swt kepada orang tua,

harus kita besarkan lewat pendidikan dan pengarahan dengan landasan ajaran Islam. Sebagai orang tua,
kita harus selalu ingat firman Allah Swt.
(

:
) ...

Artinya: "Wahai orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari (bahaya) api neraka"
(Q.S. Attahrim; 6).

Ayat ini merupakan landasan untuk mengajari dan mendidik anggota keluarga, menyuruh
mereka kepada ketaatan dan amar ma'ruf nahi mungkar. Kepala rumah tangga mempunyai kewajiban
untuk mendidik dan membimbing istri dan anak-anaknya untuk menuju pemahaman islam yang benar.
Kepala rumah tangga harus dapat mendorong semangat keluarganya bila didapatinya mereka malas
dalam melakukan ketaatan kepada Allah Swt. Janganlah seorang kepala rumah tangga membiarkan
dirinya lemah, tidak berani menegur anak-isteri ketika jatuh kedalam Lumpur maksiat.
Dalam hal ini, menata waktu dalam membina keluarga sangatlah penting. Dalam bulan
ramadhan pendidikan bisa dilakukan setelah makan sahur, buka puasa atau waktu-waktu lain. Namun
satu hal yang penting, ilmu-ilmu yang semestinya kita sampaikan adalah suatu yang sangat bermanfaat,
sebagai bekal kehidupan.

:
)

Artinya: Dan "Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan akan
keturunan lemah yang merasa khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh karenanya,
hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan
yang benar (Q.S. An- Nisa': 9).

Dalam mendidik anak ada tiga macam sasaran pokok. Pertama, memberikan dasar pegangan
hidup. Kedua, mengisi dengan ilmu pengetahuan. Ketiga atau terakhir, membina atau membentuk
akhlakul karimah. Bulan ramadhan merupakan bulan suci penuh berkah dan pengampunan. Karena itu,
bulan suci ini bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengintensifkan pemberian pegangan hidup dan
pendidikan akhlak yang baik terhadap seluruh anggota keluarga, termasuk pendidikan bagi anak-anak.
Pendidikan pada bulan puasa seyogyanya lebih dititikberatkan dalam bentuk pemberian
contoh-contoh tindakan aktual disertai penjelasan terhadap tiap perilaku orang tua, tanpa nuansa yang
bersifat indoktrinatif atau perintah bagi semua ibadah yang kita kerjakan. Dasar-dasar pegangan hidup
bisa diterjemahkan antara lain dalam bentuk kegiatan shalat maghrib, isya, dan tarawih berjamaah
seluruh anggota keluarga, pasca berbuka. Selanjutnya, perlu disediakan waktu khusus bersama anakanak membaca ayat suci Al-quran diikuti penjelasan makna dan pahala.
Mendengarkan dan membaca ayat-ayat suci akan menumbuhkan perasaan cinta yang terpatri
kepada Alquran. Contoh lain adalah pembayaran zakat fitrah, sedekah, infak, dan zakat mal. Anak bisa
diminta membantu menghitung nilai zakat-zakat yang harus dikeluarkan oleh keluarga. Kemudian
anak-anak diminta untuk memilih calon penerima dan mengirimkannya.
Dalam situasi ini, orang tua menyisipkan perintah Allah Swt terhadap semua tindakan atau
kewajiban yang digariskan agama dan harus dipenuhi atau dilakukan suatu keluarga. Dalam tindakan
ini, secara tidak terlihat orang tua menanamkan arti penting pelaksanaan perintah Allah Swt, serta
kejujuran, keikhlasan, dan ketulusan untuk berbagi rezeki dengan orang lain.
Anak dapat diberitahu bahwa pelaksanaan perintah Allah Swt ini mengajari pula kejujuran
karena kalau orang tua tidak, tidak ada orang yang tahu dan tidak ada hukuman atau teguran yang akan
diterima di dunia ini. Pahala atau hukuman Allah Swt akan kita peroleh di akhirat nanti. Ketaatan
kepada perintah Allah Swt akan diikuti dengan ketaatan lain yang diperlukan dalam hidup.
Di bidang akhlak karimah, puasa menjadi tempat yang sangat relevan untuk pendidikan

disiplin, kesetiakawanan sosial, kasih sayang terhadap orang lain, dan sifat santun serta murah senyum.
Disiplin dalam menahan rasa lapar hingga beduk berbuka dan melaksanakan shalat tepat waktu,
merupakan contoh yang baik untuk berdisiplin di bidang waktu.
Bila kedisplinan yang dimulai dari perilaku saat puasa dilakukan dari tahun ke tahun, dia akan
menjadi bagian dari perilaku anak untuk berdisiplin di bidang lain, misalnya ketaatan terhadap
peraturan lalu lintas atau perundang-undangan, disiplin waktu dalam memenuhi perjanjian, dan disiplin
melaksanakan tanggung jawab atau pekerjaan yang diembannya.
Orang tua yang menunjukkan sifat santun dan mampu mengendalikan kemarahan dalam
kehidupan sehari-hari pada saat puasa, menjadi contoh baik bagi anak-anak. Tidak ada seorang anak
yang tumbuh di dalam keluarga santun dan penuh kasih sayang, akan menjadi manusia dewasa egois,
kasar, dan mau menang sendiri.
Lapar dan haus sebagai akibat puasa dimaksudkan melatih seorang anak untuk turut
merasakan nasib orang yang keadaan ekonominya tidak semujur keluarga. Dari rasa haus dan lapar itu,
tumbuh rasa setia kawan, sayang, peka terhadap penderitaan orang lain, dan belas kasih kepada mereka
yang kurang beruntung. Pada situasi demikian ini, sangat tepat dan relevan bila orang tua menekankan
makna yang terkandung dalam Surat Al Ma'uun: 1-3 yang berbunyi:

:)

Artinya: "Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah meraka yang menghardik anak-anak
yatim dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin". ( Q. S. Al-Ma'un: 1-3).

