Anda di halaman 1dari 20

MATERI GETIKA

Materi genetik adalah informasi yang terdapat pada setiap sel makhluk hidup yang dapat
diturunkan pada keturunan berikutnya. Materi genetik makhluk hidup disebut juga dengan istilah
asam nukleat dan juga ada yang mengatakan faktor hereditas. Semua istilah tersebut memiliki
pengertian yang sama dan menunjuk pada hal yang sama pula. Materi genetik tersusun atas DNA
(deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid). DNA adalah informasi yang berisi sifatsifat makhluk hidup, sedangkan Fungsi pengendalian sifat yang dimiliki ADN didasarkan pada
fungsinya sebagai perancang sintesis protein yang diperlukan dalam pembentukan enzim
maupun penyusun struktur sel. Dalam proses sintesis protein ADN berperan sebagai perancang,
sedangkan pelaksananya adalah asam ribonukleat (ARN). Sebelum sintesis protein berlangsung
ARN akan dibentuk dulu oleh ADN di dalam nukleus dalam proses transkripsi.
ARN berupa rantai tunggal polinukleotida dan dibentuk oleh ribonukleotida yaitu ikatan antara
fosfat, gula pentosa (ribosa), dan basa nitrogen. Berbeda dengan ADN, basa nitrogen pirimidin
pada ARN terdiri atas urasil (T) dan sitosin (S), sedangkan purin terdiri atas adenin (A) dan
guanin

(G).

Jadi

pada

ARN

timin

digantikan

oleh

urasil.

Ada tiga jenis ARN yang berperan dalam sintesis protein:


1. ARN duta (ARNd) : Berfungsi membawa informasi susunan protein dari ADN dalam inti
sel ke ribosom yang berada dalam sitoplasma.
2. ARN ribosom (ARNr) : ARNr terdapat dalam ribosom dan menyusun 50% 60%
struktur ribosom. Fungsi sebenarnya dari ARNr sampai sekarang belum diketahui.
Diduga ARNr membantu proses sintesis protein.
3. ARN transfer (ARNt) : ARNt didapati dalam sitoplasma dan berfungsi mengikat dan
membawa asam amino menuju ribosom
A. Asam Deoksiribonukleat (ADN)
Menurut hasil penelitian, bahan dasar yang membentuk inti sel adalah suatu protein yang
dikenal dengan nama nukleoprotein. Nukleoprotein terdiri dari protein dan asam nukleat.
Ada beberapa macam asam nukleat, tetapi yang berhubungan dengan faktor penurunan
1

sifat hanya ada dua yaitu asam deoksiribonukleat (ADN) dan asam ribonukleat
(ARN).

Struktur ADN: dibentuk oleh rantai ganda polinukleotida.


Model struktur ADN pertamakali diajukan oleh James D. Watson dan Francis Crick pada tahun
1953, yang dibuat berdasarkan analisis foto defraksi sinar X. Menurut Watson dan Crick ADN
berbentuk double helix yaitu bentuk seperti tangga terpilin yang sangat panjang. Setiap ADN
disusun oleh dua buah rantai polinukleotida. Rantai polinukleotida dibentuk oleh banyak
nukleotida yang berikatan satu sama lain.
Satu nukleotida dibentuk oleh komponen:
-

gugus gula pentosa (deoksiribosa)

gugus fosfat

gugus basa nitrogen

Bahan dasar pembentuk nukleotida adalah nukleosida, yaitu bentuk ikatan antara gula pentosa
dengan basa nitrogen. Bila nukleosida mengikat fosfat akan membentuk nukleotida

Basa nitrogen pada ADN ada dua macam yaitu :


purin dan pirimidin. Purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G), sedangkan pirimidin terdiri
atas timin (T) dan sitosin (S). Adenin selalu berpasangan dengan timin dan dihubungkan oleh
dua ikatan hidrogen, sedangkan guanin selalu berpasangan dengan sitosin dan dihubungkan oleh
tiga ikatan hidrogen.

