Anda di halaman 1dari 28

TEKNIS ANALISIS STANDAR ISI DAN STANDAR

KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


MATA PELAJARAN

Compiled by:
H. Mutadi, S. Pd., M. Ed.
Widyaiswara BDK Semarang

BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SEMARANG


TAHUN 2011

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar isi dianalisis pada kerangka dasar kurikulum, struktur kurikulum, beban
belajar dan kalender pendidikan yang akan menjadi dokumen I KTSP. Standar isi
dianalisis pada lampiran SK dan KD yang akan menjadi dokumen II KTSP. Dokumen II
berisi silabus dan RPP yang esensinya ada pada KD. Tiap KD harus dianalisis untuk
memperoleh Indikator Pencapaian sebagai dasar pengembangan silabus. Indikator
pencapaian dalam silabus selanjutnya menjadi acuan dalam penentuan kegiatan
pembelajaran, alokasi waktu, jenis dan bentuk penilaian, serta sumber dan bahan
pembelajaran. Pengembangan RPP sesuai dengan tuntutan PP 19 Tahun 2005 harus
mengacu pada hasil pengembangan silabus. Penentuan tujuan pembelajaran harus sesuai
dengan indikator pencapaian, materi pembelajaran diuraikan dari materi pokok dalam
silabus, metode pembelajaran menjawab kebutuhan kegiatan pembelajaran, penilaian
berisi instrumen yang sesuai dengan jenis dan bentuk penilaian dalam silabus, sementara
sumber dan bahan pembelajaran sama dengan yang tertuang dalam silabus.
Sayangnya, masih banyak sekolah/madrasah yang belum melakukan analisis
standar isi dan lampiran standarisi tentang SK dan KD mata pelajaran, karena belum
memahami pentingnya dan keterkaitan hasil analisis dalam penyusunan silabus dan
perangkat pembelajaran lainnya. Di samping itu, realitas menunjukkan bahwa pada
umumnya dalam mengembangkan silabus, guru hanya mengutip SK dan KD yang
terdapat pada Lampiran Standar Isi (belum melakukan pengkajian/pemetaan kompetensi),
karena mereka belum memahami bahwa proses pengkajian dimaksud sangat penting dan
bermanfaat untuk merumuskan: indikator pencapaian, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, metode pembelajaran, penentuan bentuk dan jenis soal, serta sumber/bahan
belajar.
Salah satu factor tidak dilakukannya analisis atau pemetaan Standar Isi dal
Lapiran Standar Isi yang berupa SK-KD, dikarenakan belum semua warga
sekolah/madarasah memahami tata cara analisis standar isi dan lampirannya yaitu SK dan
KD. Hal lainnya adalah belum ada naskah panduan yang dapat dijadikan acuan bagi
sekolah/madrasah untuk melakukan analisis SK dan KD mata pelajaran secara benar dan
hasil yang optimal

B. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)


Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta diklat mampu melakukan analisis
Standar Isi dan Lampiran Standar Isi yang berupa Standar Kompetensi dan Kompetensi
dasar
C. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan taksonomi Benyamin S. Bloom dalam ranah kognitif
2. Menjelaskan taksonomi Benyamin S. Bloom dalam ranah afektif
3. Menjelaskan taksonomi Benyamin S. Bloom dalam ranah psikomotorik
4. Menganalisa Standar Kompetensi dan Tingkatan Ranah dalam taksonomi Bloom
5. Menganalisa Kompetensi dasar dan Tingkatan Ranah dalam taksonomi Bloom
6. Menjelaskan ruang lingkup mata pelajaran
7. Menjelaskan alur prosedur kerja analisis standar isi
8. Mempraktekan alur prosedur kerja analisis standar isi
9. Membuat analisis standar isi pada mata pelajaran tertentu
10. Membuat analisis tujuan pada mata pelajaran tertentu
11. Membuat pemetaan kompetensi pada mata pelajaran tertentu
D. Pokok Bahasan
Pokok bahasan dalam bahan ajar ini adalah:
1. Taksonomi Benyamin Bloom pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
2. Kata Kerja Operasional dan tingkatan ranah taksonomi Bloom
3. Pentingnya analisa dan pemetaan
4. Alur prosedur kerja analisis standar isi
5. Analisa standar isi pada kerangka kurikulum dokumen I
6. Analisa tujuan pembelajaran mata pelajaran
7. Pemetaan kompetensi mata pelajaran

BAB II
TAKSONOMI BENYAMIN BLOOM
Benjamin Bloom (February 21, 1913 - September 13, 1999) adalah seorang ahli
psikologi pendidikan Amerika yang memberikan sumbangan pemikiran yang cukup berarti,
yaitu mengklasifikasikan tujuan pembelajaran (classification of educational objectives) dan
teori belajar tuntas (the theory of mastery learning).

Dari hasil penelitiannya, Bloom

membangun taksonomi tujuan pembelajaran atau "taxonomy of educational objectives" yang


mengklasifikasikan tujuan pembelajaran yang berbeda-beda. Bloom membagi tujuan
pembelajaran ke dalam tiga domain, yaitu: Afektif, psikomotorik dan kognitif. Ini system
hierarkhi, yang berarti bahwa pembelajaran pada tingkatan yang lebih tinggi tergantung pada
pembelajaran pada level di bawahnya. Bloom berharap bahwa taksonomi ini memotivasi para
guru untuk memfokuskan pada tiga domain ini.

A. Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Bloom


Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mereka
menerima pengalaman belajarnya. Untuk mengevaluasi hasil belajar siswa yang
diharapkan, diperlukan tujuan yang bersifat operasional yaitu tujuan berupa tingkah laku
yang dapat dikerjakan dan diukur. Tujuan berkaitan dengan sifat secara operasional dan
tujuan pembelajaran khusus.
Benyamin Bloom mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar ke dalam tiga
kategori, yaitu:
1. Ranah kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang
telah dipelajari dan kemampuan intelektual.
2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek penerimaan,
tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan (karakterisasi).
3. Ranah psikomotorik, mencakup kemampuan yang berupa keterampilan fisik (motorik)
yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif.
B. Kawasan Kognitif

Taksonomi tujuan pembelajaran dalam kawasan kognitif menurut Bloom terdiri


atas enam tingkatan yaitu (1) Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Penerapan, (4) Analisis,
(5) Sintesis, dan (6) Evaluasi.

Benyamin S. Bloom, Cognitive Domain, 1956

Revised taxonomy of the cognitive domain


following Anderson and Krathwohl (2001)
Keenam jenis taksonomi tersebut diuraikan satu per satu berikut ini.
1. Pengetahuan atau Hafalan (Recall of Data)
Pengetahuan adalah kemampuan yang paling rendah tetapi paling dasar dalam
kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal
atau mengingat kembali sesuatu objek, ide, prosedur, prinsip atau teori yang pernah

ditemukan dalam pengalaman tanpa memanipulasikannya dalam bentuk atau simbol


lain. Kemampuan mengetahui sedikit lebih rendah di bawah kemampuan memahami,
karena itu orang yang mengetahui belum tentu memahami atau mengerti apa yang
diketahuinya.
2. Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami segala pengetahuan yang diajarkan
seperti kemampuan mengungkapkan dengan struktur kalimat lain, membandingkan,
menafsirkan, dan sebagainya. Kemampuan memahami dapat juga disebut dengan
istilah mengerti. Kemampuan-kemampuan yang tergolong dalam taksonomi ini,
mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi ialah:
a) Translasi, yaitu kemampuan untuk mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain
tanpa perubahan makna.
b) Interpretasi, yaitu kemampuan untuk menjelaskan makna yang terdapat di dalam
simbol, baik simbol verbal maupun nonverbal.
c) Ekstrapolasi, yaitu kemampuan untuk melihat kecenderungan atau arah atau
kelanjutan dari suatu temuan.
3. Penerapan (Application)
Penerapan ialah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur atau teori
tertentu pada situasi tertentu. Seseorang menguasai kemampuan ini jika ia dapat
memberi contoh, menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan,
dan mengidentifikasikan mana yang sama.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagianbagian sehinggga jelas susunannya. Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis
kemampuan analisis, yaitu: (1) Menganalisis unsur, (2) Menganalisis hubungan, dan
(3) Menganalisis prinsip-prinsip organisasi.
5. Sintesis (Synthesis)
Jenjang sintesis merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang
terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian
sehingga terjelma pola yang berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari
peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan tertinggi, yaitu bila seseorang dapat melakukan
penilaian terhadap suatu situasi, nilai-nilai, atau ide-ide. Evaluasi ialah kemampuan

untuk mengambil keputusan, menyatakan pendapat atau memberi penilaian


berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif.
C. Kawasan Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap (attitude), apresiasi (appreciation), dan motivasi
(motivation) siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kartwohl & Bloom membagi ranah
afektif menjadi lima aspek, yaitu: (1) Penerimaan, (2) Tanggapan, (3) Penilaian, (4)
Pengelolaan, dan (5) Penghayatan (karakterisasi).

1. Penerimaan (Receiving)
Meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu masalah, situasi,gejala, nilai, dan
keyakinan. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur
aspek penerimaan adalah memilih, mengikuti, meminati, memberi, dan sebagainya.
2. Tanggapan (Responding)
Berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu
yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Contoh kata kerja operasional
yang biasa digunakan untuk mengukur aspek tanggapan adalah mengajukan,
melaporkan, menampilkan, mendukung, dan sebagainya.
3. Penilaian (Valuing)

Berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tertentu.
Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek penilaian
adalah meyakini, mengusulkan, menekankan, meyakinkan, dan sebagainya.
4. Pengelolaan (Organization)
Meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai. Contoh kata kerja
operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek pengelolaan adalah
mempertahankan, mengubah, memadukan, membentuk pendapat, dan sebagainya.
5. Penghayatan (Characterization)
Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi
pola kepribadian dan tingkah lakunya. Contoh kata kerja operasional yang biasa
digunakan untuk mengukur aspek penghayatan adalah mendengarkan, memecahkan,
mempengaruhi, dan sebagainya.
C. Kawasan Psikomotorik
Selain ranah kognitif dan ranah afektif, ranah psikomotorik termasuk ke dalam
taksonomi tujuan pembelajaran menurut Bloom, seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Taksonomi pembelajaran terhadap ranah psikomotorik secara garis besar
dibedakan kedalam 4 tahap, yaitu:

1. Meniru (Imitation)
Merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan contoh yang
diamatinya walaupun belum mengerti makna atau hakikat dari keterampilan itu.

Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini adalah
mengkonstruksi, menggabungkan, mengatur, mnyesuaikan, dan sebagainya.
2.

Memanipulasi (Manipulation) merupakan kemampuan dalam melakukan suatu


tindakan seperti yang diajarkan, dalam arti mampu memilih yang diperlukan. Kata
kerja yang sering digunakan dalam mengukur aspek ini adalah menempatkan,
membuat, memanipulasi, merancang, dan sebagainya.

3. Ketelitian (Precision) melakukan tugas atau kegiatan dengan keahlian dan berkualitas
tinggi tanpa bantuan atau instruksi, dapat menunjukkan aktivitas untuk pelajar lain
4. Artikulasi (Articulation) merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan
suatu keterampilan yang lebih komplek terutama yang berhubungan dengan gerakan
interpretatif. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur
aspek ini adalah menggunakan, mensketsa, menimbang, menjeniskan, dan sebagainya.
5. Pengalamiahan (Naturalisation) merupakan suatu penampilan tindakan dimana halhal yang diajarkan (sebagai contoh) telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakangerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Contoh kata kerja operasional yang
biasa digunakan untuk mengukur aspek ini diantaranya adalah memutar,
memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya.

Daftar contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah Kognitif
Ingatan (C1)

Pemahaman (C2)

Aplikasi (C3)

Analisis (C4)

Sintesis (C5)

Evaluasi (6)

Mengutip
Menyebutkan
Menjelaskan
Menggambar
Membilang
Mengidentifikasi
Mendaftar
Menunjukkan
Memberi label
Memberi indeks
Memasangkan
Menamai
Manandai
Membaca
Menyadari
Menghafal
Meniru
Mencatat
Mengulang
Mereproduksi
Meninjau
Memilih
Menyatakan
Mempelajari
Mentabulasi
Memberi kode
Menelusuri
Menulis

Memperkirakan
Menjelaskan
Mengkategorikan
Mencirikan
Merinci
Mengasosiasikan
Membandingkan
Menghitung
Mengkontraskan
Mengubah
Mempertahankan
Menguraikan
Menjalin
Membedakan
Mendiskusikan
Menggali
Mencontohkan
Menerangkan
Mengemukakan
Mempolakan
Memperluas
Menyimpulkan
Meramalkan
Merangkum
Menjabarkan

Menugaskan
Mengurutkan
Menentukan
Menerapkan
Menyesuaikan
Mengkalkulasi
Memodifikasi
Mengklasifiksi
Menghitung
Membangun
Mengurutkan
Membiasakan
Mencegah
Menggambarkan
Menggunakan
Menilai
Melatih
Menggali
Mengemukakan
Mengadaptasi
Menyelidiki
Mengoperasikan
Mempersoalkan
Mengkonsepkan
Melaksanakan
Meramalkan
Memproduksi
Memproses
Mengaitkan
Menyusun
Mensimulasikan
Memecahkan
Melakukan
Mentabulasi

Menganalisis
Mengaudit
Memecahkan
Menegaskan
Mendeteksi
Mendiagnosis
Menyeleksi
Memerinci
Menominasikan
Mendiagramkan
Mengkorelasikan
Merasionalkan
Menguji
Mencerahkan
Menjelajah
Membagankan
Menyimpulkan
Menemukan
Menelaah
Memaksimalkan
Memerintahkan
Mengedit
Mengaitkan
Memilih
Mengukur
Melatih
Mentransfer

Mengabstraksi
Mengatur
Menganimasi
Mengumpulkan
Mengkategorikan
Mengkode
Mengkombinasikan
Menyusun
Mengarang
Membangun
Menanggulangi
Menghubungkan
Menciptakan
Mengkreasikan
Mengoreksi
Merancang
Merencanakan
Mendikte
Meningkatkan
Memperjelas
Memfasilitasi
Membentuk
Merumuskan
Menggeneralisasi
Menggabungkan
Memadukan
Membatas
Mereparasi
Menampilkan
Menyiapkan
Memproduksi
Merangkum
Merekonstruksi

Membandingkan
Menyimpulkan
Menilai
Mengarahkan
Mengkritik
Menimbang
Memutuskan
Memisahkan
Memprediksi
Memperjelas
Menugaskan
Menafsirkan
Mempertahankan
Memerinci
Mengukur
Merangkum
Membuktikan
Memvalidasi
Mengetes
Mendukung
Memilih
Memproyeksikan

(Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003)

Contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah afektif

Menerima (A1)

Menanggapi (A2)

Menilai (A3)

Mengelola (A4)

Menghayati (A5)