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah unsur utama suatu negara. Keluarga
adalah sekolah pertama dan utama, tempat anak-anak bangsa belajar. Apabila keluarga-keluarga

tumbuh menjadi satu unit yang taqwa kepada Allah dalam kehidupan santun, penuh kasih sayang, dan
toleransi, akan muncul suatu negara yang insya Allah diridai dan diberkahi-Nya. Saat bangsa kita
dilanda kekerasan, keberingasan, egoisme individu maupun kelompok, dan pelebaran jurang kayamiskin, muncul pertanyaan, "Apakah semua ini merupakan gambaran kegagalan sebagian besar kita
atau orang tua dalam membentuk pribadi dengan akhlak yang mulia atau baik?"
Tujuan menghalalkan segala cara, pendewaan terhadap materi, dan kenikmatan (hedonisme),
gila kekuasaan, ingin menang, dan selalu merasa benar, berkembang dengan subur di negeri tercinta.
Maka pada bulan suci yang penuh berkah dan pengampunan, kita perlu melakukan introspeksi terhadap
keluarga masing-masing, dengan pertanyaan apakah kita sudah membina anak-anak kita dengan
memakai Alquran sebagai pedoman utama. Walaupun pendidikan anak di dalam keluarga berlangsung
sepanjang waktu hingga anak menjadi dewasa dan meninggalkan orang tua, bulan puasa adalah bulan
paling tepat untuk intensifikasi pendidikan anak berbasis agama lewat contoh-contoh yang konkret.
Intensifikasi pendidikan berbasis agama di bulan ramadan yang dilaksanakan dengan sepenuh hati,
seyogyanya berlanjut ke bulan-bulan lain. Apabila semua keluarga melaksanakannya, insya Allah
negara tercinta ini dapat bangun menjadi bangsa yang sejahtera, bermartabat, santun, dan diridai Allah
Swt.

D. Mewujudkan Pendidikan Kesatuan Ummat


Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya
penderitaan yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan akan segera
berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir. Dari
sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum
muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini masih belum teratasi, seperti
penderitaan saudara-saudara kita di Ambon atau Maluku, Aceh dan di berbagai wilayah lain di Tanah
Air serta yang terjadi di berbagai belahan dunia lainnya seperti di Chechnya, Kosovo, Irak, Palestina

dan sebagainya.
Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan berakhir, kita
diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap demi setahap kita bisa mengatasi
persoalan-persoalan umat yang menderita. Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang
miskin dan menderita, tapi juga bagi kita yang mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang
kekotoran jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti gila harta, kikir dan sebagainya. Allah
berfirman:

Artinya; Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan serta
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui
(Q.s.Attaubah; 103).

zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta
benda, zakat itu juga menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka serta memperkembangkan
harta benda mereka.
E. Melahirkan Kesehatan.
Pada puasa itu terkandung kesehatan yang besar dengan semua maknanya, baik kesehatan
badan, perasaan, maupun rohani. Dengan demikian, puasa dapat memperbaharui kehidupan seseorang
dengan diperbaharuinya sel-sel dan dibuangnya sel-sel yang sudah tua dan mati serta diistirahatkannya
perut serta organ pencernaan. Puasa juga dapat memberikan perlindungan terhadap tubuh,
membersihkan perut dari sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna juga dari kelembaban yang
ditinggalkan oleh makan dan minuman.

Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga akan memberikan
pengaruh positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw, tetapi
juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu
meragukannya lagi. Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus
diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus
diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk
makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.
Banyak para dokter menyebutkan berbagai manfaat puasa, diantaranya adalah bahwa puasa
dapat mempartahankan kelembaban insidentil sekaligus membersihkan pencernaan dari racun yang
ditimbulkan oleh makanan yang tidak sehat, serta mengurangi lemak diperut yang sangat berbahaya
bagi jantung, yang ia sama seperti pengasingan kuda yang akan dapat menambah kekuatannya untuk
bergerak dan Sedangkan kesehatan rohani yang ditimbulkan oleh puasa adalah berupa bimbingan yang
diberikan kepada orang-orang yang berpuasa karena Allah, mengetahui tujuan dari penciptaan manusia,
mempersiapkan manusia untuk mengambil semua sarana taqwa yang akan melindunginya dari
kehinaan, kerendahan, kerugian dunia dan akhirat. Yang pada akhirnya hati mereka terhindar dari
penyakit shubhat dan sahwat yang menimpa banyak orang[7].
Manfaat puasa lainnya adalah membuat seorang hamba dapat memahami dirinya sendiri dan
juga kebutuhanya, kelemahan dan kebutuhan dirinya terhadap Rabb-nya. Juga mengingatkan diri akan
keagungan nikmat yang telah diberikan Allah, serta mengingat juga akan kebutuhan saudarasaudaranya yang hidup miskin, sehingga mengharuskan dirinya untuk bersyukur kepada Allah
sekaligus memohon pertolongan agar dilimpahkan berbagai nikmat untuk selalu mantaatinya serta
mengasihi saudara-saudaranya yang hidup miskin sekaligus dapat berbuat baik kepada mereka.

F. Puasa Sebagai Pendidikan Perubahan.


Puasa ramadhan adalah pengendalian diri dari hal-hal yang pokok seperti makan dan minum.

Kemampuan kita dalam mengendalikan diri dari hal-hal yang pokok semestinya membuat kita mampu
mengendalikan diri dari kebutuhan kedua dan ketiga, bahkan dari hal-hal yang kurang pokok dan tidak
perlu sama sekali. Namun sayangnya, banyak orang telah dilatih untuk menahan makan dan minum
yang sebenarnya pokok, tapi tidak dapat menahan diri dari hal-hal yang tidak perlu, misalnya ada orang
yang mengatakan: "saya lebih baik tidak makan daripada tidak merokok", padahal makan itu pokok
dan merokok itu tidak perlu.
Kemampuan kita mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak benar menurut Allah dan RasulNya merupakan sesuatu yang amat mendesak, bila tidak, kehidupan ini akan berlangsung seperti tanpa
aturan, tak ada lagi halal dan haram, tak ada lagi haq dan bathil, bahkan tak ada lagi pantas dan tidak
pantas atau sopan dan tidak.
Yang jelas, selama manusia menginginkan sesuatu, hal itu akan dilakukannya meskipun tidak
benar, tidak sepantasnya dan sebagainya. Bila ini yang terjadi, apa bedanya kehidupan manusia dengan
kehidupan binatang, bahkan masih lebih baik kehidupan binatang, karena mereka tidak diberi potensi
akal, Allah berfirman:

Artinya: Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan
dari

jin

dan

dipergunakannya

manusia,

mereka

mempunyai

hati,

untuk

memahami

(ayat-ayat

Allah)

tetapi
dan

tidak
mereka

mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tandatanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai

binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orangorang yang lalai. (Q. S. Al-A'raf: 179).