Struktur sebuah nukleotida. Bila basa nitrogennya


adalah Adenin maka nukleotidanya disebut
deoksiadenosinmonophosphat
Replikasi ADN
ADN memiliki kemampuan untuk menggandakan diri (mereplikasi) secara sangat tepat. Proses
ini umumnya terjadi saat interfase. Pada proses replikasi akan dihasilkan rantai ADN baru dari
rantai ADN yang telah ada. Proses replikasi dimulai dengan membukanya rantai ganda
polinukleotida, kemudian setiap rantai polinukleotida lama akan membentuk rantai
polinukleotida baru pasangannya. Pada akhir replikasi diperoleh dua ADN yang tepat sama
masing-masing terdiri atas rantai polinukleotida lama dan baru yang saling melilit. Dalam proses
tersebut diperlukan bahan berupa ATP, enzim (ADN polimerase, ligase, dan helikase), dan
deoksiribonukleosida.
Ada tiga hipotesis yang pernah diajukan mengenai proses replikasi ADN yaitu konservatif, semi
konservatif, dan disversif.
3

Hipotesis konservatif menyatakan bahwa ADN hasil replikasi masing-masing terdiri atas
ADN dengan rantai baru dan ADN dengan rantai lama yang saling melilit.

Hipotesis semikonservatif menyatakan bahwa ADN hasil replikasi keduanya terdiri atas
satu rantai lama dan satu rantai baru.

Sedangkan hipotesis disversif menyatakan bahwa ADN hasil replikasi terdiri dari
gabungan segmen nukleotida rantai lama dan rantai baru.

Penelitian menunjukkan bahwa hipotesis semi konservatiflah yang benar.

Skema proses replikasi ADN. Perhatikan bahwa ADN hasil replikasi merupakan ikatan antara rantai lama
dengan rantai baru. Tipe seperti ini disebut replikasi semi konservatif.

B. Asam Ribonukleat (ARN)


Fungsi pengendalian sifat yang dimiliki ADN didasarkan pada fungsinya sebagai
perancang sintesis

protein yang

diperlukan

dalam

pembentukan

enzim

maupun

penyusun struktur sel. Dalam proses sintesis protein ADN berperan sebagai perancang,
sedangkan pelaksananya adalah asam ribonukleat (ARN). Sebelum sintesis protein berlangsung
ARN akan dibentuk dulu oleh ADN di dalam nukleus dalam proses transkripsi.
ARN berupa rantai tunggal polinukleotida dan dibentuk oleh ribonukleotida yaitu ikatan antara
fosfat, gula pentosa (ribosa), dan basa nitrogen. Berbeda dengan ADN, basa nitrogen pirimidin
pada ARN terdiri atas urasil (T) dan sitosin (S), sedangkan purin terdiri atas adenin (A) dan
guanin (G). Jadi pada ARN timin digantikan oleh urasil.
4

Ada tiga jenis ARN yang berperan dalam sintesis protein:


1. ARN duta (ARNd) : Berfungsi membawa informasi susunan protein dari ADN dalam inti
sel ke ribosom yang berada dalam sitoplasma.
2. ARN ribosom (ARNr) : ARNr terdapat dalam ribosom dan menyusun 50% 60%
struktur ribosom. Fungsi sebenarnya dari ARNr sampai sekarang belum diketahui.
Diduga ARNr membantu proses sintesis protein.
3. ARN transfer (ARNt) : ARNt didapati dalam sitoplasma dan berfungsi mengikat dan
membawa asam amino menuju ribosom
Fungsi