Memilih
Mempertanyakan
Mengikuti
Memberi
Menganut
Mematuhi
Meminati

Menjawab
Membantu
Mengajukan
Mengompromi
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Memilah
Menolak

Mengasumsikan
Meyakini
Melengkapi
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Mengundang
Menggabungkan
Memperjelas
Mengusulkan
Menekankan
Menyumbang

Menganut
Mengubah
Menata
Mengklasifikasikan
Mengombinasi
Mempertahankan
Membangun
Membentuk
pendapat
Memadukan
Mengelola
Menegosiasikan
Merembuk

Mengubah perilaku
Berakhlak mulia
Mempengaruhi
Mendengarkan
Mengkualifikasi
Melayani
Menunjukkan
Membuktikan
Memecahkan

(Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003)

Contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah psikomotor

Menirukan (P1)

Memanipulasi (P2)

Ketepatan (P3)

Artikulasi (P4)

Pengalamiahan (P5)

Mengaktifkan
Menyesuaikan
Menggabungkan
Melamar
Mengatur
Mengumpulkan
Menimbang
Memperkecil
Membangun
Mengubah
Membersihkan
Memposisikan
Mengonstruksi

Mengoreksi
Mendemonstrasikan
Merancang
Memilah
Melatih
Memperbaiki
Mengidentifikasikan
Mengisi
Menempatkan
Membuat
Memanipulasi
Mereparasi
Mencampur

Mendemonstrasika
n
Menunjukkan
Melengkapkan
Menyempurnakan
Mengkalibrasi
Mengkontrol,

Mengalihkan
Mempertajam
Membentuk
Memadankan
Menggunakan
Memulai
Menyetir
Menjeniskan
Menempel
Mensketsa
Melonggarkan
Menimbang

Mengalihkan
Mengantikan
Memutar
Mengirim
Memindahkan
Mendorong
Menarik
Memproduksi
Mencampur
Mengoperasikan
Mengemas
Membungkus

(Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003 ditambah Kolom Ketepatan oleh Mutadi)

BAB III
PETUNJUK TEKNIS
ANALISI SI, SK DAN KD

A. Latar Belakang
Berdasarkan laporan hasil pelaksanaan kegiatan bimtek KTSP di berbagai sekolah
dan madrasah di tahun 2009 diperoleh data dan informasi antara lain sebagai berikut:
1. Masih banyak sekolah/madrasah yang belum melakukan analisis standar isi dan
lampiran standarisi tentang SK dan KD mata pelajaran, karena belum memahami
pentingnya dan keterkaitan hasil analisis dalam penyusunan silabus dan perangkat
pembelajaran lainnya;
2. Pada umumnya dalam mengembangkan silabus, guru hanya mengutip SK dan KD
pada Lampiran Standar Isi (belum melakukan pengkajian/pemetaan kompetensi),
karena mereka belum memahami bahwa proses pengkajian dimaksud sangat penting
dan bermanfaat untuk merumuskan: indikator pencapaian, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, metode pembelajaran, penentuan bentuk dan jenis soal, serta
sumber/bahan belajar;
3. Belum semua warga sekolah/madarasah memahami tata cara analisis standar isi dan
lampirannya yaitu SK dan KD;
4. Terdapat sejumlah sekolah/madarasah yang telah melakukan analisis SK dan KD,
tetapi belum mendokumentasikan secara baik hasil analisisnya, karena mereka belum
memahami bahwa dokumen tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
dokumen KTSP;
5. Belum ada naskah panduan yang dapat dijadikan acuan bagi sekolah/madrasah untuk
melakukan analisis SK dan KD mata pelajaran secara benar dan hasil yang optimal.
Sebagai salah satu upaya untuk membantu sekolah/madrasah agar dapat
melakukan analisis Standar Isi termasuk lampirannya perlu disusun pedoman Petunjuk
Teknis Analisis Standar Isi dan Lampiran Standar Isi Tentang Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran

B. Tujuan
Tujuan penyusunan petunjuk teknis ini adalah:
1. Sebagai acuan bagi seluruh guru dalam melakukan analisis Standar Isi (SI) dan
hubungannya dengan standar nasional lainnya untuk pengembangan KTSP dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
2. Untuk meningkatkan pemahaman guru terhadap pemanfaatan hasil analisis untuk
penyusunan rencana kerja sekolah
C. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup juknis analisis Standar Isi ini mencakup kegiatan:
1. Penugasan TPK untuk melakukan analisis;
2. Penyusunan rencana dan jadwal pelaksanaan kegiatan analisis;
3. Penyusunan perangkat analisis (panduan/rambu dan instrumen pengumpulan dan
pengolahan data);
4. Pengumpulan dan pengolahan data dan informasi serta penyusunan draf hasil analisis;
5. Pembahasan, penyempurnaan, dan finalisasi hasil analisis;
6. Penandatanganan dokumen hasil analisis;
7. Penggandaan dan pendistribusian hasil analisis.
D. Unsur yang Terlibat
Unsur yang terlibat dalam teknis analisis SI, SK, dan KD adalah:
1. Kepala Sekolah,
2. Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah,
3. Guru/MGMP Sekolah,
E. Pengertian dan Konsep
1. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan (UU No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 Butir 10)
2. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (PP No. 19 Tahun 2005 Bab I
Pasal 1 butir 13);
3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP

dikembangkan sesuai dengan potensi, karakteristik, kebutuhan satuan pendidikan dan


daerah/lingkungan setempat (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi);
4. Dalam penyusunan KTSP perlu terlebih dahulu dilakukan analisis konteks yang
mencakup analisis:
a. Delapan SNP sebagai acuan dalam penyusunan KTSP (Standar Isi, Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pengelolaan,
Standar Ketenagaan, Standar Sarana Prasarana dan Standar Pembiayaan);
b. Kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program;
c. Kondisi lingkungan satuan pendidikan (eksternal) misalnya: komite sekolah, dewan
pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja,
sumber daya alam dan sosial budaya;
5. Analsis SNP adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menguraikan suatu pokok
atas berbagai bagian dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian
untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan esensi
masing-masing standar yang selanjutnya dijadikan acuan dalam pengembangan sesuai
dengan tuntutan tiap standar;
6. Hubungan antar standar dalam SNP:
a. Standar isi dianalisis pada kerangka dasar kurikulum, struktur kurikulum, beban
belajar dan kalender pendidikan yang akan menjadi dokumen I KTSP. Standar isi
dianalisis pada lampiran SK dan KD yang akan menjadi dokumen II KTSP.
Dokumen II berisi silabus dan RPP yang esensinya ada pada KD; Tiap KD harus
dianalisis untuk memperoleh indikator pencapaian sebagai dasar pengembangan
silabus; Indikator pencapaian dalam silabus selanjutnya menjadi acuan dalam
penentuan kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, jenis dan bentuk penilaian, serta
sumber dan bahan pembelajaran; Pengembangan RPP sesuai dengan tuntutan PP 19
Tahun 2005 harus mengacu pada hasil pengembangan silabus; Penentuan tujuan
pembelajaran harus sesuai dengan indikator pencapaian, materi pembelajaran
diuraikan dari materi pokok dalam silabus, metode pembelajaran menjawab
kebutuhan kegiatan pembelajaran, penilaian berisi instrumen yang sesuai dengan
jenis dan bentuk penilaian dalam silabus, sementara sumber dan bahan
pembelajaran sama dengan yang tertuang dalam silabus;

b. Standar kompetensi lulusan (SKL), khususnya SKL mata pelajaran yang dianalisis
guru esensinya terletak pada tingkat kompetensi dan deskripsi materi hubungannya
dengan tingkat kompetensi dan uraian materi KD yang dikembangkan guru menjadi
indikator pencapaian;
c. Standar proses (sesuai dengan tuntutan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007)
dikembangkan guru mengacu pada silabus dan RPP (tuntutan PP 19 Tahun 2005)
esensinya terletak pada kegiatan pembelajaran yang terurai dalam langkahlangkah;
Acuan

pengembangan

langkah-langkah

tidak

bisa

terlepas

dari

metode

pembelajaran;
d. Penilaian seperti yang dituntut dalam standar penilaian harus berdasar pada jenis dan
bentuk penilaian (hasil analisis SK-KD standar isi) dan instrumen penilaiannya
sesuai dengan tuntutan standar proses;
e. Standar pengelolaan, sarana prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, serta
pembiayaan seluruhnya menjadi pendukung keberhasilan perncanaaan dan
pelaksanaan keempat standar lainnya;
7. Analisis atas tujuan yang terdapat pada lampiran SK dan KD untuk memetakan skala
prioritas ranah kompetensi; manfaatnya sebagai acuan dalam pemerian tahapan
berpikir indikator pencapaian;
8. Analisis atas ruang lingkup pada lampiran SK dan KD untuk memetakan materi pokok
hubungannya dengan materi yang terjabar dalam seluruh KD tiap jenjang; Jika dalam
ruang lingkup mata pelajaran yang tersaji belum terurai, maka tugas guru adalah
melakukan pemerian terhadap tiap bagian; Hasil analisis ini bermanfaat untuk acuan
guru dalam menentukan materi pengembangan;
9. Analisis atas SK-KD pada lampiran SK dan KD untuk memetakan tingkat kompetensi
sebagai acuan dalam penentuan tahapan berpikir indikator pencapaian, materi pokok
sebagai dasar untuk merinci materi sederhananya, hubungan materi pokok dengan
ruang lingkup, dan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pencapaian indikator; Hasil
analisis SK-KD akan bermanfaat untuk acuan pengembangan silabus;
10. Tim Pengembang Kurikulum sekolah/madrasah yang selanjutnya disebut TPK
sekolah/madrasah adalah sekelompok tenaga yang memenuhi persyaratan dan
ditetapkan oleh Kepala Sekolah/Madrasah untuk melaksanakan keseluruhan proses
perancangan dan pengembangan KTSP. Tim ini terdiri atas guru, konselor, dan kepala
sekolah sebagai ketua merangkap anggota (Panduan penyusunan KTSP BSNP
Tahun 2006 Bab IV B 1). Dalam melakukan tugasnya, tim ini bekerjasama dengan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan dapat melibatkan pengawas sekolah,
komite sekolah, dan narasumber, serta pihak lain yang terkait. Koordinasi dan
supervisi kegiatan TPK sekolah untuk SMA/MA dilakukan oleh Dinas Pendidikan
Provinsi/Kanwil Kemenag Provinsi (Panduan penyusunan KTSP oleh BSNP Tahun
2006 Bab IV B 1);
11. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah forum komunikasi yang
beranggotakan guru mata pelajaran sejenis. Ada MGMP sekolah/madrasah, MGMP
kabupaten/kota, dan MGMP provinsi;
12. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah (UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I Pasal 1 butir 1);
13. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (PP No. 19 Tahun 2005 Bab I
Pasal 1 butir 1);
14. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP No. 19/2005 Bab I Pasal 1 butir
4). SKL terdiri atas SKL Satuan Pendidikan, SKL Kelompok Mata Pelajaran, dan
SKL Mata Pelajaran (Permendiknas No. 23 tahun 2006). Sedangkan SKL Ujian
merupakan representasi dari keseluruhan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) mata pelajaran;
15. Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang selanjutnya disebut
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu;
16. Standar Isi sebagaimana dimaksud pada Permendiknas No. 22 Tahun 2006 ayat (1)
(tercantum pada Lampiran Permendiknas tersebut);
17. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) adalah badan mandiri dan independen
yang bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar
nasional pendidikan (PP No. 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 22);
18. Kompetensi manajerial Kepala Sekolah antara lain: mengembangkan organisasi
sekolah sesuai dengan kebutuhan (Lampiran Permendiknas No.13 Tahun 2007 Bagian
B butir 2.2) dan mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional (Lampiran Permendiknas No.13
Tahun 2007 Bagian B butir 2.10).