Dengan demikian, harus kita sadari bahwa Ramadhan adalah bulan pendidikan dan latihan,
keberhasilan ibadah Ramadhan justeru tidak hanya terletak pada amaliyah Ramadhan yang kita
kerjakan dengan baik, tapi yang juga sangat penting adalah bagaimana menunjukkan adanya
peningkatan taqwa yang dimulai dari bulan Syawal hingga Ramadhan tahun yang akan datang
Diantara manfaat puasa adalah sebagai sarana menyiapkan seorang muslim dengan kekuatan
yang menjadikannya mampu untuk melakukan perubahan pada dirinya sendiri. Dia dapat melakukan
latihan melalui puasa sehari-hari sehingga dia dapat menahan diri dari setiap yang dia sukai dan cintai.
Dan dia akan katakan kepada penguasa nafsu dan syahwat untuk tidak akan pernah mengikutinya.
Sungguh jawaban yang hebat ini jika berada dalam keridhaan Allah, berarti ia telah berhasil
mewujudkan kehormatan dan kedudukan yang tinggi atas syahwat serta ketamakannnya.
Yang demikian itu karena puasa merupakan sarana pengemblengan kekuatan fisik yang
mengharuskan pelakunya harus menempuh satu manhaj (metode) tersendiri dalam kehidupannya,
dimana tiang penyangganya berupa ketegaran, larangan dan bersabar atas pahit getirnya rasa lapar dan
panasnya rasa kehausan, kelelahan fisik dalam mengendalikan diri serta menahan hawa nafsu dan
mengekang keinginannya, seakanakan seorang muslim yang berpuasa itu seorang tentara yang siap
mendengar dan mentaati serta menjalankan perintah Rabb-nya tanpa penolakan dan pembangkangan.
Puasa dapat memperkuat keinginan, mendorong kemauan, mengajarkan kesabaran, membantu
menjernihkan pikiran, menghidupkan pemikiran, mengilhami pendapat yang cerdas, jika seorang yang
berpuasa akan dapat melangkah ke fase relaks, serta melupakan berbagai rintangan yang muncul akibat
waktu luang dan terkadang keterputus asasaan. Sehingga dengan demikian itu dia telah menjadi
seorang anggota masyarakat yang dinamis, melakukan perbaikan dan tidak melakukan penghancuran.

Ketika suatu bangsa memiliki keinginan yang kuat dan besar, maka dia tidak akan
memperkenankan aggressor atau penjajah untuk menginjakkan kaki ketanahnya atau ikut campur
dalam menentukan perjalanan hidupnya. Dengan kekuatan tersebut ia juga akan mampu meraih
kemenangan dimedan pertempuran melawan kebodohan, keterbelakangan, melawan nafsu syahwat,
serta sanggup menembus segala rintangan pembangunan dan kemajuaan.
Syaikh Ad-Dausari ra mengatakan," membangun keinginan yang kuat di dalam diri bukanlah
suatu hal yang mudah. Berbagai kalangan, baik perkumpulan (organisasi) maupun kalangan militer
telah berusaha membangun keinginan yang kuat kepada masyarakat masa kini. Padahal, agama islam
telah mendahului mereka dalam hal tersebut pada 14 abad yang lalu.Cukup besar kebutuhan orang
muslim, khususnya untuk memiliki keinginan kuat dan kemauan yang keras. Oleh karena itu Allah Swt
memerintahkan untuk berjuang melawan sakit akibat rasa lapar dan haus dalam menjalankan puasa.[8]
Oleh kerana itu sudah sepatutnya bagi seorang muslim yang berpuasa untuk tidak melakukan
hal-hal yang merusak kekuatan ini setelah berbuka, atau mengucilkan serta menghinakannya sehingga
pada malam harinya ia akan merusak kuatnya keinginan yang telah ia bangun pada siang harinya.

[1]

Imam At-Turmuzi, Sunan At-Turmuzi, Juz IV, (Beirut: Al-Fikr, t.t ), hal. 413.

[2]

Abu Daud, Sunan Abu Daud, Juz III, (Mesir: Maktabah Al-Masyahid, t.t.), hal. 243.

[3]

Imam At-Turmuzi, Sunan At-Turmuzi,hal. 347.

[4]

Abu Daud, Sunan Abu Daud,hal. 485

[5]

Ahmad Syarifuddin, Puasa Menuju Sehat Fisik Dan Psikis, (Jakarta: Gema Insani, 2003),

[6]

Imam Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Juz III, ( Beirut: Al-Fikr, t.t), hal. 436.

[7]

Athiyah Muhammad Salim, Ma'ar Rasuul Fii Ramadhan, (Bairut, t.t), hal. 5.

hal. 217

[8]

Syaikh Ad-Dausari, Ash-Shaum ( Mesit: t.t), hal. 23.

Aspek puasa ramadhan






(QS 2:183) Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa = aspek akidah & kesehatan
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu = aspek sejarah
agar kamu bertakwa = aspek akhlak
1. Aspek akidah

Puasa Ramadhan itu wajib bagi setiap muslim yang baligh (dewasa), berakal, dalam keadaan sehat, dan
dalam keadaan mukim (tidak melakukan safar/perjalanan jauh). Yang menunjukkan bahwa puasa
Ramadhan adalah wajib yaitu firman Allah taala,






Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orangorang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al Baqarah [2] : 183)
Hal ini dapat dilihat pula pada pertanyaan seorang Arab Badui kepada Nabi shallallahu alaihi wa
sallam. Orang Badui ini datang menemui Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam keadaan berambut
kusut, kemudian dia berkata kepada beliau shallallahu alaihi wa sallam, Beritahukan aku mengenai
puasa yang Allah wajibkan padaku. Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

(Puasa yang wajib bagimu adalah) puasa Ramadhan. Jika engkau menghendaki untuk melakukan
puasa sunnah (maka lakukanlah). (HR. Bukhari)
Dan kaum muslimin juga telah sepakat tentang wajibnya puasa ini dan sudah malum minnad dini
bidhoruroh yaitu seseorang akan kafir jika mengingkari wajibnya hal ini. Puasa ramadhan ini tidak
gugur bagi orang yang telah dibebani syariat kecuali apabila terdapat udzur (halangan). Di antara
udzursehingga mendapatkan keringanan dari agama ini untuk tidak berpuasa adalah orang yang
sedang bepergian jauh (safar), sedang sakit, orang yang sudah berumur lanjut (tua renta) dan khusus
bagi wanita apabila sedang dalam keadaan haid, nifas, hamil atau menyusui. (Lihat Shohih Fiqh
Sunnah, II/89, 118-127)
2. Aspek Kesehatan
Pandangan umat Islam tentang puasa berbeda dengan pandangan umat non-muslim. Bagi umat nonmuslim berpuasa mungkin dianggap hal yang bodoh bahkan sia-sia, tetapi berbeda dengan umat Islam
yang beranggapan bahwa puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Berpuasa didefinisikan sebagai periode tubuh yang pantang mengasup semua jenis makanan atau
makanan tertentu. Bertolak belakang dengan persepsi bahwa berpuasa memburuk kesehatan tubuh,
puasa justru memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Menurut AJ Carlson, Profesor Fisiologi di Universitas Chicago seperti dikutip dari MedIndia
menyatakan, orang sehat dan tidak memiliki masalah stres serta gangguan emosi dapat bertahan tanpa
makanan selama 50-75 hari.
Setiap pon lemak manusia setara dengan 3.500 kalori yang bisa digunakan untuk melakukan aktivitas
fisik berat seharian. Berikut beberapa efek positif berpuasa.
Menyembuhkan dengan cepat
Hari-hari awal berpuasa merupakan fase tersulit. Tubuh akan mengeluarkan sejumlah besar racun
melalui aliran darah, pori dan organ pembuangan lain. Ini terlihat dari menebalnya lapisan lidah dan
nafas yang biasanya lebih berbau pada hari-hari pertama.
Setelah puasa berlanjut pada hari-hari setelahnya, proses pembersihan tubuh disempurnakan. Lemak
tubuh yang tidak bermanfaat, racun yang terakumulasi dalam sel tubuh akan dikeluarkan. Sel yang
sakit, sel-sel mati, lapisan lendir menebal di dinding usus, limbah aliran darah dikeluarkan lewat hati,
limpa, dan ginjal.
Tubuh akan menggunakan mineral penting dan vitamin untuk membuang racun dan jaringan tua. Saat
beban racun tubuh berkurang, efisiensi setiap sel ditingkatkan. Sehingga mempercepat proses
penyembuhan dan sekaligus menghemat energi.
Lebih Energik
Mengapa orang merasa lebih energik setelah berpuasa? Selain itu, rasa lapar orang yang berpuasa
berkurang dibandingkan saat normal.