pengendalian

sifat

yang

dimiliki

ADN

didasarkan

fungsinya

sebagaiperancang sintesis protein yang diperlukan dalam pembentukan enzim maupun


penyusun struktur sel. Dalam proses sintesis protein ADN berperan sebagai perancang,
sedangkan pelaksananya adalah asam ribonukleat (ARN). Sebelum sintesis protein
berlangsung ARN akan dibentuk dulu oleh ADN di dalam nukleus dalam proses transkripsi.
ARN berupa rantai tunggal polinukleotida dan dibentuk oleh ribonukleotida yaitu ikatan
antara fosfat, gula pentosa (ribosa), dan basa nitrogen. Berbeda dengan ADN, basa nitrogen
pirimidin pada ARN terdiri atas urasil (T) dan sitosin (S), sedangkan purin terdiri atas adenin
(A) dan guanin (G). Jadi pada ARN timin digantikan oleh urasil.
Ada tiga jenis ARN yang berperan dalam sintesis protein:
1. ARN duta (ARNd) : Berfungsi membawa informasi susunan protein dari ADN dalam inti
sel ke ribosom yang berada dalam sitoplasma.
2. ARN ribosom (ARNr) : ARNr terdapat dalam ribosom dan menyusun 50% 60%
struktur ribosom. Fungsi sebenarnya dari ARNr sampai sekarang belum diketahui.
Diduga ARNr membantu proses sintesis protein.
3. ARN transfer (ARNt) : ARNt didapati dalam sitoplasma dan berfungsi mengikat dan
membawa asam amino menuju ribosom

Berikut ini adalah beberapa perbedaan struktur antara ADN dan ARN.
5

Asam Deoksiribonukleat (ADN)

Asam Ribonukleat (ARN)

1. Ditemukan di dalam nukleus, mitokondria,


dan kloroplas

ribosom

2. Berbentuk rantai ganda (double helix) yang


sangat panjang
3. Fungsinya

1. Ditemukan di dalam nukleus, sitoplasma, dan

berhubungan

2. Berbentuk rantai tunggal pendek


3. Fungsinya

erat

dengan

penurunan sifat dan sintesis protein


4. Kadarnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas
sintesis protein
5. Basa nitrogennya terdiri dari purin (adenin
dan guanin) dan pirimidin (timin dan sitosin)

berhubungan

erat

dengan

pelaksanaan sintesis protein


4. Kadarnya dipengaruhi oleh aktivitas sintesis
protein
5. Basa nitrogennya terdiri dari purin (adenin
dan guanin) dan pirimidin (urasil dan sitosin)
6. Komponen gulanya ribosa

6. Komponen gulanya deoksiribosa, yaitu gula


ribosa yang kehilangan satu atom oksigen

SINTESIS PROTEIN

Sintesis protein merupakan prses penyusunan asam-asam amino pada rantai polinukleotida.
Kunci utama dalam proses sintesis protein adalah DNA yang merupakan material genetika dari
sel. Sintesis protein terjadi melalui2 tahap yaitu tanskripsi dan translasi.
1.

Transkripsi
Transkripsi yaitu proses penyalinan data yang terdapat pada pita sense DNA yaitu pita pada DNA
yang berfungsi sebagai pita cetakan kedalam mRNA. Proses pencetakan mRNA ini berlangsung
dalam nukleus dan mRNA inilah yang akan membawa kode genetik dari DNA.
Langkah- langkah transkripsi yaitu :
1.
2.

Sintesis protein dimulai dengan pembukaan rantai DNA oleh enzim helikase
Kemudian, menempelnya enzim RNA polimerase pada bagian yang disebut
promotor yaitu titik awal dimulainya peristiwa transkripsi dan sebagai penentu

3.

pita DNA yang akan digunakan sebagai cetakan


RNA polimerase akan bergerak sepanjang pita DNA dan memisahkan kedua

4.

pita DNA, kemudian menambahkan nukleotida-nukleotida mRNA


Setelah selesai terbentuk untai RNA, pita DNA yang sebelumnya terbuka

5.

menjadi tertutup kembali


Proses demikian akan terjadi sampai ezim RNA polimerase berada di ujung

6.

pita DNA atau terminator.


Setelah itu RNA polimerase terlepas dari DNA dan pita mRNA yang terbentuk

7.

dilepas dari DNA


Kemudian RNA meninggalkan nukleus dan menuju ke ribosom.

Komponen basa nitrogen pada mRNA sama seperti pada pita DNA tetapi basa nitrogen timin
diganti oleh urasil. Contohnya : AGS TTS AAS SAG dan SSG maka basa nitrogennya yang
terbentuk pada pita RNA adalah USG AAG UUG GUS dan GGS. Molekul mRNA yang
terbentuk mempunyai dua ujung yang berbeda yaitu ujung 5 dan ujung 3. Ujung 5 berperan
dalam mencegah perombakan mRNA oleh enzim hidrolitik dan memberikan sinyal pada ribosom
agar melekatkan diri pada mRNA. Sedangkan ujung 3 berfungsi utuk menghambat degradasi
mRNA dan membantu mempermudah melekatnya ribosom pada mRNA.
2.