F. Uraian Prosedur Kerja


1. Kepala Sekolah/Madrasah menugaskan dan memberikan arahan teknis kepada TPK
sekolah/madrasah untuk melakukan analisis Standar Isi sesuai dengan mekanisme dan
prosedur analisis;
2. TPK sekolah/madrasah menyusun rencana kegiatan analisis standar isi sekurangkurangnya berisi tentang: uraian kegiatan, sasaran, pelaksana kegiatan, dan
waktu/jadwal pelaksanaan, yang mencakup kegiatan:
a. Penyusunan perangkat pendukung analisis (rambu-rambu dan Instrumen
pengumpulan dan pengolahan informasi/pemetaan SK dan KD), dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang relevan, sebagaimana tercantum dalam
Pengertian dan Konsep
b. Pengkajian kerangka dasar, struktur kurikulum, beban belajar dan kalender
pendidikan;
c. Pengkajian/analisis SK dan KD (Tujuan, Ruang Lingkup, pemetaan SK dan KD);
d. Penyusunan draf hasil analisis dan pemetaan SK KD;
e. Pembahasan, penyempurnaan dan finalisasi hasil analisis dan pemetaan SK - KD;
f. Penandatanganan hasil analisis dan pemetaan SK - KD;
g. Penggandaan dan pendistribusian hasil analisis dan pemetaan SK - KD.
3.

Ketua TPK melakukan pembagian tugas kepada anggota tim untuk melakukan
pengkajian kerangka dasar, stuktur kurikulum, beban belajar dan kalender pendidikan
sebagai bahan dalam penyusunan KTSP (dokumen I), dan kepada MGMP untuk
melakukan pengkajian/pemetaan SK dan KD sebagai bahan penyusunan silabus dan
RPP.

4. TPK SMA menganalisis standar isi mencakup:


a. Analisis kerangka dasar yang meliputi analisis kelompok mata pelajaran, analisis
prinsip pengembangan kurikulum dan analisis prinsip pelaksanaan kurikulum;
b. Analisis stuktur kurikulum yang meliputi analisis struktur kurikulum Kelas..
c. Analisis beban belajar yang meliputi analisis jumlah jam pembelajaran per minggu,
jumlah minggu efektif per tahun ajaran, waktu pembelajaran per tahun, dan
pengaturan waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur;
d. Analisis kalender pendidikan yang meliputi analisis pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup

permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan
hari libur.
5. MGMP sekolah/madrasah melaksanakan analisis SK dan KD mencakup:
a. Pengkajian Tujuan dan Ruang Lingkup mata pelajaran untuk menentukan ranah
kompetensi dan materi pokok hubungannya dengan materi yang terjabar dalam KD
setiap jenjang;
b. Pengkajian SK dan KD untuk menjabarkan/menentukan indikator pencapaian
kompetensi (IPK), materi pokok, hubungannya dengan ruang lingkup, dan alokasi
waktu yang dibutuhkan tiap indikator pencapaian;
6. Kepala sekolah/Madrasah bersama TPK dan Guru/MGMP sekolah melakukan reviu
dan revisi draf hasil analisis, berupa:
a. Hasil pengkajian kerangka dasar, struktur kurikulum, beban belajar dan kalender
pendidikan;
b. Peta kompetensi yang mencakup: SK, KD, tahapan berfikir setiap KD, indikator
pencapaian, tahapan berfikir indikator pencapaian, materi pokok, ruang lingkup
SK-KD, alokasi setiap indikator.
7. TPK dan Guru/MGMP sekolah/madrasah menyempurnakan dan memfinalkan hasil
analisis, sesuai dengan tugas masing-masing;
8. Kepala Sekolah/Madrasah menandatangani hasil analisis standar isi;
9. TPK menggandakan sesuai kebutuhan dan mendistribusikan hasil analisis kepada guru
mata pelajaran dan pihak lain yang memerlukan.