Tidak banyak yang mengetahui bahwa tubuh memerlukan energi besar untuk mencerna makanan.
Puasa mengistirahatkan sistem pencernaan. Sehingga energi disimpan untuk menyembuhkan diri dan
memperbaiki sel tubuh.
Energi akan digunakan untuk membersihan dan detoksifikasi usus, darah, serta menyembuhkan sel-sel
tubuh dari berbagai penyakit. Puasameningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kesehatan fisik dan
mental serta meremajakan tubuh.
Manfaat khusus
Mengatasi kecanduan kafein, rokok, nikotin, narkoba dan alkohol.
Puasa membantu menurunkan kadar kolesterol.
Puasa mengurangi gangguan sistem pencernaan seperti sembelit, kembung, dan gastritis.
Puasa dengan kontrol pada penderita diabetes membuat perubahan gaya hidup dan pola makan
sehingga akan memperbaiki kondisi mereka.
Puasa meningkatkan kewaspadaan mental. Racun yang dibersihkan dari sistem limfatik
meningkatkan konsentrasi dan energi untuk melakukan aktivitas.
3. Aspek Sejarah
Puasa adalah salah satu dari tiga ibadah yang sama tuanya dengan umur manusia di muka bumi ini.
Dua ibadah lainya adalah shalat, seperti disebutkan dalam surat al-Mudatstsir [74]: 40-43, dan Qurban
seperrti disebutlan dalam surat al-Maidah [5]: 27. Sementara ibadah puasa terdapat dalam surat alBaqarah; 184



Artinya: Sebagaimana telah diwajibkan juga kepada orang-orang yang sebelum kamu mudahmudahan kamu bertaqwa.
Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa nabi Adam as. sesampainya di bumi setelah diturunkan dari
sorga akibat dosa dan kesalahan yang dilakukan, dia bertaubat kepada Allah swt dan berpuasa selama
tiga hari setiap bulan. Itulah yang kemudian dikenal dengan puasa hari putih yang juga sunah untuk
dikerjakan pada setiap tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan.
Nabi Daud as juga melaksanakan puasa, bahkan dalam waktu yang cukup lama yaitu setengah tahun, di
mana nabi Daud berpuasa satu hari dan berbuka satu hari begitulah selama satu tahun. Al-Qurthubi,
dalam kitab al-Jami li Ahkamil Quran, menyebutkan bahwa Allah telah mewajibkan, puasa kepada
Yahudi selama 40 hari, kemudian umat nabi Isa selama 50 hari. Tetapi kemudian mereka merubah
waktunya sesuai keinginan mereka. Jika bertepatan dengan musim panas mereka menundanya hingga
datang musim bunga. Hal itu mereka lakukan demi mencari kemudahan dalam beribadah. Itulah yang
disebut nasi seperti disebutkan dalam surat at taubah: 37




Artinya: Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah menambah kekafiran, disesatkan
orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun
dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mensesuaikan dengan bilangan yang
Allah mengharamkannya maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah
Hal itu menggambarkan betapa umat Yahudi selalu menghindarkan diri untuk melaksanakan ibadah
dengan sempurna sesuai aturan Tuhan. mereka menginginkan puasa dilaksanakan selalu pada musim
dingin atau musim bunga yang siangnya lebih pendek dari malam, berbeda dengan puasa pada musim
panas, disamping suhu yang panas siang juga lebih panjang dari malam hari. Sehingga, puasa akan
terasa sangat sulit dan melelahkan.
Namun, begitulah hikmahnya Allah memerintahkan puasa berdasarakan perjalan bulan bukan matahari
agar puasa dirasakan pada semua musim dan semua kondisi. Sebab, jika puasa berdasarkan perjalan
matahari, maka ibadah puasa akan selau berada dalam satu keadaan. Jika tahun ini puasa di mulai pada
musim panas, maka selamanya puasa akan berada pada musim panas. Berbeda dengan perjalanan bulan

yang selalu berubah, di mana jika tahun ini puasa dilaksanakan pada musim panas, maka tahun depan
atau beberapa tahun kemudian puasa akan dilaksanakan pada musim dingin atau semi dan seterusnya.
Begitulah yang disebutkan Allah swt, dalam surat al-Baqarah: 186

Artinya: Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu,
maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,
Dalam sebuah riwayat juga ditemukan bahwa umat Yahudi berpuasa pada setiap tanggal 10 Muharram,
sebagai syukur atas keselamatan Musa dari kejaran Firaun. Maka Nabi SAW juga memerintahkan
umatnya untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram yang dikenal dengan puasa hari Asyura.
Umat Yahudi juga diperintahkan berpuasa 1 hari pada hari ke 10 bulan ke 7 dalam hitungan bulan
mereka selama sehari semalam. Sementara masyarakat Mesir kuno, Yunani, Hindu, Budha, juga
melaksanakan puasa berdasarkan perintah tokoh agama mereka. Umat Nashrani juga berpuasa dalam
hal-hal tertentu, seperti puasa daging, susu, telur, ikan, bahkan berbicara. Seperti yang pernah
dilakukan Maryam ibu Nabi Isa sebagaimana dalam surat Maryam [19]: 26