Translasi
7

Translasi adalah tahap penerus dari transkripsi, dalam tahap ini terjadi proses penerjemahan
urutan kodon pada mRNA oleh tRNA menjadi urutan asam amino.
Proses ini terjadi di sitoplasma oleh ribosom. Ribosom terdiri atas 2 unit yaitu unit
besar dan unit kecil. Penerjemahan satu kodon mengahsilkan satu asam amino.
Dalam proses translasi terjadi 3 tahap yaitu inisiasi, elongasi, terminasi:
1)

Inisisasi
Yaitu proses menempelnya unit kecil ribosom pada bagian ujung 5 mRNA. Setelah itu
dilanjutkan dengan melekatnya RNAt pertama (inisiator) yang membawa asam amino metionin
dengan antikodon UAC pada mRNA tepat pada kodon start yaitu AUG . kodon start itu sendiri
adalah suatu triplet basa basa nitrogen yang menandai dimulainya sintesis protein . setelah
menempelnya RNAt pertama, terjadi pelekatan ribosom unit besar pada ribosom unit kecil.
Pada ribosom unit besar terdapat 3 tempat khusus yang digunakan untuk masuknya RNAt ke
dalam ribosom yang disimbolkan dengan huruf A atau situs A( situs pengikatan AminoasilRNAt) berada paling kanan, tempat RNAt melepaskan asam aminonya disebut situs P ( situs
pengikatan peptidil-RNAt), tempat keluarnya RNAt dari ribosom disebut situs keluar ( exit )
disimbolkan huruf E berada paling kiri.

2)

Elongasi
Yaitu proses penyusunan polipeptida yang dibawa oleh RNAt. Proses tersebut terjadi pada saat
RNAt masuk kedalam ribosom pada posisi A kemudian bergeser ke posisi P untuk melepaskan
asam amino yang dibawanya . kemudian RNAt bergeser lagi ke posisi E untuk keluar dari
ribosom. Setelah satu RNAt keluar dari ribosom maka ribosom bergeser satu rantai kodon ke
arah ujung 3 pada mRNA sehingga RNAt lainnya akan menduduki posisi Apada ribosom yang
telah kosong. Proses tersebut akan berlangsung terus sampai pada kodon stop yaitu UGA atau
UAA atau UAG. Kodon stop itu sendiri adalah triplet yang menandai berakhirnya proses
penyusunan rantai polipeptida.

3)

Terminasi

Terminasi merupakan tahap akhir dari proses translasi dan merupakan tahap pelepasan rantai
polipeptida dari ribosom. Dalam pelepasan rantai polipeptida ada satu protein yang disebut
sebagai faktor pelepasan yang akan mengikatkan diri pada kodon stop di situs A dan
menambahkan air pada rantai polipepida. Reaksi ini akan memutuskan ( menghidrolisis ) ikatan
antara polipeptida yang sudah selesai tRNA disitus P, sehingga polipeptida akan terlepas.
3.

Kode Genetika
Kode genetika merupakan suatu pengkodean urutan triplet basa nitrogen DNA dan RNA pada
proses sintesis protein. Suatu kode triplet basa nitrogen akan menghasilkan suatu jenis asam
amino. Urutan dan jenis asam amino di dalam sel akan menetukan jenis dan fungsi protein yang
dihasilkan.
Kodon merupakan susunan kombinasi dari tiga basa nitrogen yang terdapat pada mRNA.
Karena jumlah basa nitrogen ada 4 jenis, maka kemungkinan jumlah kodon ada sebanyak 43 atau
64 macam, artinya kemungkinan asam amino yang terbentuk ada sebnayak 64 jenis. Jumlah
asam amino yang demikian menjadi belebih mengingat jumlah asam amino di dalam sel adalah
20 jenis. Hal demikian menunjukkan bahwa ada beberapa jenis asam amino yang mempunyai
lebih dari satu macam kodon. Contohnya asam amino jenis leusin mempunyai kodon SUU,
SUS , SUA, SUG. Artinya asam amino leusin dapat digunakan dengan menggunakan keempat
kodon tersebut.

