DINAS KESEHATAN
:
a. Bahwa
dalam
rangka
penyelenggaraan
Upaya
panduan
dalam
pelaksanaan
Promosi
: 1. Undang
Undang
No.
36
Tahun
2009
tentang
Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
4. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Indonesia
Pelaksanaan
Promosi
Kesehatan
di
Puskesmas;
6. Peraturan Bupati Cirebon Nomor 36 tahun 2009
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis ( UPT ) Pusat Kesehatan Masyarakat (
Puskesmas
pada
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Cirebon;
MEMUTUSKAN
Menetapkan
TENTANG PANDUAN
Kedua
Ketiga
: Klangenan
:
2016
LAMPIRAN
NOMOR
TANGGAL
TENTANG
BAB I
DEFINISI OPERASIONAL
A.
B.
5. Menimbang bayi dan balita setiap bulan adalah menimbang bayi dan
balita mulai umur 0 sampai 59 bulan setiap bulan dan di catat dalam
Kartu Menuju Sehat ( KMS ) berturut turut dalam 3 bulan terakhir.
6. Menggunakan air bersih adalah atau rumah tangga atau keluarga
yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari hari ( mandi,
mencuci, dan memasak ) yang memenuhi syarat fisik ( tidak
berwarna, tidak keruh, tidak perlu di isi. Maka pengertian rumah
tangga ber PHBS adalah yang memenuhi 4 indikator PHBS dan 3
indikator GHS.
BAB II
RUANG LINGKUP DAN TATA LAKSANA
A.
Sosialisasi
Sosialisasi PHBS di lakukan kepada kelompok PKK desa, aparat desa,
tokoh masyarakat, kader, karang taruna.
B.
Pengumpulan data
Pengumpulan data di lakukan setahun sekali yang di laksanakan oleh
kader kesehatan di posyandu.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Mengetahui jumlah rumah tangga dan kepala keluarga yang di desa.
2. Menyiapkan formulir PHBS, stiker PHBS sesuai jumlah rumah tangga
yang di data.
3. Stiker langsung di tempel pada saat di lakukan pendataan.
4. Pelatihan teknik pengumpulan data termasuk penjelasan definisi
operasional dari setiap indikator bagi petugas pengumpul data.
5. Kader kader mengumpulkan data 7 indikator PHBS, 3 indikator Gaya
Hidup Sehat ( GHS ), 5 indikator Keluarga sadar gizi ( Kadarzi ) serta
data kematian WUS di masing masing rumah tangga. Kader
melakukan pengamatan di sekitar lingkungan rumah pada saat
pengumpulan data untuk mendukung kebenaran jawaban dari
masing masing rumah tangga.
6. Kader menggali informasi lebih
dalam
tentang
kebiasaan,
Pengolahan data
1. Rekapitulasi hasil pengumpulan data.
pembinaan
pada
indikator
PHBS
Kadarzi
yang
Pemetaan
Pemetaan di lakukan di setiap wilayah hasil pendataan.
Strata PHBS di klasifikasikan sebagai berikut :
1. Strata PHBS I apabila rumah tangga sehat mencapai < 25 %.
2. Strata PHBS II apabila rumah tangga sehat mencapai 25 % - 49 %.
3. Strata PHBS III apabila rumah tangga sehat mencapai 50 % - 75 %.
4. Strata PHBS IV apabila rumah tangga sehat mencapai > 75 %.
Strata Kadarzi di klasifikasikan sebagai berikut :
1. Strata Kadarzi I apabila rumah tangga sehat mencapai < 25 %.
2. Strata Kadarzi II apabila rumah tangga sehat mencapai 25 % - 49
%.
3. Strata Kadarzi III apabila rumah tangga sehat mencapai 50 % - 75
%.
4. Strata Kadarzi IV Strata PHBS IV apabila rumah tangga sehat
mencapai > 75 %.
E.
Perencanaan
Dalam perencanaan di laksanakan perumusan masalah, penentuan
prioritas masalah, penentuan tujuan, penentuan kegiatan, menyusun
jadwal kegiatan yang akan di laksanakan.
Kegiatan ini di lakukan di antaranya :
Perumusan masalah.
Menentukan prioritas masalah.
Menetukan tujuan
F.
Menentukan kegiatan.
BAB III
MONITORING DAN EVALUASI
Indikator
adalah
suatu
petunjuk
yang
membatasi
fokus
indikator
masukan,
proses
dan
keluaran.
Indikator
masukan
Indikator masukan.
Adanya kebijakan penyelenggaraan PHBS / Kadarzi rumah tangga.
Adanya pembiayaan kegiatan PHBS / Kadarzi.