Artinya: Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku
tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.
Mengetahui sejarah puasa umat terdahulu penting untuk diketahui agar kita jangan mencontoh puasa
umat lalu, seperti umat Yahudi yang memilih waktu puasa seenaknya bukan menurut aturan Allah.
sebab, ibadah yang lakukan dengan kelicikan kerugiannya akan diderita oleh manusia itu sendiri.
Kita juga harus menyadari bahwa puasa adalah ibadah yang pelaksanaannya menuntut keimanan dan
kesadaran. Ibadah puasa adalah untuk manusia itu sendiri. Bukankah Allah menegaskan bahwa tujuan
puasa adalah untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Puasa akan menjadikan manusia berubah dari
tingkat mukmin menjadi muttaqin.
Untuk bisa berubah ke arah dan bentuk yang lebih baik, bukan hanya manusia yang berpuasa, akan
tetapi sebagian binatangpun ketika bermetamorfosa (merobah wujud) juga berpuasa, seperti halnya
kupu-kupu yang berubah dari ulat yang bentuk dan rupanya jelek dan berjalan melata, menjadi seekor
kupu-kupu yang bersayap dan berawarn indah serta bisa terbang karena berpuasa.
4. Aspek akhlak
Bulan Ramadhan adalah bulan Al Quran. Semestinya di bulan Al Quran ini umat Islam
mengencangkan ikat pinggang dan menancap gas untuk lebih bersemangat membaca serta
merenungkan isi Al Quran Al Karim. Ya, perenungan isi Al Quran hendaknya mendapat porsi yang
besar dari aktifitas umat muslim di bulan suci ini. Mengingat hanya dengan inilah umat Islam dapat
mengembalikan peran Al Quran sebagai pedoman hidup dan panduan menuju jalan yang benar.


Bulan Ramadhan adalah bulan bulan diturunkannya Al Quran. Al Quran adalah petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil) (QS. Al Baqarah: 185)
Usaha yang mulia ini bisa dimulai dari sebuah ayat yang sering dibacakan, dikumandangkan, bahkan
dihafal oleh kaum muslimin, yaitu surat Al Baqarah ayat 183, yang membahas tentang ibadah puasa.
Ayat yang mulia tersebut berbunyi:






Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orangorang sebelum kalian agar kamu bertakwa (QS. Al Baqarah: 183)
Ayat ini mengandung banyak pelajaran berharga berkaitan dengan ibadah puasa. Mari kita kupas
hikmah yang mendalam dibalik ayat yang mulia ini.

Wahai orang-orang yang beriman

Dari lafadz ini diketahui bahwa ayat ini madaniyyah atau diturunkan di Madinah (setelah hijrah, pen),
sedangkan yang diawali dengan yaa ayyuhan naas, atau yaa bani adam, adalah ayat makkiyyah atau
diturunkan di Makkah[1].
Imam Ath Thabari menyatakan bahwa maksud ayat ini adalah : Wahai orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, membenarkan keduanya dan mengikrarkan keimanan kepada
keduanya[2]. Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini: Firman AllahTaala ini ditujukan kepada orang-orang
yang beriman dari umat manusia dan ini merupakan perintah untuk melaksanakan ibadah puasa[3].
Dari ayat ini kita melihat dengan jelas adanya kaitan antara puasa dengan keimanan seseorang. Allah
Taala memerintahkan puasa kepada orang-orang yang memiliki iman, dengan demikian Allah Taala
pun hanya menerima puasa dari jiwa-jiwa yang terdapat iman di dalamnya. Dan puasa juga merupakan
tanda kesempurnaan keimanan seseorang.
Lalu, apakah iman itu?
Iman secara bahasa artinya percaya atau membenarkan. Sebagaimana dalam ayat Al Quran:


Dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang
benar (QS. Yusuf: 17)
Secara gamblang Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam menjelaskan makna iman dalam sebuah
hadits:

Iman adalah engkau mengimani Allah, mengimani Malaikat-Nya, mengimani Kitab-kitab-Nya,
mengimani para Rasul-Nya, mengimani hari kiamat, mengimani qadha dan qadar, yang baik maupun
yang buruk[4]
Demikianlah enam poin yang harus dimiliki oleh orang yang mengaku beriman. Maka orang enggan
mempersembahkan ibadah kepada Allah semata, atau menyembah sesembahan lain selain Allah, perlu
dipertanyakan kesempurnaan imannya. Orang yang enggan mengimana Muhammad adalah Rasulullah
atau meninggalkan sunnahnya, mengada-adakan ibadah yang tidak beliau tuntunkan, perlu
dipertanyakan kesempurnaan imannya. Orang yang tidak percaya adanya Malaikat, tidak percaya
datangnya kiamat, tidak percaya takdir, perlu dipertanyakan kesempurnaan imannya.
Namun jangan anda mengira bahwa iman itu sekedar percaya di dalam hati. Imam Asy Syafii
menjelaskan:

Setahu saya, telah menjadi ijma para sahabat serta para tabiin bahwa iman itu berupa perkataan,
perbuatan, dan niat (perbuatan hati), jangan mengurangi salah satu pun dari tiga hal ini[5].
Dengan demikian tidak dapat dibenarkan orang yang mengaku beriman namun enggan melaksanakan
shalat, enggan membayar zakat, dan amalan-amalan lahiriah lainnya. Atau wanita yang mengatakan
Walau saya tidak berjilbab, yang penting hati saya berjilbab. Jika imannya benar, tentu hati yang
berjilbab akan ditunjukkan juga secara lahiriah, yaitu memakai jilbab dan busana muslimah dengan
benar. Oleh karena itu pula, puasa sebagai amalan lahiriah merupakan konsekuensi iman.



Telah diwajibkan atas kamu berpuasa
Al Qurthubi menafsirkan ayat ini: Sebagaimana Allah Taala telah menyebutkan wajibnya qishash dan
wasiat kepada orang-orang yang mukallaf pada ayat sebelumnya, Allah Taala juga menyebutkan
kewajiban puasa dan mewajibkannya kepada mereka. Tidak ada perselisihan pendapat mengenai
wajibnya[6].
Namun ketahuilah, di awal perkembangan Islam, puasa belum diwajibkan melainkan hanya dianjurkan.
Sebagaimana ditunjukkan oleh ayat:



Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib
bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu):
memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan
(puasa), maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui
(QS. Al Baqarah: 184)
Ibnu Katsir menjelaskan dengan panjang lebar tentang masalah ini, kemudian beliau menyatakan:
Kesimpulannya, penghapusan hukum (dianjurkannya puasa) benar adanya bagi orang yang tidak
sedang bepergian dan sehat badannya, yaitu dengan diwajibkannya puasa berdasarkan ayat:

Barangsiapa di antara kamu hadir di bulan (Ramadhan) itu, wajib baginya puasa (QS. Al Baqarah:
185)[7].
Bertahapnya pewajiban ibadah puasa ini berjalan sesuai kondisi aqidah umat Islam ketika itu. Syaikh
Ali Hasan Al Halabi -hafizhahullah- menyatakan: Kewajiban puasa ditunda hingga tahun kedua
Hijriah, yaitu ketika para sahabat telah mantap dalam bertauhid dan dalam mengagungkan syiar Islam.
Perpindahan hukum ini dilakukan secara bertahap. Karena awalnya mereka diberi pilihan untuk
berpuasa atau tidak, namun tetap dianjurkan[8].
Dari hal ini terdapat sebuah pengajaran berharga bagi kita, bahwa ketaatan seorang hamba kepada
Rabb-Nya berbanding lurus dengan sejauh mana ia menerapkan tauhid.



Sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian
Imam Al Alusi dalam tafsirnya menjelaskan: Yang dimaksud dengan orang-orang sebelum kalian
adalah para Nabi sejak masa Nabi Adam Alaihissalam sampai sekarang, sebagaimana keumuman yang
ditunjukkan dengan adanya isim maushul. Menurut Ibnu Abbas dan Mujahid, yang dimaksud di sini
adalah Ahlul Kitab. Menurut Al Hasan, As Suddi, dan As Syabi yang dimaksud adalah kaum Nasrani.
Ayat ini menunjukkan adanya penekanan hukum, penambah semangat, serta melegakan hati lawan
bicara (yaitu manusia). Karena suatu perkara yang sulit itu jika sudah menjadi hal yang umum
dilakukan orang banyak, akan menjadi hal yang biasa saja.
Adapun permisalan puasa umat Muhammad dengan umat sebelumnya, yaitu baik berupa sama-sama
wajib hukumnya, atau sama waktu pelaksanaannya, atau juga sama kadarnya[9].
Beberapa riwayat menyatakan bahwa puasa umat sebelum umat Muhammad adalah disyariatkannya
puasa tiga hari setiap bulannya, sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya: Terdapat
riwayat dari Muadz, Ibnu Masud, Ibnu Abbas, Atha, Qatadah, Ad Dhahak bin Mazahim, yang
menyatakan bahwa ibadah puasa awalnya hanya diwajibkan selama tiga hari setiap bulannya,
kemudian hal itu di-nasakh dengan disyariatkannya puasa Ramadhan. Dalam riwayat tersebut terdapat
tambahan bahwa kewajiban puasa tiga hari setiap bulan sudah ada sejak zaman Nabi Nuh hingga
akhirnya di-nasakh oleh Allah Taala dengan puasa Ramadhan[10].

Agar kalian bertaqwa
Kata laalla dalam Al Quran memiliki beberapa makna, diantaranya talil (alasan) dan tarajji indal
mukhathab (harapan dari sisi orang diajak bicara). Dengan makna talil, dapat kita artikan bahwa alasan
diwajibkannya puasa adalah agar orang yang berpuasa mencapai derajat taqwa. Dengan makna tarajji,
dapat kita artikan bahwa orang yang berpuasa berharap dengan perantaraan puasanya ia dapat menjadi
orang yang bertaqwa[11].
Imam At Thabari menafsirkan ayat ini: Maksudnya adalah agar kalian bertaqwa (menjauhkan diri)
dari makan, minum dan berjima dengan wanita ketika puasa[12].
Imam Al Baghawi memperluas tafsiran tersebut dengan penjelasannya: Maksudnya, mudah-mudahan
kalian bertaqwa karena sebab puasa. Karena puasa adalah wasilah menuju taqwa. Sebab puasa dapat
menundukkan nafsu dan mengalahkan syahwat. Sebagian ahli tafsir juga menyatakan, maksudnya: agar

kalian waspada terhadap syahwat yang muncul dari makanan, minuman dan jima[13].
Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan dengan ringkas: Maksudnya, agar kalian bertaqwa dari maksiat.
Sebab puasa dapat mengalahkan syahwat yang merupakan sumber maksiat[14].
Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah taqwa itu?
Secara bahasa arab, taqwa berasal dari fiil ittaqa-yattaqi, yang artinya berhati-hati, waspada, takut.
Bertaqwa dari maksiat maksudnya waspada dan takut terjerumus dalam maksiat. Namun secara istilah,
definisi taqwa yang terindah adalah yang diungkapkan oleh Thalq Bin Habib AlAnazi:








Taqwa adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah dengan cahaya Allah (dalil), mengharap ampunan
Allah, meninggalkan maksiat dengan cahaya Allah (dalil), dan takut terhadap adzab Allah[15].
Demikianlah sifat orang yang bertaqwa. Orang yang bertaqwa beribadah, bermuamalah, bergaul,
mengerjakan kebaikan karena ia teringat dalil yang menjanjikan ganjaran dari Allah Taala, bukan atas
dasar ikut-ikutan, tradisi, taklid buta, atau orientasi duniawi. Demikian juga orang bertaqwa senantiasa
takut mengerjakan hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, karena ia teringat dalil yang
mengancam dengan adzab yang mengerikan. Dari sini kita tahu bahwa ketaqwaan tidak mungkin
tercapai tanpa memiliki cahaya Allah, yaitu ilmu terhadap dalil Al Quran dan sunnah Nabi
Shallallahualaihi Wasallam. Jika seseorang memenuhi kriteria ini, layaklah ia menjadi hamba yang
mulia di sisinya:

Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kalian
(QS. Al Hujurat: 13)
Setelah mengetahui makna taqwa, simaklah penjelasan indah berikut ini dari Syaikh Abdurrahman bin
Nashir As Sadi rahimahullah dalam tafsirnya, tentang keterkaitan antara puasa dengan ketaqwaan:
Puasa itu salah satu sebab terbesar menuju ketaqwaan. Karena orang yang berpuasa telah
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Selain itu, keterkaitan yang lebih luas lagi
antara puasa dan ketaqwaan:
1. Orang yang berpuasa menjauhkan diri dari yang diharamkan oleh Allah berupa makan, minum
jima dan semisalnya. Padahal jiwa manusia memiliki kecenderungan kepada semua itu. Ia
meninggalkan semua itu demi mendekatkan diri kepada Allah, dan mengharap pahala dari-Nya. Ini
semua merupakan bentuk taqwa
2. Orang yang berpuasa melatih dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan menjauhi halhal yang disukai oleh nafsunya, padahal sebetulnya ia mampu untuk makan, minum atau berjima tanpa
diketahui orang, namun ia meninggalkannya karena sadar bahwa Allah mengawasinya
3. Puasa itu mempersempit gerak setan dalam aliran darah manusia, sehingga pengaruh setan
melemah. Akibatnya maksiat dapat dikurangi
4. Puasa itu secara umum dapat memperbanyak ketaatan kepada Allah, dan ini merupakan tabiat
orang yang bertaqwa
5. Dengan puasa, orang kaya merasakan perihnya rasa lapar. Sehingga ia akan lebih peduli kepada
orang-orang faqir yang kekurangan. Dan ini juga merupakan tabiat orang yang bertaqwa.
Semoga puasa kita dapat mengajarkan takwa kepada kita, menyehatkan tubuh kita, dan menjadi saksi
dihadapan Allah tentang keimanan kita kepada-Nya. Dan semoga puasa kita mengantarkan kita menuju
derajat taqwa, menjadi hamba yang mulia di sisi Allah Taala. Amiin yaa robbal alaamiin.