HUKUM PENURUNAN SIFAT MENDEL

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang
dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan
Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama
Mendel, dan

2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel.
Gregor Johan Mendel (1822 1884 ) disebut juga bapak genetika. Karena melalui percobaannya
beliau dapat meletakkan dasar dasar ilmu genetika. Dalam percobaannya mendel menggunakan
tanaman kacang kapri atau ercis ( Pisum Sativum ). Alasannya, tanaman kacang kapri memiliki
siklus hidup yang tidak lama, mudah disilangkan, memiliki bunga sempurna serta tidak memiliki
tujuh sifat yang mencolok. Dengan penelitian menggunakan tanaman kapri tersebut akhirnya
mendel dapat menemukan hukum hukum genetika yang dikenal dengan Hukum Mendel I dan
Hukum Mendel II

HUKUM MENDEL I

Ketika berlangsung pembentukan gamet pada individu, akan terjadi pemisahan alel

secara bebas
Oleh karena itu setiap gamet mengandung salah satu alel yang dikandung oleh induknya.
Hukum mendel I

disebut juga segregasi bebas, dapat dijumpai pada persilangan

monohibrid
a. ) Persilangan Monohibrid
Mendel menyilangkan dua individu kacang kapri yang memiliki satu sifat beda
( monohibrid) yaitu antara kapri berbatang tinggi dengan berbatang rendah, sifat tinggi
dominan terhadap sifat rendah.

10

Backcross dan testcross


Backcross adalah menyilangkan atau mengawinkan individu hasil hibrida ( F1 ) dengan

salah satu induknya. Tujuannya untuk mengetahui genotipe induknya ( parental )


Contoh : sifat tinggi batang pada kacang kapri

11

TESTCROSS : adalah menyilangkan individu F1 dengan salah satu induknya yang homozigot
resesif, tujuannya untuk mengetahui apakah individu F1 itu homozigot ( galur murni ) atau
heterozigot .

INTERMEDIAT : adalah semidominan atau kodominan)adalah penyilangan dengan satu sifat


beda, namun sifat dominan tidak mampu menutupi sifat resesif sehingga muncul sifat di antara
keduanya.

HUKUM MENDEL II

12

REKAYASA GENETIKA
Rekayasa genetika adalah gambaran dari bioteknologi yang di dalamnya meliputi manipulasi
gen, kloning gen, DNA rekombinan, teknologi modifikasi genetik, dan genetika modern dengan
menggunakan prosedur identifikasi, replikasi, modifikasi dan transfer materi genetik dari sel,
jaringan, maupun organ. Sebagian besar teknik yang dilakukan adalah memanipulasi langsung
DNA dengan orientasi pada ekspresi gen tertentu. Dalam skala yang lebih luas, rekayasa
genetika melibatkan penanda atau marker yang sering disebut sebagai Marker-Assisted
Selection (MAS) yang bertujuan meningkatkan efisiensi suatu organisme berdasarkan informasi
fenotipnya. Salah satu dari aplikasi rekayasa genetika berupa manipulasi genom hewan. Hewan
yang sering digunakan menjadi uji coba adalah mamalia. Mamalia memiliki ukuran genom yang
lebih besar dan kompleks dibandingkan dengan virus, bakteri, dan tanaman. Sebagai
konsekuensinya, untuk memodifikasi genetik dari hewan mamalia harus menggunakan teknik

13

genetika molekular dan teknologi rekombinasi DNA yang memiliki tingkat kerumitan yang
kompleks dan mahalnya biaya yang diperlukan dalam penelitian.
Beberapa metode yang sering digunakan dalam teknik rekayasa genetika meliputi
pengunaan vektor, kloning, PCR (Polymerase Chain Reaction), dan seleksi, screening serta
analisis rekombinan. Adapun langkah-langkah dari rekombinasi genetik meliputi:
(1) Identifikasi gen yang diharapkan;

