BAB II
SISTEM PENGEREMAN K ERETA API
kenyamanan
perjalanannya.
Pelaksanaan
pengereman
memerlukan
pengetahuan dasar perasaan dan pengalaman dari masinis kereta api, untuk
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
c. Sistem rem kereta api harus dilengkapi dengan rem yang automatis,
karena kereta api harus segera berhenti bila ada rangkaian yang terputus
timbulkan.
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
- Rem Vakum
Pada rem vakum, udara pada reservoir dan saluran rem diusahakan
mempunyai tekanan dibawah udara tekanan luar (tekanan vakum 0,6 atmosfir).
udara luar dimasukan kesaluran rem saat peristiwa pengereman terjadi.
- Rem Tangan
Rem tangan dahulu banyak digunakan pada gerbong dan sekarang
digunakan untuk keperluan rem darurat pada sistem pengereman udara vakum
ataupun udara tekan. sistem ini menggunakan transmisi ulir lengan rem.
Untuk ketiga jenis sistem pengerman diatas bagian-bagian yang aus adalah
kasut rodanya dan blok remnya. Berikut ini adalah jenis rem dengan keausan
lainya yaitu : Rem gesek magnetis, prinsip kerjanya adalah gesekan blok rem
dengan rel atas dasar prinsip magnetis, keausan terjadi pada rel dan blok rem.
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
Rem Elektrodinamis
Pada sistem ini energi kinetik kereta diubah menjadi energi listrik, dimana
motor traksi yang mula -mula bekerja di ubah menjadi generator, yang
mengubahnya kebentuk panas pada kumparan tahanan.
Rem Elektomagnetis
Prinsip rem ini adalah energi kinetik ketera diubah ke dalam magnet yang
Rem Hidrodinamis
Rem hidrodinamis mempunyai prinsip seperti dinamometer brake, dimana
energi kinetik kereta diubah kebentuk pusaran fluida yang akhirnya berubah
panas.
- Rem tangan
- Rem vakum (Vacum brake)
- Rem Udara tekan (air brake)
- Rem udara tekan listrik (pada kereta rel listrik)
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
darurat.
Sistem rem pada kereta api menggunakan sistem rem yang sangat penting
dalam berop erasinya suatu rangkaian kereta api. Dalam pengoperasiannya, kereta
dapat melaju dengan cepat. Supaya kereta dapat berhenti pada jarak tertentu,
diperlukan suatu sistem rem yang handal dan terpadu pada setiap rangkaian kereta
api. Untuk dapat menghentikan rangkaian kereta api dalam suatu jarak tertentu
diperlukan kapasitas pengereman yang ditentukan oleh besarnya persentase
pengereman dan kecepatan aliran udara dari pipa rem ke udara luar.
Pada sistem pengereman yang menggunakan rem blok seperti rem udara
ini, maka besarnya persentase itu tergantung pada besarnya tekanan rem blok pada
roda (bandasi roda). Semakin besar gaya tekanan rem blok pada bandasi roda,
kereta
10
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
hanya dipakai
pada lokomotif saja dan tidak digunakan pada kereta-kereta penumpang atau
gerbong-gerbong barang.
Prinsip kerjanya:
berhubungan
b. Pada kedudukan hendel rem terikat, maka silinder rem dan pipa rem
berhubungan langsung dengan tangki uadara (Reservoir) yang ada di
lokomotif yang bertekanan 1 atmosfir.
Bila metoda langsung ini digunakan pada kereta, dan rangkaian kereta
mengalami putus dalam perjalanan maka alat rem tidak b
bekerja secara
11
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
12
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
13
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
14
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
Valve akan terbuka, sehingga udara tekan yang tersimpan dalam tangki
pembantu segara masuk kedalam silinder rem untuk menekan rem blok
agar menghentikan roda.
Jadi gaya rem diperoleh dari udara tekan yang berasal
i tangki
melakukan pengereman.
15
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
16
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
menjadi 5
17
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
pembantu dengan tabung udara utama serta silinder rem dengan udara luar,
sehingga udara didalam silinder rem akan keluar dan rem akan terlepas.
1.
Roda
7.
2.
Selang Rem
8.
3.
Pipa Rem
9.
4.
Distributor Valve
5.
Tangki Pembantu
6.
Silinder Rem
18
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
II.5. Hubungan Antara Handel Rem Dengan Tangki Utama Dan Distributor
Valve Kontrol Serta Tangki Pembantu Dan Silinder Rem.