Adanya kader yang telah di latih PHBS / Kadarzi di rumah tangga.
Adanya kader aktif yang membina PHBS / Kadarzi di rumah tangga.
B.
Indikator proses
Adanya pelatihan PHBS / Kadarzi di rumah tangga bagi kader.
Adanya rencana kegiatan peningkatan PHBS / Kadarzi di rumah
tangga.
Adanya konseling / kunjungan rumah / penyuluhan PHBS / Kadarzi
di rumah tangga.
Adanya pencatatan awal dan perkembangan peningkatan PHBS /
C.
Indikator keluaran
3 tidak
dari 5 indikator.
Ibu hamil dan ibu nifas ( indikator 5 tidak berlaku ) maka
BAB IV
DOKUMENTASI
Kegiatan pendataan dan pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )
Rumah Tangga perlu di dokumentasikan baik itu dalam bentuk pelaporan
ataupun bentuk foto kegiatan. Kegiatan pencatatan dan pelaporan upaya
kesehatan masyakat khususnya kegiatan PHBS Rumah Tangga bertujuan agar
dapat di ketahui semua hasil kegiatan PHBS Rumah Tangga yang telah di
lakukan. Pelaporan PHBS Rumah Tangga di susun setiap bulan dan di
laporkan kepada Kepala Puskesmas dan di kirim ke Dinas Kesehatan. Selain
laporan bulanan juga membuat laporan PHBS yang di masukkan ke dalam
laporan tahunan promosi kesehatan.
BAB I
DEFINISI OPERASIONAL
1. Memelihara rambut agar bersih dan rapih adalah mencuci rambut
secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapih. Rambut yang
bersih adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau dan tidak
berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan rambut dapat di lakukan
oleh dokter kecil kesehatan / guru UKS minimal seminggu sekali.
2. Memakai pakaian bersih dan rapih adalah memakai baju yang tidak
ada kotornya, tidak berbau dan rapih. Pakaian yang bersih dan rapih di
peroleh dengan mencuci baju setelah di pakai dan di rapihkan dengan di
setrika. Memeriksa baju yang di pakai dapat di lakukan oleh dokter
kecil / kader kesehatan / guru UKS minimal seminggu sekali.
3. Memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih adalah memotong
kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan membersihkannya
sehingga tidak hitam / kotor. Memeriksa kuku secara rutin dapat di
lakukan oleh dokter kecil / kader kesehatan / guru UKS minimal
seminggu sekali.
4. Memakai sepatu bersih dan rapih adalah memakai sepatu yang tidak
ada kotoran menempel pada sepatu, rapih, misalnya di talikan bagi
bersama,
serta
menyediakan
alat
sarana
untuk
berolahraga.
tidak
merokok
di
lingkungan
sekolah
dan
di
harapkan
gajah.
Sekolah
di
harapkan
membuat
peraturan
untuk
akhir
saat
buang
air
besar
dan
buang
air
kecil.
Menggunakan jamban yang bersih dan sehat setiap kali buang air besar
ataupun buang air kecil, dapat menjaga lingkungan sekolah menjadi
bersih, sehat dan tidak berbau.
Disamping itu tidak mencemari sumber air yang ada di sekitar
lingkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat atau serangga
yang
dapat
menularkan
penyakit,
seperti
diare,
disentri,
typus,
anak
sekolah
guru
13.
bulan
agar
di
ketahui
tingkat
pertumbuhannya.
Hasil
BAB II
RUANG LINGKUP
I.
kemampuan
hidup
sehat
dan
derajat
kesehatan
serta
II.
SASARAN
PERILAKU
HIDUP
BERSIH
DAN
SEHAT
TATANAN
SEKOLAH
1. Siswa peserta didik.
2. Warga sekolah ( Kepala Sekolah, Guru, Karyawan Sekolah, Komite
Sekolah, Orang Tua Siswa ).
3. Masyarakat lingkungan sekolah ( penjaga kantin, satpam dll ).
IV.
BAB III
TATA LAKSANA
A.
Strategi
1. Advokasi
Melaksanakan advokasi yakni pendekatan kepada para pengambil
keputusan / kebijakan. Tujuan advokasi adalah untuk memperoleh
dukungan dan kesepakatan ( dana, sarana, tenaga dan lain lain ).
2. Binaan suasana
Upaya ini di lakukan untuk membangun opini siswa / guru /
masyarakat sekolah guna mendukung penerangan PHBS sekolah.
Bina suasana di lakukan oleh para pimpinan sekolah, di dukung
tim / pokja sekolah di lingkungan sekolah.