Komposisi Gen
P

BBKK

( bulat kuning )

><

bbkk

( keriput hijau )

Gamet

BK

bk

F1

BbKk ( Bulat kuning )

gamet

BK,Bk, bK, bk

F2

BbKk ><

BbKk

Gamet gamet dari BbKk ( BK,Bk, bK, bk ) dapat berpasangan secara bebas ( hukum mendel II
)sehingga F2 dapat dianalisis dengan sistem papan catur ( Punnet Square ) seperti berikut :
Maka kemungkinan kombinasi genotipe dan fenotipe pada F2 adalah :
Rasio fenotipe F2 = bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
9

Macam gamet, jumlah gamet, dan jumlah macam fenotip


(2) Pengenalan kode DNA terhadap gen yang diharapkan;
(3) Pengaturan ekpresi gen yang sudah direkayasa; dan
(4) Pemantauan transmisi gen terhadap keturunannya.

14

Memodifikasi materi genetik hewan telah banyak dilakukan dengan tujuan memiliki
berbagai macam manfaat yang bisa diambil, antara lain:
(1)

Bidang Sains dan Kedokteran Hewan yang secara genetika sudah dimodifikasi atau dikenal
dengan istilah Genetically Modified Animal (GMA) seperti pada hewan uji yakni mencit dapat
digunakan untuk penelitian bagaimana fungsi yang ada pada hewan. Disamping itu juga
digunakan untuk memahami dan mengembangkan perlakuan pada penyakit baik pada manusia
mapun hewan.

(2)

Pengobatan Penyakit. Beberapa penelitian telah menggunakan protein pada manusia untuk
mengobati penyakit tertentu dengan cara mentransfer gen manusia ke dalam gen hewan,
misalnya domba atau sapi. Selanjutnya hewan tersebut akan menghasilkan susu yang memiliki
protein dari gen manusia yang akan digunakan untuk penyembuhan pada manusia.

(3)

Modifikasi Hasil Produksi Hewan. Beberapa negara melakukan rekayasa genetik pada hewan
ternak yang diharapkan akan menghasilkan hewan ternak yang cepat pertumbuhanya, tahan
terhadap penyakit, bahkan menghasilkan protein atau susu yang sangat bermanfaat bagi manusia
Langkah-langkah dalam Rekayasa Genetika :
Isolasi Gen
Pemilihan gen yang diperlukan dan isolasi merupakan prasyarat untuk memulai proses. Gen
yang diinginkan yang akan ditransfer terisolasi dan dikalikan dengan menggunakan PCR
(polymerase chain reaction). Atau, mungkin menjadi bagian dari perpustakaan genom
(perpustakaan yang mengandung fragmen DNA satu genom tertentu).
Konstruksi
Gen yang terisolasi perlu diperiksa untuk ekspresi. Setiap gen terdiri dari promotor, gen penanda
dipilih dan terminator. Daerah promotor bertanggung jawab untuk transkripsi gen yang berakhir
pada mencapai wilayah terminator. Gen penanda dipilih menganugerahkan resistensi antibiotik
yang membantu untuk membedakan sel berubah. Namun, gen tidak dapat berkembang biak
sendiri, bukan harus dikombinasikan dengan DNA asing atau vektor dimana prosesnya dilakukan
dengan menggunakan enzim pencernaan pembatasan, enzim ligasi dan kloning molekuler
menggunakan polimerase.
15

Transformasi
Bakteri telah banyak digunakan untuk mengambil gen atau DNA asing dengan bantuan metode
transformasi di atas. Setelah integrasi, gen atau DNA bereplikasi menggunakan sistem replikasi
host dan menghasilkan banyak salinan dari dirinya sendiri.
Seleksi dan Konfirmasi
Hal ini dimungkinkan untuk membedakan sel-sel berubah dari yang non diubah dengan
menumbuhkan mereka di hadapan antibiotik dikodekan oleh gen penanda dipilih. Metode lain
adalah dengan menggunakan probe DNA komplementer dengan gen disisipkan yang secara
khusus akan mengikat gen yang diinginkan dan dapat ditelusuri dan dikonfirmasi menggunakan
pemetaan DNA, teknik elektroforesis seperti Southern blotting, dan Bioassays.
Manfaat Rekayasa Genetika
Manfaat rekayasa genetika yang jelas dalam bidang pertanian, lingkungan, dan produksi pangan.
Karena itu, karena itu adalah sebuah lapangan yang melibatkan terlalu banyak penelitian, itu
jelas untuk itu untuk memiliki pangsa efek negatif. Mari kita lihat apa yang mereka setelah
melalui keuntungan.