Hubungan antara Handel Rem yang terdapat pada kabin masinis dengan
Tangki Pembantu (Auxilliary Recservoir) yang ada di lokomotip, dan juga antara
Handel Rem dengan Distributor Valve, Tangi Pembantu (Auxilliary Recservoir)
dan Silinder Rem (Brake Cilinder)yang ada pada rangkaian kereta atau gerbong
melalui saluran pipa rem utama.
udara tekan
yang ada didalam pipa abar terbuang bebas keluar, sehingga udara tekan yang
tersimpan dalam tengki membantu masuk kedalam silinder rem. Apabila posisinya
tetap dibiarkan terbuka, maka rem akan terus mengikar dengan kekuatan penuh
(full brake position), karena pipa rem utama akan kosong sama sekali.
19
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
lokomotif itu
tertutup, inilah yang disebut "lap" (lap psition). Dengan adanya posisi "lap"ini,
20
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
(Auxilliary Reservoir) yang ada di kereta atau gerbong itu selalu mendapatkan
supply udara tekan dari tangki utama yang terus menerus diisi udara tekan dari
sebuah kompresor atau blower.
Dengan demikian, maka udara tekan yang disimpan didalam tangki
pembantu itu tidak akan habis, apabila ada kebocoran sedikit -sedikit. Kebocoran
ini pada suatu tingkat tertentu masih dapat di tolerir.
dan menuju ke komponen -komponen alat rem. Ada tiga macam "posisi" darin
distributor valve yaitu:
posisi
pada
waktu
berlangsungnya
"proses
pengereman"
(Brake
Operation ).
21
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
Pengisian Ruang A
Udara dari pipa remutama L mengalir ke ruang pengaturan A, terus
membuka secara sensitif lubang (2) dan mengisi choke (2c). Apabila tekanan di
dalam pipa utama L dan ruang pengaturan A itu seimbang, maka diaphragma
Pengisian Ruang R
Udara dari pipa rem utama L mengalir ke tangki udar pembantu R,
melewati katup (27) yang di buka oleh tekanan dalam ruang A pada torak (25),
melewati (3) serta katup (7) kemudian melewati pembatas tekanan (15)dan (20).
22
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
Katup R juga berada di katup relay "inlet"nya (32) tertutup. Katup (27) ) tertutup
pada tekanan R sebesar = 0,46 N/mm, selanjutnya pengisian berlangsung melalui
chuke (29).
Katup tiga terbuka (Triple Presure Valve) dengan torak (1) dan (9) berada
dalam posisi yang rendah dan menutup lubang pemasukan
Hubungan dari L ke R terhalang oleh tertutupnya flap (3) pada alat pengisi
R. Dalam "katup tiga tekanan" torak (1) mendesak perangkat torak (1) + (9) dan
pegas (8) kearah atas.
23
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
Alat pengatur (10) menutup lubang (11) dan membuka lubang pengisian
(12) yang menuju ke ruang U. Ruang U mengalirkan udara dario pipa rem utama
bergerak cepat ke posisi puncak, sambil menutup lubang pembuangan (5) dan
membuka lubang pemasukan (6) dengan perantaraan pelat katup (7).
Udara dari tangki pembantu R mengalir melalui alat pembatas tekanan
minimum (15) dan alat pembatas tekanan maksimum (20) terus melalui standar
choke (16) (bila pada posisi G) atau melalui standar choke (16) +(17) (pada posisi
p), dimana katup (24) dalam keadaan terbuka , melalui lubang pemasukan (6)
dambing choke (30a) terus ke tangki kontrol Cv. Tekanan di dalam Cv meningkat
dan sekaligus menutup pengatur A (18) serta memperlambat untuk sementara
pengatur U (14) melalui choke (14a).
Apabila Cv mencapai
standar
choke (16) (pada posisi G), sedangkan pada poisisi P (katup 24) dalam keadaan
terbuka lewat standar (16) + (17) sehingga sampai alat pembatas tekanan
maksimum (20) menutup pada saat tekanan Cv mencapai 0,37 N/m.
Peningkatan tekanan dalam Cv dipindahkan dengan silindernya kedalam
katup relay olah torak (30) pada C (tidak tergantung pada vulume) oleh arus udara
dari tangki pembantu R melalui tabung pemasukan (32) setelah menutup katup
lubang pembuangan (31). Setelah penurunan tekanan dalam pipa L, maka jarum
24
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
25
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
tekanan
maksimum (20) akan membuka lebih dahulu, kemudian diikuti oleh alat pembatas
tekanan maksimum (15) membuka pada tekanan 0,078 N/mm dan akhirnya oleh
ruang pengatur (18), yaitu pada tekanan L kira-kira sebesar 0,47 N/mm, (secara
pembuangan (11).