Aspek Kesehatan
Pandangan umat Islam tentang puasa berbeda dengan pandangan umat non-muslim. Bagi umat nonmuslim berpuasa mungkin dianggap hal yang bodoh bahkan sia-sia, tetapi berbeda dengan umat Islam
yang beranggapan bahwa puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Berpuasa didefinisikan sebagai periode tubuh yang pantang mengasup semua jenis makanan atau
makanan tertentu. Bertolak belakang dengan persepsi bahwa berpuasa memburuk kesehatan tubuh,
puasa justru memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Menurut AJ Carlson, Profesor Fisiologi di Universitas Chicago seperti dikutip dari MedIndia
menyatakan, orang sehat dan tidak memiliki masalah stres serta gangguan emosi dapat bertahan tanpa
makanan selama 50-75 hari.
Setiap pon lemak manusia setara dengan 3.500 kalori yang bisa digunakan untuk melakukan aktivitas
fisik berat seharian. Berikut beberapa efek positif berpuasa.
Menyembuhkan dengan cepat
Hari-hari awal berpuasa merupakan fase tersulit. Tubuh akan mengeluarkan sejumlah besar racun
melalui aliran darah, pori dan organ pembuangan lain. Ini terlihat dari menebalnya lapisan lidah dan
nafas yang biasanya lebih berbau pada hari-hari pertama.
Setelah puasa berlanjut pada hari-hari setelahnya, proses pembersihan tubuh disempurnakan. Lemak
tubuh yang tidak bermanfaat, racun yang terakumulasi dalam sel tubuh akan dikeluarkan. Sel yang
sakit, sel-sel mati, lapisan lendir menebal di dinding usus, limbah aliran darah dikeluarkan lewat hati,
limpa, dan ginjal.
Tubuh akan menggunakan mineral penting dan vitamin untuk membuang racun dan jaringan tua. Saat

beban racun tubuh berkurang, efisiensi setiap sel ditingkatkan. Sehingga mempercepat proses
penyembuhan dan sekaligus menghemat energi.
Lebih Energik
Mengapa orang merasa lebih energik setelah berpuasa? Selain itu, rasa lapar orang yang berpuasa
berkurang dibandingkan saat normal.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa tubuh memerlukan energi besar untuk mencerna makanan.
Puasa mengistirahatkan sistem pencernaan. Sehingga energi disimpan untuk menyembuhkan diri dan
memperbaiki sel tubuh.
Energi akan digunakan untuk membersihan dan detoksifikasi usus, darah, serta menyembuhkan sel-sel
tubuh dari berbagai penyakit. Puasameningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kesehatan fisik dan
mental serta meremajakan tubuh.
Manfaat khusus
Mengatasi kecanduan kafein, rokok, nikotin, narkoba dan alkohol.
Puasa membantu menurunkan kadar kolesterol.
Puasa mengurangi gangguan sistem pencernaan seperti sembelit, kembung, dan gastritis.
Puasa dengan kontrol pada penderita diabetes membuat perubahan gaya hidup dan pola makan
sehingga akan memperbaiki kondisi mereka.
Puasa meningkatkan kewaspadaan mental. Racun yang dibersihkan dari sistem limfatik
meningkatkan konsentrasi dan energi untuk melakukan aktivitas.

12 Tips Sehat Berpuasa Ramadhan


13 Agustus 2010 Ditulis oleh dr Salma

Object 4

Puasa Ramadhan secara umum berdampak positif bagi


kesehatan. Dua belas tips berikut perlu Anda pertimbangkan agar puasa Anda tetap menyehatkan.
1. Minum yang cukup. Hidrasi adalah hal terpenting selama puasa Ramadhan. Setelah berbuka
puasa, Anda harus minum dalam jumlah besar. Anda juga harus minum saat bersahur.
Kebutuhan hidrasi tubuh adalah sekitar 1,5 liter per hari.

2. Makan yang sehat. Anda sebaiknya menerapkan diet sehat pada saat berbuka. Jangan
berlebihan melahap kue dan makanan manis yang bahkan dalam jumlah besar sekalipun tidak
memuaskan rasa lapar dan mengganggu pola makan Anda. Pertimbangkan memakan kurma
yang dapat mengisi ulang energi dengan cepat.
3. Jangan langsung berbuka dalam porsi besar. Mulailah dengan sup, kolak atau makanan
pembuka lain dan tunggu sampai meresap di pencernaan sebelum makan besar.
4. Jangan makan terlalu banyak. Buka puasa seharusnya tidak identik dengan makan
berlebihan. Makan berlebihan tidak hanya mengganggu tubuh, tetapi juga membuat ngantuk
saat shalat tarawih.
5. Meskipun puasa dimulai dari matahari terbit sampai terbenam, Anda sebaiknya tetap makan
tiga kali sehari: yang pertama saat bersahur, yang kedua saat berbuka dan yang ketiga sekitar 2
atau 3 jam setelah berbuka.
6. Saat bersahur, disarankan makan buah-buahan untuk vitamin dan sumber karbohidrat
seperti nasi dan ubi-ubian yang dapat bertahan sampai berbuka puasa. Penting untuk bersantap
sahur mendekati saat imsak.
7. Jika memungkinkan, tidurlah di awal siang untuk mengumpulkan energi. Hindari sinar
matahari dan panas yang menimbulkan dehidrasi.
8. Minimalkan penggunaan tenaga fisik. Atlet harus ekstra hati-hati untuk tidak berolahraga
terlalu keras selama bulan Ramadhan. Dianjurkan untuk berolahraga yang tidak intensif di sore
hari sebelum saat berbuka.
9. Penderita diabetes. Penderita diabetes harus secara teratur memonitor gula darah mereka,
cukup hidrasi dan tidak makan yang manis-manis tanpa nasihat medis.
10.Orang yang lemah fisik. Puasa seharusnya tidak memperburuk status kesehatan orang dengan
kondisi medis. Ibu hamil atau menyusui, lansia, pasien hipertensi, penyakit jantung atau asma,
biasanya tidak wajib berpuasa Ramadhan. Bila tetap berpuasa, mereka harus berkonsultasi
dengan dokter jika merasakan tanda-tanda gangguan kesehatan. Demi keselamatan yang lebih
baik, disarankan untuk pergi ke dokter sebelum dan sesudah Ramadhan.
11.Jangan menghentikan pengobatan tanpa nasihat medis. Orang yang harus mendapatkan
pengobatan berkala harus mendapatkan saran dari dokter dan ustadz mereka. Mereka tidak
harus berpuasa Ramadan jika hal itu membawa risiko pada kesehatan mereka.
12.Segera membatalkan puasa bila mendapatkan masalah kesehatan. Bila Anda mengalami
masalah medis selama sehari dan tidak dapat pulih dengan cepat, mungkin sebaiknya Anda
tidak berpuasa sehari atau lebih. Hari-hari di mana Anda tidak berpuasa dapat diganti sebelum
Ramadhan berikutnya.