3. Pemberdayaan
sekolah.
Gerakan gerakan sebagai implementasi PHBS di sekolah sesuai
ke
sekolah
di
dukung
dengan
melihat
laporan
PHBS di
sekolah.
Responden
pemantauan
strategis di sekolah.
Menetapkan penanggung jawab PHBS di sekolah dan mekanisme
pengawasannya.
2. Pelaksanaan
a. Sosialisasi penerapan PHBS
Sosialisasi konsep PHBS di sekolah terhadap penanggung
jawab / pemantau tiap kelas, guru, siswa dan masyarakat
sekolah.
Penempatan pesan pesan PHBS di tempat tempat yang
strategis.
b. Penerapan Gerakan sadar PHBS
1) Penyediaan sarana prasarana di sekolah. Seperti air bersih,
jamban sehat, tempat cuci tangan, sarana olahraga, kantin
sehat dll.
2) Menanamkan nilai nilai untuk ber PHBS kepada siswa /
guru / masyarakat sekolah melalui kurikulum yang berlaku.
Untuk penegakkan nilai PHBS sebaiknya di sepakati sanksi
benar.
Pembudayaan olah raga yang teratur dan terukur.
Pemeriksaan rutin kebersihan kuku, rambut, telinga, gigi
dan sebagainya.
4) Melakukan bimbingan
hidup
bersih
dan
sehat
melalui
konseling.
5) Melaksanakan penyuluhan dan latihan ketrampilan.
6) Koordinasi dengan puskesmas untuk integrasi dengan program
UKS.
Antara lain tentang :
Dokter kecil / kader kesehatan, minimal 10 % dari total
siswa.
Ruang UKS.
Peralatan dan sarana UKS ( UKS Kit ).
Penjaringan kesehatan ( 1 tahun / 1 x untuk siswa kelas 1 ).
Penyuluhan kesehatan ( minimal 1 kali / bulan )
Pemeriksaan kesehatan siswa oleh guru UKS ( 1 kali /
minggu ).
Pramuka ( Saka Bhakti Husada, palang Merah Remaja ).
Pendataan UKS ( pengelompokkan ke dalam strata minimal,
selanjutnya
apabila
aspek
masukan
dan
proses
BAB IV
DOKUMENTASI
Kegiatan pendataan dan pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )
sekolah perlu di dokumentasikan baik itu dalam bentuk pelaporan ataupun
bentuk foto kegiatan. Kegiatan pencatatan dan pelaporan upaya kesehatan
masyakat khususnya kegiatan PHBS sekolah bertujuan agar dapat di ketahui
semua hasil kegiatan PHBS sekolah yang telah di lakukan. Pelaporan PHBS
sekolah di susun setiap bulan dan di laporkan kepada Kepala Puskesmas dan
di kirim ke Dinas Kesehatan. Selain laporan bulanan juga membuat laporan
PHBS yang di masukkan ke dalam laporan tahunan promosi kesehatan.
BAB I
DEFINISI OPERASIONAL
I.
INDIKATOR
PHBS di institusi Kesehatan adalah upaya memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu
mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam mewujudkan Institusi Kesehatan sehat. Ada 7 perilaku penting
yang di harapkan di lakukan oleh karyawan / pegawai dan masyarakat
institusi kesehatan agar lingkungan institusi Kesehatan termasuk
kategori tempat kerja sehat, yaitu :
1. Menggunakan air bersih.
2. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir memakai sabun.
3. Menggunakan jamban sehat.
4. Membuang sampah pada tempatnya.
5. Tidak merokok di Institusi Kesehatan.
6. Tidak meludah sembarangan.
DEFINISI OPERASIONAL
1. Menggunakan air bersih adalah karyawan / pegawai menggunakan
air bersih untuk kebutuhan sehari hari di Institusi Kesehatan. Secara
fisik air bersih adalah air yang tidak keruh, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak berasa. Sumber air berasal dari sumur terlindung,
air pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan, air ledeng
dan air dalam kemasan ( sumber air berasal dari sumur pompa,
sumur, atau air terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat
penampungan kotoran atau limbah / WC ).
2. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun
adalah karyawan / pegawai selalu mencuci tangan sebelum makan,
sesudah buang air besar / sesudah buang air kecil, sesudah
beraktifitas, atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan
air bersih yang mengalir. Air bersih yang mengalir membuang kuman
kuman yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain
membersihkan kotoran, juga dapat membunuh kuman yang ada di
tangan.
Tar
akibat
gigitan
nyamuk,
seperti
demam
berdarah,
BAB II
RUANG LINGKUP
A.