Bila pengatur U membuka udara telah siap lagi untuk menerima udara
lewat choke (19) secara bersamaan dengan operasi ini lubang kepekaan (2) yang
normal itu di kembalikan ke posisinya dengan membuang
26
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
utama L secara
normalnya
lebih cepat dari pada tekanan Cv dapat dikurangi melalui choke (21) atau (22)
perangkat torak (1) = (9) bergerak ke ujung yang lebih bawah dan menggerakan
control slevee (10) sebelum pengatur A (18) serta pengatur U (14) terbuka.
Apabila tekanan dalam pipa rem utama L meningkat dengan langkah yang
sedang diisi di atas tekanan kontrol, maka tekanan torak (1) = (9) brgerak ke arah
posisinya yang terrendah dan diaphragma torak menutup
lubang pengisian
(2b). Udara dari L bisa mengalir sangat lambat kedalam ruang pengatur A, tetapi
hanya lewat choke (2c). Ruang pengatur A dapat tercegah dari pengisian yang
berlebihan (overloading )yang di sebabkan oleh operasi pelepasan.
27
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
kosongkan.
bantu, ada beberapa alat bantu yang utama atau penting untuk bekerjanya suatu
sistim rem kereta pada saat melakukan pengereman.
28
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
Untuk menghasilkan tekanan 0,49 N/mm yang berasal dari tangki utama dengan
mengatur katup rem yang terdapat di lokomotif oleh pihak penemudi / masinis.
Tabung ini terletak di lokomotif, kapasitas penampunganya : 2600 liter permenit,
TNHEIT, artinya
bahwa satu unit yang konstruksinya sedemikian rupa sehingga tetap dan
penambahahan komponen dapat dilakukan dengan menambahkan komponenkomponen lain pada unit itu sesuai dengan keperluan. Dari urutan keempat macam
Distributor Valve KNORR tersebut, makin kebawah makin disempurnakan.
Penyempurnaan dilakukan hanya dengan menambah komponen komponen
tanpa merubah konstruksi.
29
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
dibuat sedemikian
besarnya hingga apabila dilakukan suatu operasi pengereman penuh oleh silinder
30
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
rem dengan langkah torak yang normal, maka ada sisa udara didalam tangki yang
tekanannya masih lebih tinggi dari pada silinder rem . oleh karena itu ada terdapat
suatu jaminan, bahwa tangki udara tersebut masih bisa
lebih
keteganganketegangan
mudah
pada
dan
menghindari
pemasangan
kemungkinan
pipapipanya,
untuk
terjadinya
menjaga
31
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
Pegas dari batang torak sudah terpasang didalam Silinder Rem. Tuas pada
batang torak supaya bisa dikombinasikan dengan pelaksanaan Rem Tangan tanpa
menimbulkan gangguan pada toraknya. Pada operasi pelepasan rem, batang
batang tuas ditarik kembaki oleh doronmgan pegas yang
pada batang
terjadi perubahan
32
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
- koefisien gesek antara sepatu rem dan roda setinggi mungkin, akibatnya bahan
sepatu rem harus selunak mungkin tetapi jangan cepat aus.
33
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
pada rel.
P = A.Pc Kf
Data:
A=
(2.1)
(3)
(m2 )
E = .m.
(2.2)
(3)
34
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
Dimana:
2 2
V = Kecepatan (m/s)
V= 0
Sa
E = .m.(
.(2.3)
(7)
Pada Pengereman yang menggunakan rem blok maka besarnya gaya yang
menghambat adalah :
- Gaya gesekan antara roda dan tekanan rem blok : F = .P
- Gaya perlawanan total dari seluruh rangkaian kereta api Wr pada kecepatan
V sampai 0.
Maka di dapat p ersamaan :
P.Sa = m (
)....................................................(1)
Gaya dikali jarak pengereman sama dengan perlawanan rem akibat energi
kinetik dan bila koefisiens gesek roda dengan blok rem dan gaya tekan blok rem
konstan maka.
35
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
Sa =
.....................................................(2)
= 16 0 ton
1 lokomotif
= 30 ton
Total = 19 0 ton
Untuk 1 gerbong 20 ton maka untuk 8 gerbong = 160 ton
Kapasitas 8 Gerbong dengan kapasitas 1 Gerbong 50 orang dimana berat 1 orang
= 60 kg .
Untuk 1 Gerbong
= 50 . 60 kg.
= 3000
kg
= 3 ton
Berat Penumpang Untuk 8 gerbong
= 24 ton
= 2 x 60 kg
= 120kg.
= 50 kg x 50 orang
= 2500 = 2,5 ton
= 20 ton
= 44,12 ton
= 234,12 ton
36
Tugas Akhir
Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang
K2
2
K2
2
K2
2
K2
2
K2
2
K2
2
K2
2
K2
2
.(2.4)
(7)
Dimana:
Panjang pipa rem untuk setiap kereta (L) =20 m
Sr =
.(2.5)
(7)
37