Pro
Banyak kelainan genetik, komplikasi seperti diabetes, fibrosis kistik telah disembuhkan dengan
rekayasa genetika pada manusia karena melibatkan penghapusan gen yang rusak dan sel-sel
memodifikasi untuk menghasilkan sifat yang diinginkan yang hilang sebelumnya, dengan terapi
gen. Insulin dan hormon pertumbuhan manusia adalah contoh terbaik dimana gen penyandi
hormon ini sedang diubah dalam sel bakteri dalam skala besar untuk meningkatkan produksi
hormon.
Hewan kloning dan transformasi telah secara eksklusif dilakukan pada tikus. Pertama hewan
berhasil mengubah adalah Dolly, lebih dikenal sebagai domba kloning meskipun masalah etika
telah menjadi kendala utama sejauh penelitian yang bersangkutan.

16

Rekayasa genetika telah digunakan berulang-ulang untuk menghasilkan hama, tanaman yang
tahan penyakit dan juga tanaman bergizi tinggi. Contoh terbaik adalah tanaman kapas Bt dimana
Bacillus thureingiensis telah digunakan untuk memasukkan berbagai hama dan gen tahan
penyakit pada tanaman.
Makanan yang dimodifikasi secara genetik telah membantu massa dengan jumlah tinggi nutrisi.
Beras emas, dan rasa menikmati tomat adalah contoh terbaik dari rekayasa genetika dalam
makanan.
Kontra
Karena rekayasa genetika melibatkan eksperimen yang parah, ada kemungkinan tinggi untuk gen
untuk menghasilkan mutasi yang tidak diinginkan dan sifat-sifat yang menyebabkan alergi pada
tanaman yang menghambat nilai gizi. Ciri-ciri yang dihasilkan dapat menimbulkan patogen baru
yang berbahaya bagi seluruh ekosistem.

Teknik ini membutuhkan penyisipan gen yang diinginkan pada lokasi yang tepat yang keahlian
diperlukan terutama ketika melibatkan banyak faktor risiko. Juga, transformasi gen tunggal sulit
karena kode untuk beberapa sifat.
Dampak positif rekayasa genetika transgenik antara lain:

17

1. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan produk lebih banyak dari sumber yang lebih
sedikit.
2. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem akan memperluas
daerah pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.
3. Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan menyehatkan.
4. Tanaman transgenik memiliki kualitas lebih dibanding tanaman konvensional, kandungan
nutrisi lebih tinggi, tahan hama, tahan cuaca, umur pendek, dll; sehingga penanaman
komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan menghemat
devisa akibat penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia lain serta tanaman
transgenik produksi lebih baik.
Dampak negatif rekayasa genetika transgenik antara lain:
1. Potensi toksisitas bahan pangan
Transfer genetik terjadi di dalam tubuh organisme transgenik akan muncul bahan kimia baru
yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Sebagai contoh, transfer
gen tertentu dari ikan ke dalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensi
menimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan. Rekayasa genetika bahan pangan
dikhawatirkan dapat mengintroduksi alergen atau toksin baru yang semula tidak pernah dijumpai
pada bahan pangan konvensional.
Di antara kedelai transgenik, misalnya, pernah dilaporkan adanya kasus reaksi alergi yang serius.
Begitu pula, pernah ditemukan kontaminan toksik dari bakteri transgenik yang digunakan untuk
menghasilkan pelengkap makanan (food supplement) triptofan. Kemungkinan timbulnya risiko
yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan terkait dengan akumulasi hasil metabolisme
tanaman, hewan, atau mikroorganisme yang dapat memberikan kontribusi toksin, alergen, dan
bahaya genetik lainnya di dalam pangan manusia.