Tujuan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) institusi kesehatan
mempunyai tujuan :
1. Tujuan Umum
Memberdayakan
petugas
dan
masyarakat
lingkungan
institusi
b.
c.
d.
e.
B.
Manfaat
1. Manfaat bagi karyawan / pegawai :
a. Meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
b. Meningkat produktifitasnya yang bedampak pada peningkatan
penghasilan dan ekonomi keluarga.
c. Pengeluaran rumah tangga lebih di tujukan untuk peningkatan
taraf hidup bukan untuk biaya pengobatan.
d. Meningkatnya produktifitas kerja karyawan / pegawai yang
berdampak positif terhadap pencapaian target dan tujuan.
e. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.
2. Manfaat bagi institusi kesehatan
a. Terwujudnya institusi kesehatan dan lingkungan yang bersih dan
rapih.
b. Terhindarnya institusi kesehatan dan lingkungan dari sumber
penyakit.
c. Meningkatnya pencapaian target dan tujuan organisasi.
d. Meningkatnya citra institusi kesehatan yang positif.
bisa
di
alihkan
untuk
peningkatan
kesejahteraan
pegawai / karyawan.
c. Dapat di jadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam
pembinaan PHBS di institusi kesehatan.
C.
D.
INDIKATOR
BAB III
TATA LAKSANA
A.
Strategi
1. Melaksanakan advokasi yakni pendekatan kepada para pengambil
keputusan / kebijakan. Tujuan advokasi adalah untuk memperoleh
dukungan dan kesepakatan ( dana, sarana, dan lain lain ) dalam
pelaksanaan dan penerapan PHBS institusi kesehatan.
Di harapkan seluruh jajaran mengambil kebiajakan menyadari betapa
pentingnya mendukung penerapan perilaku hidup bersih dan sehat
( PHBS ) di institusi kesehatan.
2. Melakukan pembinaan suasana
Upaya ini di lakukan untuk membangun opini karyawan / pegawai
guna mendukung penerapan PHBS di institusi kesehatan.
Melakukan pemberdayaan karyawan / pegawai
pegawai.
Gerakan gerakan sebagai implementasi PHBS di institusi
secara berkala.
3. Melakukan pemberdayaan karyawan / pegawai
Sosialisasi PHBS di institusi kesehatan
kepada
seluruh
karyawan / pegawai.
Gerakan gerakan sebagai implementasi PHBS di institusi
B.
Langkah langkah
1. Perencanaan.
2. Pelaksanaan.
3. Pemantauan dan uvaluasi
C.
INDIKATOR KEBERHASILAN
BAB I
DEFINISI OPERASIONAL
A.
Pengertian
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat ( UKBM ), yang di kelola dan di selenggarakan dari,
oleh,
untuk
pembangunan
memberikan
dan
bersama
keehatan,
kemudahan
masyarakat
guna
kepada
dalam
memberdayakan
masyarakat
penyelenggaraan
masyarakat
dalam
dan
memperoleh
ekonomi
keluarga,
ketahanan
pangan
keluarga
dan
kesejahteraan sosial.
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang di bentuk atas
dasar kebutuhan masyarakat, di kelola oleh, dari, untuk dan bersama
masyarakat, dengan bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sektor
dan lembaga terkait lainnya.
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat
non instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah yang di hadapi,
potensi yang di miliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya
dengan memanfaatkan potensi setempat.
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses pemberian
informasi kepada individu, keluarga atau kelompok ( klien ) secara terus
menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta
proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu
menjadi tahu atau sadar ( aspek sikap atau attitude ) dan dari mau
menjadi mampu melaksanakan perilaku yang di perkenalkan ( aspek
tindakan atau practice ).
BAB II
RUANG LINGKUP
A.
Tujuan
1. Tujuan Umum :
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ), Angka
Kematian bayi ( AKB ), dan Angka Kematian Anak Balita ( AKABA ) di
indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan peran masyarakat dalam menyelenggarakan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI,
AKB dan AKABA.
b. Meningkatnya peran
lintas
sektor
dalam
penyelenggaraan
B.
Sasaran
Saran posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya :
1. Bayi
2. Anak balita
3. Ibu hamil, Ibu nifas dan Ibu menyusui.
4. Pasangan Usia Subur PUS ).
C.
Fungsi
1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
ketrampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama
masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB dan
AKABA.
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
D.
Manfaat
1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan
pelayanan
kesehatan
untuk
dasar,
mendapatkan
informasi
terutama
berkaitan
profesional
dalam
dan
dengan
b. Memperoleh
pelayanan
secara
pemecahan
membantu
a. Optimalisasi
fungsi
pembangunan
Puskesmas
berwawasan
sebagai
kesehatan,
pusat
pusat
penggerak
pemberdayaan
efisiensi
melalui
pemberian
pelayanan
secara
masing sektor.
Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi
posyandu
di
tetapkan
oleh
musyawarah
Kepala
Desa / Kelurahan
Posyandu C
Posyandu A
Posyandu B
( Struktur organisasi di sesuaikan dengan kondisi wilayah setempat )
2. Pengelola Posyandu
Pengelola
Posyandu
di
pilih
dan
dari
masyarakat
pada
saat
Kegiatan Utama
1. Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )
a. Ibu hamil
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,
pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi
( pengukuran lingkar lengan atas ), pemberian tablet besi,
pemberian imunisasi Tektanus Toxoid, pemeriksaan tinggi
fundus uteri, temu wicara ( konseling )termasuk Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K )serta KB pasca
persalinan yang di lakukan oleh tenaga kesehatan di bantu oleh
kader.
Apabila
di
temukan
kelainan,
segera
rujuk
ke
Puskesmas.
2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu di
selenggarakan Kelas Ibu hamil pada setiap hari buka Posyandu
atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Ibu
Hamil antara lain sebagai berikut :
a) Penyuluhan : tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan
persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi.
b) Perawatan payudara dan pemberian ASI.
c) Peragaan pola makan ibu hamil.
d) Peragaan perawatan bayi baru lahir.
e) Senam ibu hamil.
b. Ibu nifas dan menyusui
Pelayanan yang di selenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup :
1) Penyuluhan / konseling kesehatan, KB pasca persalinanInisiasi
Menyusui Dini ( IMD ) dan ASI eklusif dan gizi.
umum,
pemeriksaan
Jika
ruang
pelayanan
memadai,
pada
waktu
2. Keluarga Berencana ( KB )
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat di berikan oleh kader adalah
pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga
kesehatan Puskesmas dapat di lakukan pelayanan suntikan KB dan
konsling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang
serta tenaga yang terlatih dapat di lakukan pemasangan IUD dan
implan.
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya di laksanakan oleh petugas
Puskesmas. Jenis imunisasi yang di berikan di sesuaikan dengan
program terhadap bayi dan ibu hamil.
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu di lakukan oleh kader. Jenis pelayanan
yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini
harus
mendapat
dukungan
dari
seluruh
masyarakat
yang
tercermin dari hasil Survey Mawas Diri ( SMD ) dan di sepakati bersama
melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ).
Pada saat ini telah di kenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang
telah di selenggarakan antara lain :
1. Bina Keluarga Balita.
2. Kelas Ibu Hamil dan balita.
BAB III
TATA LAKSANA
A. Waktu Penyelenggaraan
Posyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu di pilih, sesuai
dengan hasil kesepakatan. Apabila di perlukan, hari buka posyandu
dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.
B. Tempat Penyelenggaraan
Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada
lokasi yang mudah di jangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan
tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa /
keluarahan, balai RT / RW / Dusun, salah satu kios di pasar, salah satu
ruangan perkantoran atau tempat khusus yang di bangun secara
swadaya oleh masyarakat.
C. Penyelenggaraan Kegiatan
Kegiatan rutin Posyandu di selenggarakan dan di gerakkan oleh kader
Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait.
Pada saat penyelenggaraan Posyandu minimal jumlah kader adalah 5
( lima ) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang di
laksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistim 5 langkah.
Kegiatan
yang
di
laksanakan
pada
setiap
langkah
serta
para
Langkah
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
Kegiatan
Pendaftaran
Penimbangan
Pengisian KMS
Penyuluhan
Pelayanan kesehatan
Pelaksanaan
Kader
Kader
Kader
Kader
Kader
atau
kader
bersamapetugas kesehatan
D. Tugas dan Tanggungjawab Pelaksana
Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak. Adapun
tugas
dan
tanggungjawab
masing
masing
pihak
dalam
setempat.
Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu.
Mempersiapkan sarana posyandu.
Melakukan pembagian tugas antar kader.
Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya.
Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan.
BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. Pencatatan
Pencatatan di lakukan oleh kadersegera setelah kegiatan di laksanakan.
Pencatatan di lakukan dengan menggunakan format baku sesuai dengan
program kesehatan, Sistim Informasi Posyandu ( SIP ) atau Sitim
Informasi Manajemen ( SIM ) yakni :
a. Buku register kelahiran dan kematian
bayi,
ibu
hamil,
ibu
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Klangenan
Pelaksana
Eva Kunaefa
NIP 198410072009122001