Alur Prosedur Analisis Standar Isi

INPUT

Standar Isi dan


Lampirannya
(Permendiknas
No 22 Th 2006)

KEPALA SEKOLAH

1. Menugaskan TPK
dan guru melakukan
analisis standar Isi
2. Memberi arahan
teknis tentang
Standar Isi

PROSES
WAKASEK
BIDANG KURIKULUM / TPK
SEKOLAH

GURU/MGMP

OUTPUT

Membuat rencana kegiatan


analisis Standar Isi
Melakukan pembagian tugas
untuk analisis Standar Isi
Melakukan analisis Standar Isi
untuk kerangka dasar, struktur
kurikulum, beban belajar dan
kalender pendidikan

Melakukan analisis
Standar Isi untuk
analisis SK/KD

Melakukan reviu dan revisi terhadap draf analisis Standar Isi


Ya

Tidak
Layak

Mengfinalkan hasil revisi


analisis Standar Isi

Menandatangani
hasil analisis
Standar Isi

Menggandakan dan
mendistribusikan hasil analisis
Standar Isi sesuai keperluan

Mengfinalkan
hasil revisi
analisis SK/KD

Hasil
analisis
Standar Isi

Instruksi Kerja Analisis Standar Isi


(Kerangka Dasar, Struktur Kurikulum, Beban Belajar dan Kalender Akademik)

Penyiapan data untuk


melakukan Analisis SI

Standar Isi

Menyusun draf
Analisis SI

Menganalisis Kondisi
Riil terdiri atas:
Kerangka dasar
Struktur Kurikulum
Beban Belajar
Kalender Pendidikan
Menentukan langkah
tindak lanjut analisis

Tidak
LAYA
K
Ya
Hasil analisis Standar
Isi
Analisis SI untuk dokumen
I KTSP telah selesai

Instruksi Kerja Analisis Lampiran Standar Isi

Penyiapan data untuk


melakukan Analisis SI

Lampiran Standar Isi


(SK/KD)
Menyusun draf
Analisis Lampiran SI
Melakukan analisis tujuan
tiap mata pelajaran

Melakukan analisis ruang


lingkup tiap mata pelajaran
Melakukan analisis SK-KD
untuk mendapatkan Indikator
pencapaian

Menentukan langkah
tindak lanjut analisis

Tidak
LAYA
K
Ya
Pemetaan SK-KD

Analisis Lampiran SI telah


selesai

Keterangan:
1. Menyusun draf lampiran SI berisi:

a. SK
b. KD
c. Materi Pokok
d. Indikator Pencapaian
e. Tahapan Berfikir
f. Ruang Lingkup
g. Alokasi Waktu
2. Acuan penentuan tahapan berfikir KKO untuk SK-KD Indikator Pencapaian adalah
Taksonomi Bloom maupun Anderson & Krathwohl: tentang ranah Kognitif,
Psikomotor, dan Afektif. Fokus penentuan untuk menemukan Kata Kerja Operasional
yang tepat sebagai karakteristik kompetensi
3. Hasil analisis SI sebagai dasar dan acuan untuk pengembangan silabus dan RPP

Contoh Analisis Standar Isi (Kerangka Dasar, Struktur Kurikulum, Beban Belajar, dan Kalender Pendidikan)
Komponen
1. Kerangka Dasar Kurikulum

Sub Komponen
Prinsip Pengembangan
Kurikulum

dst
2. Struktur Kurikulum

Penetapan Muatan lokal pada


struktur kurikulum

dst
3. Beban Belajar

4. Kalender Pendidikan

Beban belajar untuk kegiatan


Tatap Muka perminggu

Kondisi Ideal

Kondisi Riil

Rencana Tindak Lanjut

KTSP dikembangkan oleh


sekolah dan komite sekolah
berpedoman pada standar isi
dan standar kompetensi lulusan
serta panduan penyusunan
KTSP yang disusun oleh BSNP.

Dalam pengembangan KTSP


belum memperhatikan prinsipprinsip pengembangan urikulum
terutama prinsip berpusat pada
potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya

Muatan lokal merupakan


kegiatan kurikuler yang
ditentukan oleh satuan
pendidikan untuk
pengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah
,termasuk unggulan daerah ,
yang materinya tidak menjadi
bagian dari mata pelajaran lain.
Jumlah jam pelajaran tata muka
perminggu 38 39 jp/ minggu
dan pemanfaatan tambahan 4
jam pelajaran/minggu

Satuan pendidikan
mengembangkan Mulok Bahasa
Jawa baik siswa Kelas X. XI,
XII yang ditentukan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten, tetapi
SK dan KD diserahkan ke
masing-masing satuan
pendidikan untuk
menentukannya.