Agar Puasa Lancar, Hindari MakananMakanan Ini


Puasa jika dilakukan dengan benar dan diimbangi dengan konsumsi gizi seimbang bisa memberikan
manfaat kesehatan. Namun tak jarang, yang muncul malah aneka gangguan pencernaan seperti
maag, perut mules dan melilit, nyeri ulu hati, diare, hingga sembelit. Puasa pun jadi terganggu
akibat perut tak nyaman. Belum lagi aktivitas lain yang terpaksa ditunda atau bahkan diliburkan
karena nyeri tak tertahankan.
Untuk mencegahnya, hentikan kebiasaan buruk seperti menyantap makanan berlebihan saat berbuka
dan sahur, ataupun langsung tidur setelah makan. Cukupi kebutuhan gizi harian agar sistem pencernaan
bisa bekerja optimal.

Selain itu, ada beberapa makanan yang perlu dihindari agar puasa lancar seperti tercantum berikut ini:
Gorengan dan makanan berlemak jenuh tinggi
Berbuka puasa dengan gorengan memang lezat. Namun ingat, gorengan yang dijual di pinggir jalan
biasanya menggunakan minyak yang telah digunakan berkali-kali. Minyak jenuh semacam ini bisa
meningkatkan kolesterol jahat dalam tubuh dan meningkatkan risiko obesitas. Gorengan dan makanan
berlemak juga lebih berat serta sulit dicerna oleh tubuh sehingga meningkatkan asam lambung dan
memicu gangguan pencernaan.
Sebisa mungkin, kurangi makan gorengan dan lauk yang digoreng lainnya. Jika tetap ingin
memakannya, batasi jumlah dan pilih minyak lebih sehat seperti minyak kanola dan zaitun. Tak perlu
menggoreng lauk terlalu lama. Atau, Anda bisa memilih metode memasak yang lebih sehat seperti
tumis, pepes, kukus, atau panggang. Hindari juga makanan hasil pemrosesan, jeroan, dan makanan lain
yang mnegandung lemak jenuh tinggi.
Makanan yang terlalu manis
Tidak berlebihan mengkonsumsi makanan yang terlalu manis saat berbuka.
Berbuka puasa dengan yang makanan dan minuman manis seakan telah menjadi tradisi di Indonesia.
Tak banyak orang tahu, bahwa berbuka dengan makanan manis secara berlebihan justru dapat
meningkatkan kadar glukosa secara signifikan dan membuat Anda kesulitan mengontrol nafsu makan.
Makan makanan yang mengandung gula rafinasi dan karbohidrat sederhana seperti biskuit, permen,
coklat, dan cake saat sahur juga menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah yang diikuti penurunan
secara cepat sehingga cadangan energi Anda tidak bertahan lama.
Lebih baik, konsumsi sumber karbohidrat kompleks seperti beras merah dan gandum utuh saat sahur.
Sedangkan saat berbuka, makanlah beberapa butir kurma segar untuk menormalkan kadar gula darah
yang turun selama berpuasa. Kurma segar lebih sehat dan mengandung berbagai vitamin dan mineral
yang bermanfaat bagi tubuh.
Makanan yang terlalu asin
Makanan dengan kadar garam tinggi dapat mengacaukan keseimbangan sodium dan potassium dalam
darah dan mengganggu kemampuan ginjal untuk mengeluarkan air dari tubuh. Akibatnya, tekanan
darah meningkat dan zat-zat beracun yang tidak diperlukan oleh tubuh sulit dikeluarkan. Dalam jangka
lama, sering makan makanan yang terlalu asin dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada arteri,
jantung, hingga otak.
Makanan pemicu produksi gas lambung
Beberapa makanan yang sulit dicerna oleh lambung dapat merangsang produksi gas berlebihan.
Akibatnya, timbul rasa kembung yang kadang disertai nyeri perut. Dari keluarga sayuran, ada brokoli,
kembang kol, dan keluarga kubis lainnya. Selain itu, makanan manis yang mengandung sorbitol,
bawang merah, bawang putih, dan pop corn juga dapat memicu produksi gas berlebihan.
Makanan pedas
Cabai memang mengandung vitamin C tinggi dan dapat meningkatkan nafsu makan. Namun, terlalu
banyak makan makanan pedas dapat memicu panas dalam, gangguan pencernaan, dan rasa panas di ulu
hati. Konsumsi makanan pedas berlebihan dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan kerusakan
pada dinding lambung.
Minuman berkafein

Minuman berkafein seperti kopi dan teh bersifat diuretik dan dapat memicu buang air kecil berlebihan.
Akibatnya, Anda jadi mudah haus saat berpuasa. Ganti kopi dan teh Anda dengan air putih, jus buah
segar tanpa gula, atau air kelapa untuk mencukupi kebutuhan cairan.
Minuman bersoda
Minuman bersoda biasanya dilengkapi kafein yang bersifat diuretik dan menyebabkan Anda mudah
haus. Minuman bersoda juga mengandung gula tinggi dan memicu produksi gas lambung berlebihan.
Minuman semacam ini pun dapat menyebabkan gangguan lambung dan membuat perut merasa tidak
nyaman.
Minuman dingin
Di bulan Ramadan, aneka minuman dingin banyak dijajakan di pinggir jalan. Menyegarkan memang
saat membayangkan berbuka dengan es dan minuman dingin lainnya. Namun, berbuka dengan
minuman dingin sebenarnya dapat membuat membuat perut kaget dan berkontraksi berlebihan, bahkan
kram. Karena itulah banyak yang merasa perutnya melilit setelah berbuka dengan minuman dingin.
Lebih baik, berbukalah dengan air putih hangat dan beberapa butir kurma segar. Jika ingin minum es,
beri jeda sekitar 5 hingga 10 menit saat perut sudah lebih stabil. Hindari juga makanan yang terlalu
panas atau terlalu dingin agar puasa lancar dan perut nyaman.

Anda mungkin juga menyukai