2. Potensi menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan


18

WHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa munculnya berbagai jenis bahan kimia baru, baik
yang terdapat di dalam organisme transgenik maupun produknya, berpotensi menimbulkan
penyakit baru atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit lain. Sebagai contoh, gen aad yang
terdapat di dalam kapas transgenik dapat berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah (GO),
Neisseria gonorrhoeae. Akibatnya, bakteri ini menjadi kebal terhadap antibiotik streptomisin dan
spektinomisin.
Padahal, selama ini hanya dua macam antibiotik itulah yang dapat mematikan bakteri tersebut.
Oleh karena itu, penyakit GO dikhawatirkan tidak dapat diobati lagi dengan adanya kapas
transgenik. Dianjurkan pada wanita penderita GO untuk tidak memakai pembalut dari bahan
kapas transgenik. Contoh lainnya adalah karet transgenik yang diketahui menghasilkan lateks
dengan kadar protein tinggi sehingga apabila digunakan dalam pembuatan sarung tangan dan
kondom, dapat diperoleh kualitas yang sangat baik.
Namun, di Amerika Serikat pada tahun 1999 dilaporkan ada sekitar 20 juta penderita alergi
akibat pemakaian sarung tangan dan kondom dari bahan karet transgenik. Selain pada manusia,
organisme transgenik juga diketahui dapat menimbulkan penyakit pada hewan. A. Putzai di
Inggris pada tahun 1998 melaporkan bahwa tikus percobaan yang diberi pakan kentang
transgenik memperlihatkan gejala kekerdilan dan imunodepresi.

3. Potensi erosi plasma nutfah


Penggunaan tembakau transgenik telah memupus kebanggaan Indonesia akan tembakau Deli
yang telah ditanam sejak tahun 1864. Tidak hanya plasma nutfah tanaman, plasma nutfah hewan
pun mengalami ancaman erosi serupa. Sebagai contoh, dikembangkannya tanaman transgenik
yang mempunyai gen dengan efek pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat menyebabkan
kematian larva spesies kupu-kupu raja (Danaus plexippus) sehingga dikhawatirkan akan
menimbulkan gangguan keseimbangan ekosistem akibat musnahnya plasma plasma nutfah kupukupu tersebut.
19

Hal ini terjadi karena gen resisten pestisida yang terdapat di dalam jagung Bt dapat dipindahkan
kepada gulma milkweed (Asclepia curassavica) yang berada pada jarak hingga 60 m darinya.
Daun gulma ini merupakan pakan bagi larva kupu-kupu raja sehingga larva kupu-kupu raja yang
memakan daun gulma milkweed yang telah kemasukan gen resisten pestisida tersebut akan
mengalami kematian. Dengan demikian, telah terjadi kematian organisme nontarget, yang cepat
atau lambat dapat memberikan ancaman bagi eksistensi plasma nutfahnya.

4.Potensi pergeseran gen


Daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap serangga Lepidoptera setelah 10
tahun ternyata mempunyai akar yang dapat mematikan mikroorganisme dan organisme
tanah, misalnya cacing tanah. Tanaman tomat transgenik ini dikatakan telah mengalami
pergeseran gen karena semula hanya mematikan Lepidoptera tetapi kemudian dapat juga
mematikan organisme lainnya. Pergeseran gen pada tanaman tomat transgenik semacam
ini

dapat

mengakibatkan

perubahan

struktur

dan

tekstur

tanah di areal pertanamannya.

1. Potensi pergeserean ekologi


Organisme transgenik dapat pula mengalami pergeseran ekologi. Organisme yang pada
mulanya tidak tahan terhadap suhu tinggi, asam atau garam, serta tidak dapat memecah
selulosa atau lignin, setelah direkayasa berubah menjadi tahan terhadap faktor-faktor
lingkungan tersebut. Pergeseran ekologi organisme transgenik dapat menimbulkan
gangguan lingkungan yang dikenal sebagai gangguan adaptasi.

20

Anda mungkin juga menyukai