Dilakukan reviu dokumen KTSP


sehingga memenuhi setiap
prinsip pengembangan
kurikulum khususnya prinsip
berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
Untuk memenuhi kebutuhan
akan pengembangan kurikulum
yang sesuai dengan ciri khas
daerah setempat, satuan
pendidikan perlu melakukan
analisis untuk menentukan
mulok.

Beban belajar Kelas X adalah


44 jam pelajaran (adanya
penambahan jam sebanyak 6
jam untuk mapel MIPA masingmasing 1 jam, Bahasa Inggris 2
jam)

Dilakukan IHT dengan focus


analisis/pemetaan SK/KD untuk
menentukan tambahan jam
pelajaran

Contoh Analisis Tujuan Mata Pelajaran Biologi


Tujuan
1. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan
menyadari keteraturan dan keindahan alam serta
mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif,
terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama
dengan orang lain
3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat
mengajukan dan menguji hipotesis melalui
percobaan, serta mengkomunikasikan hasil
percobaan secara lisan dan tertulis
4. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis,
induktif, dan deduktif dengan menggunakan
konsep dan prinsip biologi
5. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip
biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA
lainnya serta mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap percaya diri
6. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk
menghasilkan karya teknologi sederhana yang
berkaitan dengan kebutuhan manusia
7. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta
dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Contoh Pemetaan Kompetensi

Ranah Kompetensi
A
P
v

Substansi Materi
Seluruh materi esensial
biologi
Keteraturan & keindahan
alam
Kebesaran Allah

Implementasi dalam PBM


(Hubungan dengan KD)
Terkolaborasi dalam seluruh
KD

ANALISIS/PEMETAAN SK-KD
Mata Pelajaran
Kelas
Standar
Kompetensi
1. Memahami
hakikat
biologi
sebagai
Ilmu

: Biologi
:X
Kompetensi Dasar
1.1. Mengidentifikasi ruang
lingkup Biologi

1.2 Mendeskripsikan objek dan


permasalahan biologi
pada berbagai tingkat
organisasi kehidupan
( molekul, sel, jaringan,
organ, individu, populasi,
ekosistem dan bioma)

Tingkatan
Ranah KD
C1

C4

Indikator Pencapaian
Menyebutkan ruang lingkup biologi
Menjelaskan apa yang dikaji (ruang lingkup) biologi

Tingkatan
Ranah
IPK
C1
C1

Materi Pokok

Ruang Lingkup
1
2
3

Ruang Lingkup
Biologi

Alokasi Waktu
.. menit
.. menit

Menjelaskan kedudukan dan keterkaitan Biologi dengan ilmu yang lain.

C1

Menjelaskan contoh manfaat mempelajari biologi.


Mengidentifikasi permasalahan biologi pada tingkat molekul sampai sistem
organ individu.

C1
C1

enjelaskan objek biologi pada tingkat individu sampai bioma.

C2

enjelaskan masalah biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan.

C2

Menentukan alternatif pemecahan masalah biologi yang ditemukan dengan


rencana penelitian sederhana yang dapat dilakukan.

C3

Mengelompokkan urutan sistematika metoda ilmiah.


Memecahan masalah biologi dengan metoda ilmiah.

C3
C4

.. menit
.. menit

Mendeskripsikan objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkat


organisasi kehidupan

C4

.. menit

.. menit

Objek dan
permasalahan
biologi pada berbagai
tingkat
organisasi kehidupan
(molekul,sel, jaringan,
organ, individu,
populasi,
ekosistem dan bioma)

Keterangan:
Ruang lingkup mata perlajaran Biologi
Mata pelajaran Biologi di SMA / MA merupakan kelanjutan IPA di SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan penerapannya yang meliputi aspek-aspek sbb:
1. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk hidup, hubungan antarkomponen ekosistem, perubahan materi dan energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
2. Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat
3. Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

.. menit
.. menit
.. menit
.. menit
.. menit

BAB IV
PENUTUP
Analisa dan pemetaan Standar Isi dan Lampiran Standar Isi yang berupa SK dan KD
sangat menentukan dalam pemilihan strategi pembelajaran, bahan ajar, evaluasi, media, dan
alokasi waktu. Sudah saatnya lagi, guru mengkopi silabus dari tempat lain dan digunakan
dalam mengajarnya tanpa tahu peta kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
secara mendalam. Konsep yang penting mengajar harus dirubah menjadi mengajar yang
penting dengan memperhatikan kajian analisa dan pemetaan tersebut. Semoga bahan ajar ini
membuat para guru lebih optimal dalam menanamkan kompetensi yang harus dikuasai siswa
sedekat mungkin denganyang ditargetkan oleh standar isi dan juga bekerja sejurus dengan
delapan Standar Nasional Pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pembinaan SMA, 2011, Juknis Analisis Standar Isi SMA, Jakarta (Softcopy)
New World Encyclopedia, 2011, Benyamin Bloom, di www.newworldencyclopedia.org
diakses tanggal 25 juni 2011

Anda mungkin juga menyukai